Satu bulan berlalu ini hari pertama Zeira melakukan tugas sesuai perjanjian yang sudah ia sepakati dengan Reyhan. Selama ini ia benar-benar istirahat total tidak melakukan apapun bahkan keluar rumah dia tidak pernah, karena larangan Reyhan. Pagi ini ia sedang berkutat di dapur membuat sarapan untuk Reyhan.
"Ini terasa asin" protes Reyhan setelah menyantap nasi goreng buatan Zeira
Zeira yang duduk di kursi yang berada di samping Reyhan memutar matanya ke arah Reyhan. "Ini rasanya sudah pas"
"Ini terlalu asin, kamu bisa masak atau tidak ?" Reyhan meletakkan sendok makannya di atas piring dan meminum air mineral yang ada di atas meja lalu bangkit dari kursinya dan pergi meninggalkan meja makan.
Zeira hanya menghela nafasnya. "Rasanya cukup enak, mungkin lidah pria itu saja yang bermasalah" bisik Zeira dengan lembut dan hanya bisa ia dengar sendiri.
Di perjalanan menuju kantor, Reyhan Tersenyum sendiri di bangku penumpang. Sampai ia tidak sadar kalau Bara ikut tersenyum melihat dirinya. "Sepertinya pagi ini sangat cerah ya Tuan" sapa Bara tiba-tiba dari bangku pengemudi, yang membuat Reyhan sadar dari hayalannya.
"UM.... lumayan cukup cerah" Reyhan benar-benar tidak sadar kalau maksud dan tujuan ucapan Bara adalah untuk menyinggung suasana hatinya saat ini. "Bagaimana menurut kamu wanita itu" Reyhan lanjut bertanya.
"Wanita yang mana tuan?" Bara melirik ke kiri dan kanan dari kaca jendela mobil. Dia berpikir wanita yang di maksud Reyhan ada di luar mobil.
"Yang saya maksud itu Zeira Bara, kenapa kamu melirik ke kiri dan ke kanan ?" Ucap Reyhan sambil menggelengkan kepalanya.
"Ow.... Nyonya ? Menurut saya beliau wanita yang baik, dia sangat ramah kepada semua pelayan dan pengawal, dia tidak pernah menganggap dirinya Nyonya, dan yang pasti beliau itu sangat cantik, bisa di katakan sempurna" jawab bara dengan jujur.
Memang benar Zeira wanita yang baik, sudah 5 bulan tinggal di istana Nicolas, tetapi ia tidak pernah memerintah para pelayan dan pengawal. Apa yang ia butuhkan selalu ia ambil sendiri dengan tangannya tanpa meminta bantuan kepada pelayan, jika dia keluar rumah, ia selalu memesan Taxi online dia tidak pernah meminta pengawal atau supir untuk mengantarnya dan dalam bertutur kata ia selalu sopan.
"Hm....kamu berlebihan" jawab Reyhan sambil tersenyum.
Saat masuk ke dalam lift ia bertemu dengan Chintia. Ini pertama kalinya mereka bertemu setelah satu bulan ini Chintia tidak masuk kantor karena harus menemani ayahnya operasi ginjal ke Singapura. "Selamat pagi honey" sapa Chintia dengan senyum.
"Belajarlah untuk memiliki sopan santun" jawab Reyhan dengan angkuh.
"Baiklah jika kamu tidak ingin di sebut honey di kantor" sahut Chintia dengan mengedipkan sebelah matanya.
"Datang ke ruanganku" Reyhan kembali berbicara saat pintu lift terbuka.
Chintia hanya meletakkan tas kantornya di atas meja kerjanya. lalu ia melangkah menuju ruangan Reyhan. "Permisi pak Reyhan" sapa Chintia setelah membuka pintu.
"Apa maksud kamu, ikut campur dalam hubungan keluargaku?" Tanya Reyhan
"Honey apa maksud kamu?"
"Jangan berpura-pura bodoh, aku tahu kamu yang menghubungi Daddy saat kejadian itu."
"Ow....itu. iya saya yang menghubungi paman" sahut Chintia dengan rasa tidak bersalah.
"Kamu terlalu jauh ikut campur dalam urusan keluargaku, aku ingatkan kamu, jangan ikut campur dalam urusanku, jika kamu tidak ingin menyesal"
"Tapi...."
"Keluar dari sini" Reyhan mengusirnya sebelum Chintia selesai berbicara.
....….........Zeira sudah bersiap untuk berangkat bekerja, karena waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore, namun ia merasa ragu untuk pergi karena Reyhan belum kembali dari kantor. Ia melihat benda bulat yang melekat di pergelangan tangannya sudah menunjukkan pukul 7. Akhirnya ia bertekad untuk pergi.Wajahnya menabrak dada bidang Reyhan saat ia ingin keluar dari pintu utama. "Aow..." Ia mengusap dahinya karena sakit.
Reyhan mengerutkan keningnya "Apa kamu tidak pakai mata ?"
"Jalan itu bukan pakai mata, tapi pakai kaki" jawab Zeira dengan kesal. "Aku berangkat kerja dulu" lanjut Zeira sambil memanyunkan bibirnya.
Entah mengapa Reyhan merasa ingin menggigit bibir wanita itu setiap ia memanyunkan bibirnya. Rasanya gemes melihatnya. Namun Reyhan berpura-pura biasa saja. "Biar Bara yang akan mengantar kamu"
Zeira menghentikan langkahnya, dan memutar tubuhnya untuk melihat Reyhan. "Tidak perlu tuan, aku akan naik Taxi" ucap Zeira dengan angkuh.
"Jangan membuang-buang uang, itu akan memperbanyak utang kamu, naik Taxi harus bayar, sedangkan di antar Bara kamu tidak perlu bayar" ucap Reyhan lalu ia melangkah meninggalkan Zeira.
Zeira menghela nafas dengan kasar. "Dasar pria pelit" ucap Zeira.
Tiba-tiba Reyhan berhenti dan memutar tubuhnya lalu melangkah ke arah Zeira. "Aku tahu kamu ingin lebih lama lagi tinggal di rumah ini, agar kamu bisa dekat terus dengan aku" bisik Reyhan dengan lembut di telinga Zeira.
Jantung Zeira berdegup kencang, seluruh bulu kuduk nya merinding, karena merasakan hangatnya nafas Reyhan menembus Indra pendengarannya. Bahkan ia tidak sadar kalau ia memejamkan mata.
Ia membuka mata saat sesuatu yang lembut menyentuh bibirnya. Matanya membulat saat melihat Reyhan yang mengecup bibirnya. Ia langsung berbalik dan melangkah masuk ke dalam mobil. "Buruan paman aku sudah terlambat" ucap Zeira.
Reyhan menyeringai puas melihat wajah Zeira yang berubah menjadi merah karena malu. "Bye...sayang..." Sambil ia melambaikan tanganya ke arah mobil miliknya yang membawa Zeira.
*Kenapa dia tiba-tiba berubah menjadi romantis seperti itu ? Dia benar-benar pria yang aneh* bisik dalam hati Zeira. Tetapi ia tidak dapat membohongi perasaannya, kalau ia merasa senang dengan sikap Reyhan selama satu bulan ini. Walaupun terkadang Reyhan membuat hatinya kesal, namun tidak jarang juga Reyhan menyenangkan hatinya.
"Nyonya kita sudah sampai" ucap bara setelah mereka tiba di parkiran Bar.
Zeira merasa bingung ia melihat ke arah luar melalui kaca jendela mobil. Ia merasa kalau mereka baru saja keluar dari kediaman Nicolas, tetapi kenapa tiba-tiba sudah sampai. "Terima kasih paman Bara" ucap Zeira dengan senyum dan hormat.
"Hay kamu sudah masuk kerja ?" Sapa Vivi saat Zeira sudah tiba di meja kasir
Tetapi Zeira tidak menjawabnya, karena ia melihat sosok pria yang sangat ia kenal duduk di meja 071.
"Hallo....apa yang kamu lihat" Vivi kembali bertanya karena tidak mendapat respon dari Zeira.
"Vi coba kamu lihat di meja 071" Zeira mengarahkan tanganya ke arah meja yang ia maksud.
"Oh...iya. itu memang Roy, akhir-akhir ini ia sering datang kemari bersama teman-temanya. Oh iya kemaren dia sempat cerita, katanya nomor kamu tidak dapat di hubungi"
"Iya... Aku sengaja mengalihkan panggilan dari Roy. Kamu kan sudah tahu bagaimana aku dengan pak Reyhan. Jadi aku terpaksa melakukannya" jawab Zeira
"Ya aku mengerti, kamu kesana temui dia dulu, berikan dia alasan yang masuk akal, agar Roy tidak curiga dan sakit hati sama kamu."
Zeira merasa gugup ingin mendekati Roy, dia juga merasa takut jika Reyhan tahu kalau dia memiliki hubungan dengan pria lain. "Kenapa aku harus takut, kan di perjanjian itu tidak tertulis, lagipula aku kan tidak memiliki hubungan dengan pak Reyhan." Ucap dalam hati Zeira. Ia menghela nafas dengan perlahan lalu melangkah menuju meja 071.
Saat ia tiba di meja itu, Roy langsung memeluk tubuhnya dengan erat sebelum ia sempat berbicara. "Love aku merindukan kamu" ucap Roy di atas pundaknya.
Entah mengapa Zeira merasa tidak nyaman saat di peluk Roy. Dulu ia selalu merindukan pelukan itu, tetapi saat ini justru dia merasa canggung. "Aku juga merindukan kamu Roy" balas Zeira sambil melepas pelukannya.
"Kenapa nomor kamu tidak dapat di hubungi?" Tanya Roy sambil menggenggam tangan Zeira dengan erat.
"Ponselku terjatuh, jadi aku belum ada waktu untuk memperbaikinya" Zeira berbohong tidak mungkin ia mengatakan yang sebenarnya.
..............Saat Zeira keluar dari Bar, ia sudah melihat Bara berdiri di pos security, lalu ia menghampirinya. "Paman kenapa ada di sini ?""Saya kemari untuk menjemput Nyonya" sahut bara dengan sopan.
"Lain kali tidak usah di jemput ya paman, aku bisa pulang sendiri" Zeira berkata seperti itu, karena dia merasa tidak enak kepada Bara, sebab ini masih jam tidur, jadi dia tidak mau Bara repot hanya karena menjemputnya pulang bekerja.
"Tuan yang menyuruh Nyonya"
*Dasar pria perhitungan, haruskah dia membangunkan sopirnya sepagi ini* ucap batin Zeira.
Zeira membuka pintu kamar dengan lembut agar tidak membangunkan Reyhan. Ia mengambil pakaiannya dari lemari setelah itu ia keluar dari kamar dan masuk ke dalan kamar mandi yang ada di ruang keluarga.
Setelah ia selesai membersihkan tubuhnya, ia bergegas ke dapur untuk menyiapkan sarapan untuk Reyhan. Setelah semuanya selesai ia kerjakan, baru ia membaringkan tubuhnya di atas sofa di ruang keluarga. Saat mimpi indah mulai menemani tidurnya, tiba-tiba suara Reyhan terdengar dari atas kepalanya.
"Kenapa kamu tidur disini?" Tanya Reyhan.
"Ya Tuhan kenapa pria ini selalu muncul. Bahkan di dalam mimpi dia datang juga" kata-kata itu keluar dari mulut Zeira, dia berpikir kalau saat ini ia sedang bermimpi.
Reyhan mengerutkan keningnya dan melangkah mendekati Zeira. Ia melihat mata Zeira tertutup bahkan dia mendengar suara dengkuran dari sudut bibir Zeira. "Ini anak kenapa bisa berbicara saat tidur ?" Ucap Reyhan.
"Iya, aku juga merasa kesal, kenapa kamu selalu muncul di dalam hidupku, bahkan di dalam tidurku" jawab Zeira tetapi ke dua matanya tertutup rapat.
Reyhan tersenyum. " Ini anak pasti lagi mimpi" ucap dalam hati Reyhan. Tiba-tiba muncul dalam hatinya untuk mengetahui Zeira suka atau tidak kepadanya.
"Aku tampan gak?" Tanya Reyhan, dia memanfaatkan situasi Zeira saat ini.
"Sebenarnya kamu itu tampan, tubuhmu gagah, tapi sayang kamu itu orang yang paling menyebalkan dalam hidupku"
"Kamu suka gak sama aku ?"
"Gak lah, tapi kalau kamu baik pasti aku suka" jawab Zeira yang membuat Reyhan Tersenyum
****Satu bulan berlalu ini hari pertama Zeira melakukan tugas sesuai perjanjian yang sudah ia sepakati dengan Reyhan. Selama ini ia benar-benar istirahat total tidak melakukan apapun bahkan keluar rumah dia tidak pernah, karena larangan Reyhan. Pagi ini ia sedang berkutat di dapur membuat sarapan untuk Reyhan."Ini terasa asin" protes Reyhan setelah menyantap nasi goreng buatan ZeiraZeira yang duduk di kursi yang berada di samping Reyhan memutar matanya ke arah Reyhan. "Ini rasanya sudah pas""Ini terlalu asin, kamu bisa masak atau tidak ?" Reyhan meletakkan sendok makannya di atas piring dan meminum air mineral yang ada di atas meja lalu bangkit dari kursinya dan pergi meninggalkan meja makan.Zeira hanya menghela nafasnya. "Rasanya cukup enak, mungkin lidah pria itu saja yang bermasalah" bisik Zeira dengan lembut dan hanya bisa ia dengar sendiri.Di perjalanan menuju kantor, Reyhan Tersenyum sendiri di bangku penumpang. Sampai ia tidak s
"kalau aku dekat dengan wanita lain, kamu cemburu gak ?""Cemburu gak gak yah ? Aku juga bingung. Tapi kalau di dalam mimpi kamu makin ganteng deh, gemesin banget" Zeira menyentuh kedua pipi Reyhan dengan manja."Kalau gemesin, cium aku dong". Waduh si mas Reyhan benar-benar kelewatan ini, uda minta cium lagi.heheheZeira mencengkeram tengkuk Reyhan dengan kedua tanganya. Lalu ia melumat bibir Reyhan dengan rakus, bahkan ia mendorong tubuh Reyhan hingga terbaring di atas sofa lalu ia duduk tepat di atas perut Reyhan. Ia menarik paksa kaus yang melekat di tubuh Reyhan sampai terbuka lalu menghujani seluruh leher hingga dada bidang Reyhan dengan ciuman. "Mas lebih seksi kalau di dalam mimpi" bisik Zeira dengan penuh gairah di telinga Reyhan.Reyhan yang sudah terbakar nafsu, langsung mengangkat tubuh mungil Zeira dan membawanya masuk ke dalam kamar, ia tidak peduli dengan pelayan yang melihatnya. "Kita mainnya disini aja yah" bisik Reyhan setelah ia membari
Di kediaman Nicolas, Zeira kaget saat membuka selimut yang menutup tubuhnya. "Ha... kenapa aku tidak memakai pakaian?" Tanya dalam hatinya. Ia mencoba untuk mengingatkan kembali. "Oh iya, saya kan tidur di ruang keluarga, tapi kenapa saya jadi di kamar ? Atau pria menyebalkan itu......? Oh tidak...tidak...dia tidak mungkin menikmati aku di saat tidur. Mungkin aku terlalu lelah sehingga otakku sedikit jadi eror"Ia melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, setelah itu baru ia turun ke meja makan. "Apa Nyonya sedang tidak enak badan ?" Tanya Siti"Tidak bibi. Saya baik-baik saja, apa tuan sudah selesai sarapan ?" Zeira berpikir kalau ini masih pagi.Siti merasa bingung. "Tuan sudah pergi sejak tadi pagi Nyonya"Zeira menatap Siti lalu mengarahkan pandangannya ke benda bulat yang tergantung di tembok, ia sangat kaget karena benda itu menunjuk angka 2. "Ya ampun kenapa aku bisa tidur sampai selama itu ?""Aku pikir Nyonya sedang
"ini pesanan Nyonya" Zeira menguatkan dirinya melihat Reyhan yang sedang melingkarkan tangan di pinggul Sarah dan meletakkan dagunya di pundak Sarah."Untuk kamu saja, ini sudah jam 10, aku tidak bisa memakan yang berlemak di jam segini. Tenang saja aku yang bayar. Maaf sudah merepotkan kamu ya?" Sarah memang wanita ramah dan baik, itu sebabnya ia memiliki banyak fans."Tapi Nyonya saya sudah makan, kalau begitu saya berikan kepada waiters saja. Saya permisi" Zeira tidak jauh beda dengan Sarah. Ia juga selalu menjaga pola makannya, dia tidak pernah makan di atas jam 7 malam."Cepat kembali, kami butuh pelayan ada di sini" ucap Reyhan saat Zeira sudah membalikkan tubuhnya.*Dasar pria gatal, haruskah aku yang menjadi pelayannya?* Bisik dalam hati Zeira.Waktu sudah menunjukkan pukul 3 pagi, Reyhan sudah sangat mabuk begitu juga dengan Sarah. Bahkan mereka tidak malu saling berciuman bibir di depan orang yang ada di ruangan itu. Manajer S
"huk....huk...." Reyhan sengaja batuk untuk mencari perhatian Zeira saat sarapan pagi. Dengan sigap Zeira bangkit dari kursinya dan memberikan Reyhan air minum. "Tuan minum dulu" Reyhan meminum air yang diberikan Zeira. Lalu ia memutar matanya melihat Zeira yang berdiri di sampingnya. "Terima kasih sudah perhatian padaku" "Gak usah berterima kasih, itu kan sudah kewajiban aku sebagai pelayan pribadi tuan" sambil Zeira kembali duduk ke kursinya. "Terus yang tadi pagi waktu di kamar mandi ? Itu kewajiban seorang pelayan juga" tanya Reyhan dengan menyeringai licik. Zeira memberanikan diri untuk menatap mata Reyhan dengan tajam, namun wajahnya tidak bisa berbohong kalau ia saat ini sangat malu "Tuan...itu hanya insiden, jangan berpikir yang tidak-tidak" "Aku rasa kamu cukup menikmatinya" Reyhan benar-benar ingin tahu bagaimana perasaan Zeira. "Tuan bisakah kita tidak membahas hal itu di meja makan ini" Zeira sudah mulai kesal denga
Selama satu Minggu Reyhan selalu membawa wanita bergantian untuk menemaninya tidur, namun tidak ada satupun di antara wanita itu yang ia sentuh. Mereka hanya sekedar tidur bersama. Tetapi Zeira berpikir kalau Reyhan sudah menyentuh semua wanita yang ia bawa tidur bersamanya. Hal itu membuat Zeira sangat marah dan kesal, akhirnya ia pergi dari kediaman Nicolas dan menumpang di rumah Vivi."Ra apa kamu tidak ingin kembali ke kediaman Nicolas?" Tanya Vivi saat mereka di perjalanan menuju Bar."Apa kamu sudah bosan melihat aku?" Tanya Zeira dengan wajah yang sedih."Bu...Bu..bukan, bukan begitu. Jangan berpikir sejauh itu, aku senang kamu tinggal di rumahku. Aku jadi punya teman setiap hari" jawab Vivi dengan terbata-bata"Terus kenapa bertanya seperti tadi ?""Ra, kamu itu kan menikah secara Sah dengan pak Reyhan, jadi tidak baik jika seorang istri pergi dari rumah, jika memang kamu sudah tidak sanggup lagi, ajukan saja perceraian" Vivi mencoba member
Zeira merasa aneh dengan perubahan sikap Reyhan setelah ia kembali ke kediaman Nicolas. Reyhan tidak pernah lagi membawa wanita lain. Dia selalu tepat waktu pulang dari kantor dan tidak pernah mencaci masakan Zeira, bahkan selalu antar jemput Zeira bekerja."Hari ini kamu tidak usah bekerja" Ucap Reyhan setelah menyelesaikan sarapannya."Kenapa Tuan ?" Tanya Zeira."Hari ini ada seseorang yang ingin bertemu dengan kamu, jadi kamu harus masak lebih banyak, karena kita akan makan bersama dengannya""Apakah seseorang itu adik Tuan ?" tanya Zeira dengan penasaranReyhan Tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. "Apa kamu sudah lupa dengan janji 3 hari yang lalu ?" Tanya ReyhanZeira menundukkan kepalanya. "Maaf aku tidak akan memanggil tuan lagi""Bagus kalau kamu masih ingat, aku pergi dulu" Reyhan bangkit dari kursinya dan melangkah menuju pintu utama dengan menyeringai puas............."Ting-nong" suara ponsel Roy. Ma
*Kita harus bertemu siang ini, di kafe biasa* pesan singkat dari Roy kepada Zeira tepat pukul 11 siang.Zeira menghela nafas untuk menenangkan diri, perlahan ia menggoyangkan jarinya untuk membalas pesan Roy. *Baik lah*Zeira bersiap untuk pergi, kali ini ia tidak meminta izin kepada Reyhan. Ia pergi dengan diam-diam dan menaiki Taxi. Setelah tiba di kafe two love, dia sudah melihat Roy duduk di meja 076. Ia sempat ragu untuk mendekati Roy, namun hatinya memaksa sehingga kakinya terpaksa harus melangkah."Maaf kan aku Roy" ucap Zeira sambil menundukkan kepalanya dan berdiri di samping Roy."Duduk lah, kamu tidak perlu meminta maaf love, aku sudah tahu semuanya, aku tahu kamu melakukan ini semu demi paman" Roy menarik tangan Zeira agar duduk di sampingnya."Aku akan menemui kak Reyhan" lanjut Roy.Zeira mengangkat kepalanya untuk melihat Roy "Untuk apa?" Tanya Zeira dengan penasaran."Aku akan meminta dia untuk menceritakan kamu.