Share

Ch. 154

Tak tentu harus ke mana aku pergi. Akhirnya aku putuskan mendatangi makam Bang Arka. Setelah membeli lebih dulu air mawar dan bunga tabur. Gegas aku pun memasuki komplek pemakaman.

Berjalan kaki cukup jauh dari gerbangnya, melewati tiga blok makam yang lain, akhirnya tibalah aku di pusara saudara kembarku.

"Assalamualaikum yaa ahlal kubur ...," ucapku sembari berjongkok di sisi pusaranya. Kubacakan doa untuknya, lantas kutuangkan air dalam botol membasahi kepala nisan serta badan makam. Kemudian, kutaburkan pula bunga dalam plastik di tanganku. Memenuhi permukaan makam yang seluruhnya ditumbuhi rumput Jepang.

Kuusap kepala nisan yang berupa marmer hitam. Terurik nama Arkana Batra Prayuda di atasnya. Tanggal lahir yang sama denganku serta hari kepergiannya empat bulan yang lalu.

Kuhembus napas berat. "Bang, kenapa Abang harus pergi secepat ini? Setelah Abang pergi, Ayah dan Ibu Hilma meminta aku menggantikan Abang. Orang tua kita menginginkan aku menjadi suami Maira, dan menjadi ayah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Teteng Yeni
dikittt.....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status