*Kita harus bertemu siang ini, di kafe biasa* pesan singkat dari Roy kepada Zeira tepat pukul 11 siang.
Zeira menghela nafas untuk menenangkan diri, perlahan ia menggoyangkan jarinya untuk membalas pesan Roy. *Baik lah*
Zeira bersiap untuk pergi, kali ini ia tidak meminta izin kepada Reyhan. Ia pergi dengan diam-diam dan menaiki Taxi. Setelah tiba di kafe two love, dia sudah melihat Roy duduk di meja 076. Ia sempat ragu untuk mendekati Roy, namun hatinya memaksa sehingga kakinya terpaksa harus melangkah.
"Maaf kan aku Roy" ucap Zeira sambil menundukkan kepalanya dan berdiri di samping Roy.
"Duduk lah, kamu tidak perlu meminta maaf love, aku sudah tahu semuanya, aku tahu kamu melakukan ini semu demi paman" Roy menarik tangan Zeira agar duduk di sampingnya.
"Aku akan menemui kak Reyhan" lanjut Roy.
Zeira mengangkat kepalanya untuk melihat Roy "Untuk apa?" Tanya Zeira dengan penasaran.
"Aku akan meminta dia untuk menceritakan kamu.
Reyhan bersikap biasa saja saat kembali ke kediaman Nicolas. Bahkan keesokan harinya dia mengajak Zeira untuk berjalan-jalan ke hutan lindung yang berada di belakang mansion itu. Ini pertama kalinya Reyhan mengajak Zeira."Disini udaranya sejuk ya mas?" Tanya Zeira saat duduk di ayunan besi di tengah hutan itu."Apa kamu menyukainya?" Reyhan kembali bertanya."Hm....disini terasa nyaman, aku suka suasana seperti ini""Jika kamu menyukainya, aku akan membuat sebuah rumah disini untuk kita berdua" goda Reyhan.Zeira membulatkan matanya dan tersenyum malu. "Gak usah mas""Kenapa ?" Tanya Reyhan"Kalau kita buat rumah disini, dan tinggal disini, sayang dong rumah yang disana tidak ditempati""Kan kita bisa sekali-kali kesana, oh iya disini ada rumah pohon, kamu mau kesana ?" Tanya Reyhan."Dimana mas ? Dari tadi kita keliling tapi aku tidak melihat ada rumah pohon" jawab ZeiraReyhan bangkit dari ayunan dan meng
"Mas aku bisa gak bawa teman aku ke rumah pohon itu ?" Tanya Zeira saat sarapan pagi."Habiskan sarapanmu" Reyhan mengabaikan pertanyaan Zeira."Mas" panggil Zeira kembaliReyhan menatap Zeira dengan tajam. Ia sangat tidak suka berbicara saat makan "Habiskan sarapanmu" Reyhan mengulangi ucapannya."Hm" jawab singkat Zeira, sambil kembali melanjutkan sarapannya."Kamu bisa membawa temanmu kesana" ucap Reyhan tiba-tiba saat ia selesai menghabiskan sarapannya.Zeira mengarahkan wajahnya ke arah Reyhan dan membulatkan matanya sambil tersenyum bahagia. "Benar mas" tanya Zeira untuk memperjelas apa yang baru saja ia dengar."Hm" jawab singkat Reyhan sambil bangkit dari kursinya dan melangkah menuju pintu utama."Mas tunggu" jerit Zeira dari meja makan sambil berlari ke arah Reyhan."Terima kasih ya mas" Zeira mengecup pipi kanan Reyhan dengan lembut.Reyhan bersikap biasa saja, dia mencoba untuk menyembunyikan, kalau ha
"gimana hubungan mas sama mbak Chintia?" Tanya Zeira saat mereka berbaring di atas tempat tidur sambil menonton Televisi."Baik" Jawab Reyhan dengan singkat sambil memejamkan ke dua matanya."Hm""Mas..." Panggil Zeira setelah 30 menit hening."Hm, apa ?" Reyhan membuka matanya melihat Zeira.Tanpa malu Zeira mengelus dada bidang Reyhan sambil menggigit bibir bawahnya sendiri. Gairahnya tiba-tiba saja muncul saat menonton film yang beradegan dewasa."Kamu Kenapa, salah minum obat ?" Reyhan sengaja mencibir Zeira. Dia tahu kalau wanita itu sedang menginginkan sentuhan. Ia sengaja tadi memasang film yang beradegan dewasa untuk membangkitkan gairah Zeira."Gak aku gak ada minum obat""Terus kenapa kamu gigit bibir kaya gitu ? Pakai di keluarin lagi, seram tau kaya komodo yang sedang kelaparan" cibir Reyhan."Mas aku mau" Zeira memayungkan bibirnya ke arah bawa pusat Reyhan.Reyhan yang berputar-putar bodo
Mas, besok sebelum berangkat "ke Bali, aku bisa gak ke makam ayah dulu ?" Tanya Zeira saat mereka sedang di perjalanan menuju kediaman Nicolas."Kalau hari ini gimana ?" Tanya Reyhan kembali."Aku terserah mas aja""Hari ini aja ya ? Soalnya besok siang aku ada pertemuan dengan klien di Bali, jadi kita harus berangkat pagi"Setelah tiba di makan, Zeira tidak bisa menahan air mata, ia sangat merindukan sang ayah yang sudah beberapa bulan ini pergi meninggalkannya untuk selamanya. "Ayah aku merindukan kamu, aku tahu kamu membenciku, oleh karena itu kamu tidak pernah datang dalam mimpiku" tangis Zeira sambil memeluk makam ayahnyaReyhan mengelus ke dua lengan Zeira dengan lembut "kita pulang ya" ajak Reyhan sambil membantu Zeira berdiri."Jika orang yang sudah tiada tidak pernah datang di dalam mimpi kita, itu artinya ia bahagia di alam sana, bukan karena dia benci dengan kita" ucap Reyhan dengan tiba-tiba saat mereka sudah di dalam mobil.
"mas disini indah banget yah?" Tanya Zeira saat menikmati makanan di salah satu kafe di pinggir Pantai Kuta sambil menyaksikan tenggelamnya matahari di atas permukaan laut."Kamu suka?" Tanya Reyhan."Suka banget mas, selama ini aku hanya melihat di sosial media, dan di televisi" jawab Zeira dengan jujur. Selama ini ia hanya dapat mengagumi keindahan Bali dari sosial media dan televisi."Kamu mau kita pindah kesini?" Reyhan kembali bertanya."Gak ah, aku takut kalau mas nanti jadi tertarik sama cewek-cewek seksi itu" Zeira memayungkan bibir tipisnya ke arah wanita yang berpakaian seksi di samping mereka.Reyhan tersenyum geli "kamu cemburu yah?" Cibir Reyhan"Gak ah, kamu terlalu percaya diri deh" bantah Zeira.Selama 1 Minggu Zeira dan Reyhan menikmati kota Bali. Kini mereka sedang di salah satu pusat perbelanjaan di kota Bali, Zeira ingin membeli beberapa cenderamata dan buah tangan untuk para pelayan yang ada di kediaman Nico
Satu Minggu telah berlalu setelah kembali dari Bali. Tingkah Zeira sangat aneh, bahkan pelayan ikut merasakan perubahan sikap Zeira."Mas tadi Daddy menghubungi aku" ucap Zeira sambil mengunyah kedondong di mulutnya."Hm...apa kata Daddy" Reyhan sibuk memeriksa berkas yang akan ia bawa ke Riau besok."Katanya Daddy mau ke Indonesia" jawab Zeira dengan santai.Reyhan menghentikan gerakan tangannya lalu mengarahkan pandangannya ke arah Zeira yang sedang menggigit kedondong dari tadi. "Kamu bisa gak makan rambutan itu di luar saja""Ini bukan rambut mas, tapi kedondong" Zeira memperjelas ucapan Reyhan."Yang aku tahu, kalau yang berbulu keriting itu ya rambutan" bantah Reyhan. Ia baru kali ini melihat buah kedondong."Iya deh, terserah mas aja, yang penting jangan usir aku dari sini" sahut Zeira"Kamu makan di kamar aja yah, aku jadi gak fokus kerja nih" bujuk Reyhan"Mas tapi aku pengen dekat kamu, gimana
Selama tiga hari Reyhan fokus menemani Zeira di rumah sakit. Ia menunda urusan bisnisnya ke Riau hanya untuk Zeira."Mas hari ini kita sudah bisa pulang kan ?" Tanya Zeira kepada Reyhan yang duduk di sofa."Iya sayang. Sabar yah, kita akan pulang setelah dokter datang untuk mencek kesehatan kamu" jawab Reyhan tanpa melihat Zeira. Ia sedang sibuk mencek dan membalas Gmail masuk.Tok....tok...tok..."selama sore pak" ucap Chintia sambil menjulurkan kepalanya.Reyhan hanya sekilas melihat Chintia dan kembali fokus ke layar laptopnya."Bagaimana keadaan kamu?" Sapa Chintia sambil mendekati Zeira yang duduk bersandar di tempat tidur."Saya sudah merasa baik""Oh iya, ini aku bawakan buah-buahan untuk kamu" Chintia menaruh buah yang ia bawa di atas meja kecil yang ada di dekat Zeira."Terima kasih" Zeira tersenyum ramah."Sama-sama, mau aku bukakan?" Tanya Chintia"Gak usah" jawab Reyhan dengan tiba-tiba dari sofa,
Tok...tok...tok..."permisi Nyonya" suara pelayan Siti dari balik pintuZeira bangkit dari ranjang dan melangkah membuka pintu "iya bi" sahut Zeira setelah membuka pintu."Nyonya tuan ingin bicara dengan anda" Siti menyodorkan ponsel pribadinya kepada Zeira."Iya mas" sahut Zeira setelah menempelkan ponsel milik Siti ke Indra pendengarannya."Kamu di mana sayang ? Kenapa kamu gak mau angkat telepon dari aku?" Tanya Reyhan."Egh....aku tadi lagi di kamar mandi mas" Zeira berbohong. Ia tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya kepada Reyhan."Perut kamu sakit?" Tanya Reyhan dengan cemas."Gak mas. Mas kapan pulang?" Zeira sengaja mengalihkan pembicaraannya agar Reyhan tidak banyak bertanya."Besok aku sudah kembali ke Jakarta. Kamu kangen yah?" Goda Reyhan."Gak ah" wajah Zeira berubah menjadi merah merona."Ya sudah, kalau kamu gak kangen. Aku pulang minggu depan saja""Jangan....kalau gak ada mas ! Ruma