Home / Romansa / Nameless Love / Bukan Pengikat Biasa

Share

Bukan Pengikat Biasa

Author: Bara Shinju
last update Last Updated: 2021-07-18 15:06:10

Tujuan kami bukan apotek atau toko baju. Tapi, toko perhiasan yang ada di serbang jalan ini. Toko emas mulia. Rasanya lemas sekali kakiku untuk menginjak kaki di pelataran toko tersebut. Namun genggaman tangan Mas Alshad terus menuntunku untuk sampai pada toko tersebut.

"Selamat datang. Ada yang bisa kami bantu, mau cari perhiasan apa?"

Seorang pelayan wanita datang dengan ramah.

"Cincin, Mbak." Jawab Mas Alshad.

"Untuk pernikahan? Atau untuk mbak-nya?" tanya pelayanan tersebut dengan menunjuk ke arahku dengan telapak tangan yang lebar.

Aku nyengir. Kalau itu benar, aku pasti adakan dengan senang bukan masam seperti ini.

"Pernikahan, Mbak." Jawab Mas Alshad lagi.

"Oh. Baiklah, tunggu sebentar."

Sembari menunggu mbak pelayanan itu mengambil beberapa contoh cincin tersebut. Aku duduk, mengambil ponselku dan mengutak-atik apapun yang bisa aku lihat dan chek. Menscroll laman Instragram ataupun melihat status W******p orang-orang yang tersimpan di kontak.

"Silakan, Mas, Mbak..."

Pelayanan itu datang. Membawa beberapa cincin couple.

"Nduk... Lihat."

Mas Alshad menegur karena aku tidak segera melihat-lihat cincin tersebut.

"Ini desain terbaru toko kami. Taburan pasir diamond putih di sekeliling cincin."

Mbak itu memperlihatkan desain tersebut padaku. Mau tidak mau aku mengambilnya. Aku lihat detail tersebut, seperti berpasir namun cukup elegan dan mewah.

"Sini,"

Mas Alshad merebut cincin tersebut. Lalu dengan cepat memasangnya di jari manisku. Aku terkejut. Dia juga mengelus-elus cincin sekaligus jemariku tersebut.

Andai benar, cincin itu akan melingkar di jariku pastilah aku akan mengembangkan senyum di bibirku ini. Namun, cincin ini hanya sebagai contoh dan percobaan yang nantinya akan di berikan oleh perempuan lain.

Ah, Nimas. Sadarlah... Jangan lagi kamu berharap lebih.

"Cantik. Pas untuk Mbak-nya!" Seru pelayanan tersebut.

"Sedikit longgar, ya? Apa bisa pesan dengan ukuran jarinya?" tanya Mas Alshad.

"Barangkali jari Mbak Nadia lebih besar daripada punyaku." Sahutku.

"Masak? Sama mungkin?" Bantah Mas Alshad.

Aku mengembuskan nafas kasar. Terserahlah.

"Loh, saya kira mbaknya yang jadi calon pengantinnya." Sahut pelayanan tersebut.

Blus! Wajahku langsung merah padam. Anggapan itu saja sudah bisa membuatku tidak bisa menahan malu dan gejolak hati yang tak karuan.

"Haha. Bukan, Mbak. Ini adik saya." Balas Mas Alshad.

Kata-kata itu langsung membuat hatiku jatuh teratakan semua.

Kenyataan yang pahit bukan. Ketika aku, sebagai sepupu adik perempuan entah sejak kapan memiliki rasa ingin memiliki yang lebih dari kakak sepupu laki-lakinya. Seharusnya rasa itu tidak pernah ada.

Kenyataan dalam patah hati lainya adalah, ketika kita tidak bisa memiliki namun di takdirkan untuk mencintai.

Aku melihat cincin di jari manisku. Berlahan aku melepas, lalu meletakkannya di atas wadahnya lagi.

"Cantik, tidak?'' tanya Mas Alshad lagi.

Aku tersenyum tipis lalu mengangguk. Dia berbinar, lalu mengambil kotak cincin tersebut.

"Aku ambil ini, ya mbak. Tiga pasang." Kata Mas Alshad pada karyawan tersebut.

"Hah! Banyak sekali, mau di taruh mana cincin lainya?" tanyaku tidak mengerti.

"Nih, kamu suka, kan?" Jemari Mas Alshad mengambil cincin itu lagi. Lalu memasukkannya kembali pada jari manisku. Rasa haru tiba-tiba merasuk dalam hatiku. Melihat cincin itu melingkar manis di jarimu lagi.

Aku tidak ingin cincinnya sebenarnya. Aku menginginkan dia yang sedang tersenyum indah di depanku.

"Kalau mau apa-apa, bilang. Jangan manyun terus gitu." Ujarnya sambil mencubit hidungku.

Aku pura-pura kesal dan lekas menjauhkannya jarinya yang jahil dari hidungku.

"Apaan, sih? Ikhlas, nggak? Lagian aneh-aneh. Masak iya, couple tiga?" Cemberutku.

"Ya, gak papa, kan? Toh, Nadia juga gak bak bakal keberatan. Dia kan, sahabatmu."

Kenyataan lain yang harus aku telan. Aku tidak bisa membenci orang yang akan merebut dia dariku. Karena gadis itu adalah sahabatku sendiri. Kami telah lama bersahabat, bahkan sudah seperti saudara.

Cincin itu sudah melingkar. Namun dia simbol kasih sayang seorang kakak pada adiknya. Tanda terimakasih, atas waktu yang selama ini telah kita lalu, pun mungkin tanda syukur karena aku telah mempertemukan dia dengan jodohnya.

"Yuk..."

Mas Alshad sudah membawa sekantong lagi sepasang cincin lainya. Senyum di bibirnya, sejak tadi sama sekali tidak pudar. Mungkin, itu karena dia sedang Bahagia. Bahagia, akan memulai kehidupan barunya.

Baru saja kami keluar dari toko perhiasan tersebut. Tidak tahu, bagaimana kejadiannya seseorang menabrakku dari belakang. Membuatku langsung tersungkur jatuh ke depan.

"Aw!"

"Maaf...Maaf, Mbak. Saya tidak sengaja." Seorang laki-laki dengan satu tongkat di tanyanya. Pandangan tak menentu arah, pun tongkatnya yang seakan dia buat untuk mencari tahu apa yang ada di depannya.

"Nimas, kamu tidak apa-apa?" Mas Alshad langsung membantuku berdiri. Sedang laki-laki di depanku masih saja memandang tanpa arah lagi.

"Maaf, ya Mbak. Saya kurang hati-hati." Ungkapnya lagi. Dia berbinar kepadaku, namun arah matanya tidak sampai memandangku.

Aku sudah berdiri lagi. Saling mencari tahu keadaannya dengan bertukar pandang dengan Mas Alshad. Sepertinya, Mas Alshad memikirkan hal yang sama juga.

"Mbak, tidak apa-apa? Apa ada yang luka. Sekali lagi, maaf ya Mbak." Ungkapan lagi.

Sejak tadi dia terus terusan meminta maaf.

Mas Alshad dengan segera meraih tangan laki-laki tersebut. Mengarahkan ke arahku yang sedang berdiri memandangnya.

"Tidak apa-apa, Mas. Adik saya baik-baik saja, kok." Kata Mas Alshad.

"Iya. Saya baik-baik saja." Tambahku.

"Syukurlah,"

Ke khawatirannya mulai mereda. Dia mengelus dadanya dengan seulas senyum di bibirnya.

"Kausar! Kamu disini rupanya!"

Seorang wanita berhijab dengan pakaian longgar hitam menawan berlari kecil ke arah kami.

"Maaf, beb. Tadi, aku tidak sengaja menabrak orang ini." Ujarnya ketika ia sampai di antara kami. Aku mengulum senyum sambil menundukkan badan. Tanda hormat. Mas Alshad melakukan hal yang sama.

"Maaf, ya..." Kata wanita itu penuh penyesalan.

Kedua orang ini suka sekali meminta maaf. Padahal, kecelakaan tadi tidaklah parah. Aku pun hanya merasakan sakit di telapak tangga dan siku kakiku saja.

"Tidak apa-apa. Kalau gitu saya permisi dulu, ya..." Mas Alshad mengakhiri.

"Apa ada yang luka? Perlu ke dokter, kami bisa mengantarkannya!" tawar wanita itu.

"Tidak...tidak... Saya baik-baik saja, kok." Tolakku sambil menggeleng kepala cepat.

"Oh, baiklah. Sekali lagi, maaf ya... Maklum kami baru saja pindah di kota ini. Dan Rey belum mengenal daerah di sini." Ungkapnya sambil melihat kearah laki-laki yang menabrakku tadi.

"Oh... Iya, lain kali hati-hati lagi." Balasku.

Baru setelah itu, Mas Alshad kembali berpamitan. Masalahnya tidak seberapa, tapi perbincangan sampai lama. Itu artinya, mereka orang-orang baik.

Setiap orang baik. Pasti akan ringan mengucapkan tolong,maaf, dan terimakasih. Tiga kata yang menurut sebagian orang biasa saja, tapi itu bisa menunjukan sebuah karakter seseorang. Meskipun itu baru pertama kali kita bertemu dengannya. 

***

Related chapters

  • Nameless Love    Selamat Datang Rasa Sakit

    Nanti akan ada waktu, di mana hatiku tidak lagi tentangmu. Namun, percayalah hal itu adalah yang paling sulit aku lakukan di dalam kehidupanku.Larut sekali aku belum bisa tidur, menikmati malam sunyi dengan dentingan piano dari kotak musik yang aku biarkan berbunyi berulang kali.Duduk di tepian jendela, menatap bintang yang berkelipan. Malam ini sang bintang sendirian, tanpa rembulan yang mendampinginya. Meskipun begitu, Sang bintang tetap bersinar terang.Andai aku bisa seperti itu. Bisa terus terang meski sang rembulan ku tidak lagi bersamaku."Nimas, banyak orang yang akan pergi dalam hidupmu nanti. Tapi, yakinlah... Bahwa hanya aku yang tidak akan meninggalkan kamu."Itu adalah kata-kata dari Mas Alshad, ketika aku di jauhi teman-temanku sebab aku sedang sakit cangkrang.Penyakit yang menimbulkan benjolan yang gatal, dan bisa menular ke siapapun yang mendekati. Menyebabkan hawa panas dan kada

    Last Updated : 2021-07-20
  • Nameless Love    Jarak Yang Aku Ciptakan

    Simpanlah apa yang engkau pendam. Hingga debarannya hanya engkau dan Alloh saja yang mampu mendengar.Waktu terus berjalan. Semakin mendekatkan perihal lamaran yang akan datang. Antara Mas Alshad dan Mbak Nadia. Selagi mereka sibuk menyiapkan aku berlari kecil untuk sedikit menghindar. Bukan hanya hatiku yang akan lelah nantinya jika aku terus ikut andil dalam momentum tersebut, tapi juga tubuhku.Banyak orang yang mencariku. Namun dengan banyak alasan aku mampu menghindar. Syukurnya setiap alasan tidak menemukan kekosongan. Sebab memang tugas kuliah sedang banyak-banyaknya hingga harus extra waktu untuk mengerjakannya.Sering telat pulang dan menghabiskan waktu di perpustakaan kampus untuk mencari jawaban dari setiap masing-masing tugas yang di berikan.Seperti sore ini, aku masih ada di salah satu bangku dekat kaca jendela perpustakaan. Menyelami satu buku yang sejak tadi mengusik untuk aku baca.Jika d

    Last Updated : 2021-07-21
  • Nameless Love    Rasa yang Berlahan Ingin Aku Hilangkan

    Boleh kamu berlari, namun jika dia adalah takdirmu untuk kembali. Apa yang bisa kamu lakukan? "Nimas?!" Suara itu langsung menghentikan langkah ku. Dari arah depan Mas Alshad terburu menghampiriku. Wajahnya penuh dengan ke khawatir."Kok di sini?" tanyaku"Bisa-bisanya kamu sesantai itu. Seharian kamu di mana? Di cariin kayak orang hilang.""Aku di sini, gak kemana-mana.""Kenapa chat dan panggilanku tidak di jawab?""Tadi di perpustakaan, jadi aku non aktifkan.""Bikin orang khawatir saja. Aku susah gak tahu kabarmu seharian!""Kenapa harus susah sih, Mas. Lawong sudah ada Mbak Nadia, kenapa gak habisin waktu sama dia." Tanpa peduli aku berjalan lebih dulu. Sebab saat aku menanggapi perkataan dengan

    Last Updated : 2021-07-22
  • Nameless Love    Yang Tak Seharusnya ada

    Bagaimana aku bisa mengatakan, aku kehilanganmu. Jika sampai saat ini aku tidak mendapatkanmu."Oh, iya Mas. Aku tadi ketemu lagi dengan laki-laki yang kapan hari menabrakku," Untuk memecah keheningan aku bercerita tentang Reyhan pada Mas Alshad. Selama ini aku terbiasa menceritakan hari-hariku padanya."Laki-laki mana?""Itu loh, waktu beli cincin, pas kita baru saja keluar dari toko. Terus ada laki-laki kan yang nabrak aku. Itu dia, sekarang dia juga mahasiswa di kampus.""Yang Tuna netra itu? Kok bisa?''"Iya, Namanya Reyhan Ahmad. Hari ini, hari pertama dia kuliah di kampus.""Kok bisa dia kuliah di sana, maksudku dia kan tuna netra.""Aku juga gak faham. Kaget juga tadi pas li

    Last Updated : 2021-07-24
  • Nameless Love    Pertemuan pertama dengan Nadia

    Walaupun sudah tahu menyakitkan, kenapa tetap ingin kebersamaannya? Kak Nadia mengajakku untuk ikut saat dia dan Mas Alshad fitting baju lamaran mereka. Sudah pastilah pertunangan mereka akan di gelar mewah. Sebab ke dua belah pihak keluarga hanya memiliki satu-satunya putra. Mas Alshad adalah anak tunggal, sedang Mbak Nadia pun sama tunggalnya, sama sepertiku. Kami bertiga seperti saudara yang beda orang tua. Sebelum mengenal Mbak Nadia, mas Alshad hanya memiliki aku sebagai adik perempuannya. Namun setelah aku bersahabat dengan Mbak Nadia, dia pun menambahkan satu adik perempuannya. Jika di tanya, apakah hanya mbak Nadia saja sahabatku? Maka jawabku 'Iya'. Aku banyak tema

    Last Updated : 2021-08-01
  • Nameless Love    Pihan yang berbeda

    Ingatlah, jika kamu kehilangannya sesuatu yang berharga maka Alloh pasti akan gantikan sesuatu itu dengan hal yang lebih istimewaAku masih bingung kain mana yang akan aku pilih. Yang cerah kah? Padahal waktu itu akan membuat suram hatiku nantinya. Atau yang gelap? Setidaknya apa yang aku pakai akan mewakili suasana hatiku.Hanya sebuah kain, tidak melambangkan apapun nantinya. Tapi, aku tetap saja kebingungan memilihnya. Selama ini terbiasa tidak memiliki pilihan. Apapun yang aku inginkan sudah ada di depan mata tanpa harus aku kebingungan menimangnya. Misalkan, harus makan apa? Aku tidak pernah di tanya mau makan apa? Mau di masakin apa? Semua tersedia begitu saja. Itu pun sesuai seleraku.Ayah dan Ibu sangat mengerti keinginan putrinya. Tanpa bertanya beliau tahu apa yang aku suka. Aku pun terbiasa menerima tanpa perlu memberikan alasan untuk menolak atau pun merasa kurang cocok.

    Last Updated : 2021-08-02
  • Nameless Love    Kemarahan yang membuat rasa sayang

    Percayalah Alloh akan menghapus perasaanmu kepada seseorang, jika seseorang itu memang tidak layak untukmu. Aku melirik kearah papar bag di sampingku. Di sana tersimpan kain brokat berwarna sky blue. Ku hela nafas dalam, memejamkan mata lalu melihat arah jalan yang mulai menemukan sunyi. Kurang sepuluh menit toko kain tadi tutup. Aku memutuskan untuk memilih brokat warna sky blue. Mematahkan keinginan Mas Alshad yang memintaku untuk memilih brokat warna nude. "Nimas akan terlihat lebih fress jika menggunakan warna sky blue," kata Reyhan saat itu. "Betul! Tambah bers

    Last Updated : 2021-08-03
  • Nameless Love    Teman Baik

    Beberapa orang mungkin akan pergi. Beberapa lagi akan tetap tinggal. Kehidupan memang sedang mencari yang paling pantas untuk di perjuangkanDi saat mendekati semester terakhir beragama sekali kegiatan di kampus. Terutama pembuatan skripsi yang menjadi momok tersendiri sehingga membuatku menjadi sangat sibuk. Hal ini dikarenakan membuat skripsi itu ‘rumit’. Mulai dari menentukan topik, judul,melakukan penelitian, dan masih banyak lagi. Hal itu belum lagi jika skripsi tersebut di revisi oleh dosen pembimbing.Tentu akan membuatku mau tidak mau mengerjakan ulang sesuai yang diarahkan dosen pembimbing. Tak hanya itu, waktu untuk bertemu dosen pembimbing tidaklah mudah. Terutama jika dosen merupakan dosen yang sang

    Last Updated : 2021-08-16

Latest chapter

  • Nameless Love    Takdir Yang Tidak Bisa Aku Lawan

    Aku mungkin bisa bersaing dengan siapapun. Namun aku tidak bisa jika harus melawan takdir yang telah di tentukan oleh Penciptaku."Reyhan? Cowok yang tunanetra itu?" Menanyakan kepastian.Aku mengangguk."Kamu beneran berteman dengannya?" Tanyanya lagi. Seakan tidak percaya jika aku dan Reyhan bisa berteman."Iyapz.. Dia teman yang baik dan cukup menyenangkan," jawabku."Tapi, Nduk apa dia tidak akan menyusahakan kamu. Maksudku dia kan buta. Aku takut kamu hanya dimanfaatkan dia saja,"Aku menggelengkan kepala. Mas Alshad salah besar. Dia belum mengenal reyhan. Andai dia tahu, bahwa pemuda itu cukup membuatku tertarik sebab pemikirannya, mungkin dia akan berkata lain. Bahkan mungkin, sebaliknya. Aku yang sedang memanfaatkan Reyhan."Tidak. Aku senang kok. Dia tidak merepotkan sam

  • Nameless Love    Overprotektif

    Perempuan akan menjadi ratu, saat dia menemukan laki-laki yang tepat dan mencintainya "Nimas, makanan sebanyak ini dari siapa? Alshad?!" Tanya ibu setengah berteriak.Aku baru saja dari kamar mandi dapur. Sengaja meletakkan makanan yang aku dapat dari kantin tadi di meja makan, masih dengan wadahnya.Aku mengambil tiga mangkok dan dua piring. Lalu kembali lagi ke ruang makan."Dari kampus, Bu. Hari ini aku kayak dapat durian runtuh," jawabku sambil meletakkan piring lalu mulai mengambil satu persatu makanan di dalam papar bag. Membuka bungkusan tersebut lalu meletakkan pada piring dan mangkuk."Banyak sekali, Nduk." Ujar Ibu.Aku tersenyum. Aku juga baru tahu jika porsi yang di berikan cukup banyak. Capcay, sate dan satunya gulai ka

  • Nameless Love    Apakah Kamu Pernah Jatuh Cinta?

    Di dunia ini tidak melulu tentang cinta. Banyak hal yang sama indahnya. Yang kadang orang lain tidak faham artinya, seperti nafas yang sampai sekarang kita bisa hirup misalnya. Pesanan kami datang. Siomay dengan jus wortel dan satunya, kentang goreng dengan es teh. Rasanya aku ingin meruntuki diriku sendiri. Seandainya tadi aku langsung mengajak Reyhan tanpa harus menanyakan apa yang ingin ia makan mungkin aku tidak akan memilih makanan yang mungkin sama sekali tidak bisa membuatku kenyang. Ah! Nasi sudah menjadi bubur. Mau bagaimana lagi? Tidak sopan juga kan, andai aku tidak menawari Reyhan. Dia ibarat tamu, jadi aku masih harus bersikap menghormatinya. Pe

  • Nameless Love    Kisah Yang Ia Ceritakan

    Boleh saja kamu mengeluh. Boleh saja kamu tidak menerima keadaan. Namun, jangan sampai kamu mengkhianati takdir Tuhan. Tidak aku sangka, satu pertanyaan yang di lontarkan Reyhan tadi membuat kami diskusi hingga sejauh ini. Aku mulai mengetahui bagaimana dia mulai kehilangan penglihatannya. Dia menceritakan banyak hal tentang keluarga yang senantiasa memberikan banyak semangat dalam hidupnya. Bagaimana mereka terus menjadikan dia orang yang berguna meskipun sudah kehilangan satu panca inderanya. Kisah masa lalu, yang ternyata bandel dan susah di atur. Suka kelayapan bersama teman dan juga nongkrong tidak jelas aturan. Itu semua dia rasakan di saat dia menginjak usia tujuh belas tahun. Masa keemasan seorang anak yang mulai menem

  • Nameless Love    Jatuh Cinta Untuk Sekian Kalinya

    Jatuh cinta itu hal biasa, tapi jatuh cinta berulang-ulang kali pada orang yang sama, itu luar biasa. Hakikat dari perasaan manusia adalah sebuah titipan yang di berikan pada Alloh SWT. Kita tidak tahu, kepada siapa hati kita akan jatuh. Pada siapa pula nantinya hati kita akan patah. Kita tidak bisa memilih, andaikan bisa pasti kita hanya akan memilih pada orang yang memang ditakdirkan untuk kita. Andaikan bisa memilih, kita bisa memilih orang yang jauh dan bahkan tidak terlihat oleh mata kita yang mematahkan hati kita. Sebab dengan begitu rasa patah itu tidak terlalu menyakitkan. Namun, pada akhirnya kita hanya bisa menerima. Kita hanya di minta untuk memiliki rasa, tanpa bisa membantah. "Apa yang kamu baca?" tanya Reyhan.

  • Nameless Love    Menjahit Luka

    Jika keberadaan adalah hal yang paling indah. Lalu kenapa kamu masih saja terluka. Dia ada kan? Namun ternyata dialah penyebab luka itu ada. "Kamu sudah menyiapkan modelnya, Nimas?" tanya Mbak Nadia. "Sudah," jawabku dengan senyum tipis. Lagi-lagi aku berada di antara mereka berdua. Mas Alshad dan Mbak Nadia, kembali menghadirkan aku untuk ikut serta dalam proses penjahitan baju untuk pertunangan mereka. Kami bertiga sedang menuju penjahit langganan kami. Mas Alshad mengemudi dan aku dan Mbak Nadia duduk di jok kursi belakang. Mas Alshad sudah seperti memiliki dua istri saja. Kadang matanya te

  • Nameless Love    Yang Aku Inginkan

    Setiap keinginan memeliki tujuan dan titik temu yang membuatmu harus memilih jalan kehidupan yang nantinya akan kau tempuh"Aku belum tahu. Kamu mengambil jurusan apa?" tanya Reyhan. "Aku Sastra Indonesia, jadul ya?" Bagi banyak orang jurusan yang aku tempuh tidaklah mumpuni. Membuang-buang waktu, uang dan tenaga. Mereka berpikir jurusan itu paling tinggi akan mendapatkan pekerjaan sebagai guru bahasa Indonesia dan tidak lebih dari itu. Reyhan tersenyum. Pasti mengiyakan apa yang aku ucapkan. "Aneh sekali. Kamu memilih sesuatu, tapi kamu juga mencela pilihanmu." Ungkapnya.

  • Nameless Love    Teman Baik

    Beberapa orang mungkin akan pergi. Beberapa lagi akan tetap tinggal. Kehidupan memang sedang mencari yang paling pantas untuk di perjuangkanDi saat mendekati semester terakhir beragama sekali kegiatan di kampus. Terutama pembuatan skripsi yang menjadi momok tersendiri sehingga membuatku menjadi sangat sibuk. Hal ini dikarenakan membuat skripsi itu ‘rumit’. Mulai dari menentukan topik, judul,melakukan penelitian, dan masih banyak lagi. Hal itu belum lagi jika skripsi tersebut di revisi oleh dosen pembimbing.Tentu akan membuatku mau tidak mau mengerjakan ulang sesuai yang diarahkan dosen pembimbing. Tak hanya itu, waktu untuk bertemu dosen pembimbing tidaklah mudah. Terutama jika dosen merupakan dosen yang sang

  • Nameless Love    Kemarahan yang membuat rasa sayang

    Percayalah Alloh akan menghapus perasaanmu kepada seseorang, jika seseorang itu memang tidak layak untukmu. Aku melirik kearah papar bag di sampingku. Di sana tersimpan kain brokat berwarna sky blue. Ku hela nafas dalam, memejamkan mata lalu melihat arah jalan yang mulai menemukan sunyi. Kurang sepuluh menit toko kain tadi tutup. Aku memutuskan untuk memilih brokat warna sky blue. Mematahkan keinginan Mas Alshad yang memintaku untuk memilih brokat warna nude. "Nimas akan terlihat lebih fress jika menggunakan warna sky blue," kata Reyhan saat itu. "Betul! Tambah bers

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status