Share

Pertemuan awal

Author: Cindelvi
last update Last Updated: 2021-05-13 17:25:56

"Ana ... kau yakin ingin melakukannya?" tanya Hobi sembari menatap gelisah wajah Ana yang tengah duduk termenung dengan tangan menopang wajah kecilnya. Wanita itu seperti tidak benar-benar ada di sini. Raganya memang ada di depan Hobi, tapi tidak tahu bagaimana rohnya. Matanya kosong, wajahnya pucat meski masih tampak terlihat cantik.

Kini mereka di dalam ruang vip sebuah restauran yang dijanjikan untuk menunggu kedatangan calon suami "kontrak" Ana. Bahkan sampai sekarang Ana tidak tahu siapa dia, Hobi tidak menjelaskannya dan Ana tidak mau juga mencari tahu. Saat ia mengatakan ingin melakukan hal gila itu, Ana hanya memikirkan bahwa ia melakukan hal ini demi adiknya dan Ana berjanji hanya akan meminta bayaran senilai biaya operasi. Ia tidak mau meminta lebih banyak dari itu, tidak! Ana tidak mau semakin merendahkan dirinya sendiri dengan berprilaku seperti jalang. 

Ana menghela nafasnya ketika menatap sendu sahabatnya. Ditatap seperti itu Hobi semakin merasa bersalah, ia merasa seperti menjual temannya sendiri. Apalagi kalau sampai mendengar karena ide gilanyalah Ana melakukan ini. 

"Padahal kau yang memberikan ide itu. Kenapa bertanya lagi?"

Tuh, kan Hobi semakin cemas saja mendengar jawaban Ana, detik itu juga ia menarik tangan Ana agar segera bangkit dari duduknya. 

"Ayo!! lebih baik kau menikah denganku saja. Aku bayar 500 juta kontan!"

Bugh 

"Awww." Hobi mengerang kesakitan setelah punggungnya dipukul keras Ana. Meski wanita, ternyata kekuatan Ana sungguh luar biasa. Lain kali Hobi harus lebih berhati-hati.

"Cukup Hobi! Jangan mengatakan hal gila seperti itu lagi padaku! Sudah cukup dengan kawin kontrak ini ... kumohon jangan memberi saran yang lebih aneh lagi padaku."

"A- apanya yang aneh? Aku sungguh-sungguh Ana! Mana tega aku membiarkanmu menderita. Sekarang saja mukamu jelek sekali karena selalu murung. Lebih baik kau menikah denganku, aku teman baikmu, aku tidak akan menyakitimu."

Ana tidak menjawab lalu menundukan wajahnya. Inginnya ia menangis, tapi untuk apa? Ana merasa tidak ada gunanya menangisi keadaan. Dia harus kuat, demi dirinya dan demi Mikail. Tapi sepertinya tadi dia mendengar sesuatu yang tidak enak. Oh jelek? Lalu Ana mencubit lengan Hobi.

"Aisshh.. sakit Ana!!"

"Enak saja mengatakan aku jelek! Lagipula aku lebih tidak tega membiarkanmu menikahi wanita sepertiku, belum lagi aku tahu kau tergila-gila pada Kak Bia."

"Memangnya apa yang kupikirkan tentangmu Ana ... Demi Tuhan kau tidak seburuk itu"

"Tetap saja aku akan merasa bersalah padamu." Ana mendesah lalu melanjutkan kalimatnya "Hobi ... Aku percaya padamu, kau tidak akan mungkin membiarkan aku disakiti oleh siapapun. Benar bukan?" 

Hobi menghela nafasnya, "Tentu! Kau itu sudah kuanggap adik kecilku. Ya Ampun, Ana yang malang, kenapa nasibmu seperti ini? Aku menjadi sangat bersalah."

"Tidak apa-apa, jangan merasa bersalah begitu, aku ini wanita kuat kok. Aku yakin, Kau juga tidak mungkin membiarkan lelaki itu menikahiku jika dia tidak baik. Aku-" ucapan Ana terhenti saat pintu restauran terbuka dengan tiba-tiba menampakan dua pria tampan masuk kedalam ruangan. Keduanya berbadan tinggi, dengan rambut rapi dan setelan jas yang menawan. Ana tidak mengenali salah satunya namun saat menyadari pria disampingnya, matanya membelalak kaget. 

Ana tidak menyangka pengusaha muda yang meraih kesuksesannya dengan sangat cepat bahkan kekayaannya mencapai nomor satu di negara ini kini berdiri dihadapannya. 

Bagaimana tidak terkejut, Ana dengar orang-orang harus membuat janji sebelum bertemu dengannya. Bahkan wartawan sekalipun yang ingin mewawancarainya harus membuat jadwal temu jauh-jauh hari. Tapi apa yang ia lihat sekarang? Entah beruntung atau tidak, ia dapat bertemu pria menawan tersebut, disini tanpa pernah membuat janji dan tidak pernah ia bayangkan. Ana jadi bertanya-tanya maksud kedatangan pria itu. Tunggu!!!! Ini tidak seperti yang ia pikirkan bukan?

"Oh Jackson!! Akhirnya kita bertemu lagi." Hobi berteriak begitu kencangnya tanpa tahu malu suaranya melengking bak kuda yang meringkik lalu menghampiri pria didepannya. Setelah saling sapa dan menanyakan kabar, ketiganya menghampiri Ana yang sedari tadi hanya diam memperhatikan mereka.

"Ana, perkenalkan mereka ...."

"Siapa yang akan menikahiku?" Potong Ana tanpa ia menyadari apa yang baru saja ia lontarkan. Hobi sontak membuka mulutnya lebar karena terlalu syok sedangkan dua lainnya saling bertatapan bingung.

                             ðŸŒ¹ðŸŒ¹

Pria itu memasuki unit apartemen mewah miliknya, apartemen yang ia beli untuk ditempati kekasihnya.

Beberapa hari ini ia cukup lelah menghadapi ibunya yang menuntutnya untuk segera menikah. Bukan ia tidak mau, hanya saja ibu pria itu yang tak mengizinkannya menikahi wanita yang ia cintai. Keanu alvero CEO muda, tampan, dan kaya raya jatuh cinta pada sekretaris pribadinya Nita heningtyas yang bekerja di perusahaannya. Awalnya pria itu hanya menganggap Nita sebagai sekretaris biasa seperti pada umumnya, tapi seiring berjalannya waktu juga intensitas bertemu yang sering, pada akhirnya membuat mereka jadi saling jatuh cinta satu sama lain.

Sayangnya hubungan mereka tidak disetujui oleh ibu Kei. Entah apa yang mendasarinya namun Ibu kei bahkan sangat membenci Nita. Oleh sebab itu ibunya selalu menjodohkannya pada wanita manapun dan itu membuat Keanu menjadi pusing sendiri. Ia ingin menikah tapi tentu bukan gadis pilihan ibunya.

"Kau sudah kembali sayang?" Nita yang baru saja keluar dari kamarnya karena mendengar suara pintu terbuka, menghampiri Kei yang  berdiri didepan jendela, tengah memandangi pemandangan kota di malam hari. Tangannya melingkar di perut pria itu memeluknya dari belakang dengan kepala yang ia sandarkan di punggung tegap pria itu. 

"Hmm," gumam Kei masih dengan posisi membelakangi Nita.

"Tidak berjalan dengan baik ya?" tanya Nita yang mengetahui alasan kenapa pria itu mendapatkan mood buruknya. 

Kei menghela nafasnya gusar "Ibu masih saja memaksaku untuk menikah dengan putri kenalannya." Mendengar itu Nita semakin mengeratkan pelukannya. 

"Maafkan aku." ucap Nita lirih. Kei memutar tubuhya menghadap Nita yang tengah menundukan wajahnya, kedua tangannya menangkup wajah cantik wanita itu, membawanya ke atas agar ia menatapnya.

"Hey sayang ... kenapa minta maaf? Kita, kan sudah mendapatkan solusinya. Mencari seseorang agar bisa kunikahi secara kontrak setelah itu aku akan menceraikannya lalu menikahimu. Kau tidak perlu takut! aku tidak akan menikahi wanita pilihan ibuku."

"Tapi kita belum menemukan seseorang yang cocok dan aku terlalu takut kehilanganmu Kei. Bisa saja kau akhirnya memilih perempuan itu daripada aku." Kei memeluk Nita mengusap punggungnya dengan pelan guna menghilangkan kekhawatiran wanita itu. Kei tidak buta ia tahu saat ini Nita tengah cemas meski sedari tadi senyuman muncul di wajahnya.

"Kita pasti menemukannya sayang. Aku janji akan menemukannya. Kau tidak perlu khawatirkan apapun." Ucapnya bersamaan dengan bunyi ponselnya yang berdering di saku celananya. Kei merenggangkan pelukannya, merogoh sakunya lalu mengangkat panggilan itu. Saat ponselnya terhubung dan mereka mulai bicara awalnya wajah Kei tanpa ekspresi namun kemudian terlihat begitu antusias. Saat panggilan itu diakhiri, Kei menggenggam tangan Nita lalu mengatakan bahwa orang suruhannya menemukan wanita yang cocok untuk dijadikan istri kontraknya. Saat itu juga ketakutan Nita semakin jadi, sebagai seorang wanita ia merasa mempunyai firasat buruk. Apa ia tengah melakukan kesalahan? Apa seharusnya ia membiarkan Kei menikahi perempuan pilihan ibunya? Tidak ... Tidak ... Nita juga tidak mau hal itu terjadi, lebih baik ia percaya pada kekasihnya. Kei tidak mungkin meninggalkannya. Bukan tidak mungkin, memang tidak bisa, kan?

Related chapters

  • My Precious Husband   Perjanjian kontrak

    Perjanjian Kontrak1. Pihak satu akan menikahi pihak dua selama enam bulan lamanya.2. Setelah menikah pihak dua sepenuhnya akan menjadi tanggung jawab pihak satu selama enam bulan. Jadi pihak satu berhak menolak dan mengatur pihak dua agar tidak merugikan pihak satu.3. Pihak dua berhak mendapatkan apapun yang ia mau selama itu dibatas wajar.4. Pihak dua berhak mendapatkan keselamatannya terjamin selama enam bulan bersama.5. Kedua belah pihak diperbolehkan menjalin hubungan dengan pasanganya masing-masing.6. Kedua belah pihak tidak boleh saling jatuh cinta.Enam point perjanjian yang diketik pada selembar kertas itu kembali Ana baca, setelah menandatangani surat tersebut tiga hari lalu, Ana belum lagi bertemu dengan Keanu. Mengetahui kabarnya pun tidak. Ana hanya menunggu kelanjutan tanpa berniat bertanya pada Hobi. Dia sadar, dirinya terlihat terlalu tidak peduli dengan ini tapi sebenarnya bukan karena dia tidak peduli, Ana hanya mencoba membuat in

    Last Updated : 2021-05-13
  • My Precious Husband   Makan malam bersama

    Kei dan Ana memasuki pekarangan rumah orang tua Kei. Pertama kali melihatnya Ana dibuat takjub, sungguh yang ada dihadapannya kini bukan rumah melainkan istana, halaman rumahnya saja berkali-kali lipat luasnya dengan rumah yang ia tempati saat ini, apalagi didalamnya? Kei lebih dulu keluar dari mobil, lalu berjalan kearah samping membuka pintu milik Ana. Rasanya Ana ingin pulang saja, tidak berani masuk kedalam rumah besar itu dan bertemu kedua orang tua Kei, nyali Ana menghilang sejak pertama kali mobil ini melewati gerbang."Kau akan baik-baik saja." ucap Kei tiba-tiba, lalu menautkan jemari tangannya dengan milik Ana. Pria itu menarik Ana dengan lembut untuk segera masuk kedalam. Sebenarnya Kei sama gugupnya dengan Ana. Tapi ia tidak mau menunjukkannya, karena pasti akan berdampak pada Ana.Ternyata kedatangan mereka telah dinantikan kedua orang tua Kei, ibu pria itu langsung menghampiri Kei dan Ana. Ana segera memberi salam dengan sopan."Bu kenalkan ini Ana, p

    Last Updated : 2021-05-13
  • My Precious Husband   Malam pertama yang pahit

    Pernikahan itu berjalan dengan lancar, tidak banyak tamu yang diundang, mengingat Kei hanya ingin pernikahannya dihadiri keluarga juga teman dekat. Sedangkan Ana? Tentu saja dia tidak mengundang siapapun kecuali Hobi, dokter Rachel serta beberapa suster kenalannya. Sayang satu-satunya keluarga Ana, mikail tidak bisa berada disisinya karena kondisinya yang tidak memungkinkan untuk keluar dari kamar. Dan untuk pertama kalinya Ana bertemu dengan Nita kekasih Kei yang baru Ana ketahui juga kalau wanita itu sekretaris Suami kontraknya. Kesan pertama saat Ana bertemu dengannya, wanita itu sangat anggun, cantik, tubuhnya yang kecil membuat wanita itu terlihat imut, beda sekali dengan Ana yang memiliki tubuh sintal ini. Ana jadi heran kenapa ibu kei sangat membenci Nita?Ana tengah melihat-lihat rumah yang akan ditempatinya selama enam bulan kedepan, rumah ini tidak terlalu besar dibandingkan rumah orang tua Kei namun terkesan mewah dengan style pria muda yang minimalist, perabo

    Last Updated : 2021-05-13
  • My Precious Husband   Kehidupan yang berbeda

    Sinar matahari yang merengsek masuk melalui celah gorden kamar itu mengganggu ketenangan tidur Nita, wanita itu mengerjapkan matanya dan bangun lebih dulu dibanding Kei yang masih terlelap disampingnya, ia kemudian melirik jam yang tertempel di dinding, yang ternyata sudah menunjukkan pukul 11 siang. Pantas saja sinarnya begitu menyilaukan mata memaksa siapapun yang terkena sinarnya untuk segera beranjak pergi dari sana, tapi sepertinya Nita tidak mempedulikannya, ia masih betah pada posisinya saat ini, memandangi wajah Kei dari samping, dan mengaguminya secara diam.Memang, kegiatan ini menjadi kegiatan favorite wanita itu, saat melakukannya ia merasa tinggi hati karena banyak wanita yang ingin berada di posisinya, dan ia menjadi wanita beruntung itu yang bisa leluasa memandangi serta menyentuh wajah kekasih tampannya. Apalagi merasakan kejantanan Kei, sungguh Kei merupakan partner ranjang terbaik yang pernah Nita rasakan.Lalu ketika ia menikmati kegiatan menyena

    Last Updated : 2021-05-13
  • My Precious Husband   Kau itu menikah sungguhan

    Ana menyeruput kopinya di kantin rumah sakit dengan nikmat, sembari mendengar ocehan Hobi tentang wanita pujaannya. Selama bertahun-tahun mengenalnya baru kali ini Ana melihat pria itu begitu antusias menceritakan seorang wanita. Dulu Ana pernah sampai berpikiran buruk bahkan pernah bertanya secara langsung apakah pria itu tidak menyukai wanita atau dia menderita penyakit imponten sampai ia merasa malu mendekati perempuan manapun, teman perempuannya saja hanya Ana seorang. Bukannya apa-apa, Ia sungguh merasa cemas, ingin membantu meringankan beban Hobi namun bukan jawaban yang ia dapat justru yang ia dapati adalah toyoran keras di kepalanya. Jika diingat-ingat masa lalu Ana ternyata suram sekali."Kau mendengarkanku tidak sih?" Hobi mendengus melihat Ana yang tampak enggan mendengar ceritanya."Memangnya kau pikir aku sedang apa? Ini kan sedang mendengarkanmu.""Kau nampak malas menanggapiku.""Bagaimana tidak? Kau selalu menceritakan hal sama, berapa kali ku

    Last Updated : 2021-05-13
  • My Precious Husband   Aku mencemaskanmu

    Seingat Ana terakhir kali ia tersadar, ia sedang duduk disamping Mikail, menceritakan dongeng sebelum tidur lalu tanpa sadar tertidur disana. Ana yakin dengan rentetan kejadian itu namun yang membuatnya heran, pagi tadi tiba-tiba saja ia terbangun di atas sofa dengan selimut membungkus tubuhnya. Ana jadi heran sejak kapan ia memindahkan tubuhnya sendiri kesana? Atau ada seseorang yang mengangkatnya? Tidak mungkin kan seseorang mengangkatnya saat tidur tapi dia tidak bangun sama sekali.Ya, Ana rasa itu tidak mungkin! Ana pasti sadar, ia tipe orang yang mudah terbangun meskipun hanya karena suara kecil. Sebenarnya Ana ingat semalam bermimpi Kei datang kerumah sakit, lalu pria itu memindahkan Ana ke atas sofa. Tapi Ana tidak yakin apakah itu mimpi atau bukan karena semuanya tampak samar, lagipula untuk apa Kei datang ke rumah sakit? Memangnya dia tahu? Ah! Atau mungkin ia memang tidak sadar telah melangkahkan kakinya sendiri dan berpindah tidur di atas sofa. Entalah, Ana t

    Last Updated : 2021-05-13
  • My Precious Husband   Ini bahaya!

    Kegaduhan terdengar begitu jelas dari kamar Ana, membuat gadis itu mendadak membuka matanya dengan terpaksa. Ana melirik jam di atas nakas yang masih menunjukkan pukul 2 dini hari. Jantungnya berdegub kencang saat terdengar lagi suara pecahan piring atau gelas, Ana tidak tahu itu, yang pasti ia mulai ketakutan. Ana jadi berpikiran yang tidak-tidak mengingat sekarang dirinya hanya seorang diri saat ini. Kemarin pagi Kei sudah mulai bekerja karena batas cuti menikahnya sudah habis, sebenarnya Ana juga seharusnya sudah mulai bekerja, tapi ia urungkan niatnya mengingat jadwal operasi Mikail besok lusa, untungnya yang menjadi atasanya adalah Hobi, sehingga ia tidak perlu khawatir dipecat karena terlalu banyak mengambil libur, memang terkesan tidak profesional, namun Ana sudah meminta sangsi pada Hobi, pria itu bisa memotong gajinya. Tidak masalah untuk Ana karena yang jadi masalah Ana saat ini adalah Kei yang tidak pulang malam ini karena lembur. Lalu siapa yang membuat kegaduhan? Jangan

    Last Updated : 2021-05-13
  • My Precious Husband   Mona Alvero

    "Hai Ana? Apa Kei sudah bangun?"Wanita itu menatap Ana yang kebingungan dengan senyuman tersungging di wajahnya."Maaf nona, tapi anda siapa?" tanya Ana kepada wanita cantik dihadapannya, wanita itu tampak tak asing, tapi Ana tidak mengenalnya sama sekali. Ia memiliki rambut berwarna ash grey dengan panjang sebahu, saat ini memakai topi dengan kaos hitam kebesaran yang ditutupi jaket jeans berwana senada dengan celana jeans ketatnya, tidak luput dari pandangannya juga sepatu boots lalu dua koper besar disamping kanan kirinya. Ana tidak bisa jelas melihat wajahnya karena wanita itu menggunakan kacamata hitam.Apalagi yang membuatnya semakin bingung, wanita itu mengetahui namanya. Bukankah itu menandakan bahwa wanita itu mengenalnya? Tapi kenapa Ana tidak ingat sama sekali?"Aku tahu kau pasti saat ini sedang bingung, nanti saja ya perkenalannya karena aku sedang kesal sekali. Aish mana pria brengsek itu," ujarnya lalu melangkah masuk begitu saj

    Last Updated : 2021-05-13

Latest chapter

  • My Precious Husband   Ancaman

    "Jadi seperti ini rasanya." Kei bergumam ketika Ana menghampirinya sembari membawa hidangan yang baru saja ia masak. Ana menatapnya bingung namun Kei tidak menjelaskan apapun padanya. Setelah ia meletakkannya di atas meja makan, Ana duduk dihadapannya."Terima kasih, kau sungguh tidak lapar?" Ana menggelengkan kepalanya. "Aku sudah kenyang."Tidak ada percakapan lain, Kei mulai menghabiskan makanannya. Ana memperhatikan pria itu makan dengan lahap. Baru kali ini dia melihat sisi lain dari Kei, pria itu terlihat seperti manusia biasa pada umumnya. Umm meskipun sebenarnya dia memang manusia biasa. Hanya saja penampilannya yang selalu terlihat elegan membuat Ana merasa Kei seperti putera mahkota yang tidak bisa dijangkau."Ada apa? Kenapa kau terus melihatku? Ada yg salah?" Ana terkesiap, pipinya perlahan-lahan memerah karena malu. Dia segera menundukkan kepalanya saat Kei tiba-tiba saja memergokinya tengah memandanginya. Ana tidak tahu harus mengatakan apa selain

  • My Precious Husband   Kemarahan Keanu

    Ana menutup matanya rapat-rapat. Ia telah bersiap diri menerima tamparan keras yang menyakitkan itu lagi. Namun setelah beberapa detik ketika ia tidak merasakan apapun dan malah ia mendengar suara dentuman keras disusul pekikan seseorang. Ana segera membuka matanya dengan ragu-ragu dan saat mata itu terbuka matanya membelalak, ia melihat lelaki itu sudah terbaring di lantai, merintih kesakitan sembari memegang perutnya.Kei baru saja menendangnya, ia berdiri tegak di hadapan Ana memunggunginya. Ana tidak bisa melihat ekspresi Kei, tapi dari helaan nafas yang berat dan suara geraman yang tertahan membuat Ana yakin kalau Kei sedang marah besar. Ya Tuhan! Semua orang tahu seberapa mengerikannya Kei saat ini!"Sayanggg?! Kurang ajar beraninya kau pada kekasihku!" pekik wanita itu keras-keras, ia mendekati kekasihnya. Namun alih-alih menanggapi, Kei malah melangkah dengan tenang. Ketenangannya seperti laut dalam di samudra. Tenang namun mematikan. Tidak ada yang berani meng

  • My Precious Husband   Awal kekacauan

    "Bukan hanya kekasih tetapi wanita ini sudah memiliki suami."Kalimat yang dikatakan secara posesif itu terus menerus berputar di kepalanya, seperti kaset kusut yang berputar tanpa henti. Padahal hanya kalimat sederhana tapi efeknya membuat Ana terus-terusan berdegub kencang. Ana menghentikan kegiatannya lalu menarik nafasnya dalam-dalam guna menenangkan hatinya.Kenapa sih Kei harus berbicara seperti itu, dari ribuan kata yang ada kenapa dia memilih rangkaian kata seperti itu? memang sih dia tidak mengatakan hal yang salah atau mungkin bahkan memang tidak ada artinya untuk Kei tapi untuk Ana ... jelas kalimat itu tidak se sederhana kelihatannya. Ketika Kei mengatakannya secara posesif, entah mengapa Ana menjadi besar kepala.Ia tiba-tiba saja menjadi gelisah namun gelisah yang aneh. Ana merasa senang ketika Kei mangatakan itu pada seseorang, tapi kenapa? Ana tidak mengerti. Kenapa dia merasa senang? padahal perasaan seperti itu jelas melenceng dari isi ko

  • My Precious Husband   Sorry, ingin kopi baru?

    Ana mendengar suara gelak tawa dari ruangan adiknya, suara orang dewasa dan tentu saja suara Mikail. Aneh? Ini masih terlalu pagi untuk seseorang berkunjung, lagipula Ana tak merasa punya kerabat selain Hobi yang biasa mengunjunginya. Ah atau itu mungkin suster? Ana menekan handle pintu lalu mendorongnya, sedikit terkejut melihat presensi ibu Kei sudah datang dan sedang bermain dengan Mikail."Loh bu, pagi-pagi sudah datang? Aku dan Kei baru saja mengantar Mona kerumah ibu." Ana menghampiri Ibu Kei yang duduk di atas karpet bulu bersama dengan Mikail beserta mainannya, sepertinya karpet itu baru saja dibawa ibunya Kei dari rumah. Ana ikut duduk disana, setelah mencium pipi ibu."Mona sudah sampai? Nanti sore saja ketemunya, Ibu kangennya sama Mikail," ucap ibu sembari memeluk Mikail, Ana tersenyum haru melihat kedekatan mereka, mereka nampak seperti ibu dan anak sesungguhnya. Setidaknya Mikail bisa merasakan pelukan seorang ibu, meski bukan berasal dari ibu

  • My Precious Husband   Rindu?

    Pria itu menekan kode pass unit apartemen yang ia dapat dari temannya yang seorang hacker. Senyumannya tersungging di wajahnya saat ia berhasil menekan handle pintu lalu mendorongnya kedepan. Pintu itu dengan mudahnya terbuka menampilkan ruangan mewah dengan perabotan mahal. Ia meyakini harga semua barang disana mampu menghidupinya bertahun-tahun. Tapi bukan itu tujuannya datang kesana. Itu bukan apa-apa jika dibandingkan dengan apa yang akan ia lakukan nanti. Kakinya melangkah masuk lalu menutup pintu dengan perlahan. Ia mengamati ruangan yang tampak lenggang sepertinya tidak ada siapapun. Lalu Mengamati semua foto yang terpampang dan mendengus remeh dengan apa yang ia lihat. Sungguh semua foto yang ada disana membuatnya ingin meludahi wajah wanita itu. Tangannya mengepal saat memorinya memaksakan dirinya melihat rentetan kenangan masa lalu dirinya dengan dia. Sial!!! Wanita itu terlalu membekas dalam hidupnya. Ia mengitari seluruh ruangan dengan leluasa, mencari sosok yang ingin s

  • My Precious Husband   Mona Alvero

    "Hai Ana? Apa Kei sudah bangun?"Wanita itu menatap Ana yang kebingungan dengan senyuman tersungging di wajahnya."Maaf nona, tapi anda siapa?" tanya Ana kepada wanita cantik dihadapannya, wanita itu tampak tak asing, tapi Ana tidak mengenalnya sama sekali. Ia memiliki rambut berwarna ash grey dengan panjang sebahu, saat ini memakai topi dengan kaos hitam kebesaran yang ditutupi jaket jeans berwana senada dengan celana jeans ketatnya, tidak luput dari pandangannya juga sepatu boots lalu dua koper besar disamping kanan kirinya. Ana tidak bisa jelas melihat wajahnya karena wanita itu menggunakan kacamata hitam.Apalagi yang membuatnya semakin bingung, wanita itu mengetahui namanya. Bukankah itu menandakan bahwa wanita itu mengenalnya? Tapi kenapa Ana tidak ingat sama sekali?"Aku tahu kau pasti saat ini sedang bingung, nanti saja ya perkenalannya karena aku sedang kesal sekali. Aish mana pria brengsek itu," ujarnya lalu melangkah masuk begitu saj

  • My Precious Husband   Ini bahaya!

    Kegaduhan terdengar begitu jelas dari kamar Ana, membuat gadis itu mendadak membuka matanya dengan terpaksa. Ana melirik jam di atas nakas yang masih menunjukkan pukul 2 dini hari. Jantungnya berdegub kencang saat terdengar lagi suara pecahan piring atau gelas, Ana tidak tahu itu, yang pasti ia mulai ketakutan. Ana jadi berpikiran yang tidak-tidak mengingat sekarang dirinya hanya seorang diri saat ini. Kemarin pagi Kei sudah mulai bekerja karena batas cuti menikahnya sudah habis, sebenarnya Ana juga seharusnya sudah mulai bekerja, tapi ia urungkan niatnya mengingat jadwal operasi Mikail besok lusa, untungnya yang menjadi atasanya adalah Hobi, sehingga ia tidak perlu khawatir dipecat karena terlalu banyak mengambil libur, memang terkesan tidak profesional, namun Ana sudah meminta sangsi pada Hobi, pria itu bisa memotong gajinya. Tidak masalah untuk Ana karena yang jadi masalah Ana saat ini adalah Kei yang tidak pulang malam ini karena lembur. Lalu siapa yang membuat kegaduhan? Jangan

  • My Precious Husband   Aku mencemaskanmu

    Seingat Ana terakhir kali ia tersadar, ia sedang duduk disamping Mikail, menceritakan dongeng sebelum tidur lalu tanpa sadar tertidur disana. Ana yakin dengan rentetan kejadian itu namun yang membuatnya heran, pagi tadi tiba-tiba saja ia terbangun di atas sofa dengan selimut membungkus tubuhnya. Ana jadi heran sejak kapan ia memindahkan tubuhnya sendiri kesana? Atau ada seseorang yang mengangkatnya? Tidak mungkin kan seseorang mengangkatnya saat tidur tapi dia tidak bangun sama sekali.Ya, Ana rasa itu tidak mungkin! Ana pasti sadar, ia tipe orang yang mudah terbangun meskipun hanya karena suara kecil. Sebenarnya Ana ingat semalam bermimpi Kei datang kerumah sakit, lalu pria itu memindahkan Ana ke atas sofa. Tapi Ana tidak yakin apakah itu mimpi atau bukan karena semuanya tampak samar, lagipula untuk apa Kei datang ke rumah sakit? Memangnya dia tahu? Ah! Atau mungkin ia memang tidak sadar telah melangkahkan kakinya sendiri dan berpindah tidur di atas sofa. Entalah, Ana t

  • My Precious Husband   Kau itu menikah sungguhan

    Ana menyeruput kopinya di kantin rumah sakit dengan nikmat, sembari mendengar ocehan Hobi tentang wanita pujaannya. Selama bertahun-tahun mengenalnya baru kali ini Ana melihat pria itu begitu antusias menceritakan seorang wanita. Dulu Ana pernah sampai berpikiran buruk bahkan pernah bertanya secara langsung apakah pria itu tidak menyukai wanita atau dia menderita penyakit imponten sampai ia merasa malu mendekati perempuan manapun, teman perempuannya saja hanya Ana seorang. Bukannya apa-apa, Ia sungguh merasa cemas, ingin membantu meringankan beban Hobi namun bukan jawaban yang ia dapat justru yang ia dapati adalah toyoran keras di kepalanya. Jika diingat-ingat masa lalu Ana ternyata suram sekali."Kau mendengarkanku tidak sih?" Hobi mendengus melihat Ana yang tampak enggan mendengar ceritanya."Memangnya kau pikir aku sedang apa? Ini kan sedang mendengarkanmu.""Kau nampak malas menanggapiku.""Bagaimana tidak? Kau selalu menceritakan hal sama, berapa kali ku

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status