Zeira bergegas ke rumah sakit setelah menerima pesan singkat dari Wirawan. Ia sebenarnya tidak ingin peduli dengan keadaan Caterina lagi. Hatinya sudah terasa pedih karena Caterina diam-diam mencintai Reyhan. Tetapi hati nuraninya selalu berkata dan memaksanya untuk selalu peduli dengan orang lain. Hal itu yang membuat Zeira melangkah menuju rumah sakit.
Saat tiba di rumah sakit, Zeira melihat Wirawan sedang mondar-mandir di depan ruangan ICU. Pria paruh baya itu terlihat khawatir dan cemas akan putrinya.
"Bagaimana keadaan Caterina om ?" Ucap Zeira dengan lembut. Ia berusaha bersikap seolah-olah tidak ada masalah.
Wirawan memutar tubuhnya menghadap Zeira "Caterina kritis" ucap Wirawan dengan berurai air mata.
"Sabar ya om" Zeira mengelus lengan Wirawan.
"Aku tidak tahu harus berbuat apa lagi. Tuhan memberikan aku kekayaan, tetapi dia tidak memberikanku kebahagiaan. Sungguh dunia ini tidak adil. Untuk apa aku memiliki harta melimpah jika kedua wani
Dari terbenamnya matahari hingga terbit kembali, Zeira tidak bisa memejamkan mata. Satu malam ini ia hanya duduk sambil memandang wajah pria tampan yang tertidur pulas di sampingnya. Butiran bening tidak berhenti menetes dari kedua bola matanya. Sungguh ia begitu sulit untuk mengambil keputusan. Wanita mana yang rela berbagi suami dengan wanita lain. Hanya wanita yang berhati malaikat lah yang sanggup melakukan itu. Mungkinkah Zeira salah satu wanita yang memiliki hati seperti malaikat ? Ya, mungkin saja, karena paksaan dari masalah yang sedang ia alami saat ini."Apa kamu sudah puas memandangiku ?" Ucap Reyhan tiba-tiba, yang membuat Zeira tersadar dari hayalannya. Ia memalingkan wajahnya, agar Reyhan tidak melihat ia saat mengusap air mata dari pipinya."Mas, aku buat teh dulu" ucap Zeira. Ia menurunkan kedua kaki dari atas ranjang, lalu melangkah menuruni anak tangga menuju dapur.Reyhan sedikit bingung melihat sikap istrinya itu, ia memandang Zeira hingga me
Setelah Reyhan pergi meninggalkan kediaman Nicolas, pria tampan itu belum juga kembali hingga saat ini. Zeira semakin khawatir saat melihat waktu telah menunjukkan pukul 3 pagi."Kamu di mana mas" ucap Zeira sambil berusaha menghubungi nomor Reyhan. Ia sudah berkali-kali menghubunginya tetapi tida satupun yang terhubung, ia selalu di sambut dengan suara merdu wanita cantik, *nomor yang anda tuju sedan tidak aktif atau berada di luar jangkauan, cobalah beberapa saat lagi*Tanpa ragu, Zeira ke luar dari kamar, ia melangkah menuju kamar Vivi.Tok....tok...tok.... Zeira mengetuk pintu. Hanya tiga kali ketukan, Vivi tiba-tiba membuka pintu kamarnya"Ada apa Ra ?" Tanya Vivi dengan cemas."Vi, mas Reyhan belum kembali sampai sekarang. Nomornya juga tidak dapat dihubungi" sahut Zeira"Benarkah ?" Tanya Vivi"Iya Vi. Tolong minta Roy untuk mencari mas Reyhan. Aku sangat khawatir Vi" mohon Zeira dengan wajah yang sedih.
Sudah tiga hari Reyhan tidak kembali ke kediaman Nicolas, pria tampan itu masih kesal dan marah, sehingga ia bertahan tinggal di apartemen. Selama ini Zeira sudah beberapa kali menemui Reyhan ke apartemen, tetapi ia tidak pernah bertemu dengan suaminya. Ia tidak tahu, Reyhan tidak ada di sana atau memang suaminya itu tidak ingin bertemu dengannya. Mata Ze masukira saat melihat mobil Reyhan dari gerbang. Ia berlari dari balkon, lalu keluar dari kamar, kaki jenjangnya berlari menuruni anak tangga dengan penuh semangat. Tetapi Zeira tiba-tiba terhenti saat melihat Reyhan muncul
Satu Minggu telah berlalu. Suasana di kediaman Nicolas begitu menegangkan, keadaan Caterina yang semakin membaik membuat Zeira menyesali keputusannya, bahkan Reyhan selama satu minggu ini tidak pernah tidur bersamanya dan tidak pernah menyentuhnya. Pria tampan itu selalu tidur di ruang kerja, ia juga selalu menghindar saat bertemu dengan Zeira. Tetapi saat ini mereka sedang sarapan bersama di meja makan."Ra, pagi ini kamu ada kesibukan enggak?" Ucap Caterina setelah menghabiskan sarapannya."Enggak Caterina" jawab Zeira
Zeira merasa lelah, karena satu hari ini ia dan Vivi sibuk berburu pakaian untuk Andrian. Setelah membersihkan tubuhnya di kamar mandi, Zeira menuruni anak tangga menuju dapur dan membuat teh untuk dirinya sendiri. Tetapi ia harus mengelus dada, saat mata indahnya melihat Caterina duduk berdua dengan Reyhan di ruang keluarga. Sepasang suami-istri yang terikat pernikahan siri itu sedang asik menonton televisi sambil menikmati cemilan kering."Kuatkan aku ya Tuhan" ucap Zeira dengan lembut dan nyaris tidak terdengar. Ia memberanikan diri untuk melangkah melewati Reyhan dan Caterina.
Sore ini Zeira membawa Andrian jalan-jalan di taman bunga yang ada dipekarangan kediaman Nicolas. Ia tidak hanya berdua dengan Andrian, tetapi ada vivi bersama mereka. Kedua wanita cantik itu berbicara-bincang sambil berjalan mengelilingi taman."Ra, kesehatan Caterina semakin hari semakin baik ya?" Ucap Vivi"Hm, aku juga merasa seperti itu" sahut Zeira"Terus, apa yang harus kamu lakukan ?" Tanya Vivi
Saat membuka mata di pagi hari, Zeira merasa pusing dan mual. Ia merasa seperti tubuhnya tidak berdaya. ia mengambil obat dari lemari dan meminumnya, Zeira berpikir kalau dirinya hanya pusing biasa, ia juga berpikir kalau perutnya sedang masuk angin karena sudah beberapa malam ini ia selalu begadang. Tetapi setelah meminum obat ! Ia merasa perutnya jadi sakit. Zeira meraih ponsel dari atas meja rias, lalu menghubungi Vivi untuk memintanya datang ke kamar.Tok...tok....tok... suara ketukan pintu
Sementara di rumah sakit, Carles sedang berusaha memberikan semangat kepada Zeira, ia mengatakan kalau Reyhan sedang ada urusan penting dengan klien, itu sebabnya Reyhan belum datang sampai saat untuk melihat Zeira. Semua itu Carles lakukan agar Zeira tidak benci dan sakit hari kepada suaminya. Tetapi semua usahanya itu akan sia-sia karena Reyhan sudah menilainya dengan negatif.Zeira melihat benda bulat yang tergantung di dinding sudah menunjukkan pukul 11 malam. Hatinya semakin sedih karena Reyhan tidak muncul-muncul. "Apa mas Reyhan belum pulang ya?" Ucap Zeira