Dalam satu hari ini Reyhan pusing memikirkan masalah Caterina, hingga membuat pria tampan itu lupa waktu, bahkan ia tidak sadar jika hari sudah malam. Jika Bara tidak menemuinya ke kantor, Reyhan tidak akan menyadari kalau saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Ia sempat menolak ajakan Bara untuk pulang, tetapi sopir kesayangannya itu memaksanya hingga ia tidak bisa menolak.
Dalam perjalanan menuju kediaman Nicolas, Bara banyak bertanya kepada Reyhan. Ia memberanikan diri untuk menanyakan masalah apa yang sedang menimpah Reyhan saat ini, sehingga bosnya itu tidak ingin pulang ke kediaman Nicolas.
"Maaf tuan. Apa aku bisa bertanya sesuatu ?" Ucap Bara dari bangku pengemudi
"Hm" sahut singkat Reyhan
"Apa tuan sedang ada masalah ?" Tanya Bara
"Tidak" lagi-lagi Reyhan menjawab dengan singkat
"Tetapi kenapa akhir-akhir ini, tuan dan nyonya jarang bersama ?" todong Bara, ia sebenarnya merasa ragu untuk bicara seperti itu. Tetapi ka
Suara ketukan pintu membangunkan Reyhan dari tidur panjangnya. Ia membuka mata dengan malas lalu melangkah untuk membuka pintu, pikirannya yang masih dipengaruhi dengan mimpi indah, lantas memeluk wanita yang ada di depan pintu kamarnya."Aku mencintaimu sayang" ucap Reyhan"Aku juga mencintaimu sayang" balasnya"Aku merindukan kehangatan dari tubuhmu sayang" goda Reyhan."Aku juga sayang, aku ingin selalu seperti ini denganmu" Caterina semakin mengeratkan pelukannya, ia begitu nyaman dalam dekapan Reyhan.Sementara Zeira yang baru ke luar dari kamarnya, refleks membulatkan mata, melihat sepasang suami, istri yang sedang bermesraan di depan pintu kamar Reyhan. Tubuhnya tiba-tiba gemetar, dan mulutnya tidak dapat berbicara. Zeira menelan salivanya dengan kasar, lalu kembali masuk ke dalam kamar. Ia menutup pintunya dengan kasar hingga mengakibatkan suara.Par..... Suara pintu Zeira, yang membuat Reyhan tersadar. Ia refleks melepaskan pe
Tepat pukul 2 siang, Reyhan sudah tiba di kediaman Nicolas bersama Wirawan, ia menjemput ayah mertuanya itu dari bandara. Sebenarnya Reyhan tidak ingin menjemput Wirawan ke bandara, tetapi karena Caterina datang menemuinya ke kantor, ia terpaksa mengikuti kemauan Caterina."selamat datang om, apa kabar ?" sapa Zeira saat Wirawan masuk ke dalam rumah"om baik, kamu bagaimana kabarnya ?" sahut Wirawan,ia balik bertanya kepada Zeira"saya baik om" sahut singkat Zeira"oh ya, om membawa oleh-oleh khusus untuk kamu" ucap Wirawan sambil menyodorkan paper beg kepada Zeira"terima kasih om" ucap Zeira dengan tersenyum "kalau begitu saya ke kamar dulu om" lanjut Zeira. ia melangkah menaiki anak tangga menuju kamarnya.Sementara Reyhan hanya diam melihat Zeira melangkah menaiki anak tangga."sayang" panggil Caterina"hm... iya" sahut Reyhan"papa sepertinya lelah, dia harus istirahat" uc
Setelah masuk ke dalam ruangan dokter, Zeira meminta Reyhan untuk membeli sesuatu untuknya. Semua itu itu ia lakukan agar Reyhan tidak mendengar perbincangannya dengan dokter. Ia tidak ingin Reyhan mengetahui kehamilannya saat ini, Zeira ingin memberitahunya kepada Reyhan, di saat mereka sudah berdamai, dan tidak salah paham seperti saat ini.Zeira meminta tolong kepada dokter, agar tidak memberitahu kehamilannya kepada Reyhan."Tetapi kenapa buk ?" Tanya dokter"Aku ingin memberi mas Reyhan kejutan dokter" dalih Zeira. Ia tidak mungkin mengatakan masalah yang sebenarnya kepada dokter itu, karena masalah rumah tangga tidak boleh diketahui oleh orang lain. Bahkan orang tua kita sendiri."Oh..... baiklah buk" sahut dokter. Ia percaya dengan ucapan Zeira"Katakan saja kepada mas Reyhan kalau aku hanya masuk angin dan kurang istirahat" ucap Zeira dengan wajah yang memohon."Baik buk"Tidak lama, pintu terbuka dan Reyhan menjulurkan kepala
Reyhan mondar-mandir di depan pintu ruangan UGD. Ia sangat khawatir dengan kondisi Zeira, karena pada saat akan tiba di rumah sakit, Zeira tidak sadarkan diri. Ia berkali-kali melihat benda bulat yang melingkar di pergelangan tangannya. Reyhan semakin cemas karena sudah 60 menit, belum ada dokter atau perawat yang ke luar dari ruangan UGD.Begitu juga dengan Vivi dan Roy, mereka sangat khawatir akan kondisi Zeira."Bagaimana ini sayang" ucap Vivi kepada Roy, ia bingung harus berbuat apa."Tenang sayang. Kakak ipar pasti baik-baik saja, dia adalah wanita yang kuat" Roy berusaha menenangkan hati istrinya, ia tahu bagaimana rasa khawatirnya Vivi saat ini terhadap Zeira."Sayang, sebaiknya kita katakan yang sebenarnya kepada kak Reyhan" ucap Vivi"Maksud kamu ?""Kita harus memberitahu kak Reyhan, kalau Zeira saat ini sedang mengandung. Aku takut jika nanti kak Reyhan marah kepada kita, karena telah menyembunyikan semuanya darinya" Vivi be
Satu Minggu telah berlalu, di mana kondisi Zeira semakin membaik, tetapi wanita cantik satu anak itu masih tetap mengenakan kursi roda, karena dokter belum mengizinkannya untuk berjalan.Saat ini Zeira sedang berjemur di samping kolam renang, ditemani oleh Vivi dan satu pelayan."Ra, aku boleh bertanya sesuatu sama kamu" ucap Vivi yang duduk di kursi besi"Iya, apa Vi ?" Sahut Zeira"Kak Reyhan, ada enggak bicara sesuatu sama kamu ?""Maksudnya ?" Ucap Zeira. Ia tidak mengerti maksud dari pertanyaan Vivi."Maksud aku, kak Reyhan ada enggak bicara sesuatu sama kamu. Contohnya, bertanya tentang kehamilan kamu, gitu !" "Enggak, sampai saat ini, mas Reyhan tidak pernah bicara tentang kehamilanku" sahut Zeira. Iya, memang benar Reyhan tidak pernah bertanya atau bicara tentang kandungan Zeira. Pria tampan itu lebih banyak diam saat berduaan dengan Zeira. "Emangnya kepang Vi ?" Lanjut Zeira"Enggak apa-apa, aku hanya ingi
.............Bijaklah daalm membaca, karena di bab ini sedikit lebih panas. Terima kasih.............Tepat pukul 11 malam, Reyhan sudah tiba di Singapura, ia menginap di hotel langganannya setiap kali ia ke sana yaitu hotel Marina Bay Sands. Reyhan tidak hanya sendiri, tetapi ia bersama kedua karyawannya, yaitu sekretaris wanita dan pria. Mereka menginap di hotel yang sama tetapi kamar yang berbeda.Reyhan saat ini sedang duduk sambil memandang kota Singapura dari balik kaca. Ia membayangkan jika Zeira ada di sampingnya saat ini, pasti suasana kamar itu terasa hangat dan romantis.Kring...kring.... Suara nyaring telepon yang terletak di atas meja di samping tempat tidur, menyadarkan Reyhan dari bayangan wajah cantik Zeira."Hallo" sahut Reyhan"..........." Jawab dari seberang sana"Baiklah" sahut Reyhan sebelum memutuskan teleponnya dengan pihak resepsionis.Sebelum ke luar dari kamar, Reyhan terlebih dahulu me
Satu hari, Reyhan tidak bisa tenang bahkan ia tidak fokus saat meeting. Ia selalu berpikir tentang kejadian tadi pagi. Bagaimana ia bisa melakukan itu semua, padahal sudah beberapa bulan ini ia tidak pernah tertarik untuk menyentuh Caterina. Di setiap Reyhan memejamkan mata ! Bayangan wajah Zeira yang sedang menagis selalu muncul."Apa yang harus aku katakan, jika Zeira mengetahuinya ?" Ucap Reyhan kepada dirinya sendiri, yang membuat kedua sekretaris yang duduk di sampingnya mengerutkan kening."Ada apa pak ?" Ucap salah satu sekretaris"UM...oh, tidak apa-apa" jawab Reyhan. Ia benar-benar tidak sadar kalau kata-kata itu ke luar dari mulutnya.Saat ini mereka sedang dalam perjalanan menuju hotel. Sebelum tiba di hotel, Reyhan sudah meminta sekretarisnya untuk memesan satu kamar lagi untuknya, ia tidak ingin tinggal dalam satu kamar dengan Caterina. Menghindar dari Caterina, akan lebih baik.Sementara di hotel Marina Bay Sands, Caterina sedan
Satu bulan telah berlalu, di mana hubungan antara Zeira dan Reyhan sudah kembali seperti dulu lagi. Reyhan sudah menjelaskan semuanya kepada Zeira tentang yang terjadi antara ia dan Caterina waktu di Singapura.Hari ini Reyhan sengaja tidak masuk kantor, ia ingin menemani Zeira periksa kandungan ke rumah sakit. Pria tampan itu sudah tidak sabar lagi untuk mengetahui jenis kelamin calon anaknya."Mas, kamu enggak masuk kantor ?" Tanya Zeira. Saat ini mereka sedang berada di ruang makan untuk sarapan bersama"Enggak sayang. Aku nanti siang saja ke kantor" sahut Reyhan sambil menggulung tangan baju kemejanya"Kenapa mas ?" Lanjut Zeira bertanya. Karena ia belum tahu kalau Reyhan ingin ikut bersamanya ke rumah sakit."Aku mau ikut kamu ke rumah sakit" sahut singkat Reyhan"Mas kenapa tahu kalau hari ini jadwal aku untuk periksa""Tadi malam aku enggak sengaja lihat buku yang terletak di atas meja rias kamu" jawab Reyhan dengan
Satu bulan telah berlalu, Vivi sudah pulang dari rumah sakit. Bahkan saat ini ia, Roy dan putrinya sedang berada di kediaman Nicolas. Mereka sudah 3 hari menginap di sana, karena permintaan dari kedua mertuanya.Saat ini keluarga Nicolas telah berkumpul di ruang tamu bersama beberapa notaris dan pengacara. Richard sengaja mengundang mereka datang ke kediaman Nicolas, karena hari ini ia akan membagi warisan kepada kedua putranya. Sebenarnya Reyhan dan Roy menolak keputusannya. Tetapi Richard tidak ingin anaknya menjadi pecah di kemudian hari karena harta warisan, di mana saat itu ia sudah tidak ada lagi di dunia ini. Sebelum ia menutup mata, Richard ingin melihat anak dan cucunya bagai dan berdamai."Daddy kenapa harus terburu-buru seperti ini ?" Ucap Reyhan"Ini tidak terburu-buru sayang. Daddy sudah tua, sudah sepantasnya membagi warisan untuk kalian" jawab Richard"Iya, apa yang dikatakan Daddy itu adalah benar sayang. Karena umur tidak ada yang t
Zeira menjalani hari-harinya dengan penuh kebahagiaan, walaupun terkadang sikap Reyhan membuatnya kesal, tetapi ia sangat bahagia dengan cara Reyhan memperlakukannya dan menghargainya, bahkan akhir-akhir ini, pria tampan itu selalu memanjakan Zeira bagaikan anak kecil.Satu bulan terakhir ini, Reyhan seringkali membawa anak dan istrinya makan malam di luar dan membawanya jalan-jalan. Pria tampan itu sudah mulai mengatur waktunya untuk bekerja dan waktu untuk keluarga, ia sudah jauh berubah dibandingkan hari-hari sebelumnya. Dulu ia selalu sibuk mengurus perusahan, samapi ia tidak ada waktu untuk Zeira dan anaknya."Sayang, bagaimana kalau Minggu depan kita pergi berlibur ?" Ucap Reyhan. Saat ini Zeira, dan Reyhan sedang duduk santai di kursi santai yang terletak di samping kolam renang sambil melihat Andrian dan Andela bermain di taman bersama baby sitter"Minggu depan ?" Ucap Zeira untuk memperjelas kata-kata Reyhan"Hm..." Sahut Reyhan
Zeira sengaja tidak membawa putrinya Andela, ia berencana akan pulang setelah selesai makan siang bersama Reyhan. Tetapi saat ia meminta pulang, Reyhan justru tidak mengizinkannya. Pria tampan itu meminta Zeira untuk pulang bersama dengannya. Akhirnya Zeira meminta Reyhan untuk menghubungi Bara dan menyuruhnya menjemput Andela ke kediaman Nicolas.Hanay butuh waktu 1 jam 20 menit, Bara sudah tiba di ruangan Reyhan sambil membawa Andela.Tok....tok....tok.... Seseorang mengetuk pintu ruangan Reyhan"Masuk" sahut suara bariton dari dalam"Permisi tuan, nyonya" Bara menjulurkan kepala dari balik pintu. Ia melangkah menuju Zeira dan memberikan Andela kepada ibunya."Anak sayang mama" ucap Zeira sambil mencium kedua pipi tembem putrinya yang sedang tertidur pulas."Terima kasih ya paman" ucap Zeira kepada Bara."Sama-sama nyonya. Kalau begitu aku permisi dulu tuan, nyonya" Bara melangkah meninggalkan ruangan Reyhan.Zeir
Mimpi yang indah membuat Zeira terlambat bangun dari tidurnya, saat wanita cantik itu membuka mata di pagi hari ! Reyhan sudah tidak ada lagi di sampingnya. Ia refleks bangkit dari ranjang melangkah terburu-buru masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah itu ia melangkah ke luar dari kamar menuruni anak tangga menuju ruang makan."Bibi, apa tuan sudah sarapan ?" Ucap Zeira setelah tiba di meja makan dan melihat Reyhan tidak ada di sana"Tuan sudah pergi satu jam yang lalu nyonya. Tuan hanya sarapan roti dan teh" sahut pelayan Siti"Oh, baiklah" sahut Zeira. Ia merasa bersalah karena tidak melayani Reyhan sebelum berangkat ke kantor. Biasanya ia selalu membuatkan teh dan sarapan untuk suaminya."Nyonya ingin sarapan apa pagi ini ?" Tanya pelayan"Sarapan roti saja bi" sahut Zeira"Baik nyonya" pelayan bergegas masuk ke dapur membuat roti panggang untuk Zeira. Setelah 10 menit, Siti kembali ke meja
Tidak terasa waktu telah berputar, hari pun berganti. Kini usia kandungan Vivi memasuki tujuh bulan. Di mana saat ini mereka sedang mengadakan doa tujuh bulanan di kediamannya. Acara doa itu hanya di hadiri oleh para kerabat dekat dan tetangga, tentunya Zeira dan Reyhan beserta kedua anaknya.Setelah para undangan kembali ke rumahnya masing-masing. Keluarga Nicolas berkumpul di ruang tamu sambil berbincang-bincang. Reyhan dan Roy sedang membicarakan tentang warisan yang akan dibagi setelah Vivi melahirkan anaknya."Apa daddy sudah menghubungi kamu ?" Tanya Reyhan kepada Roy"Iya, daddy menghubungiku dan Vivi tadi pagi" jawab Roy"Apa daddy mengatakan sesuatu ?" Reyhan kembali bertanya"Tidak. Daddy dan mama hanya mengatakan kalau mereka akan ke Indonesia setelah Vivi melahirkan" sahut Roy dengan jujur "ada apa kak ?" Lanjut Roy bertanya"Daddy berencana ingin membagi warisan untuk kita berdua" jawab Reyhan."Benarkah
Tiga bulan telah berlalu, kehidupan keluarga Nicolas dipenuhi dengan kebahagiaan. Mereka menjalani aktifitasnya masing-masing. Saat ini hanya tinggal Zeira, Reyhan dan kedua anaknya yang tinggal di sana, karena Roy dan Vivi sudah pindah ke rumah yang baru mereka beli satu bulan yang lalu, dan Roy saat ini sudah tidak bekerja sama lagi dengan Carles, ia mengundurkan diri dari sana karena Zeira memintanya untuk memimpin perusahaan NIWIRA, sedangkan Zeira fokus untuk mengurus kedua buah hatinya."Mas, apa hari ini kamu ada kesibukan ?" Ucap Zeira. Saat ini mereka sedang menikmati sarapan pagi di ruang makan."Tidak, ada apa sayang ?" Sahut Reyhan"Jika tidak ada ! Aku ingin mengajak mas untuk berbelanja pakaian anak-anak""Oh, tentu saja bisa sayang. Aku pasti menemani kamu" sahut Reyhan"Terima kasih mas. Kalau begitu aku siap-siap dulu ya" Zeira melangkah meninggalkan ruang makan menuju kamarnya. Ia sebenarnya tidak ingin berbelanj
Setelah tiga hari berada di rumah sakit, kini Zeira bisa kembali ke kediaman Nicolas bersama putrinya. Saat mereka tiba di kediaman Nicolas, kedua mertuanya dan para kerabat dekat sudah menyambut kedatangan mereka. Zeira merasa terharu dengan sambutan yang luar biasa itu, ia merasa diperlakukan layaknya seperti putri kerajaan. Mansion megah itu dihiasi dengan bunga-bunga berwarna pink dipadu dengan warna biru muda. Di setiap sudut ruangan itu dihiasi dengan balon berwarna warni."Selamat sayang" ucap Fina sang ibu mertua kepada Zeira"Terima kasih mama" ucap Zeira sambil mencium kedua pipi ibu mertuanya itu. Begitu juga dengan kerabat yang lain, mereka memberikan selamat kepada Zeira dan Reyhan atas kelahiran anak keduanya.Acara keluarga itu berakhir pada saat waktu menunjukkan pukul lima sore, para kerabat dan tamu sudah kembali ke kediaman masing-masing, kini hanya tinggal keluarga Nicolas."Sayang, ini ada hadiah untuk kamu dan putrimu" uc
Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, Reyhan selalu mendesak Roy agar menambah kecepatan mobilnya, ia sudah tidak sabar lagi untuk segera bertemu dengan Zeira. Ia ingin berada di sisi Zeira dan menggenggam tangannya saat istrinya itu melahirkan buah cinta mereka."Oto Roy, cepat dong" desak Reyhan"Iya kakak" sahut Roy"Aduh, kamu lama sekali membawa mobilnya, pakai berhenti lagi" gerutu Reyhan saat mobil yang dikendarai Roy berhenti."Tentu berhenti dong kak. Kita kan sudah sampai di parkiran rumah sakit" jawab Roy"Ha, benarkah kita sudah sampai ?" Ucap Reyhan sambil melihat sekitarnya dari balik kaca mobil"Ya ampun" ucap Roy sambil menggelengkan kepala."Aku pikir kita masih di jalan" ucap Reyhan sambil membuka pintu mobilnya. Tanpa menunggu Roy ! Reyhan sudah bergegas masuk ke dalam rumah sakit. Ia tidak peduli dengan mata yang tertuju kepadanya, Reyhan tidak perlu bertanya di mana ruangan Zeira kepada reseps
Roy sangat bahagia atas kehamilan istrinya, walaupun janin yang ada di dalam kandungan Vivi saat ini masih berusia 3 Minggu, tetapi Roy sudah bisa merasakan detak jantung calon anaknya. Begitu juga dengan Vivi, wanita cantik itu tidak berhenti mengelus perut ratanya. Ia masih belum percaya kalau saat ini ada janin di dalam perutnya. Selama ini ia sudah tidak pernah lagi berpikir akan hamil atau memiliki anak sendiri.Sementara Zeira saat ini sedang merasakan dak dik duk dalam jantungnya, karena menanti kelahiran anak keduanya yang tinggal menghitung hari. Zeira dan Reyhan sedang mengemas perlengkapan baby ke dalam tas untuk mereka bawa ke rumah sakit saat Zeira akan melahirkan."Mas, yang itu apa ?" Ucap Zeira"Ini bajuku" sahut Reyhan"Untuk apa itu mas ?" Zeira kembali bertanya. Ia berpikir untuk apa pakaian Reyhan sebanyak itu di masukkan ke dalam tas travel"Besok saat kamu melahirkan, kita kan akan menginap di sana untuk beberapa h