Beranda / Romansa / My Sweet Husband / Bab 48 Biarkan Aku Memelukmu

Share

Bab 48 Biarkan Aku Memelukmu

Penulis: Clavita SA
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-05 23:22:43

"Mas, kamu mau ajak aku ke mana?" tanya Amilie penasaran.

Ia terus menoleh ke arah Theo. Tetapi, Theo malah terdiam dengan wajah datarnya.

Theo mengambil sabuk pengaman itu dan memasangkannya Amilie.

"Mas, jawab aku!" tegasnya dengn kedua mata itu terus tertuju pada Theo.

Suami Amilie itu pun mengangkat wajahnya, lalu menatap lekat mata Amilie. Perlahan, ia membuka mulutnya sedikit yang hanya memperlihatkan gigi gingsulnya.

"Aku akan memberitahumu, asalkan setelah ini kamu berjanji untuk melupakan Stephen. Sungguh ... Aku tidak suka melihatmu menangis seperti tadi," katanya.

Amilie sungguh tidak menyangka jika ternyata jawaban suaminya malah seperti itu. Tetapi, ini sudah tidak aneh lagi. Sebab, memang seperti itulah Theo.

Amilie terdiam sejenak. Matanya terbelalak menatap tajam mata Theo. "Apa hubungannya mantan dengan kita?" balas Amilie.

"Aku bertanya padamu. Harusnya jawab apa adanya saja. Ya atau tidak?!"

Amilie berkedip, seolah begitu berat untuk mengatakan satu kata itu. "B
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • My Sweet Husband   Bab 49 Bagaikan Ratu

    "Aku 'kan sudah bilang mau pulang saja. Kenapa malah membawaku masuk ke dalam sana?"Amilie terus menggerak-gerakkan kakinya, mencoba melepaskan dirinya dari pelukan Theo. Namun, saat itu juga Theo tak melepaskannya. Ia terus berjalan masuk ke restoran tersebut tanpa mempedulikan Amilie yang berontak itu.Seorang pelayan di restoran itu langsung menghampiri Theo begitu melihat keduanya masuk ke dalam sana. "Selamat datang, Pak. Silakan lewat sini!" katanya sembari menunjukkan jalan ke suatu tempat di ruangan itu."Tidak perlu. Saya mau langsung ke dapur saja," jawabnya.Seluruh pelanggan restoran, entah yang tengah makan ataupun yang sedang menunggu pesanan. Mereka semua menoleh ke arah Theo yang tengah berjalan. Keduanya menjadi pusat perhatian orang-orang yang ada di sana."Mas, turunkan aku sekarang juga! Aku tidak suka menjadi pusat perhatian begini!" bisik Amilie seraya menoleh ke orang-orang yang ada di sana.Namun, Theo tidak menuruti keinginan Amilie. Dirinya tetap memangk

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-09
  • My Sweet Husband   Bab 50 Kamu Seperti Rumah

    "Sekarang kamu tidak bisa membohongi diri sendiri lagi. Perutmu sendiri yang mengatakannya, mengajak mulut dan tanganmu untuk makan," tutur Theo sembari terus memasak. Theo membawa wajan dan menuangkan masakannya yang berupa pesto chicken baked itu ke atas piring berbentuk bulat dengan ukuran sedang.Angin berhembus melewati jendela. Ia masuk ke dalam dapur dan seakan hendak menerbangkan rambut Amilie yang terurai. Pun menerbangkan secarik kain putih yang ada di meja saat Theo hendak mengambil kain itu mengelap meja yang agak kotor itu tadi.Saat Theo hendak menangkap kain yang terbang itu, tiba-tiba Amilie terpeleset dengan tumit memutar dan nyaris terjatuh. Dengan sigap, Theo menangkap istrinya tersebut hingga membuat keduanya berpelukan dengan tatapan mata yang dalam -- saling menatap satu sama lain.Perlahan, Theo semakin mendekatkan wajahnya dan nyaris membuat kedua bibir itu saling bersentuhan satu sama lain. Tetapi, kemudian Amilie lekas mengedipkan mata dan mencoba berdiri

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-13
  • My Sweet Husband   Bab 51 Terbelenggu Gengsi

    Pada pandangan pertama, Amilie langsung disuguhi keindahan alam yang terlihat jelas. Bangunan gedung tinggi yang terhampar luas dan banyak, juga gunung dengan langit biru yang menambah keindahan hari itu.Suasana hati Amilie pun berubah hangat. Tanpa sadar ia menyeringai sembari menatap pemandangan kota itu di sana. "Mantan kamu dulu pasti tidak bisa move on dari kamu," celetuk Amilie.Theo mengerutkan dahi penuh tanya. "Kenapa?""Karena dia pasti tidak bisa melupakan tempat seindah ini.""Tidak."Jawaban singkat yang membuat pernyataannya tergoyah. "Kenapa?"Theo pun menoleh ke arah Amilie, lalu menatap dalam kedua bola matanya. "Karena baru kamu wanita yang pertama kali aku ajak ke sini."Amilie langsung ternganga tak percaya. 'Bagaimana mungkin?' Sebuah pertanyaan yang tiba-tiba muncul dalam benaknya, tetapi tidak ia katakan langsung."Kenapa?" tanya Theo dengan santainya begitu melihat mimik wajah Amilie yang tampak kaget dan setengah tidak percaya dengan ucapannya itu.Tetapi, p

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-14
  • My Sweet Husband   Bab 52 Ada Maksud Tersembunyi

    "Lalu, aku harus bagaimana supaya kamu mau menerima ucapan terima kasihku ini?" tanya Amilie.Theo pun mendekatkan wajahnya. Terlihat jelas, gerak-geriknya seolah tengah menggoda Amilie untuk semakin dekat dengan dirinya."Kalau begitu, bolehkah aku meminta waktumu malam ini?" Pertanyaan singkat namun menciptakan tanya. Amilie berpikir sejenak mengenai ucapan Theo yang belum bisa ia pahami apa kemauan suaminya itu. Tetapi, perlahan ia menerka-nerka dalam hatinya."Apa dia menginginkan tubuhku? Karena, kami belum pernah melakukan apapun selama menjadi suami istri. Tapi ..." Amilie menengok ke arah perutnya. "Apa yang kamu inginkan itu, Mas? Tidak aneh-aneh, 'kan?" tanya Amilie dengan kepala menunduk dan pandangan masih ke arah perutnya sendiri."Lihat saja nanti."Setelah mengatakan perkataan yang cukup singkat itu. Theo pun menyantap makanan itu kembali. Sementara itu, di tempat lain Amanda yang kini sedang bersama dengan Stephen pun mulai merasa bosan. Ketika Stephen tampak kehil

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-16
  • My Sweet Husband   Bab 53 Yang Terdengar Itu Samar

    Amanda mencoba menghubungi Ibunya. Tetapi, saat itu tak langsung terjawab. Sebab, saat itu Ibunya sedang makan.Hingga, seorang pembantu mendengar suara panggilan telepon. Ia berjalan perlahan ke arah majikannya dan langsung memberikan ponsel yang tergeletak di meja -- tepatnya di dalam kamar. Saat itu ia sedang membersihkan kamar majikannya."Nyonyaaaa ... Nyonyaaa ...!" seru asisten rumah tangga di rumah itu. Dania menoleh dan langsung terkesiap. "Ada apa?" tanya Dania dengan wajah serius."Nona Amanda menelepon, sepertinya ada sesuatu hal yang penting," ujarnya.Dania pun langsung menjulurkan tangan dan menerima ponsel itu dari tangan asisten rumah tangganya. "Kemarikan!"Asisten rumah tangga itu mundur selangkah dan bersiap pergi. Tetapi, dengan ponsel di telinga, Dania menghentikannya."Jangan dulu pergi!" pintanya."Baik, Nyonya," sahutnya.Stephen terduduk menatap wajah Amanda dan lalu bertanya, meski dari matanya terdengar begitu terpaksa dan malas."Bagaimana?"Amanda membe

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-17
  • My Sweet Husband   Bab 54 Berpikir Sebelum Bertindak

    Padahal, dari lubuk hatinya yang terdalam ia merasa senang. "Supaya tidak saling berjauhan. Lagi pula, walau sekarang aku mantannya Amilie. Dia tetaplah keluarga kita, jangan sampai bermusuhan. Karena itu tidaklah baik," tutur Stephen.Amanda pun tersenyum. "Baiklah." Ia membuka ponselnya kembali dan mencoba untuk menghubungi Theo. Tetapi, ia langsung menghentikan jarinya saat itu juga. Begitu dirinya menyadari bahwa ia menyadari bahwa dirinya tidak memiliki nomor telepon Theo.Perlahan, ia mengangkat kepalanya dan menatap wajah Stephen yang tengah fokus menyedot minuman."Sayang, kamu tidak menghubungi Amilie?" tanya Amanda."Besok saja. Toh, acaranya bukan malam ini juga, 'kan?" balasnya dengan santai."Jadi mau besok malam saja?" tanya Amanda kembali seraya mengangkat kedua alisnya."Memang besok, 'kan?""Ck!" Amanda berdecak sembari memalingkan wajahnya ke arah lain. "Malam ini, sayang. Makanya tadi aku buru-buru mengabari Mama.""Ya sudah."Stephen hanya terdiam. Ia tidak mel

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-19
  • My Sweet Husband   Bab 55 Persilangan dan Masalah

    Setelah menerima saran dari Amilie. Theo pun kemudian menjawab telepon tersebut dan menambah volume suara di ponselnya agar terdengar pula oleh istrinya yang sedang penasaran dan mendengarkan.Ia menaruhnya di meja dan memulai pembicaraan tersebut. "Halo?"Wajah suram Amanda pun langsung cerah kembali saat teleponnya dijawab oleh Theo."Halo. Kamu ingat suaraku, 'kan?" "Ya. Ada apa menghubungiku sore-sore begini?""Sebenarnya, malam ini akan ada acara makan malam di rumah Mama. Jadi, kamu juga datang ya ke sana," bujuk Amanda.Theo dan Amilie pun saling bertatapan satu sama lain. Seolah otak mereka tengah bekerja, menebak-nebak maksud dari diadakannya acara ini."Kenapa dia menghubungi Theo. Apa dia sudah tidak menganggap aku keluarga lagi?" batin Amilie. Dirinya merasa tidak dihargai. Tetapi, kemudian ponselnya pun berdering. Ia lekas membukanya dan melihat. "Stephen, mau apa dia menghubungiku?" gumamnya.Amilie pun langsung menjawabnya agak berjauhan dari Theo."Halo? Kamu tida

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-22
  • My Sweet Husband   Bab 56 Cinta Suami

    Tak lama setelah berbicara, ponselnya kembali berdering. Theo pun mencoba melihatnya sejenak. "Papa, mau apa dia menelepon?" gumam Theo kesal. Tetapi, meskipun begitu ia tetap menjawabnya."Iya, Pa. Ada apa? Tumben nelepon aku," celetuk Theo."Kok kamu bicara begitu? Memangnya salah, ya, kalau Papa menelepon kamu?" balas Sanjaya. "Jadi, Papa mau apa? Jangan bilang mau ajak aku makan malam." Theo mencoba menerka-nerka maksud Ayahnya tersebut. Sebab, sebelumnya pun begitu. Ia baru saja mendapat ajakan makan malam dari Amanda."Loh, kok kamu bisa tahu?" Sanjaya tercengang kaget mendengarnya."Benar 'kan dugaanku. Kalau begitu, aku sudahi dulu teleponnya. Aku sedang di luar dan harus buru-buru pulang. Selamat sore dan sampai nanti!" Theo pun langsung mematikan telepon itu begitu melontarkan kalimat tersebut."Tungg--..."Tut Tut Tut!Sanjaya melihat ke arah ponselnya. Tetapi, panggilan telepon itu benar-benar berakhir. "Anak ituu!" umpatnya geram.Theo pun memasukkan ponselnya ke dala

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-22

Bab terbaru

  • My Sweet Husband   Bab 173 Tamat

    Drap Drap Drap!Theo berjalan menuju mobil itu dengan Santoso. Santoso mendekat dan tampaknya ia ingin menanyakan sesuatu. Tetapi, entah angin apa yang membuatnya mengurungkan niat tersebut.Pada akhirnya, ia hanya bicara mengenai sesuatu yang mendasar saja."Nak, biar Papa saja yang mengemudi! Papa lihat, kondisi kamu sedang kurang baik!" ujar Santoso meminta kunci mobil yang ada di tangan menantunya tersebut.Dengan wajah tampak kusut, Theo menoleh lalu memberikan kunci mobil. "Terima kasih, Pa," ucapnya dengan singkat. "Apa yang terjadi? Sepertinya dia tengah memikirkan sesuatu dengan serius? Apa ada masalah yang begitu memberatkan pikirannya?" batin Santoso sembari menatap wajah Theo."Terima kasih buat apa?" tanya Santoso sembari memasuki mobil. Begitu juga dengan Theo yang masuk ke dalam mobil tersebut. Tetapi, kali ini mereka pindah posisi, karena yang mengemudikan mobil itu saat ini adalah Santoso."Terima kasih karena Papa sudah mengerti keadaan saya," sahutnya, singkat.San

  • My Sweet Husband   Bab 172 Membenarkan Pernyataan!

    "Papa habiskan dulu sarapannya!" ujar Dania kepada Santoso yang langsung bangkit. Padahal, saat itu ia hanya baru makan dua sendok saja.Santoso pun menoleh ke arah Dania. "Papa harus pergi ke suatu tempat dulu!" Ia pun kemudian berjalan keluar dari sana. "Ayo, Nak! Kita harus pergi sekarang!"Awalnya, Theo terdiam. Ia bingung dengan maksud Santoso. Sebelumnya ia bahkan tidak diberitahu kemana dirinya akan diajak pergi. Tetapi, kemudian ia ikut dengan ajakan tersebut."Mas, kamu mau pergi ke mana?" tanya Amilie yang juga penasaran dengan itu. Sedangkan Amanda, ia hanya terdiam.Setelah sekian lama dirinya sendiri, ia pun akhirnya sadar dan tak lagi mengganggu rumah tangga adiknya. Dirinya tidak mau jika di masa depan, ada seorang pengganggu dalam rumah tangga yang nanti akan dibangunnya tersebut."Aku harus pergi dulu. Kamu jaga diri baik-baik ya, sayang~"Theo mengecup dahi Amilie, lalu melangkah pergi dari ruangan itu.Tanpa tahu menahu apa yang akan dilakukan oleh Santoso dengan

  • My Sweet Husband   Bab 171 Tertangkapnya Pelaku Kejahatan

    "AWAAAASS!!!" Teriak Rosalina kepada sopir yang terlihat tidak berkendara dengan baik.Namun, Rosalina tidak tahu jika sopir itu ternyata mengantuk hingga kehilangan fokus saat mengemudikan mobil.BRAAKK! DUAAAARRR!Mobil taksi menghantam keras mobil lainnya yang sedang berkendara dengan kecepatan yang tinggi. Hingga membuat kedua mobil tersebut penyok dan parahnya. Para pengendara termasuk penumpang di sana mobil itu harus mengalami luka yang begitu hebat."Aaarghhh!" Rosalina meringis kesakitan. Ia memegang kepalanya dan dirinya langsung syok begitu melihat banyaknya darah dalam kepalanya tersebut.Rosalina melihat ke sana kemari sembari memegang sebuah tas yang berisi uang.Orang-orang, termasuk para polisi yang ada di sana pun langsung menghampiri ke arah mobil yang mengalami tabrakan hebat tersebut.Tidak mau keberadaannya diketahui oleh para polisi, ia pun bermaksud kabur sebelum para polisi itu sampai pada mobil tersebut."Aku harus melarikan diri dari sini!" gumamnya sembari

  • My Sweet Husband   Bab 170 Menentukan Pilihan

    Pagi ini, cuaca tampak cerah dengan kicauan burung yang semakin melengkapi pagi mereka. Dengan senyum bahagia, mereka mempersiapkan segalanya untuk kepulangan mereka hari ini. Namun ...Tok Tok Tok!Suara ketukan pintu membuat keduanya menoleh secara bersamaan ke arah suara itu berasal. Ada rasa penasaran dalam benaknya."Siapa, Mas?" tanya Amilie ke arah Theo.Theo mengangkat kedua bahunya. "Tidak tahu, sayang. Mungkin itu Papa," jawab Theo, ngasal. Karena yang ada di pikiran Theo saat itu hanya Ayah mertuanya yang kemarin banyak bertanya kepada dirinya."Masuk saja!" sahut Theo sembari menoleh ke arah pintu. Klek! Pintu terbuka.Seorang pria datang ke ruangan itu dengan sopan. Lalu, ia berdiri di hadapan Amilie dan Theo. Theo yang melihat pria yang ia pikir membeli restoran itu ada di hadapannya membuat dirinya langsung tercengang kaget "Bukannya kamu yang waktu itu ...!" Theo mengingatnya, bahwa orang itu merupakan orang yang membeli restorannya kala itu."Benar. Kita pernah ber

  • My Sweet Husband   Bab 169 Antara Tenang dan Bimbang

    Di dalam sebuah ruangan rumah sakit tersebut, Amilie duduk sembari melihat ke arah jendela. Ia menunggu kedatangan suaminya yang sampai kini pun belum kembali."Mas, kamu dimana? Kamu baik-baik saja, 'kan?" ucap Amilie. Ia terus berbicara sendiri.Klek! Pintu pun terbuka.Theo datang ke rumah sakit itu dengan bayi yang ada di dalam pelukannya. Suara tangisan bayi itu semakin terdengar nyaring. Hal ini membuat Amilie langsung berlari menuju Theo. "Mas, berikan dia padaku, aku yakin dia merasa lapar ...!" pinta Amilie kepada suaminya yang masih memeluk erat bayi itu.Perlahan, Theo pun memberikan bayi itu kepada Amilie. Ia memeluknya dengan penuh cinta, lalu berjalan menuju ranjang sana. Dirinya duduk, lalu memberikan asi kepada bayinya."Mas, tidak terjadi sesuatu sama kamu, 'kan?" tanya Amilie sembari menyusui."Tidak ada, sayang. Aku baik-baik saja," jawabnya.Tetapi, wajahnya seolah menahan rasa sakit. Sayangnya, saat itu Amilie tidak menyadari keadaan suaminya. Yang ia paling ped

  • My Sweet Husband   Bab 168 Menjadi Buronan

    "Cepat lemparkan tas itu sekarang!" teriak seseorang yang datang terakhir itu. Lantas, Theo pun kemudian melemparkan tas itu ke wajahnya. Pada saat yang bersamaan, seorang pria datang ke tempat itu dan mendahului mengambil has tersebut.Theo pun dibuat heran dengan sosok tak dikenalnya itu. Lalu, secara beruntun yang lainnya datang ke tempat itu dan melawan ketiga penjahat tersebut.Rosalina dalam balutan topeng di wajahnya itu dibuat syok. "Hah! Siapa mereka?" gumamnya dengan melirik ke setiap orang yang datang dan seolah hendak membantu Theo.Tetapi, di sisi lain Theo merasa senang karena sepertinya mereka akan membantunya dari orang-orang jahat tersebut.Di sana mereka bersiap melawan para penjahat. Begitu pun, para penjahat yang seolah tidak takut dengan mereka.Namun, tak berselang lama setelah itu, kini para polisi datang ke tempat itu bersama para bodyguard Santoso. Hingga, tempat itu terkepung. "Serahkan bayi itu sekarang!"Alih-alih menyerah, Rosalina malah menggunakan bay

  • My Sweet Husband   Bab 167 Uang dan Bayi

    Theo terus mengemudi dan mengemudikan mobilnya ke tempat yang telah disebutkan itu. Tetapi, dirinya tak menemukan tempat yang disebutkan tersebut. Hingga, pada akhirnya ia turun dari mobil untuk menanyakan alamat itu kepada orang sekitar.Dengan membawa sebuah tas yang berisi uang, ia pun kemudian berjalan kepada seorang penjaga kios yang ada di sana."Permisi, apa boleh saya tanya?" ucap Theo.Penjaga kios itu menghentikan pekerjaannya sejenak, lalu menoleh ke arah Theo. "Boleh. Mau tanya apa?" sahutnya dengan nada datar."Apa kamu tahu dimana letak sebuah rumah tua yang ada di dekat kontrakan sekitar sini?" tanya Theo lagi."Oh, kalau itu ... Dari sini kamu berjalan lurus. Sekitar lima langkah dari sini ada sebuah gang kecil, kamu jalan yang itu terus saja ikuti gangnya. Nah, setelah itu kamu sampai!" jelasnya."Kalau begitu, terima kasih," ucap Theo kepada orang itu.Sembari tersenyum, penjaga kios itu pun menyahutnya. "Iya, sama-sama. Mau minum kopi dulu, Pak?" tanyanya basa-basi

  • My Sweet Husband   Bab 166 Aksi Cepat Tanggap

    "Mas, kita bahkan tidak punya uang sebanyak itu? Dari mana kita mendapatkannya?" lirih Amilie sembari menangis.Lalu, kemudian ia mengingat sesuatu yang membuat dirinya menyeka air matanya segera dan langsung mengambil ponsel."Kamu mau apa, sayang?" "Mau harus minta tolong sama Papa, Mas. Untuk uang sebanyak itu, aku yakin tidak sulit untuk Papa memberikannya!" sahut Amilie dengan serius.Theo pun kemudian terdiam, ia tak lagi menyahut apa yang Amilie katakan. Lantas, Theo pun kemudian mencoba untuk menghubungi beberapa rekannya dengan menawarkan restoran miliknya. Tetapi, tak satupun dari mereka yang tertarik dengan itu."Sepertinya aku masih memiliki foto itu!" batin Theo.Amilie yang mencoba menghubungi Santoso pun terus melakukannya sampai sang Ayah menjawab telepon darinya."Kenapa Papa tak menjawab telepon dariku?" umpat Amilie kesal.Ia mencobanya lagi dan tau menyerah sebelum dirinya mendapatkan kepastian akan hal itu."Sayang, lebih baik kamu urungkan niat kamu untuk meng

  • My Sweet Husband   Bab 165 Seratus Juta

    "Berhenti di sini saja, Pak!" pinta Rosalina kepada taksi itu.Rosalina pun membayar ongkosnya, lalu bergegas pergi memasuki gang kecil menuju rumahnya. Di gang kecil itu, ia langsung melepas kacamata dan masker yang sempat menutupi serta menyamarkan wajahnya.Sesekali ia melihat ke belakang, memastikan bahwa tidak ada orang lain yang mengikutinya."Aku harus segera masuk ke dalam rumah! Tak seorang pun yang boleh tahu kalau akulah pembunuh itu!"Meskipun, saat ini dirinya selamat dan belum ada yang mengetahui akan apa yang dilakukan sebelumnya terhadap seorang perawat wanita. Tetap saja, hatinya tidak bisa dibohongi.Brakk! Rosalina menutup pintu itu dengan keras. Dirinya pun langsung meletakkan bayi itu di sana. Namun, tiba-tiba saja bayi itu menangis karena merasa lapar dan butuh asupan ke dalam tubuhnya."Mana bayinya malah nangis! Apa yang harus aku lakukan sekarang?!" batinnya.Rosalina mengambil kembali bayi itu dan mencoba menimang-nimangnya agar tidak menangis. Namun sayang,

DMCA.com Protection Status