Rumah kembali sepi, kedua orang tamunya sudah pergi. Rafa berada di balkon kamar sambil termenung. Saat ini, sudah hampir dua puluh empat jam dia kehilangan jejak dari seorang Nanda.
Rafa membuka tas ransel yang selalu Ia bawa saat bekerja. Mengambil sebuah benda berupa buku yang sudah hampir dua bulan ini setia menemani kesehariannya.Perlahan dia membuka halaman yang ia tandai saat terakhir membaca buku.
Halaman yang bercerita mengenai Kencan sepasang kekasih di atas kereta dan pernyataan cinta sang Lelaki kepada perempuannya di depan orang banyak.
Seharusnya, mereka melalui cerita di halaman berikutnya yaitu makan malam yang romantis di tempat yang tidak biasa. Dan rencananya Ia akan mengajak Nanda untuk makan di pinggir pantai menikmati suasana malam.
Karena tidak dapat melakukan hal itu. Rafa membaca halaman selanjutnya, terus sampai di pertengahan buku. Lebih banyak mengenai keluh kesah dan curahan hati p
Rafa tetap dalam posisi terkapar di parkiran kantor Davi, hari sudah gelap. Lelaki itu menutup kedua matanya dengan siku tangan kanan. Air yang jatuh dari langit secara perlahan, tidak membuatnya bergeming. Bersama gerimis yang turun membasahi bumi saat itu, Rafa menyadari, untuk pertama kali, Dia menangis karena seorang perempuan. Dengan motornya, Rafa meninggalkan tempat itu. Dia ingin menemui seseorang. Sudah lama sekali tidak bertemu dengannya. Lagipula sebentar lagi dia akan kembali bekerja di tempat Papa, jadi Rafa harus memberi kabar dulu kepada Mamanya. Seorang asisten rumah tangga menyambut kedatangannya. Dia terkejut melihat anak majikannya datang di malam hari dalam keadaan baju yang basah dan kotor. "Ganti baju dulu, di kamar masih banyak baju Mas Rafa." "Terima kasih, Bi. Mama di mana?," tanya Rafa. "Masih di ruang kerja." Rafa berjalan menuju ruang kerja Ibunya tanpa mengganti baj
Ada banyak pesan dan panggilan dari beberapa orang saat Nanda mengaktifkan kembali ponsel. Dia hanya membuka satu roomchat, milik Desi.Ada pesan yang bertanya tentang alasan pengunduran dirinya dari kantor, info mengenai tanggal pernikahannya dengan Arpan dan paling terakhir, Desi malah memberitahukan kedatangan Raga ke kantor dan juga Rafa yang bolak balik mencari dirinya.Nanda tidak membalas satupun pesan dari Desi. Karena pikirannya teringat kembali dengan dua sosok Kakak beradik pemberi rasa luka di hatinya.Yang satu, sangat tidak tahu diri , sudah punya istri secantik bidadari masih mengusik dirinya.Yang satu lagi lebih parah, bermain main dengan perasaan cintanya kemudian pura pura jatuh cinta padahal masih berhubungan dengan masa lalu.Dua duanya tidak pernah mencintainya.Yang satu manusia penuh ambisi dan tidak mau kalah.Yang satu lagi merasa mencintai karena terlebih dahulu dici
Hidup terus berlanjut.Dua minggu sudah, Rafa menduduki posisi penting di Perusahaan menggantikan ayahnya. Kini Dia menjabat sebagai Chief Financial Officer, CFO, atau Direktur Keuangan. Di hari pertama Rafa sudah membuat ulah dengan memecat sekretaris wanita yang disiapkan pihak kantor dan menggantinya dengan seorang pria muda yang merupakan bawahannya dulu saat menjadi CEO. Posisi yang kini dipegang oleh Raga. Tidak mau ada pesta penyambutan atau serah terima jabatan atau acara sejenis, Rafa langsung bekerja dan mulai menghitung berapa hari lagi ia bisa bebas dari semuanya. "Bagaimana kabar hari ini di kantor?," tanya Radian saat mereka berdua makan malam di kediamannya. "Sama saja, seperti biasa. " jawab Rafa seadanya. "Jika ada sesuatu yang mencurigakan, katakan saja." "Mencurigakan bagaimana?." "Situasinya beda sekarang, Irene punya pengaruh besar di kantor, lihat dan cermati." "Kesimpu
Sabtu malam sekitar pukul sebelas, Rafa mendapat pesan dari nomor Amara yang mengabarkan bahwa ada hal penting yang ingin perempuan itu bicarakan.Rafa tidak membalas pesan tersebut, dia sudah tidak ingin berurusan lagi dengan Perempuan yang sudah dikenalnya sejak kecil itu.Amara yang mempunyai hubungan cinta dengan adik angkatnya. Dan menjadikan Rafa sebagai tameng hingga bersedia untuk menjadi kekasih, bertunangan dan menjalani hubungan jarak jauh.Atas dasar apa Rafa bersedia melakukan semua itu untuk Amara? . Karena rasa bakti dan hormat kepada ibunya, Larasati.Lagipula,siapa yang tidak ingin punya istri sekelas Amara. Hanya saja, di tengah jalan, Rafa kembali dipertemukan dengan perempuan labil yang ia sangka sudah melupakan tapi ternyata masih menjadikannya pujaan hati.Sebuah pesan datang lagiAmara : Orang tua minta kita lanjut menikahAmara : jawab, Raf
Irene Berliana adalah istri Raga Wicaksana, perempuan pertama yang menjadi menantu di keluarga besar Radian Haditama dan Larasati.Perempuan yang selama beberapa bulan pernah menjadi kekasih Rafa juga semasa di SMA.Sebuah kisah kasih yang diwarnai dengan kehadiran gadis lain yang selalu berusaha mendekati Rafa, atas dasar suka, cinta pandangan pertama. Mungkin gadis itu penganut faham, selama janur kuning belum melengkung, siapapun berhak memiliki.Dengan posisi sekarang, Irene harusnya bahagia. Harta, tahta, suami petinggi perusahaan, entah apalagi yang kurang.***Rafa mendengus, melihat sosok wanita yang duduk di sofa ruangan kerjanya. Azka asisten pribadi Rafa berdiri di dekat pintu."Ngga ada kerjaan Lo?, jam segini gangguin orang,"ujar Rafa setelah duduk di kursi kerjanya.Perempuan dengan pakaian kantor tapi riasan wajah seperti hendak ke pesta itu tersenyum meremehkan." Sok sibuk, L
Rafa baru saja merebahkan diri di atas tempat tidur ketika terdengar bunyi notif di ponsel. Lelaki itu kembali duduk dan membuka satu persatu kancing kemeja. Ponsel kembali berbunyi.Ada pesan yang berasal dari grup percakapan yang sudah sekian lama sunyi senyap. Dua gambar dikirim Desi. Foto seseorang yang diambil secara candid.Perempuan cantik berambut sebahu dengan riasan wajah yang membuatnya terlihat sedikit pangling.Rafa merasakan debar jantungnya menjadi kencang. Kepada sosok yang ada di gambar itu, beribu kata rindu ingin dia sampaikan.Tidak lama postingan gambar itu dihapus oleh Desi. Entah kenapa. Mungkin si pemilik wajah protes dan marah.Rafa tersenyum getir, memikirkan kisah cintanya bersama perempuan tadi. Di tengah keyakinan bahwa masih ada kesempatan bagi mereka, terselip perasaan takut jika suatu saat Nanda menolak untuk menikah dengannya.Rafa kembali memakai kemeja dan menyambar jasnya. Set
Entah berapa kali dalam hari ini Rafa memeriksa roomchatnya dengan Hendra.Bahkan di tengah meeting divisi keuangan , matanya lebih sering menatap ponsel, berharap ada pesan yang masuk. Azka yang menggantikan fokus Tuannya, Dia sangat serius dan berusaha memahami rangkaian isi rapat hari ini. Meeting selesai dan waktu menunjukkan saatnya untuk makan siang. Rafa meminta Azka untuk membawakan makanan ke ruangan kerja, Dia tidak ingin makan di luar, karena fokus memandangi ponsel. Pesan itu datang, di jam pulang kantor.Hendra mengirim alamat tempat tinggal Nanda. Rafa tidak berfikir panjang lagi, Lelaki itu menuju alamat yang tertera. Sendiri, mengemudi mobil.Butuh dua jam perjalanan dengan kecepatan tinggi tentunya. Ada dua orang wanita yang menemuinya saat Rafa sudah berada di ruang tamu rumah yang tampak seperti villa tersebut. "Jadi kamu ke sini ingin bertemu anak saya?." Rafa mengangguk.&nbs
Tahun 2009Rafa menghentikan langkah di Koridor kelas yang sepi setelah istirahat kedua.Seorang gadis berambut sepinggang tampak berbalik melangkah ke arah lain. Seperti menghindar berpapasan dengannya.Nanda tidak lagi menemuinya. Sejak Irene mendatangi kelas gadis itu sebulan yang lalu.Sebuah peristiwa yang menjadi topik pembicaraan di sekolah selama beberapa hari dan Rafa putus hubungan dengan Irene.Istri sah melabrak PHO. Kurang Ajar sekali yang membuat caption di video yang beredar pada saat itu.Rafa tidak suka orang memberi Nanda label sebagai PHO.Rafa berdiri di depan kelas Nanda. Mencari keberadaan gadis itu. Kehadirannya menarik perhatian seorang cowok yang sedang menghapus papan tulis."Cari siapa Lo? Nanda?.""Ada ngga?. ""Perpus kali, di kelas ngga ada."Rafa berlalu tanpa mengucapkan Terima kasih.Di depan Perpustakaan Nanda sedang berbicara dengan dua cowok. Perempuan itu te