Setelah mendengar kata-kata ini, Nova berbalik dan berjalan keluar dengan wajah pucat."Aku akan pergi memeriksa hotel lain."Brian menyipitkan mata dan mendekat untuk menghentikan Nova."Lepaskan!"Tatapan Brian berkilat dengan penuh ancaman, "Kamu begitu enggan berbagi kamar denganku?"Raut wajah Nova berubah menjadi muram, "Brian, menurutmu pantaskah kita berbagi kamar dengan hubungan kita seperti ini?"Brian mendengus dan menjawab, "Aku nggak keberatan.""Aku keberatan!"Nova menarik tangannya dan berjalan keluar.Brian menariknya langsung ke dalam lift.Ada orang lain di dalam lift. Nova tidak meronta lagi, tetapi sudut bibirnya menegang.Setiap saraf di tubuhnya menolak untuk terus bersikap tidak jelas dengan Brian.Akan tetapi, pria ini menolak untuk melepaskannya.Setelah keluar dari lift, Brian langsung menarik Nova ke dalam kamar.Begitu memasuki pintu, Brian langsung mendorongnya ke pintu.Aura yang luar biasa menekan Nova seperti ini.Ponsel Brian tiba-tiba berdering tepat
Simon tercengang dengan setiap pertanyaan yang dilontarkan.Dia juga tahu semuanya sia-sia saja tanpa bukti pasti."Tapi setidaknya kita bisa bertanya, 'kan?""Tanya apa? Apakah dia merencanakan penculikan itu atau dia sengaja menggunakan cacatnya untuk memancingku pergi?"Simon tiba-tiba tidak tahu bagaimana harus menjawabnya.Meskipun menanyakan hal-hal ini, mungkin mereka tidak akan mendapatkan jawaban yang memuaskan."Lanjutkan penyelidikan masalah Damian dan anggap saja kamu nggak tahu masalah ini untuk saat ini."Brian mengakhiri panggilan setelah selesai berbicara.Setelah Nova keluar dari kamar Brian, dia langsung meninggalkan hotel.Dia naik taksi dan langsung pergi ke hotel berikutnya.Akan tetapi, seperti yang dikatakan resepsionis sebelumnya, tidak ada kamar yang tersedia di hotel terdekat karena pameran internasional.Nova mencari beberapa hotel berturut-turut dan semuanya seperti ini.Nova berdiri di pinggir jalan dengan raut wajah muram.Pesan masuk ke ponselnya satu per
Bagaimanapun, ini karena dia terlalu lengah.Awalnya dia hanya ingin membawa Nova pergi. Dengan begitu, dia juga tidak dapat kontak langsung sama Rudy lagi.Tidak sangka, tanpa Rudy, masih ada Bisma.Raut wajah Brian sangat muram.Dia menghentikan mobil di pinggir jalan, lalu membuka pintu dan turun dari mobil.Belum tiba di depannya, dia sudah mendengar suara tawa dua orang.Sontak, raut wajahnya makin muram.Brian berdiri di samping kedua orang itu dengan tatapan muram.Saat Nova melihat Brian, senyuman di wajahnya langsung membeku."Kakak, ayo kita pergi."Bisma juga melihat Brian. Dia tidak mengatakan apa pun, melainkan mengangguk pada Nova."Kamu mau ke mana?"Brian mengerutkan kening sambil bertanya.Nova tidak berbicara, melainkan langsung menarik pintu mobil Bisma.Brian menyunggingkan ekspresi muram dan pergi menutup pintu mobil."Nova, apa kamu dengar kata-kataku? Aku tanya kamu mau ke mana!"Ekspresi Nova sangatlah muram."Brian, apa kamu terlalu banyak campur tangan urusan
Akan tetapi, sekarang dia difitnah Brian karena Nova.Bisma tersenyum dan berkata, "Nggak perlu merasa bersalah. Sebenarnya dia nggak salah, aku memang ada pikiran seperti itu terhadapmu."Nova mengatupkan bibir dan tersenyum pahit.Dia tidak pantas untuk Bisma.Tidak pantas dari segi apa pun.Bisma bisa menyadari bahwa Nova masih belum melupakan hubungan sebelumnya.Bisma juga tidak terburu-buru. Bagaimanapun, dia sudah menunggu selama 3 tahun, sehingga tidak peduli untuk menunggu beberapa tahun lagi.Dia berkata dengan suara lembut, "Apa kamu mau makan malam?"Nova menggelengkan kepala.Setelah selesai bernegosiasi sama mitra kerja sudah pukul 10 lewat.Padahal dia ingin pulang ke hotel, lalu memesan makan dari hotel.Tidak sangka, malah berakhir seperti ini."Kalau begitu, bagaimana kalau biar aku bawa kamu makan enak? Apa kamu mau makan sesuatu?"Nova berkata sambil tersenyum, "Terserah. Mungkin nanti aku makan mi rebus saja."Bisma menatapnya sambil berkata, "Apa kamu biasanya ser
Nova tidak sempat mengelak dan wajahnya sakit kepanasan akibat tamparan ini.Dia meraba wajahnya, lalu menoleh ke arah Chelsea yang berdiri di samping pelayan."Wanita murahan, nggak hanya menggoda Brian, ternyata masih mau menggoda Kak Rudy. Apa kamu begitu butuh pria?"Habis bicara, Chelsea masih ingin bertindak kasar.Tidak sangka, Nova langsung mengangkat tangan dan menamparnya.Bunyi tamparan yang garing bergema di koridor. Nova sama sekali tidak segan sama Chelsea.Jelas pelayan juga terkejut dengan adegan ini.Dia tertegun menatap Nova."Nona, apa aku perlu bantu melapor kepada polisi?"Nova mengatupkan bibir dan melontarkan tatapan ke wajah Chelsea, lalu berkata pada pelayan, "Oke! Tolong sekalian bantu panggil satpam, terima kasih."Pelayan itu segera mengangguk.Chelsea bingung setelah dipukul oleh Nova. Dia tidak sangka ternyata Nova berani membalasnya.Sontak, dia berteriak."Nova, ini adalah hotel milik Keluarga Selena. Apa kamu percaya bahwa aku bakal membuat kamu hidup s
Terdengar bunyi bum, pintu kamar tertutup dan menghalangi pandangan mereka.Setelah berdiri diam beberapa detik di tempat, Chelsea mulai memarahinya lagi."Wanita murahan, kamu menggoda Kak Rudy masih saja nggak mau mengaku. Aku nggak bakal mengampunimu!"...Di dalam kamar.Brian menatap Nova dengan tatapan sedih.Setelah kejadian ini, barulah Nova merasa agak takut.Dia berdiri di tempat dan jari tangannya bergetar.Dia mengepalkan kedua tangan yang tergantung di samping. Entah berapa lama kemudian, barulah dia berkata, "Terima kasih."Brian meliriknya, lalu menarik dia masuk ke kamar mandi.Tangan dan wajah Nova masih bernoda darah.Brian membawa dia ke kamar mandi. Setelah bantu dia mencuci noda darah di tubuhnya, barulah dia berkata, "Apa kamu terluka?"Nova menggelengkan kepala."Nggak ada."Ekspresi wajah Brian menjadi muram.Tatapan Brian tetap begitu dingin.Dia mencubit dagu Nova dan membuat Nova mengangkat kepalanya."Nova, apa kamu melihatnya? Ini adalah masalah yang diseba
Begitu Nova habis bicara, Brian langsung mengerutkan kening."Jelas kamu tahu bahwa ini adalah urusan kita, nggak ada hubungan sama Yasmin, kenapa kamu nekat mau mempermasalahkan Yasmin?"Nova bertatapan dengan Brian beberapa lama, lalu mencibir.Tiada yang tahu betapa jengkelnya dia terhadap Yasmin.Seolah-olah dia begitu tidak masuk akal dan tidak bisa melupakannya.Akan tetapi, jika dia tidak mempermasalahkan Yasmin, apakah Yasmin akan melepaskannya?Tidak akan.Selagi Brian tidak sepenuhnya memutuskan hubungan sama dia, Yasmin hanya akan makin merajalela.Dia mencibir, "Apa benar-benar nggak ada hubungan sama dia? Brian, apa gunanya kamu menindas orang seperti ini? Apa kamu pikir kamu bisa menutupi sifatmu yang nggak setia dengan cara seperti ini?"Nova sama sekali tidak segan saat berbicara sama Brian.Tatapan dia terhadap Brian pun begitu dingin.Tentu saja, Brian juga menyadari tatapan Nova yang dingin.Brian merasa agak kecewa.Tiba-tiba, dia agak menyesal dengan kata-kata yang
Brian tiba-tiba menyipitkan mata dan bertanya, "Apa yang kamu katakan?""Aku bilang kamu cepat pergi dari sini! Mengerti?"Nova tidak ingin berhubungan sama dia lagi.Sebenarnya mereka juga tidak perlu berhubungan lagi.Masalah di antara mereka tidak hanya Yasmin.Brian membela Yasmin termasuk suatu permasalahan utama. Jika begitu, akal dari permasalahan mereka adalah Brian ... tidak menyukainya.Sejak awal sampai akhir, Brian tidak pernah memandangnya.Sebab itu, barulah dia meninggalkan Nova saat berkali-kali membuat pilihan.Sementara itu, masalah tadi hanya dianggap sebuah percobaan saja.Jika dia ingin menghadapi Yasmin, terpaksa harus mempertimbangkan kondisi di mana Brian akan membelanya.Bagaimanapun, pria ini membela Yasmin, tidak peduli terhadap dia atau Michael akan menjadi sebuah halangan besar.Mata Brian sontak terbakar membara.Ternyata Nova mengusirnya?Ternyata wanita ini berani mengusirnya?"Nova, apa begitu cara kamu memperlakukan orang yang menolongmu?"Nova mengatu