"Mengapa melihat aku seperti itu Bro ?" Tanya Carles dengan bingung karena Reyhan melihatnya dengan tatapan curiga.
"Kenapa kamu bisa ada di sini ?"
Charles tertawa ringan. "Tadi aku bertemu dengan Chintia saat keluar dari lift apartemen, aku tidak sengaja mendengar ia berbicara dengan seseorang dari ponsel" Carles dan Chintia memang tinggal di apartemen yang sama, tetapi mereka tidak dekat, karena Carles tidak suka dengan sikap Chintia yang terlalu egois dan manja.
Saat Reyhan ingin menjawab Carles, tiba-tiba ponsel yang ada di saku celananya bergetar. "Iya Dad" jawab Reyhan setelah menggeser warna hijau yang ada di layar ponselnya.
"Bagaimana keadaan Zeira ?" Tanya dari balik ponselnya
Reyhan menghela nafas dengan kasar "Dia baik-baik saja, tetapi janin yang ada di dalam kandungannya tidak bisa di selamatkan. Daddy tahu dari mana?"
"Kamu tidak perlu t
*Love kenapa ponselmu sudah beberapa hari ini tidak dapat di hubungi ? Aku dengar dari Vivi kamu sedang sakit ?* isi pesan dari Roy."Sekarang saya sudah baikan kok, tidak perlu cemas, itu hanya demam biasa" balas pesan Zeira.*Kamu di mana sekarang ? Aku kesana yah?*"Jangan....nanti kita bertemu di kafe biasa"*Oke love, aku tunggu* pesan terakhir Roy."Jangan biasakan kalau lagi makan sambil main ponsel" sentak Reyhan yang sedari tadi memperhatikan Zeira."Iya" jawab singkat dari Zeira."Cepat habiskan sarapanmu, aku akan membawa kamu berjemur di taman. Wajah kamu sangat terlihat pucat, mungkin karena sudah beberapa hari ini tidak terkena matahari""Tidak perlu kamu temani, aku bisa sendiri, kamu pergi ke kantor saja" tolak Zeira dengan lembut"Hay Nono ini hari Minggu, kantor mana yang a
Satu bulan berlalu ini hari pertama Zeira melakukan tugas sesuai perjanjian yang sudah ia sepakati dengan Reyhan. Selama ini ia benar-benar istirahat total tidak melakukan apapun bahkan keluar rumah dia tidak pernah, karena larangan Reyhan. Pagi ini ia sedang berkutat di dapur membuat sarapan untuk Reyhan. "Ini terasa asin" protes Reyhan setelah menyantap nasi goreng buatan Zeira Zeira yang duduk di kursi yang berada di samping Reyhan memutar matanya ke arah Reyhan. "Ini rasanya sudah pas" "Ini terlalu asin, kamu bisa masak atau tidak ?" Reyhan meletakkan sendok makannya di atas piring dan meminum air mineral yang ada di atas meja lalu bangkit dari kursinya dan pergi meninggalkan meja makan. Zeira hanya menghela nafasnya. "Rasanya cukup enak, mungkin lidah pria itu saja yang bermasalah" bisik Zeira dengan lembut dan hanya bisa ia dengar sendiri. Di perjalanan menuju kantor, Reyhan Tersenyum sendiri di bangku penumpang. Sampai ia ti
Satu bulan berlalu ini hari pertama Zeira melakukan tugas sesuai perjanjian yang sudah ia sepakati dengan Reyhan. Selama ini ia benar-benar istirahat total tidak melakukan apapun bahkan keluar rumah dia tidak pernah, karena larangan Reyhan. Pagi ini ia sedang berkutat di dapur membuat sarapan untuk Reyhan."Ini terasa asin" protes Reyhan setelah menyantap nasi goreng buatan ZeiraZeira yang duduk di kursi yang berada di samping Reyhan memutar matanya ke arah Reyhan. "Ini rasanya sudah pas""Ini terlalu asin, kamu bisa masak atau tidak ?" Reyhan meletakkan sendok makannya di atas piring dan meminum air mineral yang ada di atas meja lalu bangkit dari kursinya dan pergi meninggalkan meja makan.Zeira hanya menghela nafasnya. "Rasanya cukup enak, mungkin lidah pria itu saja yang bermasalah" bisik Zeira dengan lembut dan hanya bisa ia dengar sendiri.Di perjalanan menuju kantor, Reyhan Tersenyum sendiri di bangku penumpang. Sampai ia tidak s
"kalau aku dekat dengan wanita lain, kamu cemburu gak ?""Cemburu gak gak yah ? Aku juga bingung. Tapi kalau di dalam mimpi kamu makin ganteng deh, gemesin banget" Zeira menyentuh kedua pipi Reyhan dengan manja."Kalau gemesin, cium aku dong". Waduh si mas Reyhan benar-benar kelewatan ini, uda minta cium lagi.heheheZeira mencengkeram tengkuk Reyhan dengan kedua tanganya. Lalu ia melumat bibir Reyhan dengan rakus, bahkan ia mendorong tubuh Reyhan hingga terbaring di atas sofa lalu ia duduk tepat di atas perut Reyhan. Ia menarik paksa kaus yang melekat di tubuh Reyhan sampai terbuka lalu menghujani seluruh leher hingga dada bidang Reyhan dengan ciuman. "Mas lebih seksi kalau di dalam mimpi" bisik Zeira dengan penuh gairah di telinga Reyhan.Reyhan yang sudah terbakar nafsu, langsung mengangkat tubuh mungil Zeira dan membawanya masuk ke dalam kamar, ia tidak peduli dengan pelayan yang melihatnya. "Kita mainnya disini aja yah" bisik Reyhan setelah ia membari
Di kediaman Nicolas, Zeira kaget saat membuka selimut yang menutup tubuhnya. "Ha... kenapa aku tidak memakai pakaian?" Tanya dalam hatinya. Ia mencoba untuk mengingatkan kembali. "Oh iya, saya kan tidur di ruang keluarga, tapi kenapa saya jadi di kamar ? Atau pria menyebalkan itu......? Oh tidak...tidak...dia tidak mungkin menikmati aku di saat tidur. Mungkin aku terlalu lelah sehingga otakku sedikit jadi eror"Ia melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, setelah itu baru ia turun ke meja makan. "Apa Nyonya sedang tidak enak badan ?" Tanya Siti"Tidak bibi. Saya baik-baik saja, apa tuan sudah selesai sarapan ?" Zeira berpikir kalau ini masih pagi.Siti merasa bingung. "Tuan sudah pergi sejak tadi pagi Nyonya"Zeira menatap Siti lalu mengarahkan pandangannya ke benda bulat yang tergantung di tembok, ia sangat kaget karena benda itu menunjuk angka 2. "Ya ampun kenapa aku bisa tidur sampai selama itu ?""Aku pikir Nyonya sedang
"ini pesanan Nyonya" Zeira menguatkan dirinya melihat Reyhan yang sedang melingkarkan tangan di pinggul Sarah dan meletakkan dagunya di pundak Sarah."Untuk kamu saja, ini sudah jam 10, aku tidak bisa memakan yang berlemak di jam segini. Tenang saja aku yang bayar. Maaf sudah merepotkan kamu ya?" Sarah memang wanita ramah dan baik, itu sebabnya ia memiliki banyak fans."Tapi Nyonya saya sudah makan, kalau begitu saya berikan kepada waiters saja. Saya permisi" Zeira tidak jauh beda dengan Sarah. Ia juga selalu menjaga pola makannya, dia tidak pernah makan di atas jam 7 malam."Cepat kembali, kami butuh pelayan ada di sini" ucap Reyhan saat Zeira sudah membalikkan tubuhnya.*Dasar pria gatal, haruskah aku yang menjadi pelayannya?* Bisik dalam hati Zeira.Waktu sudah menunjukkan pukul 3 pagi, Reyhan sudah sangat mabuk begitu juga dengan Sarah. Bahkan mereka tidak malu saling berciuman bibir di depan orang yang ada di ruangan itu. Manajer S
"huk....huk...." Reyhan sengaja batuk untuk mencari perhatian Zeira saat sarapan pagi. Dengan sigap Zeira bangkit dari kursinya dan memberikan Reyhan air minum. "Tuan minum dulu" Reyhan meminum air yang diberikan Zeira. Lalu ia memutar matanya melihat Zeira yang berdiri di sampingnya. "Terima kasih sudah perhatian padaku" "Gak usah berterima kasih, itu kan sudah kewajiban aku sebagai pelayan pribadi tuan" sambil Zeira kembali duduk ke kursinya. "Terus yang tadi pagi waktu di kamar mandi ? Itu kewajiban seorang pelayan juga" tanya Reyhan dengan menyeringai licik. Zeira memberanikan diri untuk menatap mata Reyhan dengan tajam, namun wajahnya tidak bisa berbohong kalau ia saat ini sangat malu "Tuan...itu hanya insiden, jangan berpikir yang tidak-tidak" "Aku rasa kamu cukup menikmatinya" Reyhan benar-benar ingin tahu bagaimana perasaan Zeira. "Tuan bisakah kita tidak membahas hal itu di meja makan ini" Zeira sudah mulai kesal denga
Selama satu Minggu Reyhan selalu membawa wanita bergantian untuk menemaninya tidur, namun tidak ada satupun di antara wanita itu yang ia sentuh. Mereka hanya sekedar tidur bersama. Tetapi Zeira berpikir kalau Reyhan sudah menyentuh semua wanita yang ia bawa tidur bersamanya. Hal itu membuat Zeira sangat marah dan kesal, akhirnya ia pergi dari kediaman Nicolas dan menumpang di rumah Vivi."Ra apa kamu tidak ingin kembali ke kediaman Nicolas?" Tanya Vivi saat mereka di perjalanan menuju Bar."Apa kamu sudah bosan melihat aku?" Tanya Zeira dengan wajah yang sedih."Bu...Bu..bukan, bukan begitu. Jangan berpikir sejauh itu, aku senang kamu tinggal di rumahku. Aku jadi punya teman setiap hari" jawab Vivi dengan terbata-bata"Terus kenapa bertanya seperti tadi ?""Ra, kamu itu kan menikah secara Sah dengan pak Reyhan, jadi tidak baik jika seorang istri pergi dari rumah, jika memang kamu sudah tidak sanggup lagi, ajukan saja perceraian" Vivi mencoba member
Satu bulan telah berlalu, Vivi sudah pulang dari rumah sakit. Bahkan saat ini ia, Roy dan putrinya sedang berada di kediaman Nicolas. Mereka sudah 3 hari menginap di sana, karena permintaan dari kedua mertuanya.Saat ini keluarga Nicolas telah berkumpul di ruang tamu bersama beberapa notaris dan pengacara. Richard sengaja mengundang mereka datang ke kediaman Nicolas, karena hari ini ia akan membagi warisan kepada kedua putranya. Sebenarnya Reyhan dan Roy menolak keputusannya. Tetapi Richard tidak ingin anaknya menjadi pecah di kemudian hari karena harta warisan, di mana saat itu ia sudah tidak ada lagi di dunia ini. Sebelum ia menutup mata, Richard ingin melihat anak dan cucunya bagai dan berdamai."Daddy kenapa harus terburu-buru seperti ini ?" Ucap Reyhan"Ini tidak terburu-buru sayang. Daddy sudah tua, sudah sepantasnya membagi warisan untuk kalian" jawab Richard"Iya, apa yang dikatakan Daddy itu adalah benar sayang. Karena umur tidak ada yang t
Zeira menjalani hari-harinya dengan penuh kebahagiaan, walaupun terkadang sikap Reyhan membuatnya kesal, tetapi ia sangat bahagia dengan cara Reyhan memperlakukannya dan menghargainya, bahkan akhir-akhir ini, pria tampan itu selalu memanjakan Zeira bagaikan anak kecil.Satu bulan terakhir ini, Reyhan seringkali membawa anak dan istrinya makan malam di luar dan membawanya jalan-jalan. Pria tampan itu sudah mulai mengatur waktunya untuk bekerja dan waktu untuk keluarga, ia sudah jauh berubah dibandingkan hari-hari sebelumnya. Dulu ia selalu sibuk mengurus perusahan, samapi ia tidak ada waktu untuk Zeira dan anaknya."Sayang, bagaimana kalau Minggu depan kita pergi berlibur ?" Ucap Reyhan. Saat ini Zeira, dan Reyhan sedang duduk santai di kursi santai yang terletak di samping kolam renang sambil melihat Andrian dan Andela bermain di taman bersama baby sitter"Minggu depan ?" Ucap Zeira untuk memperjelas kata-kata Reyhan"Hm..." Sahut Reyhan
Zeira sengaja tidak membawa putrinya Andela, ia berencana akan pulang setelah selesai makan siang bersama Reyhan. Tetapi saat ia meminta pulang, Reyhan justru tidak mengizinkannya. Pria tampan itu meminta Zeira untuk pulang bersama dengannya. Akhirnya Zeira meminta Reyhan untuk menghubungi Bara dan menyuruhnya menjemput Andela ke kediaman Nicolas.Hanay butuh waktu 1 jam 20 menit, Bara sudah tiba di ruangan Reyhan sambil membawa Andela.Tok....tok....tok.... Seseorang mengetuk pintu ruangan Reyhan"Masuk" sahut suara bariton dari dalam"Permisi tuan, nyonya" Bara menjulurkan kepala dari balik pintu. Ia melangkah menuju Zeira dan memberikan Andela kepada ibunya."Anak sayang mama" ucap Zeira sambil mencium kedua pipi tembem putrinya yang sedang tertidur pulas."Terima kasih ya paman" ucap Zeira kepada Bara."Sama-sama nyonya. Kalau begitu aku permisi dulu tuan, nyonya" Bara melangkah meninggalkan ruangan Reyhan.Zeir
Mimpi yang indah membuat Zeira terlambat bangun dari tidurnya, saat wanita cantik itu membuka mata di pagi hari ! Reyhan sudah tidak ada lagi di sampingnya. Ia refleks bangkit dari ranjang melangkah terburu-buru masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah itu ia melangkah ke luar dari kamar menuruni anak tangga menuju ruang makan."Bibi, apa tuan sudah sarapan ?" Ucap Zeira setelah tiba di meja makan dan melihat Reyhan tidak ada di sana"Tuan sudah pergi satu jam yang lalu nyonya. Tuan hanya sarapan roti dan teh" sahut pelayan Siti"Oh, baiklah" sahut Zeira. Ia merasa bersalah karena tidak melayani Reyhan sebelum berangkat ke kantor. Biasanya ia selalu membuatkan teh dan sarapan untuk suaminya."Nyonya ingin sarapan apa pagi ini ?" Tanya pelayan"Sarapan roti saja bi" sahut Zeira"Baik nyonya" pelayan bergegas masuk ke dapur membuat roti panggang untuk Zeira. Setelah 10 menit, Siti kembali ke meja
Tidak terasa waktu telah berputar, hari pun berganti. Kini usia kandungan Vivi memasuki tujuh bulan. Di mana saat ini mereka sedang mengadakan doa tujuh bulanan di kediamannya. Acara doa itu hanya di hadiri oleh para kerabat dekat dan tetangga, tentunya Zeira dan Reyhan beserta kedua anaknya.Setelah para undangan kembali ke rumahnya masing-masing. Keluarga Nicolas berkumpul di ruang tamu sambil berbincang-bincang. Reyhan dan Roy sedang membicarakan tentang warisan yang akan dibagi setelah Vivi melahirkan anaknya."Apa daddy sudah menghubungi kamu ?" Tanya Reyhan kepada Roy"Iya, daddy menghubungiku dan Vivi tadi pagi" jawab Roy"Apa daddy mengatakan sesuatu ?" Reyhan kembali bertanya"Tidak. Daddy dan mama hanya mengatakan kalau mereka akan ke Indonesia setelah Vivi melahirkan" sahut Roy dengan jujur "ada apa kak ?" Lanjut Roy bertanya"Daddy berencana ingin membagi warisan untuk kita berdua" jawab Reyhan."Benarkah
Tiga bulan telah berlalu, kehidupan keluarga Nicolas dipenuhi dengan kebahagiaan. Mereka menjalani aktifitasnya masing-masing. Saat ini hanya tinggal Zeira, Reyhan dan kedua anaknya yang tinggal di sana, karena Roy dan Vivi sudah pindah ke rumah yang baru mereka beli satu bulan yang lalu, dan Roy saat ini sudah tidak bekerja sama lagi dengan Carles, ia mengundurkan diri dari sana karena Zeira memintanya untuk memimpin perusahaan NIWIRA, sedangkan Zeira fokus untuk mengurus kedua buah hatinya."Mas, apa hari ini kamu ada kesibukan ?" Ucap Zeira. Saat ini mereka sedang menikmati sarapan pagi di ruang makan."Tidak, ada apa sayang ?" Sahut Reyhan"Jika tidak ada ! Aku ingin mengajak mas untuk berbelanja pakaian anak-anak""Oh, tentu saja bisa sayang. Aku pasti menemani kamu" sahut Reyhan"Terima kasih mas. Kalau begitu aku siap-siap dulu ya" Zeira melangkah meninggalkan ruang makan menuju kamarnya. Ia sebenarnya tidak ingin berbelanj
Setelah tiga hari berada di rumah sakit, kini Zeira bisa kembali ke kediaman Nicolas bersama putrinya. Saat mereka tiba di kediaman Nicolas, kedua mertuanya dan para kerabat dekat sudah menyambut kedatangan mereka. Zeira merasa terharu dengan sambutan yang luar biasa itu, ia merasa diperlakukan layaknya seperti putri kerajaan. Mansion megah itu dihiasi dengan bunga-bunga berwarna pink dipadu dengan warna biru muda. Di setiap sudut ruangan itu dihiasi dengan balon berwarna warni."Selamat sayang" ucap Fina sang ibu mertua kepada Zeira"Terima kasih mama" ucap Zeira sambil mencium kedua pipi ibu mertuanya itu. Begitu juga dengan kerabat yang lain, mereka memberikan selamat kepada Zeira dan Reyhan atas kelahiran anak keduanya.Acara keluarga itu berakhir pada saat waktu menunjukkan pukul lima sore, para kerabat dan tamu sudah kembali ke kediaman masing-masing, kini hanya tinggal keluarga Nicolas."Sayang, ini ada hadiah untuk kamu dan putrimu" uc
Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, Reyhan selalu mendesak Roy agar menambah kecepatan mobilnya, ia sudah tidak sabar lagi untuk segera bertemu dengan Zeira. Ia ingin berada di sisi Zeira dan menggenggam tangannya saat istrinya itu melahirkan buah cinta mereka."Oto Roy, cepat dong" desak Reyhan"Iya kakak" sahut Roy"Aduh, kamu lama sekali membawa mobilnya, pakai berhenti lagi" gerutu Reyhan saat mobil yang dikendarai Roy berhenti."Tentu berhenti dong kak. Kita kan sudah sampai di parkiran rumah sakit" jawab Roy"Ha, benarkah kita sudah sampai ?" Ucap Reyhan sambil melihat sekitarnya dari balik kaca mobil"Ya ampun" ucap Roy sambil menggelengkan kepala."Aku pikir kita masih di jalan" ucap Reyhan sambil membuka pintu mobilnya. Tanpa menunggu Roy ! Reyhan sudah bergegas masuk ke dalam rumah sakit. Ia tidak peduli dengan mata yang tertuju kepadanya, Reyhan tidak perlu bertanya di mana ruangan Zeira kepada reseps
Roy sangat bahagia atas kehamilan istrinya, walaupun janin yang ada di dalam kandungan Vivi saat ini masih berusia 3 Minggu, tetapi Roy sudah bisa merasakan detak jantung calon anaknya. Begitu juga dengan Vivi, wanita cantik itu tidak berhenti mengelus perut ratanya. Ia masih belum percaya kalau saat ini ada janin di dalam perutnya. Selama ini ia sudah tidak pernah lagi berpikir akan hamil atau memiliki anak sendiri.Sementara Zeira saat ini sedang merasakan dak dik duk dalam jantungnya, karena menanti kelahiran anak keduanya yang tinggal menghitung hari. Zeira dan Reyhan sedang mengemas perlengkapan baby ke dalam tas untuk mereka bawa ke rumah sakit saat Zeira akan melahirkan."Mas, yang itu apa ?" Ucap Zeira"Ini bajuku" sahut Reyhan"Untuk apa itu mas ?" Zeira kembali bertanya. Ia berpikir untuk apa pakaian Reyhan sebanyak itu di masukkan ke dalam tas travel"Besok saat kamu melahirkan, kita kan akan menginap di sana untuk beberapa h