Home / CEO / My Romantic Boss / Aset Berharga

Share

Aset Berharga

Author: Mommy Audy
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Aset Berharga

Waktu berjalan dengan cepat, tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore saat Ody melihat Amara adik El keluar dari lift khusus direksi.

"Hai Dy." Sapa Amara

"Sore Mbak." Jawab Ody yang langsung berdiri sambil tersenyum lebar.

"Big Boss didalam?"

"Ada Mbak, baru nemuin pak Bobby."

"Okey."

"Oya, Mbak Amara mau saya buatkan teh chamomile?"

"Nggak usah deh Dy, aku nggak lama juga kok."

"Ooo.. Kalau begitu Mbak langsung masuk aja, tadi udah ditunggu Pak El soalnya."

"Okey, thanks ya Dy."

"Pak, Mbak Amara sudah sampai." Ucap Ody melalui interkom.

"Ok." Jawab El singkat.

"Hai semua!" Sapa Amara pada Bobby dan El yang sedang duduk di sofa sambil ngobrol santai.

"Hai Ra.." Ucap El dan Bobby bersama sambil menoleh ke arah pintu masuk.

"Kamu mau meeting sama El, Ra?" Tanya Bobby saat Amara duduk di sampingnya.

"Bukan meeting kok, ngobrol aja. Udah lama nggak laporan. Jadi daripada aku ditodong mending aku yang menghampiri kan?"

"Bagus kalau punya inisiatif." Sahut El cepat dengan wajah datar

"Hiss... Statemennya nggak ada yang lebih smooth yah? Ketus amat, nggak enak tau didengernya." Ujar Rara jengkel.

"You know me Ra. Aku nggak terlalu suka basa - basi."

"Bohong banget, sama Chika bisa."

"Ya lo kan bukan Chika."

"Hiss... Jahat banget sih.."

"Kalian tu ya, kalau ketemu kenapa harus berantem sih?" Kata Bobby sambil menatap keributan kecil antara kakak beradik ini.

"Bawaan orok." Ucap El dan Amara bersama.

"Tuh kan kompak."gurau Bobby sambil tertawa lepas.

"Udahlah, apa report nya? Gue nggak banyak waktu soalnya. Malam ini ada dinner party sama Sunny. Lo tau kan partner kita yang baru ini agak kaku. Gue sukanya sekalipun kaku dia tu profesional banget."

"Gue setuju bagian kaku dan profesionalnya." Sahut Bobby

"Kalian ni ya, pantes soulmatean, udah macam pasangan yang seia sekata tau nggak." Canda Amara

"Jih, najis gue pasangan apa lagi soulmate sama ni bocah."

"Kok lo gitu sih bro. Padahal gue sayang loh sama lo." Ujar Bobby sambil membelai lutut El dan menyeringai menggoda El.

"Geli ih bob, jijik gue." Kata El memukul tangan Bobby yang langsung disambut tawa Bobby dan Amara.

"Jadi gimana laporannya, nggak beres-beres yang ada ngomong ma kalian berdua."

"Ok, lo tau perusahaan Inco Mobile kan?" Tanya Amara

" Iya, kenapa gitu?" ucap El

"Sebenarnya mereka yang akan jadi saingan kita buat dapat lisensi distributor dari Hansai Tech."

"Oya? Progres dari lobi terakhirnya gimana?"

"Masih condong ke kita sih, tapi tipis banget walaupun agak ketat. Hansai agak pemilih kali ini, tapi kalau kita bisa dapat proyek ini, kita akan aman sampai 5 tahun kedepan. Belum lagi nilai saham kita bakal naik, prediksi gue bisa sampai kisaran 150%"

"Bagus dong."

"Tapi ini nggak akan mudah El. Tau kan gimana liciknya tua bangka Rahmat Sutejo itu." Ucap Amara kesal mengingat orang yang baru disebutkannya.

"Iya sih, dia nggak bisa dianggap enteng. Bob, lo bantu handle deh dan backing Amara ya. Gue nggak mau ni bocah diapa-apain sama si tua bangka itu."

"Beres." Ucap Bobby cepat

"Papa tau masalah ini Ra?" Tanya El

"Gue belum bilang papa kok, karena gue pikir kalau bilang papa urusannya bisa lebih panjang. Tau sendiri si Rahmat musuh bebuyutan papa."

"Bagus, lebih baik papa nggak usah tau. Kita kerjain sendiri aja."

"Iya."

Tut tut..

"Ya Dy." Ucap El melalui interkom

"Pak, 30 menit lagi kita berangkat." Kata Ody.

"Okey." Jawab El lalu memutus sambungan interkom

"Eh, kalian ikut aja gabung. Lo nggak ada acara kan Ra?"

"Nggak sih, tadinya memang mau pulang awal. Mampir dulu ke rumah kangen Mama. Tapi next ajalah, belum siap ditanyain macem-macem sama Mama." Kata Amara

"Dasar. Lo ikut juga Bob!"

"Saya patuh perintah Boss."

"Sial."

Tok tok tok..

"Permisi pak, ini baju gantinya sudah saya siapkan." Kata Ody masuk ke ruangan El sambil membawakan 1 set pakaian ganti untuk El dan meletakkannya di ruang ganti dalam ruangan kerja El.

"Okey, thanks Dy."

"Permisi." Ujar Ody pamit lalu meninggalkan ruang kantor El.

"El, Ody tambah lama tambah sigap ya." Ucap Bobby

"Iya, gue beruntung banget punya asisten macem dia."

"Perasaan Ody jadi tambah glowing ya El, udah punya pacar belum sih?" Tanya Bobby penasaran

"Setau gue belum."

"Iyalah belum, gimana mau pacaran Bob, hidup dia cuma seputaran kantor, bisnis trip, sama El. Lo harus tanggung jawab cariin dia jodoh loh El." Ujar Amara

"Kok gue sih Ra? Apa urusannya coba?"

"Ya siapa lagi dong kalau bukan lo. Dia asisten pribadi lo kan? Lo yang mempekerjakan dia sampai nggak punya waktu buat cari pacar."

"Emang iya ya?" Tanya El pura-pura bodo

"Wah, bener-bener deh. Terangin lo deh Bob."

"Bro, lo tu teganya kebangetan yah. Sebelum lo bangun pagi aja, tu cewek udah nongol dirumah lo siapin semua keperluan lo. Lo balik kerja dan udah merem, kadang dia masih kerja buat lo. Sekalipun lo udah kasih fasilitas plus buat dia tapi gue rasa memang agak kurang manusiawi sih bro." Kata Bobby panjang lebar

"Tuh dengerin." Seru Amara

"Okey deh, abis trip akhir bulan depan gue kasih dia cuti."

"Kasih cuti tapi jangan dicariin bro. Kalau lo cariin dia nggak akan jadi cuti." kata Bobby lagi

"Iya bawel. Bentar gue ganti dulu." Ujar El, lalu bergegas ke ruang ganti.

Tok tok tok..

"Permisi." Ucap Ody yang sudah berganti pakaian menggunakan Midi dress kombinasi warna peach dan midnight green dengan potongan off shoulder, dia terlihat cantik dan anggun.

"Ya Dy.” Ucap Amara

“Maaf, kita harus berangkat sekarang."

"Loh katanya 30 menit tadi. Ini baru 10 menit lho Dy?" Ucap Bobby

"Iya Pak, maaf. Tadi saya baru dapat info ada kecelakaan di jalan menuju tempat acara. Kalau memaksakan naik mobil kita akan terlambat sekali. Saya sudah siapkan Heli, 10 menit lagi sampai."

"Wow... Sigap ya kamu." Seru Amara cukup terkejut dengan apa yang dilakukan Ody

"Kenapa Dy?" Tanya El yang baru keluar dari ruang ganti sambil masih mengancingkan kemejanya.

"Kita berangkat lebih awal Pak, saya sudah siapkan Heli dan 10 menit lagi akan sampai."

"Ada kendala di jalan?"

"Traffic Jam Pak. Saya nggak mau Bapak terlambat, jadi saya langsung inisiatif panggil Heli.” Ujar Ody mencoba menjelaskan situasinya

“Permisi Pak, biar saya bantu pasangkan." lanjut Ody yang mendekati El dengan cekatan membantunya merapikan simpul dasi yang terlihat agak asal.

"Good job Dy." Puji El.

"Minta naik gaji sama minta cuti Dy." Ujar Amara sambil tersenyum lebar menatap bagaimana Ody begitu memperhatikan El.

"Kalau itu saya nurut saja Mbak. Pak El lebih tau kalau urusan itu." Jawab Ody diplomatis. Amara dan Bobby langsung melirik El yang tampak kebingungan menerima tatapan dari sahabat dan adiknya.

"Selesai." Ucap Ody

"Thanks Dy. Oya, Bobby dan Amara ikut kita ya." Ucap El tersenyum simpul pada Ody.

"Ah, baik Pak. Kalau begitu saya keluar dulu."

"Okey."

"Gila ya Ody. Segitunya sama lo El, udah ngelebihin Chika pacar lo caresnya. gue rasa Chika aja nggak akan sampai gitu kali bro." Kata Bobby saat Ody sudah keluar dari kantor El.

"Memang, gue nggak kebayang aja kalau pekerjaan dan urusan gue tanpa dia. Selama 4 tahun ini dia sudah berkembang banget. Sekarang malah rasanya kaya gue yang bergantung sama dia ya. Dia tu aset berharga tau nggak, belum tentu gue bisa dapat pegawai yang kaya dia."

Tok tok tok..

"Permisi Pak, Helinya sebentar lagi tiba." Ucap Ody yang berdiri di depan pintu ruangan El.

"Okey, yuk jalan."

"Terbang El." Goda Amara

"Iya, terbang."

Mereka berempat menuju ke rooftop. El tampak rapi dan gagah dalam balutan suit berwarna camel pilihan Ody. Penampilannya tampak begitu sempurna, ini salah satu alasan kenapa klien dan rekan bisnis El begitu segan pada El yaitu karena penampilannya yang selalu sempurna.

Mereka tiba di rooftop dan heli telah tiba. Baling-baling masih dalam keadaan menyala dan siap tinggal landas. Saat diatas, terlihat kemacetan yang luar biasa parah hampir diseluruh jalanan ibu kota. Jam pulang kantor jelas membuat situasi itu jadi semakin parah.

"Untung kamu cepet ambil keputusan buat panggil Heli ya Dy." Ujar Amara.

"Iya, diem-diem Ody ni kaya CCTV jalanan ibu kota tau Ra. Cepet banget updatenya, ngalahin GM sama WES." kata Bobby

"Ya karena kebutuhan Pak Bobby. Kita butuh cepat, jadi saya harus update situasi luar dengan cepat juga. Seperti moto perusahaan kita, Fastest and Foremost."

"Wah, kelihatannya kamu lebih cocok jadi brand ambassador kita deh Dy dibanding jadi asisten El." lanjut Bobby menggoda.

"Saya kan bukan artis Pak, mana bisa jadi BA."

"Tapi kamu cocok juga loh Dy, kalau mau jadi model atau artis." tambah Bobby

"Saya loyal lho Pak." Ujar Ody yang di sambut tawa semua orang.

"Mati lo. Sorry to say ya bro, jadi asisten gue itu nggak ketengan dan nggak semua orang bisa."

"Widih sombong bener, kesel gue lihatnya. Kamu kok betah sih Dy jadi asistennya?" Ungkap Amara

"Pak El baik kok Mbak."Ujar Ody sopan

"See, dia loyal banget. Udah lah jangan pada jadi kompor kenapa sih?"

"2 menit lagi kita mendarat." Ucap pilot heli menghentikan obrolan mereka.

2 menit kemudian mereka telah tiba di kawasan BSD City. Malam ini mereka akan Dinner party bersama dengan partner bisnis El. Tak hanya Mr. Sunny tetapi ada juga partner bisnis El yang lain. Karena dengan bergabungnya perusahaan Mr. Sunny, maka semakin memperluas jangkauan perusahaan El.

"Hello Mr. Sunny." Sapa El

"Hello, Mr. El. Saya tak menyangka acaranya akan seramai dan semeriah ini."

"Ini hanya acara kecil Mr. Sunny. Saya harap anda menikmati acara malam hari ini."

"Ah.. Tentu. Hallo, Nona Claudia. Senang bertemu anda lagi, setelah ini kita akan banyak berkomunikasi ya." Ucap Sunny menjabat tangan Ody.

"Malam Mr. Sunny. Semoga saya dapat membantu kelancaran kerja Mr. Sunny dengan perusahaan kami." Jawab Ody sopan dengan senyum manisnya.

"Hahaha.. Tentu. Mr. El, saya kagum dengan kesigapan asisten anda. Cerdas, cantik, dan cekatan. Apakah anda memiliki karyawan lain seperti Nona Claudia, saya sangat tertarik untuk memiliki karyawan sepertinya."

"Wah sayang Mr. Sunny, Nona Claudia ini limited edition. Dia seperti aset berharga bagi perusahaan kami." Kata El membanggakan Ody.

"Wah luar biasanya. Beruntung sekali anda Mr. El bisa mendapatkan karyawan yang terampil dan sehebat Nona Claudia."

“Terima kasih Mr. Sunny.”

Ini bukanlah kali pertama bagi Ody mendapatkan banyak pujian dari partner bisnis El. Bahkan pernah ada yang dengan terang-terangan mendekati Ody agar dirinya mau berpindah ke perusahaan partner El. Bagi Ody, loyalitasnya pada El sudah menjadi harga mati. Bukan hanya semata karena loyalitas, namun lebih karena kenyamanan. Ody merasa nyaman ketika berada disisi El, walaupun dia tau terlalu muluk-muluk jika dia ingin memiliki cinta El. Namun bukan masalah asalkan dia bisa selalu ada disekitar El, menolongnya setiap saat, dan menjaganya dari dekat.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
alanasyifa11
sejauh ini suka banget ama ceritanya! bakal lanjut baca setelah ini~ btw author gaada sosmed kah? aku pingin follow nih
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • My Romantic Boss   Businnes Trip

    Business Trip Pekerjaan Ody bertambah tiap kali harus melakukan perjalanan bisnis bersama El. Awalnya ini menjadi siksaan berat bagi Ody. Namun berkat latihan ketat akhirnya dia berhasil mengatasi situasi itu dan menjadikan semua persiapan menjadi mudah untuk dilakukan. Semalam sebelum pulang ke apartemennya, Ody menyempatkan untuk kerumah El dan mempersiapkan segala keperluan selama 3 hari ke Singapore. Dan pagi ini ketika jam menunjukkan pukul 4.30 Ody telah tiba di rumah El dengan membawa traveling bag ukuran sedang. Sebagai asisten pribadi El, Ody harus standby lebih awal. Semua barang sudah masuk ke dalam mobil tinggal menunggu El siap lalu mereka bisa berangkat. "Bi, sudah siap sarapannya." Tanya Ody pada bi Pur yang berkutat di dapur.

  • My Romantic Boss   Mak Comblang

    Mak Comblang Hari ini adalah perjalanan yang melelahkan menuju ke Shanghai. Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam waktu setempat ketika mereka tiba di Shanghai. Sebelumnya Ody dan El harus terbang dari Jakarta menuju ke Singapore terlebih dahulu selain untuk transit juga karena ada kontrak kerjasama dengan Roy rekan bisnis El yang harus mereka selesaikan. Ody ingin melepas penatnya dengan mandi air hangat. Rasanya dia ingin segera membasuh tubuhnya yang terasa begitu lengket setelah beraktivitas seharian lalu berbaring karena esok hari dia harus bangun pagi dan mempersiapkan meeting penting dengan Mr. Choi. Dia mau kontrak kerjasama yang sudah dipersiapkannya dengan susah payah berjalan mulus. Usai mandi dan berendam air hangat rasa kantuk mulai menghinggapi Ody, sayang tidak begitu dengan p

  • My Romantic Boss   Chaos

    Chaos "Pagi Pak El." Sapa Ody. "Pagi Dy." "Permisi Pak." Ujar Ody yang minta ijin untuk merapikan simpul dasi El. "Ehm, Dy... Saya mau minta maaf untuk..." "It's Okey Pak. Mungkin semalam Bapak sudah terlalu lelah saja, jadi tolong jangan terlalu dipikirkan. Kita sekarang hanya harus fokus dengan meeting pagi ini dengan Mr. Choi. Meeting ini sangat penting untuk perusahaan kita Pak." "Okey, Thanks Dy." "Bapak, mau sarapan di bawah atau saya bawakan saja? Pak Bobby sudah ada di restoran."

  • My Romantic Boss   Galau

    Galau Beberapa jam sebelumnya. Seharian ini El dan Chika berjalan-jalan mengelilingi Makau, menghabiskan waktu berdua untuk merayakan anniversary mereka yang ke 3. Bahagia bagi El karena setelah sekian lama El bisa mengajak Chika untuk jalan-jalan tanpa gangguan pekerjaan. Ya ini berkat Ody dan Bobby yang dengan sigapnya menyelesaikan semua tugas dan pekerjaan untuknya. Saat ini El dan Chika sedang duduk di salah satu restoran yang merupakan tempat pertama kali mereka bertemu. Brasserie yang ada di Parisian. Restoran ini cukup ramai, namun lagi-lagi berkat Ody mereka bisa mendapat tempat yang cukup spesial. "Happy anniversary yah babe." Ucap El usai memasangkan sebuah kalung dengan liontin b

  • My Romantic Boss   Crash

    Crash Mengandung adegan 21++ , Mohon kebijakan pembaca sekalian. "Ketemu Dy?" Tanya Bobby panik melalui sambungan telepon. "Ketemu Pak, di klub dalam kondisi mabuk parah." Ucap Ody agak terengah-engah karena sedang membopong El. "Hah?" "Iya ini saya baru mau bawa ke kamarnya sama security klub." "Aduh pak El, jangan teriak-teriak." pekik Ody karena El mulai berteriak-teriak lagi seperti orang kesurupan jenglot "Memangnya kenapa? Kok kamu ribut sih." ucap El dengan suara lantang. Perasaan selama bekerja dengan El, Ody tak pernah melihat El mabuk hi

  • My Romantic Boss   Broken

    Broken Perlahan-lahan Ody beranjak dari ranjang El menuju kamar mandi. Dia duduk di bawah pancuran shower, merasakan bagian intinya yang masih terasa perih dan nyeri. Ody berusaha mengatur akal dan emosinya walaupun rasanya sulit dan ingin rasanya berontak. Ody menangis meratapi nasibnya yang begitu malang, suara tangisnya begitu memilukan hati. “Tuhan kenapa ini harus terjadi kepadaku sekarang? Kenapa harus aku yang mengalami ini, disaat aku masih harus bekerja keras untuk keluargaku.” Gumam Ody di sela tangisannya “Apa dosaku Tuhan? Apa kesalahanku hingga aku bernasib begini? Kenapa Engkau mengujiku dengan jalan seperti ini Tuhan?” Ucap Ody lagi dengan tangisan yang menyayat-nyayat. Hampir 1 jam Ody ada dibawah guyuran ai

  • My Romantic Boss   What Happened

    What Happened? Jam menunjukkan pukul 4 pagi saat El tiba-tiba terbangun dari tidurnya. Rasa nyeri di kepalanya benar-benar luar biasa bagai ditusuk ribuan paku. Dia memaksakan bangun dan berjalan menuju lemari pakaian. Biasanya Ody akan selalu membawakan kotak obat-obatan untuknya, dan menyelipkannya di antara pakaiannya. Begitu menemukannya dia segera mencari obat sakit kepala di dalam kotak tersebut dan meminumnya. Setelah itu El berjalan gontai menuju kamar mandi lalu menyalakan keran dan membasahi kepala dengan air panas. Beberapa menit kemudian saat yang diminumnya tadi mulai bekerja dan pusing yang dialaminya mulai mereda, kesadaran El perlahan mulai pulih. Ruang kamar mandi menjadi semakin hangat seperti di sauna, hingga uap panas memenuhi seluruh ruangan. Di bawah kucura

  • My Romantic Boss   Masalah

    Masalah Ternyata meminta bantuan dari Bobby tidak lantas membuat perasaan El menjadi damai dan tenang, yang ada malah semakin kacau mengingat begitu banyak masalah yang menimpa dirinya secara bertubi-tubi hanya dalam satu malam. Mulai dari putus dengan Chika, ditambah urusan kontrak dengan Mr. Choi yang akan dibatalkan, dan yang paling membuatnya pusing adalah mungkin saja dia telah tidur dan menghancurkan hidup seorang perempuan yang entah siapa. Semua masalah itu bagaikan batu besar diatas bahunya. El sedang duduk di sofa kamarnya menatap jauh ke luar jendela, memikirkan segala hal yang mungkin terjadi setelah ini juga langkah yang akan di buatnya. Dia sungguh menata pikirannya serta menyusun prioritas masalah yang harus diselesaikannya segera. Tit... Cekrek...

Latest chapter

  • My Romantic Boss   Kimora Angelica Rivera

    Kimora Angelica Rivera Gadis kecil kesayangan El kini telah bertumbuh jadi gadis super cantik dengan perpaduan wajah bule dan oriental. Kimora bertumbuh dengan sehat dan kuat, apa yang dulu mereka khawatirkan bahwa Kim tidak akan bertumbuh sehat nyatanya terbantahkan. Meskipun perjalanan hidupnya tidak mudah, namun gadis kecil yang sudah beranjak remaja itu kini bertumbuh jadi kuat dan pemberani yang cenderung nekat. "Dad, please.. ijinkan aku sekolah ke Singapura," bujuk Kim entah untuk yang ke berapa puluh kali. Pembahasan ini sudah berjalan begitu lama, sejak kasus bully yang dialami Kim 1 tahun lalu. Kim memang tak mau membahas hal itu karena takut membuat kedua orang tuanya cemas namun tak dapat di pungkiri bahwa salah satu alasan Kim memutuskan untuk meninggalkan Indonesia adalah karena hal itu. "Kim, apa nggak bisa ya cari sekolah di Indonesia aja? Di Indonesia juga banyak sekolah bagus kok," ucap El berusaha mengubah keinginan Kim. "Dad, aku ingin berkembang. Jadi tolong i

  • My Romantic Boss   Pelangi Sehabis Hujan

    Pelangi Sehabis Hujan Kepergian Victor 6 bulan lalu memang begitu menyesakkan bagi seluruh keluarga Harrison. Bahkan sebelum kepergiannya itu, dia menitipkan pesan yang sama pada Riana, Erina, dan Ody. Pesan yang meminta mereka untuk memaafkan dirinya yang egois dan berbahagia setelah dia meninggalkan dunia ini. Dia juga berharap agar kepergiannya dapat menebus segala kesalahannya pada mereka selama ini. Situasi jadi jauh lebih baik saat ini. Riana dan Erina belakangan lebih sering menghabiskan waktu bersama. Mereka sepakat untuk memulai segalanya dengan lebih baik sebagai seorang sahabat sekaligus besan. El sendiri mulai dapat bernafas lega. Kasus Rahmat Sutedjo berjalan dengan sangat lancar, ada begitu banyak bantuan yang tak terduga datang silih berganti. Hingga satu demi satu masalahnya pun perlahan dapat diselesaikan. Sekarang, semua orang sedang menikmati buah dari perjuangan mereka. Karena badai tak akan selalu bertahan dan sang surya pasti akan kembali bersinar. Setelah mela

  • My Romantic Boss   Awal Sebuah Akhir

    Awal Sebuah AkhirEl menatap punggung Riana yang sedang duduk di taman sendirian. Dari kejauhan El dapat melihat tubuh Riana sedikit berguncang karena tangisnya yang tersedu-sedu. Perlahan El coba mendekati Riana lalu duduk di sampingnya tanpa bicara sepatah katapun.Rasanya dada Riana begitu sesak, dia sungguh tersiksa mengetahui semua fakta yang baru saja didengarnya dari Victor dan Erina. Lelah menangis Riana hanya bisa menyandarkan kepalanya di bahu El. Beban di hatinya terlalu berat untuk ditanggungnya sendiri.El tetap setia menemani Riana hingga hari semakin malam. Ketika Riana sudah cukup tenang, El berusaha menemukan kata-kata penghiburan yang tepat agar dapat meringankan beban hati Riana."Kalau terlalu berat jangan di tahan Ma, lepasin aja," ucap El merangkul bahu Riana erat. "Mama, nggak pernah sangka bahwa akan jadi seperti ini," ujar Riana menghapus sisa air matanya."El paham, Ma. El juga nggak sangka waktu dengar semuanya dari mulut Mami dan Papa." Sontak mata Riana m

  • My Romantic Boss   Ketika Semua Jelas

    Ketika Semua JelasSituasi dalam ruang ICU terasa begitu memberatkan hati Riana. Melihat pria yang sudah puluhan tahun menemani hari-harinya sedang terbaring lemah tak berdaya. Meski sakit membelenggunya hatinya karena berulang kali Victor telah menorehkan luka hingga hampir membuatnya menceraikan cintanya itu. Menurut dokter Lio yang menangani jantungnya, kondisi tubuh Victor melemah. Andai dilakukan operasi saat ini resikonya kematian di atas mejanya akan sangat tinggi. Upaya yang dapat dilakukan disementara waktu adalah mempertahankannya hingga kondisinya lebih stabil dan dapat dilakukan tindakan pembedahan.Victor menatap Riana yang berada di sisi kirinya, tangannya menggenggam erat tangan Riana sambil tersenyum tipis. Lalu dia menoleh ke sisi kanannya dimana Erina berdiri. "Rin," sapa Victor pelan."Hai, Vic," balas Erina ramah. "Akhirnya aku bisa bertemu lagi denganmu," ucapnya dengan suara bergetar. Victor menatap lekat wajah Erina yang masih terlihat cantik seperti puluhan

  • My Romantic Boss   Obrolan Ringan

    Obrolan RinganHari menjelang malam saat kondisi Victor terlihat mulai membaik dan dia meminta bertemu semua anggota keluarga. Walaupun kondisi Ody dan Kim saat ini sudah sangat baik, bahkan Ody juga kembali ceria seperti sebelumnya, namun tak dapat dipungkiri bahwa perasaan tak nyaman jelas muncul di hati mereka. Seakan Victor meminta mereka semua berkumpul untuk berpamitan.Seperti sekarang, Victor sedang bertemu dengan Riana dan Erina secara pribadi, sedang yang lain menunggu di luar. El hanya bisa mengawasi keadaan yang ada tanpa mau menjelaskan apapun pada Amara, Aryo, maupun Ody. Dia tahu niatan Victor untuk menemui semua orang hari ini."Bao, apa mereka akan baik-baik saja di dalam?" bisik Ody yang duduk di kursi ruang tunggu ICU.

  • My Romantic Boss   Pengakuan Erina

    Pengakuan Erina5 hari telah berlalu, El mulai bisa sedikit lega dan jadi lebih banyak bersyukur. Tekanan yang dialaminya sedikit demi sedikit mulai berkurang. Setelah tim legal menyelesaikan seluruh berkas kasus Rahmat Sutedjo, kini kondisi Kim juga semakin kuat dan sudah mulai lepas dari alat bantu nafasnya. Perbaikan kondisi Kim membuat keadaan Ody pun ikut jadi lebih baik. Ody kembali seperti Ody yang dikenalnya. Perempuan itu memang diakui El sangat tangguh. Namun berbeda dengan yang dialami Victor, kondisinya masih belum ada perbaikan.El sudah kembali berkantor walaupun tak penuh waktu. Seperti pagi ini, ketika mobil El baru saja berhenti di depan lobi kantor Intel tiba-tiba ponselnya berdering dan menampilkan nama Amara. El segera menekan tombol hijau di layar ponselnya dan panggilan langsung terhubung.

  • My Romantic Boss   Berita Mengejutkan

    Berita MengejutkanSetelah 10 menit menunggu, akhirnya Amara, Aryo, dan Erina pun tiba. El segera pamit untuk menemui Ody sebelum pergi ke kantor. Tampaknya dia memang harus mulai bergerak untuk membereskan semua kerumitan yang terjadi. Mungkin tidak semuanya dapat diselesaikannya, namun setidaknya dia telah berusaha menyelesaikan bagiannya."Ai," Panggil El sambil mendekati Ody yang terlihat meringkuk diranjang."Hmmm," gumam Ody masih dengan memejamkan matanya."Bolehkah, aku pergi sebentar ke kantor?" tanya El sambil membelai lengan Ody yang berbaring membelakanginya, "ada urusan yang harus segera ku selesaikan. Aku janji ini tak akan lama," terang El."Okay," ucap Ody singka

  • My Romantic Boss   Lelah Lahir Batin

    Lelah Lahir BatinSejak semalam Ody tampak pendiam, dia tampak menyimpan segala pikirannya seorang diri. Sesungguhnya, El sendiri tertekan hingga tak tau harus berbuat apa. Jelas keadaan ini tak mudah dijalani El, mengingat kondisi Kim yang masih berjuang, melihat Ody yang sedang terpuruk, ditambah lagi kondisi Victor yang sempat memburuk, dan masih banyak masalah yang harus ditanggung El sendirian. Karena merasa tak dapat berbuat banyak untuk mengurai situasi yang ada, akhirnya dia hanya bisa memilih untuk diam sejenak memikirkan solusi terbaik sambil terus berada disisi Ody."Ai, kamu butuh sesuatu?" Tanya El yang langsung berdiri ketika melihat Ody hendak beranjak dari kasurnya."Aku cuma mau ke toilet," sahut Ody."Biar ku bant

  • My Romantic Boss   Hallo Kim

    Hallo KimOdy menatap lekat ke wajah El yang jelas sedang menyembunyikan sesuatu darinya. Sedari tadi Ody berusaha menelisik, mencari kebenaran dari ucapan El. Perasaannya saat ini terasa tak nyaman, hatinya tak tenang. Entah dari mana, tapi firasatnya berkata putri kecil mereka sedang tidak baik-baik saja.Ody berusaha mencari celah untuk mencari jawaban dari firasatnya. Penasaran dengan ekspresi yang terus meragu di wajah El membuat Ody semakin yakin bahwa terjadi sesuatu. Dia mulai menggali kebenaran dengan menanyakan nama pilihan El untuk bayi mereka."Oya, nama apa yang kamu pilih untuknya?" tanya Ody sambil menatap wajah El lekat."Namanya, Kimora Angelica Rivera Harrison," jawab El dengan sen

DMCA.com Protection Status