Home / Romansa / My Precious Husband / Makan malam bersama

Share

Makan malam bersama

Author: Cindelvi
last update Last Updated: 2021-05-13 17:28:22

Kei dan Ana memasuki pekarangan rumah orang tua Kei. Pertama kali melihatnya Ana dibuat takjub, sungguh yang ada dihadapannya kini bukan rumah melainkan istana, halaman rumahnya saja berkali-kali lipat luasnya dengan rumah yang ia tempati saat ini, apalagi didalamnya? Kei lebih dulu keluar dari mobil, lalu berjalan kearah samping membuka pintu milik Ana. Rasanya Ana ingin pulang saja, tidak berani masuk kedalam rumah besar itu dan bertemu kedua orang tua Kei, nyali Ana menghilang sejak pertama kali mobil ini melewati gerbang.

"Kau akan baik-baik saja." ucap Kei tiba-tiba, lalu menautkan jemari tangannya dengan milik Ana. Pria itu menarik Ana dengan lembut untuk segera masuk kedalam. Sebenarnya Kei sama gugupnya dengan Ana. Tapi ia tidak mau menunjukkannya, karena pasti akan berdampak pada Ana.

Ternyata kedatangan mereka telah dinantikan kedua orang tua Kei, ibu pria itu langsung menghampiri Kei dan Ana. Ana segera memberi salam dengan sopan.

"Bu kenalkan ini Ana, pacar baru kakak." 

"Saya Anastasya Vienca, tante," ucap Ana memperkenalkan diri.

"Pacar baru kakak cantik, ibu suka yang ini, sangat sopan daripada sebelumnya," ucap ibu Kei to the point. Kei dan Ana hanya tersenyum kaku. Ana tidak tahu kalau ternyata karakter ibu Kei sangat jauh dari perkiraannya, jika biasanya orang kaya akan terlihat angkuh, ibu Kei ini jauh dari kata angkuh, pribadinya anggun, sederhana juga lembut, persis seperti ibunya. Seketika Ana jadi merindukan ibunya.

"Bu, sebaiknya kita makan malam dulu. Baru setelah itu ngobrol lagi. Mereka juga baru sampai, masa tidak diberi masuk." Ayah Kei tiba-tiba saja menginterupsi kegiatan perkenalan itu.

"Oh iya, ayo Ana kita makan malam dulu,"ajaknya lalu merangkul bahu Ana menuju meja makan. Mau tidak mau Ana mengikuti ketiganya.

🌹🌹

Kei melihat Ana tengah berdiri diatas balkon mungkin sedang melihat taman yang ada dibawahnya atau tengah termenung. entahlah kei tidak tahu, apa yang sedang dipikirkan wanita itu pasalnya setelah makan malam, mereka berempat akhirnya membicarakan perihal pernikahan yang kemudian diputuskan minggu depan. Terbilang cepat memang, tapi Kei tidak mau menunda lebih lama lagi, ia ingin segera mengakhiri pernikahan kontrak ini yang bahkan belum ia mulai. Tungkai kaki Kei mendekati Ana lalu berdiri disampingya. Wanita itu tampak terkejut, Kei jadi ingat Ana terlalu sering terkejut jika didekatnya. Apa ia semenyeramkan itu?

"Apa yang kau pikirkan Ana?" Tanya Kei

Ana menggelengkan kepalanya" Tidak ada, aku hanya merindukan ibuku." Kei tidak menyahut matanya tertuju pada sosok yang tengah mengintip mereka dibalik pintu. Kei tahu siapa yang melakukan hal kurang kerjaan seperti itu. Siapa lagi kalau bukan ibunya yang tengah memastikan hubungan Kei dengan Ana. 

Lalu dengan tiba-tiba Kei memeluk Ana dari belakang tangannya melingkar di perut rata Ana, wajahnya terbenam diantara pundak dan ceruk leher putih milik Ana, tentu saja Ana terkejut ia refleks hampir melepaskan pelukan Kei jika saja Kei tidak semakin mengeratkan pelukannya dan berkata ...

"Maafkan aku Ana, tapi ibu sedang mengintip disana." Agaknya Ana mengerti, setelah mengatakan itu tubuhnya yang tegang mulai rileks kembali. Tapi tetap saja ia tidak bisa menyembunyikan kegugupannya. Apalagi Kei memeluknya dengan sangat erat seolah pria itu takut kehilangan Ana. Kei sendiri tidak tahu kenapa melakukan ini, ia hanya memastikan dirinya kalau ini hanya sandiwara.

"Omong-omong kau bisa menganggap ibuku sebagai ibumu sendiri Ana."

"Benarkah?" Ana memalingkan wajahnya untuk menatap Kei, tapi keduanya saling terkejut karena wajah mereka yang terlalu dekat. Ana bersumpah demi apapun pria itu sangat tampan apalagi dilihat sedekat ini, hidung Kei mancung, bola mata yang membulat, bibirnya tebal. Astaga Ana tidak tahu bahwa ada manusia sesempurna ini. Dan yang paling Ana sukai warna mata pria itu yang hijau nampak berkilau. Cukup lama keduanya saling memandang Kei melepaskan pandangan serta pelukannya. Kini mereka dilanda kecanggungan hingga Kei melirik kearah pintu melihat sudah tidak ada lagi ibunya.

"Tentu saja, karena sepertinya ibu juga sangat menyukaimu. Tapi sebaiknya kita ke dalam Ana, udara semakin dingin." Ana mengangguk meski Kei tak melihat, lalu menyusul pria itu yang lebih dulu melangkah masuk kedalam rumah. Namun tiba-tiba langkah Kei terhenti membuat Ana tanpa sengaja menabrak punggung miliknya.

"Ah, ada apa Kei?" tanya Ana yang tengah mengusap hidungnya.

"Maaf Ana, sakit?"

"Tidak, hanya kaget. Ada apa? Kenapa tiba-tiba berhenti?" tanya Ana lagi, Kei hanya menggelengkan kepalanya lalu menarik tangan Ana yang masih mengusap hidungnya untuk dia genggam, tangan lainnya mengusap hidung Ana pelan.

"Sudah ku sembuhkan, ini tidak akan sakit lagi." Kei tersenyum setelah mengatakannya, jujur saja Ana tidak terbiasa dengan prilaku manis ini, apalagi Kei yang melakukannya, seorang pria yang baru ia temui tapi Ana cukup terkesan dengan semua tindakan pria itu. Kei terlalu manis, membuat jantung Ana jadi berdetak tak karuan. Ana membalas senyuman Kei dengan wajah merah merona dan itu tampak menggemaskan dimata Kei. Ia baru pertama kali melihat wanita yang tersipu malu. Dan entah kenapa Kei menyukainya. Kei menunjukkan genggaman tangan mereka pada Ana.

"Kita harus selalu terlihat seperti pasangan romantis Ana. Jadi jangan dilepas ya?" entah wajah Ana sudah semerah apa saat ini, ia tidak bisa berkata apa2 hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban ya. Kei mengusak pucak kepala Ana lalu kemudian menggiring Ana kedalam rumah.

"Ini foto Kakak sama adiknya Mona waktu umur 5 tahun. Mereka itu bukan kakak adik yang akur waktu itu, tapi setelah SMA mereka dekatnya minta ampun sampai orang-orang mengira mereka pasangan kekasih. Ibu jadi pusing sendiri, takut mereka jadi tidak punya pacar karena terlalu dekat," ucap ibu Kei menunjukkan foto masa kecil pria itu kepada Ana sembari bercerita di ruang tamu. Ana memandang dua anak kecil difoto itu seperti habis bertengkar, karena gadis kecil di foto itu tengah menangis kontras sekali dengan bocah pria yang terlihat bahagia menampakkan gigi ompongnya di depan kamera.

"Tapikan sekarang calon mantu ibu didepan ibu," balas Kei lalu merangkul pinggang Ana, dan mengecup pucak kepala Ana. 

"Eh." Untuk kesekian kalinya Ana tersentak kaget dengan tindakan Kei. Ia sedikit menyumpah serapahi pria itu dalam hatinya karena selalu menyentuh Ana sesuka hati. Wajar saja Ana tidak pernah pacaran tapi tiba-tiba saja dalam beberapa hari lagi ia akan menjadi istri kontrak seseorang, jadi melakukan skiship seperti itu bisa sangat mengganggu Ana.

"Ya Ampun kakak genit sekali, itu Ana jadi terkejut begitu."

"Tidak apa-apa bu, habisnya Ana menggemaskan, tiap kali kusentuh dia selalu memerah wajahnya, sudah gitu dia selalu kaget. Lihat dia memerah lagi." Kei terkekeh melihat wajah hingga telinga Ana yang lagi-lagi memerah, Ana jadi sedikit mengutuk dirinya sendiri yang mudah memerah seperti ini, apalagi kulit Ana yang putih bagai porselen, semakin terlihat jelas perubahan yang terjadi pada warna kulitnya.

"Memang seperti itu wanita baik-baik, dia akan canggung jika bermesraan di hadapan orang lain, memangnya mantan kakak, siapa itu ibu lupa namanya ... Oh iya si Nita itu sudah tidak sopan, tidak tahu malu menyentuh kakak di hadapan orang tua, bicaranya apalagi seperti tidak tahu tata krama." Ana merasakan remasan tangan Kei di pinggangnya, pria itu tampak menahan emosi, rahangnya mengeras saat nama Nita disebut, jadi karena ini Kei menyewanya untuk jadi istri kontrak, karena ibunya tidak suka dengan Nita? Ana yang merasakan kecanggungan luar biasa mencoba mencairkan suasana menanyakan keberadaan adik Kei yang saat ini tidak ia temui, yang ternyata wanita itu tengah mengambil pendidikan jurusan Arsitek di London. Ana tahu Kei masih tersulut emosi, maka tangan Ana menggenggam tangan Kei, berharap bisa menghilangkan emosi pria itu. Dan syukurlah, benar saja Kei tersenyum menggumamkan kata terima kasih yang hanya dapat dilihat Ana karena ibu pria itu kembali terfokus pada foto-foto ditangannya. Kemudian Ana menganggukan kepalanya.

🌹🌹

"Terima kasih." 

Kei baru saja menyalakan mesin, ketika Ana tengah memasang tali pengaman. Mereka baru saja akan pulang, setelah Kei harus membujuk ibunya agar beliau membiarkan mereka pulang. Mendengar ucapan terima kasih dari Kei, kening Ana berkerut kebingungan.

"Untuk?"

"Genggaman tanganmu, terasa hangat sampai aku bisa melupakan amarahku," katanya sembari tersenyum, Ana mengusap tengkuknya kemudian mengangguk malu-malu. 

"Tapi Kei?"

"Ya?"

"Siapa Nita?" Ini pertama kalinya Ana penasaran, namun saat Keanu mendadak menoleh dan sorot matanya yang seperti elang, menatap Ana dengan tajam. Ana menjadi tegang lalu ... "M-maaf, aku telah lancang," tukas Ana buru-buru setelah mendapat tatapan Keanu yang membuatnya ngeri. Kei terlihat menyeramkan, rasanya seperti Kei akan mendorong Ana keluar dari mobil ini. Sejamang Kei tidak berkata apa-apa lagi tapi kemudian ia mendesah, seolah melakukannya bisa melepaskan beban-beban pikirannya.

"Kekasihku," ucap Kei akhirnya. Ana tertegun namun tidak berani berkomentar, antara takut, antara terkejut, ternyata memang benar lelaki itu memiliki kekasih ... Ana tidak menyadari kalau Kei sedang meliriknya. 

"Maaf, aku secara tidak sadar akan merasa marah jika seseorang menanyakan kekasihku. Kau tahu, banyak kejadian tak mengenakan yang kualami."

"Y-ya aku mengerti," balas Ana namun tak mencoba untuk memperpanjang masalah ini, lagipula dia tidak ada hak untuk mengetahui kehidupan Kei. Ingat kontrak Ana, kau bukan siapa-siapa jadi batasi dirimu sendiri, gumamnya dalam hati. Sedangkan Kei sendiri ia juga memilih diam, tidak tahu harus berkata apa karena kegundahan melanda hatinya.

Related chapters

  • My Precious Husband   Malam pertama yang pahit

    Pernikahan itu berjalan dengan lancar, tidak banyak tamu yang diundang, mengingat Kei hanya ingin pernikahannya dihadiri keluarga juga teman dekat. Sedangkan Ana? Tentu saja dia tidak mengundang siapapun kecuali Hobi, dokter Rachel serta beberapa suster kenalannya. Sayang satu-satunya keluarga Ana, mikail tidak bisa berada disisinya karena kondisinya yang tidak memungkinkan untuk keluar dari kamar. Dan untuk pertama kalinya Ana bertemu dengan Nita kekasih Kei yang baru Ana ketahui juga kalau wanita itu sekretaris Suami kontraknya. Kesan pertama saat Ana bertemu dengannya, wanita itu sangat anggun, cantik, tubuhnya yang kecil membuat wanita itu terlihat imut, beda sekali dengan Ana yang memiliki tubuh sintal ini. Ana jadi heran kenapa ibu kei sangat membenci Nita?Ana tengah melihat-lihat rumah yang akan ditempatinya selama enam bulan kedepan, rumah ini tidak terlalu besar dibandingkan rumah orang tua Kei namun terkesan mewah dengan style pria muda yang minimalist, perabo

    Last Updated : 2021-05-13
  • My Precious Husband   Kehidupan yang berbeda

    Sinar matahari yang merengsek masuk melalui celah gorden kamar itu mengganggu ketenangan tidur Nita, wanita itu mengerjapkan matanya dan bangun lebih dulu dibanding Kei yang masih terlelap disampingnya, ia kemudian melirik jam yang tertempel di dinding, yang ternyata sudah menunjukkan pukul 11 siang. Pantas saja sinarnya begitu menyilaukan mata memaksa siapapun yang terkena sinarnya untuk segera beranjak pergi dari sana, tapi sepertinya Nita tidak mempedulikannya, ia masih betah pada posisinya saat ini, memandangi wajah Kei dari samping, dan mengaguminya secara diam.Memang, kegiatan ini menjadi kegiatan favorite wanita itu, saat melakukannya ia merasa tinggi hati karena banyak wanita yang ingin berada di posisinya, dan ia menjadi wanita beruntung itu yang bisa leluasa memandangi serta menyentuh wajah kekasih tampannya. Apalagi merasakan kejantanan Kei, sungguh Kei merupakan partner ranjang terbaik yang pernah Nita rasakan.Lalu ketika ia menikmati kegiatan menyena

    Last Updated : 2021-05-13
  • My Precious Husband   Kau itu menikah sungguhan

    Ana menyeruput kopinya di kantin rumah sakit dengan nikmat, sembari mendengar ocehan Hobi tentang wanita pujaannya. Selama bertahun-tahun mengenalnya baru kali ini Ana melihat pria itu begitu antusias menceritakan seorang wanita. Dulu Ana pernah sampai berpikiran buruk bahkan pernah bertanya secara langsung apakah pria itu tidak menyukai wanita atau dia menderita penyakit imponten sampai ia merasa malu mendekati perempuan manapun, teman perempuannya saja hanya Ana seorang. Bukannya apa-apa, Ia sungguh merasa cemas, ingin membantu meringankan beban Hobi namun bukan jawaban yang ia dapat justru yang ia dapati adalah toyoran keras di kepalanya. Jika diingat-ingat masa lalu Ana ternyata suram sekali."Kau mendengarkanku tidak sih?" Hobi mendengus melihat Ana yang tampak enggan mendengar ceritanya."Memangnya kau pikir aku sedang apa? Ini kan sedang mendengarkanmu.""Kau nampak malas menanggapiku.""Bagaimana tidak? Kau selalu menceritakan hal sama, berapa kali ku

    Last Updated : 2021-05-13
  • My Precious Husband   Aku mencemaskanmu

    Seingat Ana terakhir kali ia tersadar, ia sedang duduk disamping Mikail, menceritakan dongeng sebelum tidur lalu tanpa sadar tertidur disana. Ana yakin dengan rentetan kejadian itu namun yang membuatnya heran, pagi tadi tiba-tiba saja ia terbangun di atas sofa dengan selimut membungkus tubuhnya. Ana jadi heran sejak kapan ia memindahkan tubuhnya sendiri kesana? Atau ada seseorang yang mengangkatnya? Tidak mungkin kan seseorang mengangkatnya saat tidur tapi dia tidak bangun sama sekali.Ya, Ana rasa itu tidak mungkin! Ana pasti sadar, ia tipe orang yang mudah terbangun meskipun hanya karena suara kecil. Sebenarnya Ana ingat semalam bermimpi Kei datang kerumah sakit, lalu pria itu memindahkan Ana ke atas sofa. Tapi Ana tidak yakin apakah itu mimpi atau bukan karena semuanya tampak samar, lagipula untuk apa Kei datang ke rumah sakit? Memangnya dia tahu? Ah! Atau mungkin ia memang tidak sadar telah melangkahkan kakinya sendiri dan berpindah tidur di atas sofa. Entalah, Ana t

    Last Updated : 2021-05-13
  • My Precious Husband   Ini bahaya!

    Kegaduhan terdengar begitu jelas dari kamar Ana, membuat gadis itu mendadak membuka matanya dengan terpaksa. Ana melirik jam di atas nakas yang masih menunjukkan pukul 2 dini hari. Jantungnya berdegub kencang saat terdengar lagi suara pecahan piring atau gelas, Ana tidak tahu itu, yang pasti ia mulai ketakutan. Ana jadi berpikiran yang tidak-tidak mengingat sekarang dirinya hanya seorang diri saat ini. Kemarin pagi Kei sudah mulai bekerja karena batas cuti menikahnya sudah habis, sebenarnya Ana juga seharusnya sudah mulai bekerja, tapi ia urungkan niatnya mengingat jadwal operasi Mikail besok lusa, untungnya yang menjadi atasanya adalah Hobi, sehingga ia tidak perlu khawatir dipecat karena terlalu banyak mengambil libur, memang terkesan tidak profesional, namun Ana sudah meminta sangsi pada Hobi, pria itu bisa memotong gajinya. Tidak masalah untuk Ana karena yang jadi masalah Ana saat ini adalah Kei yang tidak pulang malam ini karena lembur. Lalu siapa yang membuat kegaduhan? Jangan

    Last Updated : 2021-05-13
  • My Precious Husband   Mona Alvero

    "Hai Ana? Apa Kei sudah bangun?"Wanita itu menatap Ana yang kebingungan dengan senyuman tersungging di wajahnya."Maaf nona, tapi anda siapa?" tanya Ana kepada wanita cantik dihadapannya, wanita itu tampak tak asing, tapi Ana tidak mengenalnya sama sekali. Ia memiliki rambut berwarna ash grey dengan panjang sebahu, saat ini memakai topi dengan kaos hitam kebesaran yang ditutupi jaket jeans berwana senada dengan celana jeans ketatnya, tidak luput dari pandangannya juga sepatu boots lalu dua koper besar disamping kanan kirinya. Ana tidak bisa jelas melihat wajahnya karena wanita itu menggunakan kacamata hitam.Apalagi yang membuatnya semakin bingung, wanita itu mengetahui namanya. Bukankah itu menandakan bahwa wanita itu mengenalnya? Tapi kenapa Ana tidak ingat sama sekali?"Aku tahu kau pasti saat ini sedang bingung, nanti saja ya perkenalannya karena aku sedang kesal sekali. Aish mana pria brengsek itu," ujarnya lalu melangkah masuk begitu saj

    Last Updated : 2021-05-13
  • My Precious Husband   Rindu?

    Pria itu menekan kode pass unit apartemen yang ia dapat dari temannya yang seorang hacker. Senyumannya tersungging di wajahnya saat ia berhasil menekan handle pintu lalu mendorongnya kedepan. Pintu itu dengan mudahnya terbuka menampilkan ruangan mewah dengan perabotan mahal. Ia meyakini harga semua barang disana mampu menghidupinya bertahun-tahun. Tapi bukan itu tujuannya datang kesana. Itu bukan apa-apa jika dibandingkan dengan apa yang akan ia lakukan nanti. Kakinya melangkah masuk lalu menutup pintu dengan perlahan. Ia mengamati ruangan yang tampak lenggang sepertinya tidak ada siapapun. Lalu Mengamati semua foto yang terpampang dan mendengus remeh dengan apa yang ia lihat. Sungguh semua foto yang ada disana membuatnya ingin meludahi wajah wanita itu. Tangannya mengepal saat memorinya memaksakan dirinya melihat rentetan kenangan masa lalu dirinya dengan dia. Sial!!! Wanita itu terlalu membekas dalam hidupnya. Ia mengitari seluruh ruangan dengan leluasa, mencari sosok yang ingin s

    Last Updated : 2021-08-01
  • My Precious Husband   Sorry, ingin kopi baru?

    Ana mendengar suara gelak tawa dari ruangan adiknya, suara orang dewasa dan tentu saja suara Mikail. Aneh? Ini masih terlalu pagi untuk seseorang berkunjung, lagipula Ana tak merasa punya kerabat selain Hobi yang biasa mengunjunginya. Ah atau itu mungkin suster? Ana menekan handle pintu lalu mendorongnya, sedikit terkejut melihat presensi ibu Kei sudah datang dan sedang bermain dengan Mikail."Loh bu, pagi-pagi sudah datang? Aku dan Kei baru saja mengantar Mona kerumah ibu." Ana menghampiri Ibu Kei yang duduk di atas karpet bulu bersama dengan Mikail beserta mainannya, sepertinya karpet itu baru saja dibawa ibunya Kei dari rumah. Ana ikut duduk disana, setelah mencium pipi ibu."Mona sudah sampai? Nanti sore saja ketemunya, Ibu kangennya sama Mikail," ucap ibu sembari memeluk Mikail, Ana tersenyum haru melihat kedekatan mereka, mereka nampak seperti ibu dan anak sesungguhnya. Setidaknya Mikail bisa merasakan pelukan seorang ibu, meski bukan berasal dari ibu

    Last Updated : 2021-08-06

Latest chapter

  • My Precious Husband   Ancaman

    "Jadi seperti ini rasanya." Kei bergumam ketika Ana menghampirinya sembari membawa hidangan yang baru saja ia masak. Ana menatapnya bingung namun Kei tidak menjelaskan apapun padanya. Setelah ia meletakkannya di atas meja makan, Ana duduk dihadapannya."Terima kasih, kau sungguh tidak lapar?" Ana menggelengkan kepalanya. "Aku sudah kenyang."Tidak ada percakapan lain, Kei mulai menghabiskan makanannya. Ana memperhatikan pria itu makan dengan lahap. Baru kali ini dia melihat sisi lain dari Kei, pria itu terlihat seperti manusia biasa pada umumnya. Umm meskipun sebenarnya dia memang manusia biasa. Hanya saja penampilannya yang selalu terlihat elegan membuat Ana merasa Kei seperti putera mahkota yang tidak bisa dijangkau."Ada apa? Kenapa kau terus melihatku? Ada yg salah?" Ana terkesiap, pipinya perlahan-lahan memerah karena malu. Dia segera menundukkan kepalanya saat Kei tiba-tiba saja memergokinya tengah memandanginya. Ana tidak tahu harus mengatakan apa selain

  • My Precious Husband   Kemarahan Keanu

    Ana menutup matanya rapat-rapat. Ia telah bersiap diri menerima tamparan keras yang menyakitkan itu lagi. Namun setelah beberapa detik ketika ia tidak merasakan apapun dan malah ia mendengar suara dentuman keras disusul pekikan seseorang. Ana segera membuka matanya dengan ragu-ragu dan saat mata itu terbuka matanya membelalak, ia melihat lelaki itu sudah terbaring di lantai, merintih kesakitan sembari memegang perutnya.Kei baru saja menendangnya, ia berdiri tegak di hadapan Ana memunggunginya. Ana tidak bisa melihat ekspresi Kei, tapi dari helaan nafas yang berat dan suara geraman yang tertahan membuat Ana yakin kalau Kei sedang marah besar. Ya Tuhan! Semua orang tahu seberapa mengerikannya Kei saat ini!"Sayanggg?! Kurang ajar beraninya kau pada kekasihku!" pekik wanita itu keras-keras, ia mendekati kekasihnya. Namun alih-alih menanggapi, Kei malah melangkah dengan tenang. Ketenangannya seperti laut dalam di samudra. Tenang namun mematikan. Tidak ada yang berani meng

  • My Precious Husband   Awal kekacauan

    "Bukan hanya kekasih tetapi wanita ini sudah memiliki suami."Kalimat yang dikatakan secara posesif itu terus menerus berputar di kepalanya, seperti kaset kusut yang berputar tanpa henti. Padahal hanya kalimat sederhana tapi efeknya membuat Ana terus-terusan berdegub kencang. Ana menghentikan kegiatannya lalu menarik nafasnya dalam-dalam guna menenangkan hatinya.Kenapa sih Kei harus berbicara seperti itu, dari ribuan kata yang ada kenapa dia memilih rangkaian kata seperti itu? memang sih dia tidak mengatakan hal yang salah atau mungkin bahkan memang tidak ada artinya untuk Kei tapi untuk Ana ... jelas kalimat itu tidak se sederhana kelihatannya. Ketika Kei mengatakannya secara posesif, entah mengapa Ana menjadi besar kepala.Ia tiba-tiba saja menjadi gelisah namun gelisah yang aneh. Ana merasa senang ketika Kei mangatakan itu pada seseorang, tapi kenapa? Ana tidak mengerti. Kenapa dia merasa senang? padahal perasaan seperti itu jelas melenceng dari isi ko

  • My Precious Husband   Sorry, ingin kopi baru?

    Ana mendengar suara gelak tawa dari ruangan adiknya, suara orang dewasa dan tentu saja suara Mikail. Aneh? Ini masih terlalu pagi untuk seseorang berkunjung, lagipula Ana tak merasa punya kerabat selain Hobi yang biasa mengunjunginya. Ah atau itu mungkin suster? Ana menekan handle pintu lalu mendorongnya, sedikit terkejut melihat presensi ibu Kei sudah datang dan sedang bermain dengan Mikail."Loh bu, pagi-pagi sudah datang? Aku dan Kei baru saja mengantar Mona kerumah ibu." Ana menghampiri Ibu Kei yang duduk di atas karpet bulu bersama dengan Mikail beserta mainannya, sepertinya karpet itu baru saja dibawa ibunya Kei dari rumah. Ana ikut duduk disana, setelah mencium pipi ibu."Mona sudah sampai? Nanti sore saja ketemunya, Ibu kangennya sama Mikail," ucap ibu sembari memeluk Mikail, Ana tersenyum haru melihat kedekatan mereka, mereka nampak seperti ibu dan anak sesungguhnya. Setidaknya Mikail bisa merasakan pelukan seorang ibu, meski bukan berasal dari ibu

  • My Precious Husband   Rindu?

    Pria itu menekan kode pass unit apartemen yang ia dapat dari temannya yang seorang hacker. Senyumannya tersungging di wajahnya saat ia berhasil menekan handle pintu lalu mendorongnya kedepan. Pintu itu dengan mudahnya terbuka menampilkan ruangan mewah dengan perabotan mahal. Ia meyakini harga semua barang disana mampu menghidupinya bertahun-tahun. Tapi bukan itu tujuannya datang kesana. Itu bukan apa-apa jika dibandingkan dengan apa yang akan ia lakukan nanti. Kakinya melangkah masuk lalu menutup pintu dengan perlahan. Ia mengamati ruangan yang tampak lenggang sepertinya tidak ada siapapun. Lalu Mengamati semua foto yang terpampang dan mendengus remeh dengan apa yang ia lihat. Sungguh semua foto yang ada disana membuatnya ingin meludahi wajah wanita itu. Tangannya mengepal saat memorinya memaksakan dirinya melihat rentetan kenangan masa lalu dirinya dengan dia. Sial!!! Wanita itu terlalu membekas dalam hidupnya. Ia mengitari seluruh ruangan dengan leluasa, mencari sosok yang ingin s

  • My Precious Husband   Mona Alvero

    "Hai Ana? Apa Kei sudah bangun?"Wanita itu menatap Ana yang kebingungan dengan senyuman tersungging di wajahnya."Maaf nona, tapi anda siapa?" tanya Ana kepada wanita cantik dihadapannya, wanita itu tampak tak asing, tapi Ana tidak mengenalnya sama sekali. Ia memiliki rambut berwarna ash grey dengan panjang sebahu, saat ini memakai topi dengan kaos hitam kebesaran yang ditutupi jaket jeans berwana senada dengan celana jeans ketatnya, tidak luput dari pandangannya juga sepatu boots lalu dua koper besar disamping kanan kirinya. Ana tidak bisa jelas melihat wajahnya karena wanita itu menggunakan kacamata hitam.Apalagi yang membuatnya semakin bingung, wanita itu mengetahui namanya. Bukankah itu menandakan bahwa wanita itu mengenalnya? Tapi kenapa Ana tidak ingat sama sekali?"Aku tahu kau pasti saat ini sedang bingung, nanti saja ya perkenalannya karena aku sedang kesal sekali. Aish mana pria brengsek itu," ujarnya lalu melangkah masuk begitu saj

  • My Precious Husband   Ini bahaya!

    Kegaduhan terdengar begitu jelas dari kamar Ana, membuat gadis itu mendadak membuka matanya dengan terpaksa. Ana melirik jam di atas nakas yang masih menunjukkan pukul 2 dini hari. Jantungnya berdegub kencang saat terdengar lagi suara pecahan piring atau gelas, Ana tidak tahu itu, yang pasti ia mulai ketakutan. Ana jadi berpikiran yang tidak-tidak mengingat sekarang dirinya hanya seorang diri saat ini. Kemarin pagi Kei sudah mulai bekerja karena batas cuti menikahnya sudah habis, sebenarnya Ana juga seharusnya sudah mulai bekerja, tapi ia urungkan niatnya mengingat jadwal operasi Mikail besok lusa, untungnya yang menjadi atasanya adalah Hobi, sehingga ia tidak perlu khawatir dipecat karena terlalu banyak mengambil libur, memang terkesan tidak profesional, namun Ana sudah meminta sangsi pada Hobi, pria itu bisa memotong gajinya. Tidak masalah untuk Ana karena yang jadi masalah Ana saat ini adalah Kei yang tidak pulang malam ini karena lembur. Lalu siapa yang membuat kegaduhan? Jangan

  • My Precious Husband   Aku mencemaskanmu

    Seingat Ana terakhir kali ia tersadar, ia sedang duduk disamping Mikail, menceritakan dongeng sebelum tidur lalu tanpa sadar tertidur disana. Ana yakin dengan rentetan kejadian itu namun yang membuatnya heran, pagi tadi tiba-tiba saja ia terbangun di atas sofa dengan selimut membungkus tubuhnya. Ana jadi heran sejak kapan ia memindahkan tubuhnya sendiri kesana? Atau ada seseorang yang mengangkatnya? Tidak mungkin kan seseorang mengangkatnya saat tidur tapi dia tidak bangun sama sekali.Ya, Ana rasa itu tidak mungkin! Ana pasti sadar, ia tipe orang yang mudah terbangun meskipun hanya karena suara kecil. Sebenarnya Ana ingat semalam bermimpi Kei datang kerumah sakit, lalu pria itu memindahkan Ana ke atas sofa. Tapi Ana tidak yakin apakah itu mimpi atau bukan karena semuanya tampak samar, lagipula untuk apa Kei datang ke rumah sakit? Memangnya dia tahu? Ah! Atau mungkin ia memang tidak sadar telah melangkahkan kakinya sendiri dan berpindah tidur di atas sofa. Entalah, Ana t

  • My Precious Husband   Kau itu menikah sungguhan

    Ana menyeruput kopinya di kantin rumah sakit dengan nikmat, sembari mendengar ocehan Hobi tentang wanita pujaannya. Selama bertahun-tahun mengenalnya baru kali ini Ana melihat pria itu begitu antusias menceritakan seorang wanita. Dulu Ana pernah sampai berpikiran buruk bahkan pernah bertanya secara langsung apakah pria itu tidak menyukai wanita atau dia menderita penyakit imponten sampai ia merasa malu mendekati perempuan manapun, teman perempuannya saja hanya Ana seorang. Bukannya apa-apa, Ia sungguh merasa cemas, ingin membantu meringankan beban Hobi namun bukan jawaban yang ia dapat justru yang ia dapati adalah toyoran keras di kepalanya. Jika diingat-ingat masa lalu Ana ternyata suram sekali."Kau mendengarkanku tidak sih?" Hobi mendengus melihat Ana yang tampak enggan mendengar ceritanya."Memangnya kau pikir aku sedang apa? Ini kan sedang mendengarkanmu.""Kau nampak malas menanggapiku.""Bagaimana tidak? Kau selalu menceritakan hal sama, berapa kali ku

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status