Share

17. Tunggu

"Faisal," Samantha berhenti melangkah.

"Ayo, Nona. Mereka tidak berhenti mengejar kita."

"Terima kasih," Samantha memegang pundak Faisal.

"Aiss, sekarang bukan waktunya bicara demikian."

Faisal menatap gadis itu. Samantha menggelengkan kepala. "Aku sudah tidak sanggup lagi."

"Mereka akan menangkapmu ...."

"Biar saja. Toh, mereka tidak akan membunuhku."

"Kami tidak yakin dengan hal itu."

"Dia membutuhkan aku untuk menemui ayahku."

"Setelah itu? Setelah mereka tidak membutuhkanmu, apakah mereka akan tetap membiarkanmu hidup?"

Samantha berpikir ulang tentang janji Letnan Felix yang tidak akan membunuhnya. "Benar juga apa katamu."

"Ayolah, Tuan Muhsin sudah mengangkatmu menjadi anak buahnya. Dia merasa bertanggungjawab akan keselamatanmu. Jadi, biarkan saya menyelesaikan tugas. Menjemputmu dan kembali ke kapal Bintang Timur."

Hutan itu benar-benar gelap. Mereka berdua tidak sanggup menentukan arah pulang. Terlebih, langit tertutup awan sehinggga tidak ada bintang yang bisa dijadikan petun
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status