Satu Minggu telah berlalu, di mana kondisi Zeira semakin membaik, tetapi wanita cantik satu anak itu masih tetap mengenakan kursi roda, karena dokter belum mengizinkannya untuk berjalan.
Saat ini Zeira sedang berjemur di samping kolam renang, ditemani oleh Vivi dan satu pelayan.
"Ra, aku boleh bertanya sesuatu sama kamu" ucap Vivi yang duduk di kursi besi
"Iya, apa Vi ?" Sahut Zeira
"Kak Reyhan, ada enggak bicara sesuatu sama kamu ?"
"Maksudnya ?" Ucap Zeira. Ia tidak mengerti maksud dari pertanyaan Vivi.
"Maksud aku, kak Reyhan ada enggak bicara sesuatu sama kamu. Contohnya, bertanya tentang kehamilan kamu, gitu !"
"Enggak, sampai saat ini, mas Reyhan tidak pernah bicara tentang kehamilanku" sahut Zeira. Iya, memang benar Reyhan tidak pernah bertanya atau bicara tentang kandungan Zeira. Pria tampan itu lebih banyak diam saat berduaan dengan Zeira. "Emangnya kepang Vi ?" Lanjut Zeira
"Enggak apa-apa, aku hanya ingi
.............Bijaklah daalm membaca, karena di bab ini sedikit lebih panas. Terima kasih.............Tepat pukul 11 malam, Reyhan sudah tiba di Singapura, ia menginap di hotel langganannya setiap kali ia ke sana yaitu hotel Marina Bay Sands. Reyhan tidak hanya sendiri, tetapi ia bersama kedua karyawannya, yaitu sekretaris wanita dan pria. Mereka menginap di hotel yang sama tetapi kamar yang berbeda.Reyhan saat ini sedang duduk sambil memandang kota Singapura dari balik kaca. Ia membayangkan jika Zeira ada di sampingnya saat ini, pasti suasana kamar itu terasa hangat dan romantis.Kring...kring.... Suara nyaring telepon yang terletak di atas meja di samping tempat tidur, menyadarkan Reyhan dari bayangan wajah cantik Zeira."Hallo" sahut Reyhan"..........." Jawab dari seberang sana"Baiklah" sahut Reyhan sebelum memutuskan teleponnya dengan pihak resepsionis.Sebelum ke luar dari kamar, Reyhan terlebih dahulu me
Satu hari, Reyhan tidak bisa tenang bahkan ia tidak fokus saat meeting. Ia selalu berpikir tentang kejadian tadi pagi. Bagaimana ia bisa melakukan itu semua, padahal sudah beberapa bulan ini ia tidak pernah tertarik untuk menyentuh Caterina. Di setiap Reyhan memejamkan mata ! Bayangan wajah Zeira yang sedang menagis selalu muncul."Apa yang harus aku katakan, jika Zeira mengetahuinya ?" Ucap Reyhan kepada dirinya sendiri, yang membuat kedua sekretaris yang duduk di sampingnya mengerutkan kening."Ada apa pak ?" Ucap salah satu sekretaris"UM...oh, tidak apa-apa" jawab Reyhan. Ia benar-benar tidak sadar kalau kata-kata itu ke luar dari mulutnya.Saat ini mereka sedang dalam perjalanan menuju hotel. Sebelum tiba di hotel, Reyhan sudah meminta sekretarisnya untuk memesan satu kamar lagi untuknya, ia tidak ingin tinggal dalam satu kamar dengan Caterina. Menghindar dari Caterina, akan lebih baik.Sementara di hotel Marina Bay Sands, Caterina sedan
Satu bulan telah berlalu, di mana hubungan antara Zeira dan Reyhan sudah kembali seperti dulu lagi. Reyhan sudah menjelaskan semuanya kepada Zeira tentang yang terjadi antara ia dan Caterina waktu di Singapura.Hari ini Reyhan sengaja tidak masuk kantor, ia ingin menemani Zeira periksa kandungan ke rumah sakit. Pria tampan itu sudah tidak sabar lagi untuk mengetahui jenis kelamin calon anaknya."Mas, kamu enggak masuk kantor ?" Tanya Zeira. Saat ini mereka sedang berada di ruang makan untuk sarapan bersama"Enggak sayang. Aku nanti siang saja ke kantor" sahut Reyhan sambil menggulung tangan baju kemejanya"Kenapa mas ?" Lanjut Zeira bertanya. Karena ia belum tahu kalau Reyhan ingin ikut bersamanya ke rumah sakit."Aku mau ikut kamu ke rumah sakit" sahut singkat Reyhan"Mas kenapa tahu kalau hari ini jadwal aku untuk periksa""Tadi malam aku enggak sengaja lihat buku yang terletak di atas meja rias kamu" jawab Reyhan dengan
Caterina tersenyum bahagia saat Reyhan muncul dari balik pintu ruangannya, tetapi senyuman itu tiba-tiba menghilang dalam sekejap dan wajahnya berubah menjadi cemberut saat melihat Zeira muncul dari arah punggung Reyhan. Ia tidak menyangka kalau Reyhan akan membawa Zeira. Musnahlah sudah harapannya untuk makan siang romantis bersama Reyhan. Padahal ia sudah memesan ruangan khusus di sebuah kafe untuk ia dan Reyhan. Tadi Caterina berpikir akan mengajak Reyhan untuk makan siang berdua setelah selesai bertemu dengan kliennya."Apa kamu sudah siap" ucap Reyhan"Ya, kita bisa berangkat sekarang" sahut Caterina dengan angkuh."Mas, kita duduk sebentar ya ? Aku capai" Zeira menjatuhkan bokongnya di atas sofa yang ada di ruangan Caterina."Kalau capai kenapa harus ikut Zeira ? Kamu itu sedang mengandung, dan kondisi kamu masih lemah. Seharusnya kamu istirahat di rumah, bukan pergi-pergi seperti ini" tegas Caterina."Tapi aku enggak mau jauh-jauh dari
Makan siang romantis yang diharapkan Caterina, kini berubah menjadi api neraka. Bagaimana tidak ? Dia harus melihat Zeira yang bersikap manja kepada Reyhan, bahkan wanita cantik yang sedang mengandung itu makan dari piring suaminya. Tentu saja hati Caterina merasa panas bagaikan di neraka jahanam, hal yang dapat ia lakukan hanyalah berusaha untuk sabar dan berpura-pura tidak melihat sepasang manusia yang ada di hadapannya."Aku sudah kenyang mas" ucap Zeira sambil menolak suapan dari Reyhan."Kamu makannya masih sedikit sayang" bantah Reyhan"Tapi perutku sudah terasa penuh mas" sahut Zeira"Jika Zeira sudah merasa kenyang, jangan dipaksa sayang. Nanti tidak baik untuk kesehatannya" ucap Caterina."Baiklah" sahut singkat Reyhan.Setelah selesai makan siang, mereka melangkah meninggalkan kafe, saat tiba di parkiran ! Mereka bertemu dengan Carles. Pria tampan itu sudah menyapa, tetapi Reyhan bersikap acuh. Hanya Zeira dan Bara yang memba
Saat Zeira membuka mata di pagi hari, yang pertama menarik perhatiannya adalah satu kotak makanan yang terletak di atas meja. Zeira menurunkan kedua kakinya dari atas tempat tidur lalu melangkah menuju meja. Ia meraih kotak makanan lalu membukanya.Bibir Zeira tersenyum lebar melihat isi dalam kotak makanan "ternyata mas Reyhan hanya berpura-pura tidak mendengar apa yang aku katakan" ucapnya. Zeira berpikir kalau mangga muda yang ada di dalam kotak makanan itu adalah dari Reyhan.Saat pintu kamar mandi terbuka, Zeira berlari menghampiri Reyhan dan memeluknya. "Terima kasih ya mas" ucapnyaReyhan mengerutkan kening, ia bingung kenapa Zeira tiba-tiba mengucapkan terima kasih. Ia merasa belum melakukan sesuatu untuk Zeira, tetapi kenapa wanita itu terlihat bahagia dan tulus mengucapkan terima kasih ? Pertanyaan Itulah yang berputar saat ini di kepala Reyhan."Aku siapkan pakaian mas dulu" Zeira melepaskan pelukannya dari Reyhan lalu melangkah ke ruang ganti
Satu Minggu telah berlalu, di mana kondisi Caterina sudah lebih baik, ia sudah bisa bernapas tanpa alat bantu. Tetapi sikapnya setelah sadar dari koma membuat semua orang bingung. Bagaimana tidak bingung ? Biasanya Caterina selalu ingin dekat dengan Reyhan dan selalu ingin bersamanya, tetapi setelah ia sadar dari koma ! Caterina tidak mau bertemu dengan Reyhan dan Zeira, ia hanya mau bertemu dengan Roy dan Fifi."Fi, apa aku bisa bertanya sesuatu ?" Ucap Caterina, saat ini hanya ada ia dan Fifi di dalam ruangan itu."Iya, tentu saja bisa Caterina" sahut Fifi"Apa kamu tidak ingin memiliki anak ?" Tanya Caterina yang membuat wajah Fifi berubah menjadi sedih"Maaf, aku tidak bermaksud untuk menyinggung perasaan kamu. Tetapi aku tulus untuk bertanya" ucapnyaSebelum membuka mulut, Fifi terlebih dahulu menghela napasnya dengan kasar "aku sangat ingin memiliki anak" ucapnya"Terus, kenapa sampai saat ini kamu dan Roy belum memiliki an
Satu Minggu telah berlalu, hubungan antara Reyhan dan Zeira belum juga membaik. Wanita cantik yang sedang mengandung itu, masih marah dan kesal kepada Reyhan. Ia begitu cemburu saat melihat Reyhan memeluk pelayan Siti. Mungkin ini adalah salah satu bawaan hamil. Karena selama ini Zeira tidak pernah cemburu seperti itu, bahkan sampai berhari-hari tidak mau bicara dengan suaminya."Sayang, bukannya hari ini jadwal kamu untuk periksa" ucap Reyhan, mereka saat ini sedang sarapan bersama."Iya" sahut singkat Zeira sambil mengunyah makanan yang ada di dalam mulutnya. Semua orang sudah selesai sarapan, hanya tinggal Zeira yang belum selesai."Benarkah ?" Sahut Roy "kalau begitu kita bisa pergi bersama, karena Vivi juga ada pertemuan dengan dokter spesialis kandungan" lanjut Roy. Memang dua hari yang lalu, Roy menerima telepon dari dokter yang menangani Vivi waktu itu. Dokter paruh baya itu meminta Vivi untuk melakukan pemeriksaan lanjutan."Oh ya ?" Sahut Zeira&