Share

Ch.160

"Selain kalung, rekan saya juga menitipkan sapu tangan ini," sambung petugas di depanku. Mengulurkan kain persegi kecil dengan motif anak bebek.

Dadaku sesak dengan tangan menggenggam kalung yang petugas ruang jenazah tersebut berikan. Begitu juga dengan kain sapu tangan. Sapu tangan yang sering kulihat di jemuran belakang rumah. Sapu tangan yang sering digunakan Maira pada Keanu.

Tubuhku lunglai hingga merosot. Aku tergugu tak dapat menahan air mataku.

Kalung ini, seperti yang Ibu Hilma jelaskan. Korban itu benar-benar Maira dan bayinya. Aku menangis sendirian. Hatiku sakit dengan rasa bersalah yang kian mendera. Karena secara tidak langsung, akulah yang telah menyebabkan Maira pergi dari rumah dan sampai mengalami kecelakaan itu.

"Apa jasad di dalam itu anggota keluarga Bapak?" tanya petugas yang kini berjongkok di sebelahku.

Aku mengangguk. "Dia ... istri saya," jawabku diiringi isak tangis.

Pundakku ditepuk berulangkali olehnya. "Innalilahi wa innailaihi roojiuun ... yang tabah ya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status