Satu Minggu telah berlalu. Suasana di kediaman Nicolas begitu menegangkan, keadaan Caterina yang semakin membaik membuat Zeira menyesali keputusannya, bahkan Reyhan selama satu minggu ini tidak pernah tidur bersamanya dan tidak pernah menyentuhnya. Pria tampan itu selalu tidur di ruang kerja, ia juga selalu menghindar saat bertemu dengan Zeira. Tetapi saat ini mereka sedang sarapan bersama di meja makan.
"Ra, pagi ini kamu ada kesibukan enggak?" Ucap Caterina setelah menghabiskan sarapannya.
"Enggak Caterina" jawab Zeira
Zeira merasa lelah, karena satu hari ini ia dan Vivi sibuk berburu pakaian untuk Andrian. Setelah membersihkan tubuhnya di kamar mandi, Zeira menuruni anak tangga menuju dapur dan membuat teh untuk dirinya sendiri. Tetapi ia harus mengelus dada, saat mata indahnya melihat Caterina duduk berdua dengan Reyhan di ruang keluarga. Sepasang suami-istri yang terikat pernikahan siri itu sedang asik menonton televisi sambil menikmati cemilan kering."Kuatkan aku ya Tuhan" ucap Zeira dengan lembut dan nyaris tidak terdengar. Ia memberanikan diri untuk melangkah melewati Reyhan dan Caterina.
Sore ini Zeira membawa Andrian jalan-jalan di taman bunga yang ada dipekarangan kediaman Nicolas. Ia tidak hanya berdua dengan Andrian, tetapi ada vivi bersama mereka. Kedua wanita cantik itu berbicara-bincang sambil berjalan mengelilingi taman."Ra, kesehatan Caterina semakin hari semakin baik ya?" Ucap Vivi"Hm, aku juga merasa seperti itu" sahut Zeira"Terus, apa yang harus kamu lakukan ?" Tanya Vivi
Saat membuka mata di pagi hari, Zeira merasa pusing dan mual. Ia merasa seperti tubuhnya tidak berdaya. ia mengambil obat dari lemari dan meminumnya, Zeira berpikir kalau dirinya hanya pusing biasa, ia juga berpikir kalau perutnya sedang masuk angin karena sudah beberapa malam ini ia selalu begadang. Tetapi setelah meminum obat ! Ia merasa perutnya jadi sakit. Zeira meraih ponsel dari atas meja rias, lalu menghubungi Vivi untuk memintanya datang ke kamar.Tok...tok....tok... suara ketukan pintu
Sementara di rumah sakit, Carles sedang berusaha memberikan semangat kepada Zeira, ia mengatakan kalau Reyhan sedang ada urusan penting dengan klien, itu sebabnya Reyhan belum datang sampai saat untuk melihat Zeira. Semua itu Carles lakukan agar Zeira tidak benci dan sakit hari kepada suaminya. Tetapi semua usahanya itu akan sia-sia karena Reyhan sudah menilainya dengan negatif.Zeira melihat benda bulat yang tergantung di dinding sudah menunjukkan pukul 11 malam. Hatinya semakin sedih karena Reyhan tidak muncul-muncul. "Apa mas Reyhan belum pulang ya?" Ucap Zeira
Satu bulan telah berlalu, di mana akhir-akhir ini Zeira sering sakit dan mual-mual. Tetapi hal itu tidak pernah terjadi di depan Reyhan. Zeira selalu bersikap kuat jika berada di dekat Reyhan. Ia tidak ingin jika Reyhan mengetahi tentang kehamilannya. Zeira sudah kesal, karena sudah beberapa kali ingin mengatakannya kepada Reyhan, tetapi suaminya itu tidak pernah mau mendengar ucapannya.Hari ini Zeira akan ke rumah sakit untuk kontrol kepada dokter, ia harus kontrol setiap bulan karena kehamilannya kali ini berbeda dengan kehamilannya yang pertama. Dokter mengatakan kehamilan Zeira saat ini termasuk lemah, jadi harus mengkonsumsi obat penguat kandungan hingga usia 5 bulan.Saat Zeira dan Vivi akan pergi ke ruma
Rasa nyaman membuat Zeira tidak ingin bangun dari tidurnya, setelah dua bulan berlalu, ini pertama kalinya ia merasakan bantal yang begitu empuk dan hangat. Saat ia membuka mata, Zeira langsung disambut dengan wajah tampan Reyhan. Bibirnya terbuka lebar karena bahagia berada dalam pelukan suaminya. Tetapi Zeira kembali memejamkan mata saat Reyhan menggerakkan tubuhnya. Pria itu semakin mengeratkan pelukannya hingga membuat Zeira sulit untuk bernapas.Ting-nong ting-nong suara nyaring ponsel Reyhan"Mas, ponsel kamu berbunyi" ucap Zeira"Hm" sahut Reyhan tanpa membuka mata"Mas, ada yang menelepon" ucap ZeiraReyhan membuka mata dengan malas, satu tangannya meraih ponsel dari atas meja yang ada di samping tempat tidur, sementara tangan yang satu lagi masih tetap menjadi bantal Zeira."Hallo" ucap Reyhan setelah mengusap layar ponselnya"Sayang kamu di mana ? Aku lagi di kamar kamu, tapi di sini enggak ada siapa-siapa"
Dalam satu hari ini Reyhan pusing memikirkan masalah Caterina, hingga membuat pria tampan itu lupa waktu, bahkan ia tidak sadar jika hari sudah malam. Jika Bara tidak menemuinya ke kantor, Reyhan tidak akan menyadari kalau saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Ia sempat menolak ajakan Bara untuk pulang, tetapi sopir kesayangannya itu memaksanya hingga ia tidak bisa menolak.Dalam perjalanan menuju kediaman Nicolas, Bara banyak bertanya kepada Reyhan. Ia memberanikan diri untuk menanyakan masalah apa yang sedang menimpah Reyhan saat ini, sehingga bosnya itu tidak ingin pulang ke kediaman Nicolas."Maaf tuan. Apa aku bisa bertanya sesuatu ?" Ucap Bara dari bangku pengemudi"Hm" sahut singkat Reyhan"Apa tuan sedang ada masalah ?" Tanya Bara"Tidak" lagi-lagi Reyhan menjawab dengan singkat"Tetapi kenapa akhir-akhir ini, tuan dan nyonya jarang bersama ?" todong Bara, ia sebenarnya merasa ragu untuk bicara seperti itu. Tetapi ka
Suara ketukan pintu membangunkan Reyhan dari tidur panjangnya. Ia membuka mata dengan malas lalu melangkah untuk membuka pintu, pikirannya yang masih dipengaruhi dengan mimpi indah, lantas memeluk wanita yang ada di depan pintu kamarnya."Aku mencintaimu sayang" ucap Reyhan"Aku juga mencintaimu sayang" balasnya"Aku merindukan kehangatan dari tubuhmu sayang" goda Reyhan."Aku juga sayang, aku ingin selalu seperti ini denganmu" Caterina semakin mengeratkan pelukannya, ia begitu nyaman dalam dekapan Reyhan.Sementara Zeira yang baru ke luar dari kamarnya, refleks membulatkan mata, melihat sepasang suami, istri yang sedang bermesraan di depan pintu kamar Reyhan. Tubuhnya tiba-tiba gemetar, dan mulutnya tidak dapat berbicara. Zeira menelan salivanya dengan kasar, lalu kembali masuk ke dalam kamar. Ia menutup pintunya dengan kasar hingga mengakibatkan suara.Par..... Suara pintu Zeira, yang membuat Reyhan tersadar. Ia refleks melepaskan pe