Namun, Nova tidak ingin lagi berhubungan dengan Brian.Jika ingin membalas dendam, Nova akan menggunakan cara lain.Nova tersenyum dan berkata, "Nggak, Simon, aku dan kakakmu nggak akan bisa bersama lagi."Setelah Nova selesai berbicara, sebuah bayangan tiba-tiba muncul di sekelilingnya.Nova mengerutkan kening, mendongak dan melihat Brian berdiri di samping meja dengan memakai setelan jas.Ekspresi Brian terlihat tenang, tapi ada sedikit makna yang tidak diketahui di matanya."Kak!" Mata Simon tiba-tiba berbinar. "Kenapa kamu datang ke sini?"Nova menatap Simon dan menunduk.Kemampuan akting Simon sangat buruk. Entah sebodoh apa pun Nova, dia bisa tahu bahwa pertemuan kali ini adalah sebuah jebakan."Aku lewat sini sepulang kerja dan kebetulan melihat Simon di sini, jadi aku masuk untuk menyapanya. Apa kamu keberatan, Bu Nova?"Setelah Brian selesai berbicara, matanya tertuju pada Nova.Mereka tidak bertemu satu sama lain selama beberapa hari, Brian sudah sangat merindukannya.Nova te
Langkah kaki Nova berhenti sejenak dan mengira dia salah dengar.Sekretaris Umum mengulangi ucapannya lagi."Bu Nova, ada masalah dengan salah satu kontrak untuk proyek yang menjadi tanggung jawabmu dan kamu harus melakukan perjalanan bisnis."Nova, "..."Dia terdiam beberapa saat sebelum bertanya, "Apa aku harus pergi?""Orang itu sudah memutuskan untuk bernegosiasi dengan pemimpin proyek."Nova terdiam beberapa saat sebelum menjawab.Sebenarnya Nova belum resmi mengundurkan diri dari Grup Ivy."Asistenku harus ikut denganku."Sekretaris Umum terdiam beberapa saat, "Oke, Bu Nova, aku akan memberi tahu asistenmu dan memintanya untuk menunggumu di bandara besok."Keesokan harinya.Nova mengemasi barang-barangnya dan pergi ke bandara pagi-pagi sekali.Setibanya di bandara, dia menerima telepon dari Rudy."Bu Nova, seharusnya kamu ada waktu akhir pekan ini, 'kan?"Nova mengatupkan bibirnya dan tersenyum, "Maaf, Pak Rudy. Aku ada di bandara dan harus melakukan perjalanan bisnis."Rudy jela
Brian melirik ke arah Nova dan bertanya, "Sudah ada Rudy, jadi kamu nggak mau duduk bersamaku?"Nova tidak menjawabnya dan hanya mengusap pelipisnya dengan agak lelah."Nggak tidur cukup tadi malam?" Pria itu bertanya lagi.Nova tidak ingin memedulikannya dan langsung memejamkan matanya setelah duduk.Nova benar-benar tidak beristirahat yang baik tadi malam.Kontrak yang salah kali ini agak rumit.Nova hanya menyiapkan materi sampai tengah malam.Nova terus sibuk dan tubuhnya belum pulih dengan baik, jadi dia tertidur tidak lama setelah pesawat lepas landas.Tatapan Brian tertuju pada wajahnya.Sorot matanya terlihat muram.Setelah beberapa saat berlalu, Brian mengangkat tangannya dan meletakkan kepala Nova di bahunya.Saat bangun, pesawat telah mendarat.Nova membutuhkan dua detik untuk menyadari kalau dia sedang bersandar di bahu Brian.Tubuhnya juga ditutupi dengan jas.Itu adalah jas yang dibeli untuknya dulu.Tatapan Nova tertuju pada setelan itu dan menjadi linglung.Adegan yang
Setelah mendengar kata-kata ini, Nova berbalik dan berjalan keluar dengan wajah pucat."Aku akan pergi memeriksa hotel lain."Brian menyipitkan mata dan mendekat untuk menghentikan Nova."Lepaskan!"Tatapan Brian berkilat dengan penuh ancaman, "Kamu begitu enggan berbagi kamar denganku?"Raut wajah Nova berubah menjadi muram, "Brian, menurutmu pantaskah kita berbagi kamar dengan hubungan kita seperti ini?"Brian mendengus dan menjawab, "Aku nggak keberatan.""Aku keberatan!"Nova menarik tangannya dan berjalan keluar.Brian menariknya langsung ke dalam lift.Ada orang lain di dalam lift. Nova tidak meronta lagi, tetapi sudut bibirnya menegang.Setiap saraf di tubuhnya menolak untuk terus bersikap tidak jelas dengan Brian.Akan tetapi, pria ini menolak untuk melepaskannya.Setelah keluar dari lift, Brian langsung menarik Nova ke dalam kamar.Begitu memasuki pintu, Brian langsung mendorongnya ke pintu.Aura yang luar biasa menekan Nova seperti ini.Ponsel Brian tiba-tiba berdering tepat
Simon tercengang dengan setiap pertanyaan yang dilontarkan.Dia juga tahu semuanya sia-sia saja tanpa bukti pasti."Tapi setidaknya kita bisa bertanya, 'kan?""Tanya apa? Apakah dia merencanakan penculikan itu atau dia sengaja menggunakan cacatnya untuk memancingku pergi?"Simon tiba-tiba tidak tahu bagaimana harus menjawabnya.Meskipun menanyakan hal-hal ini, mungkin mereka tidak akan mendapatkan jawaban yang memuaskan."Lanjutkan penyelidikan masalah Damian dan anggap saja kamu nggak tahu masalah ini untuk saat ini."Brian mengakhiri panggilan setelah selesai berbicara.Setelah Nova keluar dari kamar Brian, dia langsung meninggalkan hotel.Dia naik taksi dan langsung pergi ke hotel berikutnya.Akan tetapi, seperti yang dikatakan resepsionis sebelumnya, tidak ada kamar yang tersedia di hotel terdekat karena pameran internasional.Nova mencari beberapa hotel berturut-turut dan semuanya seperti ini.Nova berdiri di pinggir jalan dengan raut wajah muram.Pesan masuk ke ponselnya satu per
Bagaimanapun, ini karena dia terlalu lengah.Awalnya dia hanya ingin membawa Nova pergi. Dengan begitu, dia juga tidak dapat kontak langsung sama Rudy lagi.Tidak sangka, tanpa Rudy, masih ada Bisma.Raut wajah Brian sangat muram.Dia menghentikan mobil di pinggir jalan, lalu membuka pintu dan turun dari mobil.Belum tiba di depannya, dia sudah mendengar suara tawa dua orang.Sontak, raut wajahnya makin muram.Brian berdiri di samping kedua orang itu dengan tatapan muram.Saat Nova melihat Brian, senyuman di wajahnya langsung membeku."Kakak, ayo kita pergi."Bisma juga melihat Brian. Dia tidak mengatakan apa pun, melainkan mengangguk pada Nova."Kamu mau ke mana?"Brian mengerutkan kening sambil bertanya.Nova tidak berbicara, melainkan langsung menarik pintu mobil Bisma.Brian menyunggingkan ekspresi muram dan pergi menutup pintu mobil."Nova, apa kamu dengar kata-kataku? Aku tanya kamu mau ke mana!"Ekspresi Nova sangatlah muram."Brian, apa kamu terlalu banyak campur tangan urusan
Akan tetapi, sekarang dia difitnah Brian karena Nova.Bisma tersenyum dan berkata, "Nggak perlu merasa bersalah. Sebenarnya dia nggak salah, aku memang ada pikiran seperti itu terhadapmu."Nova mengatupkan bibir dan tersenyum pahit.Dia tidak pantas untuk Bisma.Tidak pantas dari segi apa pun.Bisma bisa menyadari bahwa Nova masih belum melupakan hubungan sebelumnya.Bisma juga tidak terburu-buru. Bagaimanapun, dia sudah menunggu selama 3 tahun, sehingga tidak peduli untuk menunggu beberapa tahun lagi.Dia berkata dengan suara lembut, "Apa kamu mau makan malam?"Nova menggelengkan kepala.Setelah selesai bernegosiasi sama mitra kerja sudah pukul 10 lewat.Padahal dia ingin pulang ke hotel, lalu memesan makan dari hotel.Tidak sangka, malah berakhir seperti ini."Kalau begitu, bagaimana kalau biar aku bawa kamu makan enak? Apa kamu mau makan sesuatu?"Nova berkata sambil tersenyum, "Terserah. Mungkin nanti aku makan mi rebus saja."Bisma menatapnya sambil berkata, "Apa kamu biasanya ser
Nova tidak sempat mengelak dan wajahnya sakit kepanasan akibat tamparan ini.Dia meraba wajahnya, lalu menoleh ke arah Chelsea yang berdiri di samping pelayan."Wanita murahan, nggak hanya menggoda Brian, ternyata masih mau menggoda Kak Rudy. Apa kamu begitu butuh pria?"Habis bicara, Chelsea masih ingin bertindak kasar.Tidak sangka, Nova langsung mengangkat tangan dan menamparnya.Bunyi tamparan yang garing bergema di koridor. Nova sama sekali tidak segan sama Chelsea.Jelas pelayan juga terkejut dengan adegan ini.Dia tertegun menatap Nova."Nona, apa aku perlu bantu melapor kepada polisi?"Nova mengatupkan bibir dan melontarkan tatapan ke wajah Chelsea, lalu berkata pada pelayan, "Oke! Tolong sekalian bantu panggil satpam, terima kasih."Pelayan itu segera mengangguk.Chelsea bingung setelah dipukul oleh Nova. Dia tidak sangka ternyata Nova berani membalasnya.Sontak, dia berteriak."Nova, ini adalah hotel milik Keluarga Selena. Apa kamu percaya bahwa aku bakal membuat kamu hidup s