Share

18. Calon Kesekian

Suasana pagi yang seharusnya berjalan dengan baik dan menyenangkan mendadak berubah menjadi suram. Gevan menelan sarapannya dengan tidak napsu. Di tangannya terdapat sebuah undangan pernikahan yang masih ia lihat dengan tatapan aneh. Dia masih merasa asing dengan undangan pernikahan mengingat jika dia belum pernah memilikinya hingga saat ini.

"Kenapa harus aku?" tanya Gevan untuk yang kesekian kalinya.

Dia beralih pada ibunya yang tengah memotong buah melon menjadi potongan yang kecil. Wanita itu tampak santai, mengabaikan ekspresi kesal Gevan yang tidak ia tutupi.

"Karena Mama nggak bisa."

Gevan mendengkus mendengarnya. Jawaban yang sama lagi-lagi keluar.

"Emang Mama kenapa nggak bisa? Om Burhan kan temen Mama, kenapa jadi aku yang dateng?"

"Ih, Mama cape tau dateng terus ke nikahan Burhan. Udah tiga kali loh ini. Sekarang kamu aja yang wakilin Mama." Ibu Gevan tampak merengut kesal, "Awas aja kalau kamu nikah nanti amplop dari Burhan nggak tebel!"

Gevan terbat
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status