*Love kenapa ponselmu sudah beberapa hari ini tidak dapat di hubungi ? Aku dengar dari Vivi kamu sedang sakit ?* isi pesan dari Roy.
"Sekarang saya sudah baikan kok, tidak perlu cemas, itu hanya demam biasa" balas pesan Zeira.
*Kamu di mana sekarang ? Aku kesana yah?*
"Jangan....nanti kita bertemu di kafe biasa"
*Oke love, aku tunggu* pesan terakhir Roy.
"Jangan biasakan kalau lagi makan sambil main ponsel" sentak Reyhan yang sedari tadi memperhatikan Zeira.
"Iya" jawab singkat dari Zeira.
"Cepat habiskan sarapanmu, aku akan membawa kamu berjemur di taman. Wajah kamu sangat terlihat pucat, mungkin karena sudah beberapa hari ini tidak terkena matahari"
"Tidak perlu kamu temani, aku bisa sendiri, kamu pergi ke kantor saja" tolak Zeira dengan lembut
"Hay Nono ini hari Minggu, kantor mana yang a
Satu bulan berlalu ini hari pertama Zeira melakukan tugas sesuai perjanjian yang sudah ia sepakati dengan Reyhan. Selama ini ia benar-benar istirahat total tidak melakukan apapun bahkan keluar rumah dia tidak pernah, karena larangan Reyhan. Pagi ini ia sedang berkutat di dapur membuat sarapan untuk Reyhan. "Ini terasa asin" protes Reyhan setelah menyantap nasi goreng buatan Zeira Zeira yang duduk di kursi yang berada di samping Reyhan memutar matanya ke arah Reyhan. "Ini rasanya sudah pas" "Ini terlalu asin, kamu bisa masak atau tidak ?" Reyhan meletakkan sendok makannya di atas piring dan meminum air mineral yang ada di atas meja lalu bangkit dari kursinya dan pergi meninggalkan meja makan. Zeira hanya menghela nafasnya. "Rasanya cukup enak, mungkin lidah pria itu saja yang bermasalah" bisik Zeira dengan lembut dan hanya bisa ia dengar sendiri. Di perjalanan menuju kantor, Reyhan Tersenyum sendiri di bangku penumpang. Sampai ia ti
Satu bulan berlalu ini hari pertama Zeira melakukan tugas sesuai perjanjian yang sudah ia sepakati dengan Reyhan. Selama ini ia benar-benar istirahat total tidak melakukan apapun bahkan keluar rumah dia tidak pernah, karena larangan Reyhan. Pagi ini ia sedang berkutat di dapur membuat sarapan untuk Reyhan."Ini terasa asin" protes Reyhan setelah menyantap nasi goreng buatan ZeiraZeira yang duduk di kursi yang berada di samping Reyhan memutar matanya ke arah Reyhan. "Ini rasanya sudah pas""Ini terlalu asin, kamu bisa masak atau tidak ?" Reyhan meletakkan sendok makannya di atas piring dan meminum air mineral yang ada di atas meja lalu bangkit dari kursinya dan pergi meninggalkan meja makan.Zeira hanya menghela nafasnya. "Rasanya cukup enak, mungkin lidah pria itu saja yang bermasalah" bisik Zeira dengan lembut dan hanya bisa ia dengar sendiri.Di perjalanan menuju kantor, Reyhan Tersenyum sendiri di bangku penumpang. Sampai ia tidak s
"kalau aku dekat dengan wanita lain, kamu cemburu gak ?""Cemburu gak gak yah ? Aku juga bingung. Tapi kalau di dalam mimpi kamu makin ganteng deh, gemesin banget" Zeira menyentuh kedua pipi Reyhan dengan manja."Kalau gemesin, cium aku dong". Waduh si mas Reyhan benar-benar kelewatan ini, uda minta cium lagi.heheheZeira mencengkeram tengkuk Reyhan dengan kedua tanganya. Lalu ia melumat bibir Reyhan dengan rakus, bahkan ia mendorong tubuh Reyhan hingga terbaring di atas sofa lalu ia duduk tepat di atas perut Reyhan. Ia menarik paksa kaus yang melekat di tubuh Reyhan sampai terbuka lalu menghujani seluruh leher hingga dada bidang Reyhan dengan ciuman. "Mas lebih seksi kalau di dalam mimpi" bisik Zeira dengan penuh gairah di telinga Reyhan.Reyhan yang sudah terbakar nafsu, langsung mengangkat tubuh mungil Zeira dan membawanya masuk ke dalam kamar, ia tidak peduli dengan pelayan yang melihatnya. "Kita mainnya disini aja yah" bisik Reyhan setelah ia membari
Di kediaman Nicolas, Zeira kaget saat membuka selimut yang menutup tubuhnya. "Ha... kenapa aku tidak memakai pakaian?" Tanya dalam hatinya. Ia mencoba untuk mengingatkan kembali. "Oh iya, saya kan tidur di ruang keluarga, tapi kenapa saya jadi di kamar ? Atau pria menyebalkan itu......? Oh tidak...tidak...dia tidak mungkin menikmati aku di saat tidur. Mungkin aku terlalu lelah sehingga otakku sedikit jadi eror"Ia melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, setelah itu baru ia turun ke meja makan. "Apa Nyonya sedang tidak enak badan ?" Tanya Siti"Tidak bibi. Saya baik-baik saja, apa tuan sudah selesai sarapan ?" Zeira berpikir kalau ini masih pagi.Siti merasa bingung. "Tuan sudah pergi sejak tadi pagi Nyonya"Zeira menatap Siti lalu mengarahkan pandangannya ke benda bulat yang tergantung di tembok, ia sangat kaget karena benda itu menunjuk angka 2. "Ya ampun kenapa aku bisa tidur sampai selama itu ?""Aku pikir Nyonya sedang
"ini pesanan Nyonya" Zeira menguatkan dirinya melihat Reyhan yang sedang melingkarkan tangan di pinggul Sarah dan meletakkan dagunya di pundak Sarah."Untuk kamu saja, ini sudah jam 10, aku tidak bisa memakan yang berlemak di jam segini. Tenang saja aku yang bayar. Maaf sudah merepotkan kamu ya?" Sarah memang wanita ramah dan baik, itu sebabnya ia memiliki banyak fans."Tapi Nyonya saya sudah makan, kalau begitu saya berikan kepada waiters saja. Saya permisi" Zeira tidak jauh beda dengan Sarah. Ia juga selalu menjaga pola makannya, dia tidak pernah makan di atas jam 7 malam."Cepat kembali, kami butuh pelayan ada di sini" ucap Reyhan saat Zeira sudah membalikkan tubuhnya.*Dasar pria gatal, haruskah aku yang menjadi pelayannya?* Bisik dalam hati Zeira.Waktu sudah menunjukkan pukul 3 pagi, Reyhan sudah sangat mabuk begitu juga dengan Sarah. Bahkan mereka tidak malu saling berciuman bibir di depan orang yang ada di ruangan itu. Manajer S
"huk....huk...." Reyhan sengaja batuk untuk mencari perhatian Zeira saat sarapan pagi. Dengan sigap Zeira bangkit dari kursinya dan memberikan Reyhan air minum. "Tuan minum dulu" Reyhan meminum air yang diberikan Zeira. Lalu ia memutar matanya melihat Zeira yang berdiri di sampingnya. "Terima kasih sudah perhatian padaku" "Gak usah berterima kasih, itu kan sudah kewajiban aku sebagai pelayan pribadi tuan" sambil Zeira kembali duduk ke kursinya. "Terus yang tadi pagi waktu di kamar mandi ? Itu kewajiban seorang pelayan juga" tanya Reyhan dengan menyeringai licik. Zeira memberanikan diri untuk menatap mata Reyhan dengan tajam, namun wajahnya tidak bisa berbohong kalau ia saat ini sangat malu "Tuan...itu hanya insiden, jangan berpikir yang tidak-tidak" "Aku rasa kamu cukup menikmatinya" Reyhan benar-benar ingin tahu bagaimana perasaan Zeira. "Tuan bisakah kita tidak membahas hal itu di meja makan ini" Zeira sudah mulai kesal denga
Selama satu Minggu Reyhan selalu membawa wanita bergantian untuk menemaninya tidur, namun tidak ada satupun di antara wanita itu yang ia sentuh. Mereka hanya sekedar tidur bersama. Tetapi Zeira berpikir kalau Reyhan sudah menyentuh semua wanita yang ia bawa tidur bersamanya. Hal itu membuat Zeira sangat marah dan kesal, akhirnya ia pergi dari kediaman Nicolas dan menumpang di rumah Vivi."Ra apa kamu tidak ingin kembali ke kediaman Nicolas?" Tanya Vivi saat mereka di perjalanan menuju Bar."Apa kamu sudah bosan melihat aku?" Tanya Zeira dengan wajah yang sedih."Bu...Bu..bukan, bukan begitu. Jangan berpikir sejauh itu, aku senang kamu tinggal di rumahku. Aku jadi punya teman setiap hari" jawab Vivi dengan terbata-bata"Terus kenapa bertanya seperti tadi ?""Ra, kamu itu kan menikah secara Sah dengan pak Reyhan, jadi tidak baik jika seorang istri pergi dari rumah, jika memang kamu sudah tidak sanggup lagi, ajukan saja perceraian" Vivi mencoba member
Zeira merasa aneh dengan perubahan sikap Reyhan setelah ia kembali ke kediaman Nicolas. Reyhan tidak pernah lagi membawa wanita lain. Dia selalu tepat waktu pulang dari kantor dan tidak pernah mencaci masakan Zeira, bahkan selalu antar jemput Zeira bekerja."Hari ini kamu tidak usah bekerja" Ucap Reyhan setelah menyelesaikan sarapannya."Kenapa Tuan ?" Tanya Zeira."Hari ini ada seseorang yang ingin bertemu dengan kamu, jadi kamu harus masak lebih banyak, karena kita akan makan bersama dengannya""Apakah seseorang itu adik Tuan ?" tanya Zeira dengan penasaranReyhan Tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. "Apa kamu sudah lupa dengan janji 3 hari yang lalu ?" Tanya ReyhanZeira menundukkan kepalanya. "Maaf aku tidak akan memanggil tuan lagi""Bagus kalau kamu masih ingat, aku pergi dulu" Reyhan bangkit dari kursinya dan melangkah menuju pintu utama dengan menyeringai puas............."Ting-nong" suara ponsel Roy. Ma