Satu Minggu telah berlalu, hubungan antara Reyhan dan Zeira belum juga membaik. Wanita cantik yang sedang mengandung itu, masih marah dan kesal kepada Reyhan. Ia begitu cemburu saat melihat Reyhan memeluk pelayan Siti. Mungkin ini adalah salah satu bawaan hamil. Karena selama ini Zeira tidak pernah cemburu seperti itu, bahkan sampai berhari-hari tidak mau bicara dengan suaminya.
"Sayang, bukannya hari ini jadwal kamu untuk periksa" ucap Reyhan, mereka saat ini sedang sarapan bersama.
"Iya" sahut singkat Zeira sambil mengunyah makanan yang ada di dalam mulutnya. Semua orang sudah selesai sarapan, hanya tinggal Zeira yang belum selesai.
"Benarkah ?" Sahut Roy "kalau begitu kita bisa pergi bersama, karena Vivi juga ada pertemuan dengan dokter spesialis kandungan" lanjut Roy. Memang dua hari yang lalu, Roy menerima telepon dari dokter yang menangani Vivi waktu itu. Dokter paruh baya itu meminta Vivi untuk melakukan pemeriksaan lanjutan.
"Oh ya ?" Sahut Zeira&
Setelah tiba di kediaman Nicolas, Zeira dan Reyhan melangkah menuju ruang makan. Sepasang suami istri itu duduk di atas kursinya masing-masing. Zeira dengan manja meminta Reyhan untuk menghidangkan gado-gado yang mereka beli tadi."Ini makan apa sih, sayang" ucap Reyhan"Kan aku sudah bilang mas ! Ini namanya gado-gado. Terbuat dari sayur-sayuran, mie dan kuah kacang" jawab Zeira"Tapi bentuk goda-godanya aneh ya sayang" Reyhan merasa aneh. Sudah 7 tahun pria tampan itu tinggal di Indonesia, tetapi baru sekali ini ia melihat makanan gado-gado. Bahkan mendengar namanya saja, baru hari ini. Maklum selama ini ia selalu makan di restoran mewah dan kafe, tentu saja dia tidak mengenal makanan khas Indonesia yang satu ini."Bukan goda-goda mas, tapi gado-gado" Zeira meralat ucapan suaminya."Oh iya, maksud aku gado-gado" timpal Reyhan "kenapa belum dimakan sayang ?" Lanjut Reyhan. Karena dari tadi Zeira hanya mengaduk-aduk gado-gadonya d
Tepat pukul 11malam, Zeira dan Reyhan masuk ke dalam kamar, mereka meninggalkan Vivi dan Roy yang masih duduk di ruang keluarga. Sepanjang perjalanan menuju kamar, Zeira tidak habis pikir tentang operasi Vivi."Mas, dokter kenapa tiba-tiba meminta Vivi untuk melakukan operasi ya ?" Ucap Zeira. Saat ini mereka sudah berbaring di atas tempat tidur"Kata dokter ada bagian perut Vivi yang salah" sahut Reyhan"Jika ada letak perut Vivi yang salah ! Pasti dia merasa sakit di bagian perutnya. Tapi selama ini Vivi baik-baik saja, tidak pernah mengeluh sakit mas" bantah Zeira. Tentu saja dia membantah, karena setelah operasi, Vivi tidak pernah mengeluh sakit."Sudah, lupakan saja sayang. Dokter tidak akan melakukan tindakan jika bukan untuk tujuan yang positif. Doakan saja operasinya berjalan dengan baik""Iya mas" jawab Zeira..............Dua hari telah berlalu, di mana saat ini Zeira dan Roy sedang duduk di atas kursi besi yang ada
Tiga bulan telah berlalu, keluarga Nicolas hidup damai dan bahagia, mereka juga sudah melakukan acara doa 7 bulanan kehamilan Zeira. Saat ini mereka sedang menanti kelahiran anak keduanya, dokter mengatakan Zeira akan melahirkan tanggal 20 sedangkan saat ini sudah tanggal lima belas, itu artinya hanya tinggal menunggu beberapa hari lagi. Kamar sang bayi sudah disiapkan sejak dua bulan yang lalu, kamarnya tidak jauh dari kamar Andrian dan tentu saja dekorasinya berbeda. Kamar Andrian bernuansa hijau dengan paduan putih sedangkan kamar calon adiknya bernuansa pink dengan paduan putih. Dekorasi itu sesuai permintaan Reyhan dan Zeira.Saat ini Reyhan sedang menemani Zeira jalan sore di taman komplek yang tidak jauh dari kediaman Nicolas. Satu bulan terakhir ini, wanita cantik yang sedang hamil tua itu, selalu rutin jalan pagi dan sore, ia ingin persalinannya nanti lancar seperti waktu ia melahirkan Andrian."Mas kita duduk dulu ya ?" Ucap Zeira kepada Reyhan.
Saat tiba di kediaman Nicolas, waktu sudah menunjukkan pukul 5 lewat 30 menit. Dari gerbang, Reyhan dan Zeira sudah melihat Andrian sedang bermain di taman bunga yang ada di depan mansion megah itu. Anak yang baru berusia 1 tahun 3 bulan itu sedang asik melangkah berlari ke sana ke mari dan sesekali ia terjatuh di atas rumput manis."Sayang mama" ucap Zeira sambil berlari ringan untuk mengejar putra kesayangannya. Begitu juga dengan Reyhan, ia berlari seperti Zeira untuk mengejar putranya."Dapat, papa yang dapat duluan" ucap Reyhan sambil mengangkat tubuh Andrian dan membawanya ke dalam pelukannya.Anak tampan itu tertawa bahagia karena kedua orang tuanya bercanda dengannya. Ia tertawa hingga salivanya terjatuh di dagunya"Ih.....anak mama ences" cibir Zeira. Yang membuat Andrian semakin tertawa.Setelah 10 menit bercanda dengan anaknya ! Zeira dan Reyhan kembali menitipkan Andrian kepada baby sitter. Sepasang suami istri itu melangkah masuk ke da
Rasa penasaran membuat Roy tidak bisa memejamkan mata, setelah bercumbu mesra dengan istrinya, ia meraih ponsel miliknya dan segera menghubungi dokter.Tu...tu....tu.... Suara panggilan masuk"Hallo tuan" sahut dari seberang sana"Iya dokter. Apa kita bisa bertemu sekarang" ucap Roy. Pria tampan itu langsung bicara pada intinya tanpa basa-basi."Baik tuan. Sebentar lagi sayang akan ke sana" jawab dari seberang sana"Oh, baiklah kalau begitu. Terima kasih dokter" ucap Roy sebelum memutuskan sambungan teleponnya"Sayang, kamu habis bicara dengan siapa" ucap Vivi yang baru muncul dari pintu sambil membawa satu gelas kopi kesukaan Roy dan roti bakar yang dioles selai strawberry dan ditarubi cokelat"Dengan dokter sayang" jawab RoyVivi menaruh nampan yang ia bawa di atas meja lalu menjatuhkan bokongnya di samping Roy. "Ini baru pukul 5 lewat 30 menit sayang. Kenapa terlalu terburu-buru untuk menghubunginya"
Dokter cantik itu baru saja menjatuhkan bokongnya di atas sofa, tetapi ia sudah disuguhi dengan berbagai pertanyaan. Roy sudah tidak sabar lagi untuk mendengar apa yang akan dikatakan oleh dokter."Ada hal penting apa dokter ? Apakah terjadi sesuatu yang mengkhawatirkan kepada istriku ? Atau ada sesuatu yang serius dengan penyakitnya ?" Roy menghujani dokter itu dengan berbagai pertanyaan."Sabar ya tuan" sahut dokter dengan santai sambil meraih sesuatu dari dalam tasnya. Setelah itu baru ia memberikan sebuah amplop berwarna cokelat kepada Roy."Silahkan dibuka tuan" lanjutnya"Apa ini ?" Ucap Roy. Ia terburu-buru untuk membuka amplop yang ada di tangannya. Roy mengerutkan kening setelah melihat isi dalam amplop adalah selembar kertas putih."Ini apa ?" Roy kembali bertanya karena tidak mengerti apa arti tulisan yang ada di dalam kertas putih itu.Sebelum dokter menjawab, Zeira meraih kertas dari tangan Roy "coba aku lihat" ucapnya"H
Roy sangat bahagia atas kehamilan istrinya, walaupun janin yang ada di dalam kandungan Vivi saat ini masih berusia 3 Minggu, tetapi Roy sudah bisa merasakan detak jantung calon anaknya. Begitu juga dengan Vivi, wanita cantik itu tidak berhenti mengelus perut ratanya. Ia masih belum percaya kalau saat ini ada janin di dalam perutnya. Selama ini ia sudah tidak pernah lagi berpikir akan hamil atau memiliki anak sendiri.Sementara Zeira saat ini sedang merasakan dak dik duk dalam jantungnya, karena menanti kelahiran anak keduanya yang tinggal menghitung hari. Zeira dan Reyhan sedang mengemas perlengkapan baby ke dalam tas untuk mereka bawa ke rumah sakit saat Zeira akan melahirkan."Mas, yang itu apa ?" Ucap Zeira"Ini bajuku" sahut Reyhan"Untuk apa itu mas ?" Zeira kembali bertanya. Ia berpikir untuk apa pakaian Reyhan sebanyak itu di masukkan ke dalam tas travel"Besok saat kamu melahirkan, kita kan akan menginap di sana untuk beberapa h
Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, Reyhan selalu mendesak Roy agar menambah kecepatan mobilnya, ia sudah tidak sabar lagi untuk segera bertemu dengan Zeira. Ia ingin berada di sisi Zeira dan menggenggam tangannya saat istrinya itu melahirkan buah cinta mereka."Oto Roy, cepat dong" desak Reyhan"Iya kakak" sahut Roy"Aduh, kamu lama sekali membawa mobilnya, pakai berhenti lagi" gerutu Reyhan saat mobil yang dikendarai Roy berhenti."Tentu berhenti dong kak. Kita kan sudah sampai di parkiran rumah sakit" jawab Roy"Ha, benarkah kita sudah sampai ?" Ucap Reyhan sambil melihat sekitarnya dari balik kaca mobil"Ya ampun" ucap Roy sambil menggelengkan kepala."Aku pikir kita masih di jalan" ucap Reyhan sambil membuka pintu mobilnya. Tanpa menunggu Roy ! Reyhan sudah bergegas masuk ke dalam rumah sakit. Ia tidak peduli dengan mata yang tertuju kepadanya, Reyhan tidak perlu bertanya di mana ruangan Zeira kepada reseps