Setelah Reyhan pergi meninggalkan kediaman Nicolas, pria tampan itu belum juga kembali hingga saat ini. Zeira semakin khawatir saat melihat waktu telah menunjukkan pukul 3 pagi.
"Kamu di mana mas" ucap Zeira sambil berusaha menghubungi nomor Reyhan. Ia sudah berkali-kali menghubunginya tetapi tida satupun yang terhubung, ia selalu di sambut dengan suara merdu wanita cantik, *nomor yang anda tuju sedan tidak aktif atau berada di luar jangkauan, cobalah beberapa saat lagi*
Tanpa ragu, Zeira ke luar dari kamar, ia melangkah menuju kamar Vivi.
Tok....tok...tok.... Zeira mengetuk pintu. Hanya tiga kali ketukan, Vivi tiba-tiba membuka pintu kamarnya
"Ada apa Ra ?" Tanya Vivi dengan cemas.
"Vi, mas Reyhan belum kembali sampai sekarang. Nomornya juga tidak dapat dihubungi" sahut Zeira
"Benarkah ?" Tanya Vivi
"Iya Vi. Tolong minta Roy untuk mencari mas Reyhan. Aku sangat khawatir Vi" mohon Zeira dengan wajah yang sedih.
<Sudah tiga hari Reyhan tidak kembali ke kediaman Nicolas, pria tampan itu masih kesal dan marah, sehingga ia bertahan tinggal di apartemen. Selama ini Zeira sudah beberapa kali menemui Reyhan ke apartemen, tetapi ia tidak pernah bertemu dengan suaminya. Ia tidak tahu, Reyhan tidak ada di sana atau memang suaminya itu tidak ingin bertemu dengannya. Mata Ze masukira saat melihat mobil Reyhan dari gerbang. Ia berlari dari balkon, lalu keluar dari kamar, kaki jenjangnya berlari menuruni anak tangga dengan penuh semangat. Tetapi Zeira tiba-tiba terhenti saat melihat Reyhan muncul
Satu Minggu telah berlalu. Suasana di kediaman Nicolas begitu menegangkan, keadaan Caterina yang semakin membaik membuat Zeira menyesali keputusannya, bahkan Reyhan selama satu minggu ini tidak pernah tidur bersamanya dan tidak pernah menyentuhnya. Pria tampan itu selalu tidur di ruang kerja, ia juga selalu menghindar saat bertemu dengan Zeira. Tetapi saat ini mereka sedang sarapan bersama di meja makan."Ra, pagi ini kamu ada kesibukan enggak?" Ucap Caterina setelah menghabiskan sarapannya."Enggak Caterina" jawab Zeira
Zeira merasa lelah, karena satu hari ini ia dan Vivi sibuk berburu pakaian untuk Andrian. Setelah membersihkan tubuhnya di kamar mandi, Zeira menuruni anak tangga menuju dapur dan membuat teh untuk dirinya sendiri. Tetapi ia harus mengelus dada, saat mata indahnya melihat Caterina duduk berdua dengan Reyhan di ruang keluarga. Sepasang suami-istri yang terikat pernikahan siri itu sedang asik menonton televisi sambil menikmati cemilan kering."Kuatkan aku ya Tuhan" ucap Zeira dengan lembut dan nyaris tidak terdengar. Ia memberanikan diri untuk melangkah melewati Reyhan dan Caterina.
Sore ini Zeira membawa Andrian jalan-jalan di taman bunga yang ada dipekarangan kediaman Nicolas. Ia tidak hanya berdua dengan Andrian, tetapi ada vivi bersama mereka. Kedua wanita cantik itu berbicara-bincang sambil berjalan mengelilingi taman."Ra, kesehatan Caterina semakin hari semakin baik ya?" Ucap Vivi"Hm, aku juga merasa seperti itu" sahut Zeira"Terus, apa yang harus kamu lakukan ?" Tanya Vivi
Saat membuka mata di pagi hari, Zeira merasa pusing dan mual. Ia merasa seperti tubuhnya tidak berdaya. ia mengambil obat dari lemari dan meminumnya, Zeira berpikir kalau dirinya hanya pusing biasa, ia juga berpikir kalau perutnya sedang masuk angin karena sudah beberapa malam ini ia selalu begadang. Tetapi setelah meminum obat ! Ia merasa perutnya jadi sakit. Zeira meraih ponsel dari atas meja rias, lalu menghubungi Vivi untuk memintanya datang ke kamar.Tok...tok....tok... suara ketukan pintu
Sementara di rumah sakit, Carles sedang berusaha memberikan semangat kepada Zeira, ia mengatakan kalau Reyhan sedang ada urusan penting dengan klien, itu sebabnya Reyhan belum datang sampai saat untuk melihat Zeira. Semua itu Carles lakukan agar Zeira tidak benci dan sakit hari kepada suaminya. Tetapi semua usahanya itu akan sia-sia karena Reyhan sudah menilainya dengan negatif.Zeira melihat benda bulat yang tergantung di dinding sudah menunjukkan pukul 11 malam. Hatinya semakin sedih karena Reyhan tidak muncul-muncul. "Apa mas Reyhan belum pulang ya?" Ucap Zeira
Satu bulan telah berlalu, di mana akhir-akhir ini Zeira sering sakit dan mual-mual. Tetapi hal itu tidak pernah terjadi di depan Reyhan. Zeira selalu bersikap kuat jika berada di dekat Reyhan. Ia tidak ingin jika Reyhan mengetahi tentang kehamilannya. Zeira sudah kesal, karena sudah beberapa kali ingin mengatakannya kepada Reyhan, tetapi suaminya itu tidak pernah mau mendengar ucapannya.Hari ini Zeira akan ke rumah sakit untuk kontrol kepada dokter, ia harus kontrol setiap bulan karena kehamilannya kali ini berbeda dengan kehamilannya yang pertama. Dokter mengatakan kehamilan Zeira saat ini termasuk lemah, jadi harus mengkonsumsi obat penguat kandungan hingga usia 5 bulan.Saat Zeira dan Vivi akan pergi ke ruma
Rasa nyaman membuat Zeira tidak ingin bangun dari tidurnya, setelah dua bulan berlalu, ini pertama kalinya ia merasakan bantal yang begitu empuk dan hangat. Saat ia membuka mata, Zeira langsung disambut dengan wajah tampan Reyhan. Bibirnya terbuka lebar karena bahagia berada dalam pelukan suaminya. Tetapi Zeira kembali memejamkan mata saat Reyhan menggerakkan tubuhnya. Pria itu semakin mengeratkan pelukannya hingga membuat Zeira sulit untuk bernapas.Ting-nong ting-nong suara nyaring ponsel Reyhan"Mas, ponsel kamu berbunyi" ucap Zeira"Hm" sahut Reyhan tanpa membuka mata"Mas, ada yang menelepon" ucap ZeiraReyhan membuka mata dengan malas, satu tangannya meraih ponsel dari atas meja yang ada di samping tempat tidur, sementara tangan yang satu lagi masih tetap menjadi bantal Zeira."Hallo" ucap Reyhan setelah mengusap layar ponselnya"Sayang kamu di mana ? Aku lagi di kamar kamu, tapi di sini enggak ada siapa-siapa"