Satu Minggu telah berlalu setelah kembali dari Bali. Tingkah Zeira sangat aneh, bahkan pelayan ikut merasakan perubahan sikap Zeira.
"Mas tadi Daddy menghubungi aku" ucap Zeira sambil mengunyah kedondong di mulutnya.
"Hm...apa kata Daddy" Reyhan sibuk memeriksa berkas yang akan ia bawa ke Riau besok.
"Katanya Daddy mau ke Indonesia" jawab Zeira dengan santai.
Reyhan menghentikan gerakan tangannya lalu mengarahkan pandangannya ke arah Zeira yang sedang menggigit kedondong dari tadi. "Kamu bisa gak makan rambutan itu di luar saja"
"Ini bukan rambut mas, tapi kedondong" Zeira memperjelas ucapan Reyhan.
"Yang aku tahu, kalau yang berbulu keriting itu ya rambutan" bantah Reyhan. Ia baru kali ini melihat buah kedondong.
"Iya deh, terserah mas aja, yang penting jangan usir aku dari sini" sahut Zeira
"Kamu makan di kamar aja yah, aku jadi gak fokus kerja nih" bujuk Reyhan
"Mas tapi aku pengen dekat kamu, gimana
Selama tiga hari Reyhan fokus menemani Zeira di rumah sakit. Ia menunda urusan bisnisnya ke Riau hanya untuk Zeira."Mas hari ini kita sudah bisa pulang kan ?" Tanya Zeira kepada Reyhan yang duduk di sofa."Iya sayang. Sabar yah, kita akan pulang setelah dokter datang untuk mencek kesehatan kamu" jawab Reyhan tanpa melihat Zeira. Ia sedang sibuk mencek dan membalas Gmail masuk.Tok....tok...tok..."selama sore pak" ucap Chintia sambil menjulurkan kepalanya.Reyhan hanya sekilas melihat Chintia dan kembali fokus ke layar laptopnya."Bagaimana keadaan kamu?" Sapa Chintia sambil mendekati Zeira yang duduk bersandar di tempat tidur."Saya sudah merasa baik""Oh iya, ini aku bawakan buah-buahan untuk kamu" Chintia menaruh buah yang ia bawa di atas meja kecil yang ada di dekat Zeira."Terima kasih" Zeira tersenyum ramah."Sama-sama, mau aku bukakan?" Tanya Chintia"Gak usah" jawab Reyhan dengan tiba-tiba dari sofa,
Tok...tok...tok..."permisi Nyonya" suara pelayan Siti dari balik pintuZeira bangkit dari ranjang dan melangkah membuka pintu "iya bi" sahut Zeira setelah membuka pintu."Nyonya tuan ingin bicara dengan anda" Siti menyodorkan ponsel pribadinya kepada Zeira."Iya mas" sahut Zeira setelah menempelkan ponsel milik Siti ke Indra pendengarannya."Kamu di mana sayang ? Kenapa kamu gak mau angkat telepon dari aku?" Tanya Reyhan."Egh....aku tadi lagi di kamar mandi mas" Zeira berbohong. Ia tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya kepada Reyhan."Perut kamu sakit?" Tanya Reyhan dengan cemas."Gak mas. Mas kapan pulang?" Zeira sengaja mengalihkan pembicaraannya agar Reyhan tidak banyak bertanya."Besok aku sudah kembali ke Jakarta. Kamu kangen yah?" Goda Reyhan."Gak ah" wajah Zeira berubah menjadi merah merona."Ya sudah, kalau kamu gak kangen. Aku pulang minggu depan saja""Jangan....kalau gak ada mas ! Ruma
Reyhan merasa curiga melihat tingkah Zeira selama satu Minggu ini, yang selalu mengunci pintu dari dalam kamar."Bara selama aku pergi perjalanan bisnis ke Riau waktu Minggu lalu, apa ada yang terjadi di rumah ?" Tanya Reyhan saat mereka di dalam mobil menuju kantor DUBER GRUP milik keluarga Nicolas." Ti.ti.tidak ada tuan" jawab bara dengan gugup dan terbata-bata. Yang membuat Reyhan jadi semakin curiga"Bara, kalau berbohong kamu tahu kan apa akibatnya" ancam Reyhan.Akhirnya Bara terpaksa jujur, ia takut jika di pecat sebagai sopir pribadi Reyhan. "Waktu pagi sebelum tuan tiba di rumah, tuan muda Roy datang menemui nyonya. Aku tidak tahu apa yang terjadi tuan saat itu aku sedang mengambil berkas-berkas security di lantai tiga. Saat turun dari lantai tiga, aku melihat tuan Roy sedang mengetuk pintu kamar nyonya sambil membawa 1 gelas air hangat di tangannya.""Kenapa baru sekarang kamu mengatakannya?, apa kamu sudah bosan bekerja deng
Reyhan berpura-pura tidur saat Zeira masuk ke dalam kamar. Dia merasa kesal dan geram melihat Zeira pulang ke kediaman Nicolas sudah menunjukkan pukul 10 malam.Zeira duduk termenung di atas sofa setelah ia selesai mandi. Ia selalu memikirkan jalan mana yang harus di tempuh. Bertahan atau pergi meninggalkan Reyhan dan Roy."Apa kamu akan begadang malam ini?" akhirnya Reyhan membuka mulut untuk mencarikan suasana keheningan di kamar itu."Ha...i...iya, aku akan tidur sebentar lagi" jawab Zeira terbata-bata."Sebentar kapan? Ini sudah larut malam. Setidaknya sayangi janin yang ada di dalam kandungan kamu saat ini" Reyhan semakin kesal dan keluar dari kamar.Zeira menarik nafas dalam-dalam, untuk menenangkan hatinya. Ia bangkit dari sofa dan melangkah menuju tempat tidur.Waktu sudah menunjukkan pukul 5 pagi, namun Zeira tidak bisa tidur karena Reyhan tidak kembali ke kamar. Ia keluar dari kamar dan mencari Reyhan ke ruang kerja di lantai
Pertempuran babak belur yang rasanya nikmat itu pun berlangsung lama. Zeira kini lemas tak berdaya karena serangan nikmat bertubi-tubi yang Reyhan berikan. Reyhan tidak lupa meninggalkan beberapa tanda kepemilikannya di bagian dada leher dan paha mulus Zeira."Mas aku sudah lelah" ucap Zeira di bawah tubuh Reyhan dengan napas yang terengah-engah."Sebentar lagi sayang" Reyhan terus saja melajukan gerakan pinggulnya hingga ia mencapai puncak pelepasan yang ke 3 kalinya."Mas aku mau pulang. Oh iya, mas kapan kembali ke rumah ? Tanya Zeira setelah ia keluar dari kamar mandi dan sudah mengenakan pakaian."Ini sudah larut malam Ira ? Kita pulang besok aja yah ? Malam ini kita tidur disini saja" jawab Reyhan yang masih terbaring di atas tempat tidur tanpa memakai pakaian.Zeira menutup tubuh Reyhan dengan selimut ia malu melihat tubuh Reyhan yang polos sama seperti baby yang baru lahir. "Kenapa ?" Tanya Reyhan sambil menyeringai licik."Gak Kenap
Ting-nong ting-nong suara panggilan masuk ke ponsel Reyhan. Reyhan dengan sigap mengusap warna hijau di layar ponselnya. Sebab nama yang muncul di layarnya *bibi Siti* Siti hanya menghubungi Reyhan jika ada masalah serius dan darurat. "Hallo a....."Reyhan belum selesai berbicara namun sudah di sela Siti "tu....tu..tuan.. nyonya... nyonya" ucap Siti terbata-bata.Reyhan memutuskan sambungan teleponnya dan melangkah dengan langkah seribu keluar dari ruangannya. Dia sudah berpikir kalau sesuatu yang buruk telah terjadi kepada Zeira. Karena dari tadi perasaannya sudah tidak enak semenjak ia tiba di kantor.Chintia kaget saat Reyhan melewatinya. Ia meraih ponsel dari tas kantornya, seperti yang ia harapkan, satu pesan masuk ke ponselnya dari orang suruhan yang ia bayar mahal selama ini *Zeira sudah tidak sadar diri* isi pesan yang masuk ke ponsel Chintia.*Kerja yang bagus, tidak sia-sia aku membayar kamu mahal* balas pesan Chintia sambil membuat stiker jempo
Malam ini Reyhan dan Carles mulai melakukan rencana yang mereka rancang 1 hari yang lalu.Chintia dengan bahagianya memasuki ruangan presiden sweet di Bar milik Reyhan. Ia sangat senang dengan undangan sepesial dari Reyhan tadi siang."Hay kamu sudah datang" sapa Reyhan kepada Chintia saat muncul di depan pintu, dengan senyum seribu pesona yang membuat jantung setiap wanita menjadi meleleh"Wao kenapa ruangannya di hias seperti ini ?" Tanya Chintia saat masuk ke dalam ruangan, ia kagum karena ruangan itu di hias dengan lampu kelap-kelip berbagai macam warna dan di setiap meja sudah di penuhi dengan botol wine dan buah-buahan."Malam ini kita akan bersenang-senang, karena kamu sudah membantu aku dalam mengelola perusahaan milik keluarga Nicolas. Jadi kami pantas mendapatkan surprise" Reyhan memberikan satu ikat bunga mawar kepada Chintia.Chintia tersenyum namun ia takut untuk menerima bunga pemberian Reyhan. Sebab ia alergi dengan wangi bunga mawar
Ting-nong ting-nong suara panggilan masuk di ponsel Reyhan yang membawanya tersadar dari mimpi indah satu malam ini. "Hallo Daddy" sahut Reyhan setelah mengusap berbentuk bulat warna hijau di layar ponselnya."Daddy akan ke Indonesia hari ini" jawab Richard dari seberang sana."Kenapa Daddy mendadak ke Indonesia ? Bukannya Daddy akan ke Indonesia setelah Zeira melahirkan?" Tanya Reyhan dengan penasaran. Sebab 3 bulan yang lalu saat ia menghubungi Richard untuk memberitahukan kalau Zeira telah mengandung, Richard mengatakan ia akan ke Indonesia setelah Zeira melahirkan."Ada hal penting yang ingin Daddy bicarakan dengan kamu" Richard memutus sambungan teleponnya dengan Reyhan."Dia memang selalu seperti itu" gerutu Reyhan dan kembali berbaring di atas ranjang di samping Zeira."Siapa yang nelpon mas?" Tanya Zeira sambil membuka matanya."Daddy" jawab singkat Reyhan.Zeira melonjak dari tidurnya "apa papa akan ke Indonesia?" Tanya Zeira
Satu bulan telah berlalu, Vivi sudah pulang dari rumah sakit. Bahkan saat ini ia, Roy dan putrinya sedang berada di kediaman Nicolas. Mereka sudah 3 hari menginap di sana, karena permintaan dari kedua mertuanya.Saat ini keluarga Nicolas telah berkumpul di ruang tamu bersama beberapa notaris dan pengacara. Richard sengaja mengundang mereka datang ke kediaman Nicolas, karena hari ini ia akan membagi warisan kepada kedua putranya. Sebenarnya Reyhan dan Roy menolak keputusannya. Tetapi Richard tidak ingin anaknya menjadi pecah di kemudian hari karena harta warisan, di mana saat itu ia sudah tidak ada lagi di dunia ini. Sebelum ia menutup mata, Richard ingin melihat anak dan cucunya bagai dan berdamai."Daddy kenapa harus terburu-buru seperti ini ?" Ucap Reyhan"Ini tidak terburu-buru sayang. Daddy sudah tua, sudah sepantasnya membagi warisan untuk kalian" jawab Richard"Iya, apa yang dikatakan Daddy itu adalah benar sayang. Karena umur tidak ada yang t
Zeira menjalani hari-harinya dengan penuh kebahagiaan, walaupun terkadang sikap Reyhan membuatnya kesal, tetapi ia sangat bahagia dengan cara Reyhan memperlakukannya dan menghargainya, bahkan akhir-akhir ini, pria tampan itu selalu memanjakan Zeira bagaikan anak kecil.Satu bulan terakhir ini, Reyhan seringkali membawa anak dan istrinya makan malam di luar dan membawanya jalan-jalan. Pria tampan itu sudah mulai mengatur waktunya untuk bekerja dan waktu untuk keluarga, ia sudah jauh berubah dibandingkan hari-hari sebelumnya. Dulu ia selalu sibuk mengurus perusahan, samapi ia tidak ada waktu untuk Zeira dan anaknya."Sayang, bagaimana kalau Minggu depan kita pergi berlibur ?" Ucap Reyhan. Saat ini Zeira, dan Reyhan sedang duduk santai di kursi santai yang terletak di samping kolam renang sambil melihat Andrian dan Andela bermain di taman bersama baby sitter"Minggu depan ?" Ucap Zeira untuk memperjelas kata-kata Reyhan"Hm..." Sahut Reyhan
Zeira sengaja tidak membawa putrinya Andela, ia berencana akan pulang setelah selesai makan siang bersama Reyhan. Tetapi saat ia meminta pulang, Reyhan justru tidak mengizinkannya. Pria tampan itu meminta Zeira untuk pulang bersama dengannya. Akhirnya Zeira meminta Reyhan untuk menghubungi Bara dan menyuruhnya menjemput Andela ke kediaman Nicolas.Hanay butuh waktu 1 jam 20 menit, Bara sudah tiba di ruangan Reyhan sambil membawa Andela.Tok....tok....tok.... Seseorang mengetuk pintu ruangan Reyhan"Masuk" sahut suara bariton dari dalam"Permisi tuan, nyonya" Bara menjulurkan kepala dari balik pintu. Ia melangkah menuju Zeira dan memberikan Andela kepada ibunya."Anak sayang mama" ucap Zeira sambil mencium kedua pipi tembem putrinya yang sedang tertidur pulas."Terima kasih ya paman" ucap Zeira kepada Bara."Sama-sama nyonya. Kalau begitu aku permisi dulu tuan, nyonya" Bara melangkah meninggalkan ruangan Reyhan.Zeir
Mimpi yang indah membuat Zeira terlambat bangun dari tidurnya, saat wanita cantik itu membuka mata di pagi hari ! Reyhan sudah tidak ada lagi di sampingnya. Ia refleks bangkit dari ranjang melangkah terburu-buru masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah itu ia melangkah ke luar dari kamar menuruni anak tangga menuju ruang makan."Bibi, apa tuan sudah sarapan ?" Ucap Zeira setelah tiba di meja makan dan melihat Reyhan tidak ada di sana"Tuan sudah pergi satu jam yang lalu nyonya. Tuan hanya sarapan roti dan teh" sahut pelayan Siti"Oh, baiklah" sahut Zeira. Ia merasa bersalah karena tidak melayani Reyhan sebelum berangkat ke kantor. Biasanya ia selalu membuatkan teh dan sarapan untuk suaminya."Nyonya ingin sarapan apa pagi ini ?" Tanya pelayan"Sarapan roti saja bi" sahut Zeira"Baik nyonya" pelayan bergegas masuk ke dapur membuat roti panggang untuk Zeira. Setelah 10 menit, Siti kembali ke meja
Tidak terasa waktu telah berputar, hari pun berganti. Kini usia kandungan Vivi memasuki tujuh bulan. Di mana saat ini mereka sedang mengadakan doa tujuh bulanan di kediamannya. Acara doa itu hanya di hadiri oleh para kerabat dekat dan tetangga, tentunya Zeira dan Reyhan beserta kedua anaknya.Setelah para undangan kembali ke rumahnya masing-masing. Keluarga Nicolas berkumpul di ruang tamu sambil berbincang-bincang. Reyhan dan Roy sedang membicarakan tentang warisan yang akan dibagi setelah Vivi melahirkan anaknya."Apa daddy sudah menghubungi kamu ?" Tanya Reyhan kepada Roy"Iya, daddy menghubungiku dan Vivi tadi pagi" jawab Roy"Apa daddy mengatakan sesuatu ?" Reyhan kembali bertanya"Tidak. Daddy dan mama hanya mengatakan kalau mereka akan ke Indonesia setelah Vivi melahirkan" sahut Roy dengan jujur "ada apa kak ?" Lanjut Roy bertanya"Daddy berencana ingin membagi warisan untuk kita berdua" jawab Reyhan."Benarkah
Tiga bulan telah berlalu, kehidupan keluarga Nicolas dipenuhi dengan kebahagiaan. Mereka menjalani aktifitasnya masing-masing. Saat ini hanya tinggal Zeira, Reyhan dan kedua anaknya yang tinggal di sana, karena Roy dan Vivi sudah pindah ke rumah yang baru mereka beli satu bulan yang lalu, dan Roy saat ini sudah tidak bekerja sama lagi dengan Carles, ia mengundurkan diri dari sana karena Zeira memintanya untuk memimpin perusahaan NIWIRA, sedangkan Zeira fokus untuk mengurus kedua buah hatinya."Mas, apa hari ini kamu ada kesibukan ?" Ucap Zeira. Saat ini mereka sedang menikmati sarapan pagi di ruang makan."Tidak, ada apa sayang ?" Sahut Reyhan"Jika tidak ada ! Aku ingin mengajak mas untuk berbelanja pakaian anak-anak""Oh, tentu saja bisa sayang. Aku pasti menemani kamu" sahut Reyhan"Terima kasih mas. Kalau begitu aku siap-siap dulu ya" Zeira melangkah meninggalkan ruang makan menuju kamarnya. Ia sebenarnya tidak ingin berbelanj
Setelah tiga hari berada di rumah sakit, kini Zeira bisa kembali ke kediaman Nicolas bersama putrinya. Saat mereka tiba di kediaman Nicolas, kedua mertuanya dan para kerabat dekat sudah menyambut kedatangan mereka. Zeira merasa terharu dengan sambutan yang luar biasa itu, ia merasa diperlakukan layaknya seperti putri kerajaan. Mansion megah itu dihiasi dengan bunga-bunga berwarna pink dipadu dengan warna biru muda. Di setiap sudut ruangan itu dihiasi dengan balon berwarna warni."Selamat sayang" ucap Fina sang ibu mertua kepada Zeira"Terima kasih mama" ucap Zeira sambil mencium kedua pipi ibu mertuanya itu. Begitu juga dengan kerabat yang lain, mereka memberikan selamat kepada Zeira dan Reyhan atas kelahiran anak keduanya.Acara keluarga itu berakhir pada saat waktu menunjukkan pukul lima sore, para kerabat dan tamu sudah kembali ke kediaman masing-masing, kini hanya tinggal keluarga Nicolas."Sayang, ini ada hadiah untuk kamu dan putrimu" uc
Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, Reyhan selalu mendesak Roy agar menambah kecepatan mobilnya, ia sudah tidak sabar lagi untuk segera bertemu dengan Zeira. Ia ingin berada di sisi Zeira dan menggenggam tangannya saat istrinya itu melahirkan buah cinta mereka."Oto Roy, cepat dong" desak Reyhan"Iya kakak" sahut Roy"Aduh, kamu lama sekali membawa mobilnya, pakai berhenti lagi" gerutu Reyhan saat mobil yang dikendarai Roy berhenti."Tentu berhenti dong kak. Kita kan sudah sampai di parkiran rumah sakit" jawab Roy"Ha, benarkah kita sudah sampai ?" Ucap Reyhan sambil melihat sekitarnya dari balik kaca mobil"Ya ampun" ucap Roy sambil menggelengkan kepala."Aku pikir kita masih di jalan" ucap Reyhan sambil membuka pintu mobilnya. Tanpa menunggu Roy ! Reyhan sudah bergegas masuk ke dalam rumah sakit. Ia tidak peduli dengan mata yang tertuju kepadanya, Reyhan tidak perlu bertanya di mana ruangan Zeira kepada reseps
Roy sangat bahagia atas kehamilan istrinya, walaupun janin yang ada di dalam kandungan Vivi saat ini masih berusia 3 Minggu, tetapi Roy sudah bisa merasakan detak jantung calon anaknya. Begitu juga dengan Vivi, wanita cantik itu tidak berhenti mengelus perut ratanya. Ia masih belum percaya kalau saat ini ada janin di dalam perutnya. Selama ini ia sudah tidak pernah lagi berpikir akan hamil atau memiliki anak sendiri.Sementara Zeira saat ini sedang merasakan dak dik duk dalam jantungnya, karena menanti kelahiran anak keduanya yang tinggal menghitung hari. Zeira dan Reyhan sedang mengemas perlengkapan baby ke dalam tas untuk mereka bawa ke rumah sakit saat Zeira akan melahirkan."Mas, yang itu apa ?" Ucap Zeira"Ini bajuku" sahut Reyhan"Untuk apa itu mas ?" Zeira kembali bertanya. Ia berpikir untuk apa pakaian Reyhan sebanyak itu di masukkan ke dalam tas travel"Besok saat kamu melahirkan, kita kan akan menginap di sana untuk beberapa h