Seperti janjinya pada Crystal, Caesar yang sudah selesai mandi dan bersiap tidur kini masuk ke kamar Crystal dengan mengendap-endao, setelah dia memastikan sendiri kalau keadaan di sekelilingnya aman.Saat masuk, suara air dari dalam kamar mandi masih tedengar jelas di telinga Caesar, yang artinya saat ini Crystal masih perlu waktu untuk membersihkan dirinya. Sehingga saat itu, Caesar segera naik ke atas ranjang, dan memposisikan tubuhnya setengah berbaring, dengan kedua kaki yang dia silangkan untuk menyamankan dirinya yang merasa matanya sangat berat, sebelum akhirnya, dia benar-benar tertidur dalam posisi yang pastinya tidak terlalu nyaman untuk beristirahat.Seperti biasa, Crystal keluar dari dalam kamar mandi dengan hanya berbalut bathrobe dan juga handuk di atas bahunya, karena dia pikir dia harus mengeringkan rambutnya di dalam kamar mandi supaya dia bisa langsung naik ke atas ranjang dan berbaring untuk menunggu kedatangan Caesar.Namun saat kakinya melangkah keluar dari kamar
“Karena kau sudah membicarakannya lebih dulu, bagaimana menurutmu mengenai pernikahan kita yang kakek inginkan?” Tanya Crystal menatap Caesar serius saat dia sendiri merasa tidak masalah jika mereka bisa cepat menikah seperti yang tuan Gu inginkan.“Aku pikir usiamu masih terlalu muda untuk membicarakan masalah pernikahan,” kata Caesar mematikan kompor dan bersandar pada kitchen sink di sampingnya, “Tapi jika kau memang menginginkannya, maka kita bisa menikah kapanpun juga,” sambungnya menopangkan kedua lengannya di bahu Crystal, “Jadi pikirkan hal ini dengan matang, dan bersiaplah untuk berangkat bersamaku,” sambungnya mengecup kening Crystal singkat dan kembali melanjutkan aktivitasnya di depan kompor.Semua makanan sudah selesai tertata rapi di atas meja, dan tuan Gu juga sudah datang setelah Caesar memerintahkan salah satu pelayan untuk memanggil tuan Gu. Namun Crystal masih belum juga datang dan membuat mereka menunggu cukup lama di hadapan meja makan.“Apa kalian sudah memberita
Crystal membuka matanya perlahan saat kepalanya benar-benar terasa sangat sakit dan juga berat.Ingin rasanya dia segera beranjak dari tempat tidur untuk merendam seluruh tubuhnya di dalam air hangat dengan aroma penenang dan juga bunga mawar.Namun saat menyadari keberadaannya saat ini, Crystal langsung menghembuskan nafasnya panjang saat dia tahu pasti, kalau saat ini Caesar pasti sedang menunggu penjelasan atas apa yang terjadi sehingga membuatnya minum hingga dalam kondisi tidak sadar. Sehingga hal itu akhirnya membuat Crystal meyakinkan dirinya sendiri untuk segera keluar dan memberikan jawaban yang paling masuk akal supaya tidak membuat Caesar merasa kecewa padanya.“Kau sudah bangun?” Tanya Caesar begitu pintu kamar mereka terbuka.“Hmm…” gumam Crystal menggantung kalimatnya, “Apa kau sedang menyiapkan sarapan?” Tanyanya ragu.“Ya, jadi duduk dan habiskan sup perada pengar yang ada di atas meja,” perintahnya yang membuat Crystal hanya bisa duduk dan melakukan apa yang Caesar ka
Felix baru saja sampai di apartemen pribadinya saat hari sudah cukup larut setelah dia menyelesaikan tugas terakhirnya untuk mengantar Caesar juga Crystal, termasuk memberikan alasan yang terbaik pada asisten Cui mengenai masalah yang sudah nona besarnya buat.Namun saat itu, langkah Felix terhenti saat melihat sosok seorang Wanita yang sedang berdiri di depan pintu apartemennya. Dan saat mengenali Wanita itu, Felix kembali melangkahkan kakinya dengan tenang karena dia harus mencari tahu, bagaimana tempat tinggalnya bisa di ketahui,“Nona Song,” senyum Felix berdiri tepat di hadapan Victoria, “Bagaimana Anda bisa sampai di depan apartemenku?” Tanyanya tenang.“Owh… jadi ternyata pemilik rumah ini adalah Anda?” Tanya Victoria tidak percaya, “Ah… aku baru saja pindah ke unit 702, jadi aku pikir aku harus memberikan sesuatu pada pemilik unit 701 sebagai pemberitahuan kepindahanku,” jawabnya memberikan kotak putih yang sejak tadi ada di tangannya.“Benarkah?” Tanya Felix yang tidak bisa m
Crystal dan Caesar segera pergi bersama setelah urusan pribadi mereka kembali di selesaikan dengan mudah.Dan saat itu Caesar masuk ke dalam setelah membiarkan Crystal masuk lebih dulu.Begitu sampai di lantai tempat ruangannya berada, senyuman langsung terukir di wajah tampan Caesar saat melihat Jason yang sedang berbicara di hadapan para Wanita muda yang ada di sana termasuk Crystal dan juga teman baiknya Li Nan.“Su zong,” senyum Caesar saat berdiri di belakangnya, “Apa aku juga bisa ikut mendengar hal apa saja yang sudah Anda lakukan selama ini?” Tanyanya membuat Jason segera berbalik dan tersenyum ceria.“Tentu saja,” jawab Jason antusias, “Bagaimana jika kita membicarakannya secara pribadi?” Sambungnya yang membuat Caesar menggelengkan kepalanya dan segera masuk ke ruangannya di ikuti Jason.Begitu masuk, Jason yang awalnya berwajah ceria seolah semuanya baik-baik saja, kini menjadi lebih serius dan membuat Caesar langsung bisa menebaknya.“Jadi kau kehilangab jejaknya?”“Hmm… s
“Bagaimana denganmu? Pria seperti apakah dirimu? Apa seperti Jason Su, atau mungkin Felix Wu?” Tanya Crystal bertubi tubi karena dia sendiri ingin tahu, Pria seperti apakah Caesar sebenarnya, karena selama ini Caesar selalu memperlakukannya seperti anak kecil kecuali dalam situasi mereka saat berada di ranjang.“Bagaimana jika kau menebaknya?” “Lu zong,” kata Crystal semakin serius, “Jika aku bisa mengetahui dan menebak Pria seperti apa dirimu sebenarnya, maka aku tidak akan pernah mempertanyakan hal ini padamu secara langsung.”“Bagimana jika aku memberitahumu kalau aku adalah Pria seperti Jason?” Tanya Caesar membuat Crystal melangkahkan kakinya mendekati Caesar dan berdiri di antara kedua kaki Caesar.“Aku tidak akan mungkin mempercayainya karena aku melihat sendiri bagaimana sikap dinginmu pada orang-orang di sekitarmu.”“Kau pasti sudah mengetahui jawabannya sehingga kau mengatakan hal itu dengan percaya diri,” seringai Caesar menggoda Crystal yang masih menatapnya serius.“Lu z
“Wu Felix,” tegas Caesar menatap Felix dingin, “Apa mungkin kau benar-benar sudah jatuh cinta padanya?” Tabya Caesar menatap Felix seeius.“Lu zong, bagaimana mungkin aku jatuh cinta pada mangsaku sendiri?” Senyum Felix menjawab pertanyaan Caesar setelah terdiam beberapa saat.“Wu Felix, Gadis itu adalah teman baik baik Crystal, dan aku yakin kalau sifatnya pasti tidak akan jauh berbeda dari Crystal,” kata Caesar serius, “Jadi segera hentikan permainanmu itu sebelum kau jatuh cinta dan terjebak dalam hubungan ambigu itu,” perintah Caesar tegas.”“Tenang saja laoban, aku pasti tidak akan terjebak dalam permainanku sendiri,” senyum Felix tenang karena baginya hubungannya dengan Victoria saat ini hanya sebatas hubungan yang saling menguntungkan.“Aku harap kau bisa memegang perkataanmu ini, karena jika kau benar-benar jatuh cinta padanya dan dia mengetahui alasanmu mendekatinya, maka bisa aku pastikan kalau kau tidak akan bisa mendapatkan hatinya,” jelas Caesar oenuh penekanan, disaat di
“Laoban,” katanya cepat, “Tuan besar baru saja di larikan ke rumah sakit,” katanya dengan nafas terengah-engah karena berlari.Saat itu, tanpa mengatakan apapun lagi, Caesar dan Crystal segera beranjak dari tempat mereka duduk dan membuat Felix hanya menatap Victoria sekilas sebelum.dia berlari mengikuti kedua atasannya yang langsung berubah cemas saat mendengar kabar itu.***“Sepertinya kita tidak akan bisa menikmati makanan ini,” kata Li Nan saat melihat wajah tegang Jason dan juga Victoria.“Nona Li benar. Jadi, karena hari juga sudah malam, bagaimana jika aku mengantar kalian pulang?”“Aku bisa pergi sendiri,” sela Victoria cepat, “Tapi bisakah Anda memberitahu alamat rumah sakit tempat kakek Crystal di rawat?”“Caesar maupun Felix belum mengatakan apapun, tapi jika kakian mencemaskan keadaan nona Gu, maka aku bisa membawa kalian ke sana saat sudah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi,” jelas Jason singkat.“Terima kasih,” jawab Li Nan saat Victoria tidak mengatakan apapun dan
Tanpa terasa malam kembali tiba, dan seperti biasanya, Caesar kembali ke rumah cukup larut. Hari ini, dia menghabiskan waktu lebih lama untuk memastikan rencana yang Felix buat berjalan dengan sempurna. Pengawasan terhadap keluarga Li harus diperketat. Setiap gerakan mereka harus dipantau tanpa celah sedikit pun.Saat memasuki kamarnya, mata Caesar langsung tertuju pada pintu balkon yang terbuka. Udara malam yang dingin menyusup masuk, membawa hembusan angin yang membuat tirai tipis berkibar pelan. Namun, tanpa memikirkan hal itu lebih jauh karena dia tahu alasan pintu balkon terbuka, Caesar segera melangkah ke kamar mandi. Setelah seharian bekerja, yang ia butuhkan saat ini hanyalah mandi dan berendam di dalam bathtub untuk meredakan ketegangan di tubuhnya.Air hangat menyentuh kulitnya, memberikan sensasi nyaman yang perlahan mengendurkan otot-ototnya yang tegang. Waktu berlalu tanpa terasa, dan setelah beberapa saat, dia keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan bathrobe. Saa
Dua hari kembali berlalu, dan baik Jason maupun Li Nan masih terus berkutat di depan layar komputer mereka masing-masing, menyisihkan waktu istirahat demi menggali lebih dalam masalah keluarga Li. Mereka tahu bahwa sedikit saja celah yang ditemukan bisa menjadi senjata ampuh untuk melawan Li Jingyan.Jason, yang sudah cukup lama menyelidiki transaksi keuangan Jenny, akhirnya menemukan bukti yang selama ini mereka cari—rekaman transaksi yang menunjukkan pembelian obat per**gs**g yang pernah digunakan Jenny untuk menjebak Caesar beberapa bulan lalu. Bukti yang akan menjadi ancaman besar bagi Li Jingyan, yang selama ini sangat mempercayai putrinya, dan menganggap ucapan Caesar hari itu hanya untuk menyudutkannya saja.Di saat yang bersamaan, di ruang kerjanya sendiri Li Nan juga berhasil mengakses percakapan WeChat antara John dan Jenny. Dalam percakapan itu, John menekan Jenny dengan ancaman agar menutup mulutnya mengenai perjudian ilegal yang selama ini dia lakukan. Sebagai gantinya, d
Setelah membuat kesepakatan untuk bekerja sama dengan Crystal, Victoria, dan Li Nan, Caesar akhirnya meminta Crystal untuk membawa kedua teman baiknya itu ke apartemen Jason—sebuah tempat yang jarang diketahui oleh siapa pun. Tempat ini dipilih bukan tanpa alasan; apartemen itu adalah salah satu lokasi yang aman dan jauh dari jangkauan Li Jingyan.Saat mereka tiba, suasana di dalam ruangan terasa sedikit tegang. Felix dan Victoria yang masih belum sepenuhnya berdamai satu sama lain membuat senyum tipis terukir di wajah Caesar. Dia tahu bahwa Felix adalah salah satu orangnya yang paling setia dan tidak segan-segan menyinggung siapa pun yang berpotensi mengganggu rencananya—termasuk kekasihnya sendiri."Sampai kapan kalian akan bersikap seperti itu dan membuatku merasa bersalah?" Caesar akhirnya membuka pembicaraan, suaranya tenang namun penuh tekanan.Crystal yang mengerti maksud ucapannya segera menatap Caesar tajam. "Lu Zong, apa saat ini kau juga ingin melibatkan aku dalam kesalahan
Setelah panggilan telepon berakhir, Crystal menatap Caesar dengan ragu. Matanya dipenuhi ketidakpastdian, sementara hatinya masih berdebat dengan dirinya sendiri."Aku ingin percaya padamu, tapi bagaimana aku bisa yakin kalau kau tidak akan pernah lagi menyembunyikan sesuatu dariku?" suaranya lirih, namun nada tegasnya menunjukkan bahwa dia tidak ingin lagi dibohongi.Caesar menghela napas, lalu mengangkat tangannya untuk menyentuh pipi Crystal dengan lembut. Tatapannya dalam dan serius, penuh dengan kehangatan yang berusaha dia sampaikan. "Baobei, aku tahu beberapa hari ini aku telah menyembunyikan banyak hal darimu. Tapi percayalah, aku melakukan semua ini bukan karena aku tidak percaya padamu atau sengaja membodohimu, melainkan karena aku ingin melindungimu dari bahaya." Suaranya terdengar lebih lembut dari sebelumnya, seakan ingin meyakinkan Crystal bahwa dia tidak lagi ingin ada jarak di antara mereka.Crystal menggigit bibirnya. Hatinya berdebar, tid
Crystal menatap Caesar dengan penuh harap, tangannya masih melingkar erat di pinggang pria itu. Rasa rindu yang menggunung selama beberapa hari terakhir sedikit terobati dengan kehangatan tubuhnya. "Jadi jali ini, apa kau benar-benar akan mengatakan segalanya padaku, tanpa merahasiakan apapun?" tanyanya, suaranya dipenuhi dengan harapan. Caesar terdiam, matanya menatap dalam seolah mempertimbangkan sesuatu. Lalu, setelah beberapa detik yang terasa begitu lama, ia mengangguk pelan. "Hmm... Aku akan mengatakan semua hal yang ingin kau ketahui." Senyum bahagia merekah di bibir Crystal. Ia tidak hanya senang mendengar kata-kata itu, tetapi juga karena tatapan Caesar begitu tulus, membuatnya merasa bahwa pria ini benar-benar ingin berbagi segalanya dengannya. Namun, sebelum kebahagiaan itu bertahan lama, Caesar tiba-tiba berkata, "Tapi sebelum itu, katakan dulu padaku, apa saja yang sebenarnya saat ini sedang kau dan kedua sahabatmu itu rencanakan!" Crystal tertegun. Ia melepaskan pelu
Di dalam kamar yang remang, suasana semakin menegang. Crystal dan Caesar kembali terlibat dalam perdebatan yang seolah tak berujung. Nada suara mereka meninggi, memenuhi ruang dengan ketegangan yang menyesakkan. "Kenapa kau terus menyembunyikannya dariku?!" Crystal bertanya dengan suara bergetar. "Apa yang sebenarnya kau takutkan, Lu zong? Apa kau benar-benar berpikir aku tidak berhak tahu?"Caesar menatapnya dengan sorot mata gelap. Rahangnya mengeras, tangan yang terkepal di sisi tubuhnya bergetar menahan emosi. "Ini bukan tentang hak atau bukan, Crystal. Ini tentang keselamatanmu!""Keselamatanku?" Crystal tertawa hambar, matanya mulai berkaca-kaca. "Kau pikir aku akan tetap aman dengan terus berada dalam kegelapan? Aku hanya ingin tahu yang sebenarnya! Aku berhak tahu, tentang apa yang sebenarnya terjadi dalam kecelakaan orang tua kita!"Sebelum Caesar sempat membalas, suara berat seorang pria memotong perdebatan mereka.
Malam sudah larut ketika Crystal akhirnya sampai di rumah. Hujan yang turun sejak sore telah reda, menyisakan udara dingin yang menusuk. Sesampainya di kediaman keluarga Gu, seperti biasa, beberapa pengawal yang berjaga membungkukan badannya tanda hormat. Dan seorang wanita muda dengan kemeja berwarna mint dan juga celana coklat, menghampirinya dengan segelas air hangat, yang pasti bisa menghangatkan tubuh Crystal. Crystal segera naik dan masuk ke dalam kamar, melepas mantel dan menggantungnya di dalam lemari steril di sudut kamar, sebelum langkahnya membawa tubuh Crystal ke dalam kamar mandi, untuk membersihkan diri dan berendam di dalam bathtub meski hanya beberapa saat. Selesai mandi dan melakukan aktivitas malamnya, Crystal duduk di sofa yang ada tepat beberapa langkah dari sisi ranjangnya, mengusap wajahnya yang masih terasa lelah.Pikirannya terus dipenuhi dengan pertanyaan yang belum terjawab. Victoria, bagian dari
Victoria menatap Crystal dan Li Nan dengan ekspresi serius. Suasana ruangan terasa begitu sunyi setelah pengakuannya yang mengejutkan."Aku adalah putri biologis Li Jingyan. Dan ibuku baru saja memberitahuku, bahwa Li Jingyan sudah mendapatkan izin dari istrinya untuk membawaku masuk ke dalam keluarga Li," ulangnya dengan lebih tenang. Crystal masih berusaha mencerna kata-kata Victoria. "Tapi... bagaimana mungkin? Maksudku, kenapa kau bisa tidak tahu apapun mengenai masalah ini sebelumnya?"Victoria menarik napas panjang. "Ibuku, Xu Meiling, adalah wanita yang paling dicintai Li Jingyan sebelum dia menikah dengan Nona Jin. Mereka memiliki hubungan yang sangat kuat, tapi keluarga Li menolak pernikahan mereka karena status ibuku yang saat itu hanyalah seorang wanita biasa tanpa latar belakang kuat. Akhirnya, Li Jingyan dipaksa menikah dengan Nona Jin demi mempertahankan posisinya dalam keluarga."Li Nan menyilangkan tangannya di dada, eks
Crystal menatap jalanan yang mulai basah karena rintik hujan di luar jendela mobil, pikirannya dipenuhi dengan berbagai kemungkinan yang membuat dadanya terasa sesak. Percakapan dengan kakeknya beberapa saat yang lalu masih terngiang dengan sangat jelas di telinganya. Sejak kapan dia mulai meragukan Caesar? Sejak kapan dia merasa ada sesuatu yang lebih besar yang selama ini tersembunyi di balik semua tindakan pria itu? Sopir pribadi yang selama ini selalu Caesar siapkan meliriknya dari kaca depan. "Kita hampir sampai, nona besar." Crystal mengangguk tanpa menjawab. Jemarinya mencengkeram erat tasnya seolah itu satu-satunya yang bisa menenangkan kegelisahannya. Mobil berhenti di depan sebuah apartemen yang tampak tenang dari luar, tetapi Crystal tahu di dalamnya ada sesuatu yang akan mengubah cara pandangnya terhadap masa lalu dan mungkin juga terhadap Caesar. Ketika pintu ter