Di kediaman Nicolas, Zeira kaget saat membuka selimut yang menutup tubuhnya. "Ha... kenapa aku tidak memakai pakaian?" Tanya dalam hatinya. Ia mencoba untuk mengingatkan kembali. "Oh iya, saya kan tidur di ruang keluarga, tapi kenapa saya jadi di kamar ? Atau pria menyebalkan itu......? Oh tidak...tidak...dia tidak mungkin menikmati aku di saat tidur. Mungkin aku terlalu lelah sehingga otakku sedikit jadi eror"
Ia melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, setelah itu baru ia turun ke meja makan. "Apa Nyonya sedang tidak enak badan ?" Tanya Siti
"Tidak bibi. Saya baik-baik saja, apa tuan sudah selesai sarapan ?" Zeira berpikir kalau ini masih pagi.
Siti merasa bingung. "Tuan sudah pergi sejak tadi pagi Nyonya"
Zeira menatap Siti lalu mengarahkan pandangannya ke benda bulat yang tergantung di tembok, ia sangat kaget karena benda itu menunjuk angka 2. "Ya ampun kenapa aku bisa tidur sampai selama itu ?"
"Aku pikir Nyonya sedang
"ini pesanan Nyonya" Zeira menguatkan dirinya melihat Reyhan yang sedang melingkarkan tangan di pinggul Sarah dan meletakkan dagunya di pundak Sarah."Untuk kamu saja, ini sudah jam 10, aku tidak bisa memakan yang berlemak di jam segini. Tenang saja aku yang bayar. Maaf sudah merepotkan kamu ya?" Sarah memang wanita ramah dan baik, itu sebabnya ia memiliki banyak fans."Tapi Nyonya saya sudah makan, kalau begitu saya berikan kepada waiters saja. Saya permisi" Zeira tidak jauh beda dengan Sarah. Ia juga selalu menjaga pola makannya, dia tidak pernah makan di atas jam 7 malam."Cepat kembali, kami butuh pelayan ada di sini" ucap Reyhan saat Zeira sudah membalikkan tubuhnya.*Dasar pria gatal, haruskah aku yang menjadi pelayannya?* Bisik dalam hati Zeira.Waktu sudah menunjukkan pukul 3 pagi, Reyhan sudah sangat mabuk begitu juga dengan Sarah. Bahkan mereka tidak malu saling berciuman bibir di depan orang yang ada di ruangan itu. Manajer S
"huk....huk...." Reyhan sengaja batuk untuk mencari perhatian Zeira saat sarapan pagi. Dengan sigap Zeira bangkit dari kursinya dan memberikan Reyhan air minum. "Tuan minum dulu" Reyhan meminum air yang diberikan Zeira. Lalu ia memutar matanya melihat Zeira yang berdiri di sampingnya. "Terima kasih sudah perhatian padaku" "Gak usah berterima kasih, itu kan sudah kewajiban aku sebagai pelayan pribadi tuan" sambil Zeira kembali duduk ke kursinya. "Terus yang tadi pagi waktu di kamar mandi ? Itu kewajiban seorang pelayan juga" tanya Reyhan dengan menyeringai licik. Zeira memberanikan diri untuk menatap mata Reyhan dengan tajam, namun wajahnya tidak bisa berbohong kalau ia saat ini sangat malu "Tuan...itu hanya insiden, jangan berpikir yang tidak-tidak" "Aku rasa kamu cukup menikmatinya" Reyhan benar-benar ingin tahu bagaimana perasaan Zeira. "Tuan bisakah kita tidak membahas hal itu di meja makan ini" Zeira sudah mulai kesal denga
Selama satu Minggu Reyhan selalu membawa wanita bergantian untuk menemaninya tidur, namun tidak ada satupun di antara wanita itu yang ia sentuh. Mereka hanya sekedar tidur bersama. Tetapi Zeira berpikir kalau Reyhan sudah menyentuh semua wanita yang ia bawa tidur bersamanya. Hal itu membuat Zeira sangat marah dan kesal, akhirnya ia pergi dari kediaman Nicolas dan menumpang di rumah Vivi."Ra apa kamu tidak ingin kembali ke kediaman Nicolas?" Tanya Vivi saat mereka di perjalanan menuju Bar."Apa kamu sudah bosan melihat aku?" Tanya Zeira dengan wajah yang sedih."Bu...Bu..bukan, bukan begitu. Jangan berpikir sejauh itu, aku senang kamu tinggal di rumahku. Aku jadi punya teman setiap hari" jawab Vivi dengan terbata-bata"Terus kenapa bertanya seperti tadi ?""Ra, kamu itu kan menikah secara Sah dengan pak Reyhan, jadi tidak baik jika seorang istri pergi dari rumah, jika memang kamu sudah tidak sanggup lagi, ajukan saja perceraian" Vivi mencoba member
Zeira merasa aneh dengan perubahan sikap Reyhan setelah ia kembali ke kediaman Nicolas. Reyhan tidak pernah lagi membawa wanita lain. Dia selalu tepat waktu pulang dari kantor dan tidak pernah mencaci masakan Zeira, bahkan selalu antar jemput Zeira bekerja."Hari ini kamu tidak usah bekerja" Ucap Reyhan setelah menyelesaikan sarapannya."Kenapa Tuan ?" Tanya Zeira."Hari ini ada seseorang yang ingin bertemu dengan kamu, jadi kamu harus masak lebih banyak, karena kita akan makan bersama dengannya""Apakah seseorang itu adik Tuan ?" tanya Zeira dengan penasaranReyhan Tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. "Apa kamu sudah lupa dengan janji 3 hari yang lalu ?" Tanya ReyhanZeira menundukkan kepalanya. "Maaf aku tidak akan memanggil tuan lagi""Bagus kalau kamu masih ingat, aku pergi dulu" Reyhan bangkit dari kursinya dan melangkah menuju pintu utama dengan menyeringai puas............."Ting-nong" suara ponsel Roy. Ma
*Kita harus bertemu siang ini, di kafe biasa* pesan singkat dari Roy kepada Zeira tepat pukul 11 siang.Zeira menghela nafas untuk menenangkan diri, perlahan ia menggoyangkan jarinya untuk membalas pesan Roy. *Baik lah*Zeira bersiap untuk pergi, kali ini ia tidak meminta izin kepada Reyhan. Ia pergi dengan diam-diam dan menaiki Taxi. Setelah tiba di kafe two love, dia sudah melihat Roy duduk di meja 076. Ia sempat ragu untuk mendekati Roy, namun hatinya memaksa sehingga kakinya terpaksa harus melangkah."Maaf kan aku Roy" ucap Zeira sambil menundukkan kepalanya dan berdiri di samping Roy."Duduk lah, kamu tidak perlu meminta maaf love, aku sudah tahu semuanya, aku tahu kamu melakukan ini semu demi paman" Roy menarik tangan Zeira agar duduk di sampingnya."Aku akan menemui kak Reyhan" lanjut Roy.Zeira mengangkat kepalanya untuk melihat Roy "Untuk apa?" Tanya Zeira dengan penasaran."Aku akan meminta dia untuk menceritakan kamu.
Reyhan bersikap biasa saja saat kembali ke kediaman Nicolas. Bahkan keesokan harinya dia mengajak Zeira untuk berjalan-jalan ke hutan lindung yang berada di belakang mansion itu. Ini pertama kalinya Reyhan mengajak Zeira."Disini udaranya sejuk ya mas?" Tanya Zeira saat duduk di ayunan besi di tengah hutan itu."Apa kamu menyukainya?" Reyhan kembali bertanya."Hm....disini terasa nyaman, aku suka suasana seperti ini""Jika kamu menyukainya, aku akan membuat sebuah rumah disini untuk kita berdua" goda Reyhan.Zeira membulatkan matanya dan tersenyum malu. "Gak usah mas""Kenapa ?" Tanya Reyhan"Kalau kita buat rumah disini, dan tinggal disini, sayang dong rumah yang disana tidak ditempati""Kan kita bisa sekali-kali kesana, oh iya disini ada rumah pohon, kamu mau kesana ?" Tanya Reyhan."Dimana mas ? Dari tadi kita keliling tapi aku tidak melihat ada rumah pohon" jawab ZeiraReyhan bangkit dari ayunan dan meng
"Mas aku bisa gak bawa teman aku ke rumah pohon itu ?" Tanya Zeira saat sarapan pagi."Habiskan sarapanmu" Reyhan mengabaikan pertanyaan Zeira."Mas" panggil Zeira kembaliReyhan menatap Zeira dengan tajam. Ia sangat tidak suka berbicara saat makan "Habiskan sarapanmu" Reyhan mengulangi ucapannya."Hm" jawab singkat Zeira, sambil kembali melanjutkan sarapannya."Kamu bisa membawa temanmu kesana" ucap Reyhan tiba-tiba saat ia selesai menghabiskan sarapannya.Zeira mengarahkan wajahnya ke arah Reyhan dan membulatkan matanya sambil tersenyum bahagia. "Benar mas" tanya Zeira untuk memperjelas apa yang baru saja ia dengar."Hm" jawab singkat Reyhan sambil bangkit dari kursinya dan melangkah menuju pintu utama."Mas tunggu" jerit Zeira dari meja makan sambil berlari ke arah Reyhan."Terima kasih ya mas" Zeira mengecup pipi kanan Reyhan dengan lembut.Reyhan bersikap biasa saja, dia mencoba untuk menyembunyikan, kalau ha
"gimana hubungan mas sama mbak Chintia?" Tanya Zeira saat mereka berbaring di atas tempat tidur sambil menonton Televisi."Baik" Jawab Reyhan dengan singkat sambil memejamkan ke dua matanya."Hm""Mas..." Panggil Zeira setelah 30 menit hening."Hm, apa ?" Reyhan membuka matanya melihat Zeira.Tanpa malu Zeira mengelus dada bidang Reyhan sambil menggigit bibir bawahnya sendiri. Gairahnya tiba-tiba saja muncul saat menonton film yang beradegan dewasa."Kamu Kenapa, salah minum obat ?" Reyhan sengaja mencibir Zeira. Dia tahu kalau wanita itu sedang menginginkan sentuhan. Ia sengaja tadi memasang film yang beradegan dewasa untuk membangkitkan gairah Zeira."Gak aku gak ada minum obat""Terus kenapa kamu gigit bibir kaya gitu ? Pakai di keluarin lagi, seram tau kaya komodo yang sedang kelaparan" cibir Reyhan."Mas aku mau" Zeira memayungkan bibirnya ke arah bawa pusat Reyhan.Reyhan yang berputar-putar bodo