Tiga bulan telah berlalu, keluarga Nicolas hidup damai dan bahagia, mereka juga sudah melakukan acara doa 7 bulanan kehamilan Zeira. Saat ini mereka sedang menanti kelahiran anak keduanya, dokter mengatakan Zeira akan melahirkan tanggal 20 sedangkan saat ini sudah tanggal lima belas, itu artinya hanya tinggal menunggu beberapa hari lagi. Kamar sang bayi sudah disiapkan sejak dua bulan yang lalu, kamarnya tidak jauh dari kamar Andrian dan tentu saja dekorasinya berbeda. Kamar Andrian bernuansa hijau dengan paduan putih sedangkan kamar calon adiknya bernuansa pink dengan paduan putih. Dekorasi itu sesuai permintaan Reyhan dan Zeira.
Saat ini Reyhan sedang menemani Zeira jalan sore di taman komplek yang tidak jauh dari kediaman Nicolas. Satu bulan terakhir ini, wanita cantik yang sedang hamil tua itu, selalu rutin jalan pagi dan sore, ia ingin persalinannya nanti lancar seperti waktu ia melahirkan Andrian.
"Mas kita duduk dulu ya ?" Ucap Zeira kepada Reyhan.
Saat tiba di kediaman Nicolas, waktu sudah menunjukkan pukul 5 lewat 30 menit. Dari gerbang, Reyhan dan Zeira sudah melihat Andrian sedang bermain di taman bunga yang ada di depan mansion megah itu. Anak yang baru berusia 1 tahun 3 bulan itu sedang asik melangkah berlari ke sana ke mari dan sesekali ia terjatuh di atas rumput manis."Sayang mama" ucap Zeira sambil berlari ringan untuk mengejar putra kesayangannya. Begitu juga dengan Reyhan, ia berlari seperti Zeira untuk mengejar putranya."Dapat, papa yang dapat duluan" ucap Reyhan sambil mengangkat tubuh Andrian dan membawanya ke dalam pelukannya.Anak tampan itu tertawa bahagia karena kedua orang tuanya bercanda dengannya. Ia tertawa hingga salivanya terjatuh di dagunya"Ih.....anak mama ences" cibir Zeira. Yang membuat Andrian semakin tertawa.Setelah 10 menit bercanda dengan anaknya ! Zeira dan Reyhan kembali menitipkan Andrian kepada baby sitter. Sepasang suami istri itu melangkah masuk ke da
Rasa penasaran membuat Roy tidak bisa memejamkan mata, setelah bercumbu mesra dengan istrinya, ia meraih ponsel miliknya dan segera menghubungi dokter.Tu...tu....tu.... Suara panggilan masuk"Hallo tuan" sahut dari seberang sana"Iya dokter. Apa kita bisa bertemu sekarang" ucap Roy. Pria tampan itu langsung bicara pada intinya tanpa basa-basi."Baik tuan. Sebentar lagi sayang akan ke sana" jawab dari seberang sana"Oh, baiklah kalau begitu. Terima kasih dokter" ucap Roy sebelum memutuskan sambungan teleponnya"Sayang, kamu habis bicara dengan siapa" ucap Vivi yang baru muncul dari pintu sambil membawa satu gelas kopi kesukaan Roy dan roti bakar yang dioles selai strawberry dan ditarubi cokelat"Dengan dokter sayang" jawab RoyVivi menaruh nampan yang ia bawa di atas meja lalu menjatuhkan bokongnya di samping Roy. "Ini baru pukul 5 lewat 30 menit sayang. Kenapa terlalu terburu-buru untuk menghubunginya"
Dokter cantik itu baru saja menjatuhkan bokongnya di atas sofa, tetapi ia sudah disuguhi dengan berbagai pertanyaan. Roy sudah tidak sabar lagi untuk mendengar apa yang akan dikatakan oleh dokter."Ada hal penting apa dokter ? Apakah terjadi sesuatu yang mengkhawatirkan kepada istriku ? Atau ada sesuatu yang serius dengan penyakitnya ?" Roy menghujani dokter itu dengan berbagai pertanyaan."Sabar ya tuan" sahut dokter dengan santai sambil meraih sesuatu dari dalam tasnya. Setelah itu baru ia memberikan sebuah amplop berwarna cokelat kepada Roy."Silahkan dibuka tuan" lanjutnya"Apa ini ?" Ucap Roy. Ia terburu-buru untuk membuka amplop yang ada di tangannya. Roy mengerutkan kening setelah melihat isi dalam amplop adalah selembar kertas putih."Ini apa ?" Roy kembali bertanya karena tidak mengerti apa arti tulisan yang ada di dalam kertas putih itu.Sebelum dokter menjawab, Zeira meraih kertas dari tangan Roy "coba aku lihat" ucapnya"H
Roy sangat bahagia atas kehamilan istrinya, walaupun janin yang ada di dalam kandungan Vivi saat ini masih berusia 3 Minggu, tetapi Roy sudah bisa merasakan detak jantung calon anaknya. Begitu juga dengan Vivi, wanita cantik itu tidak berhenti mengelus perut ratanya. Ia masih belum percaya kalau saat ini ada janin di dalam perutnya. Selama ini ia sudah tidak pernah lagi berpikir akan hamil atau memiliki anak sendiri.Sementara Zeira saat ini sedang merasakan dak dik duk dalam jantungnya, karena menanti kelahiran anak keduanya yang tinggal menghitung hari. Zeira dan Reyhan sedang mengemas perlengkapan baby ke dalam tas untuk mereka bawa ke rumah sakit saat Zeira akan melahirkan."Mas, yang itu apa ?" Ucap Zeira"Ini bajuku" sahut Reyhan"Untuk apa itu mas ?" Zeira kembali bertanya. Ia berpikir untuk apa pakaian Reyhan sebanyak itu di masukkan ke dalam tas travel"Besok saat kamu melahirkan, kita kan akan menginap di sana untuk beberapa h
Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, Reyhan selalu mendesak Roy agar menambah kecepatan mobilnya, ia sudah tidak sabar lagi untuk segera bertemu dengan Zeira. Ia ingin berada di sisi Zeira dan menggenggam tangannya saat istrinya itu melahirkan buah cinta mereka."Oto Roy, cepat dong" desak Reyhan"Iya kakak" sahut Roy"Aduh, kamu lama sekali membawa mobilnya, pakai berhenti lagi" gerutu Reyhan saat mobil yang dikendarai Roy berhenti."Tentu berhenti dong kak. Kita kan sudah sampai di parkiran rumah sakit" jawab Roy"Ha, benarkah kita sudah sampai ?" Ucap Reyhan sambil melihat sekitarnya dari balik kaca mobil"Ya ampun" ucap Roy sambil menggelengkan kepala."Aku pikir kita masih di jalan" ucap Reyhan sambil membuka pintu mobilnya. Tanpa menunggu Roy ! Reyhan sudah bergegas masuk ke dalam rumah sakit. Ia tidak peduli dengan mata yang tertuju kepadanya, Reyhan tidak perlu bertanya di mana ruangan Zeira kepada reseps
Setelah tiga hari berada di rumah sakit, kini Zeira bisa kembali ke kediaman Nicolas bersama putrinya. Saat mereka tiba di kediaman Nicolas, kedua mertuanya dan para kerabat dekat sudah menyambut kedatangan mereka. Zeira merasa terharu dengan sambutan yang luar biasa itu, ia merasa diperlakukan layaknya seperti putri kerajaan. Mansion megah itu dihiasi dengan bunga-bunga berwarna pink dipadu dengan warna biru muda. Di setiap sudut ruangan itu dihiasi dengan balon berwarna warni."Selamat sayang" ucap Fina sang ibu mertua kepada Zeira"Terima kasih mama" ucap Zeira sambil mencium kedua pipi ibu mertuanya itu. Begitu juga dengan kerabat yang lain, mereka memberikan selamat kepada Zeira dan Reyhan atas kelahiran anak keduanya.Acara keluarga itu berakhir pada saat waktu menunjukkan pukul lima sore, para kerabat dan tamu sudah kembali ke kediaman masing-masing, kini hanya tinggal keluarga Nicolas."Sayang, ini ada hadiah untuk kamu dan putrimu" uc
Tiga bulan telah berlalu, kehidupan keluarga Nicolas dipenuhi dengan kebahagiaan. Mereka menjalani aktifitasnya masing-masing. Saat ini hanya tinggal Zeira, Reyhan dan kedua anaknya yang tinggal di sana, karena Roy dan Vivi sudah pindah ke rumah yang baru mereka beli satu bulan yang lalu, dan Roy saat ini sudah tidak bekerja sama lagi dengan Carles, ia mengundurkan diri dari sana karena Zeira memintanya untuk memimpin perusahaan NIWIRA, sedangkan Zeira fokus untuk mengurus kedua buah hatinya."Mas, apa hari ini kamu ada kesibukan ?" Ucap Zeira. Saat ini mereka sedang menikmati sarapan pagi di ruang makan."Tidak, ada apa sayang ?" Sahut Reyhan"Jika tidak ada ! Aku ingin mengajak mas untuk berbelanja pakaian anak-anak""Oh, tentu saja bisa sayang. Aku pasti menemani kamu" sahut Reyhan"Terima kasih mas. Kalau begitu aku siap-siap dulu ya" Zeira melangkah meninggalkan ruang makan menuju kamarnya. Ia sebenarnya tidak ingin berbelanj
Tidak terasa waktu telah berputar, hari pun berganti. Kini usia kandungan Vivi memasuki tujuh bulan. Di mana saat ini mereka sedang mengadakan doa tujuh bulanan di kediamannya. Acara doa itu hanya di hadiri oleh para kerabat dekat dan tetangga, tentunya Zeira dan Reyhan beserta kedua anaknya.Setelah para undangan kembali ke rumahnya masing-masing. Keluarga Nicolas berkumpul di ruang tamu sambil berbincang-bincang. Reyhan dan Roy sedang membicarakan tentang warisan yang akan dibagi setelah Vivi melahirkan anaknya."Apa daddy sudah menghubungi kamu ?" Tanya Reyhan kepada Roy"Iya, daddy menghubungiku dan Vivi tadi pagi" jawab Roy"Apa daddy mengatakan sesuatu ?" Reyhan kembali bertanya"Tidak. Daddy dan mama hanya mengatakan kalau mereka akan ke Indonesia setelah Vivi melahirkan" sahut Roy dengan jujur "ada apa kak ?" Lanjut Roy bertanya"Daddy berencana ingin membagi warisan untuk kita berdua" jawab Reyhan."Benarkah