Share

13. Pelarian

Samantha mulai merasakan kelelahan. Dia bernafas dengan terengah-engah. Matanya mengamati keadaan. Merasa aman, hanya merasa aman walaupun dia tidak bisa memastikan apakah dirinya masih aman dalam beberapa menit ke depan.

"Setidaknya, sekarang aku memiliki senapan," gadis itu bergumam. Bicara pada dirinya sendiri untuk meyakinkan hati. "Andaikan mereka mendekat, aku bisa menembaknya."

Setelah sekian lama berjalan, Samantha sampai ke area hutan yang tidak terlalu tergenang. Masih ada air yang membasahi tanah namun tidak setinggi sebelumnya. Paku-pakuan tampak menutup tanah. Tumbuh diantara pepohonan sehingga tampak warna hijau diantara batang pohon yang hitam atau kecokelatan.

"Ih, bekicot," hampir saja Samantha berteriak karena merasa jijik dengan makhluk bercangkang yang nongkrong di atas daun. "Ya Tuhan, kenapa aku harus berada di tempat seperti ini ...."

Jika keadaan begitu tidak menyenangkan, dia ingin sekali mengeluhkan semuanya kepada sang ibu. "oh, ibu. Bagaimana keadaanmu di
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status