Home / Romansa / My Precious Husband / Malam pertama yang pahit

Share

Malam pertama yang pahit

Author: Cindelvi
last update Last Updated: 2021-05-13 17:29:11

Pernikahan itu berjalan dengan lancar, tidak banyak tamu yang diundang, mengingat Kei hanya ingin pernikahannya dihadiri keluarga juga teman dekat. Sedangkan Ana? Tentu saja dia tidak mengundang siapapun kecuali Hobi, dokter Rachel serta beberapa suster kenalannya. Sayang satu-satunya keluarga Ana, mikail tidak bisa berada disisinya karena kondisinya yang tidak memungkinkan untuk keluar dari kamar. Dan untuk pertama kalinya Ana bertemu dengan Nita kekasih Kei yang baru Ana ketahui juga kalau wanita itu sekretaris Suami kontraknya. Kesan pertama saat Ana bertemu dengannya, wanita itu sangat anggun, cantik, tubuhnya yang kecil membuat wanita itu terlihat imut, beda sekali dengan Ana yang memiliki tubuh sintal ini. Ana jadi heran kenapa ibu kei sangat membenci Nita? 

Ana tengah melihat-lihat rumah yang akan ditempatinya selama enam bulan kedepan, rumah ini tidak terlalu besar dibandingkan rumah orang tua Kei namun terkesan mewah dengan style pria muda yang minimalist, perabotannya berwarna perpaduan hitam, coklat tua dan abu-abu. Meski berwarna gelap begitu, Ana tetap menyukainya. Terdapat dua lantai dengan pekarangan dalam samping ruang tamu yang luas, Ana bisa membayangkan paginya disuguhi pemandangan indah dari dalam ruang tamu. Mungkin Ana bisa mengajak Mikail untuk tinggal di sini beberapa hari lalu anak itu bisa berlarian bebas dihalaman. Ah, Ana jadi merindukan adik nakalnya. 

"Ana ...."

"Ya Kei?" Kei menghampiri Ana yang berdiri diruang tamu. Saat ini Kei masih mengenakan kemeja putih bekas acara pernikahan mereka yang lengan bajunya telah ia gulung hingga siku. Entah sudah berapa banyak ia berkata tapi Kei memang selalu tampak tampan, urat urat tangannya tercetak jelas di lengan, pertanda pria itu rajin mengunjungi gym. Ana yakin dibalik kemeja putihnya tersembunyi tubuh atletis Kei. 

"Aku telah menyiapkan kamarmu, kau ingin merapihkannya sendiri atau perlu bantuan bibi? Bibi tidak ada disini setelah pukul 7 dan akan datang besok pukul 9 untuk merapihkan tempat ini. Tapi kalau kau perlu aku akan menelponnya untuk datang kemari."

Oh jadi mereka tidur terpisah? Tentu saja Ana! memangnya apa yang kau harapkan, kaliankan hanya suami istri kontrak, justru Ana harusnya bersyukur karena ternyata Kei menghargai Ana, tidak melakukan tindakan tak bertanggung jawab, bagaimanapun status mereka, mereka dua orang dewasa yang memiliki hasrat, akan sangat tidak bagus jika mereka tidur bersama.

"Tidak perlu Kei, aku bisa merapihkannya sendiri. Hanya bisa kau tunjukkan saja kamarku disebelah mana?"

"Sure! ayo kuantar," kata Kei lalu menggeret koper milik Ana menuju kamar wanita itu. Kei membuka kamar bernuansa putih, Ana rasa kamar ini satu-satunya yang tidak bernuansa gelap. Ana jadi penasaran apakah Nita pernah tinggal di kamar ini?

"Ini kamar milik Nita?" Satu alis Kei menukik ke atas, tatapannya sedikit mengintimidasi. Ana sekarang tahu bagaimana pria itu bisa meraih kesuksesannya, pria itu pasti dengan mudah membuat lawan bisnisnya tak berkutik seperti Ana saat ini. 

"Tidak Ana, aku tidak pernah membawa wanita lain kedalam rumahku selain dirimu. Nita dan semua mantan kekasihu tinggal di apartement yang kusediakan." Jelasnya terkesan dingin dan tidak suka pertanyaan Ana. Sepertinya Ana tidak akan menanyakan apapun lagi soal Nita maupun hal-hal yang berhubungan dengan masalalunya pada Kei, dan bolehkah ia sedikit berbangga hati atas pernyataan Kei mengenai ia satu-satunya yang dizinkan tinggal disini? Hati Ana berbunga-bunga sampai pada kalimat yang dilontarkan Kei menyadarkan kembali siapa Ana. 

"Maaf Ana, hari ini aku akan menginap di apartement Nita, sepertinya ia marah karena pernikahan ini. Jadi ... eum ...."

"Aku mengerti Kei, pergilah akupun akan bersikap sama seperti Nita jika tahu kekasihku menikah dan tinggal berdua dengan wanita lain. Pasti saat ini ia sedang gelisah," potong Ana, Kei cukup tertegun mendengar ucapan Ana, ia merasa tidak salah pilih, Ana jauh dari kesan wanita matre yang terlihat ingin mensabotase Kei. Bagaimanapun juga wanita mana yang rela meninggalkan kemewahan seperti ini nantinya? Kei mendekati Ana tidak tahu apa yang ia lakukan tapi pria itu jadi ingin mengecup kening Ana. Kecupan itu cukup lama, sampai Kei melepasnya. Ia menatap wajah Ana yang seperti biasa memerah juga nampak terkejut. Pria itu terkekeh tangannya mengusap pipi Ana dengan lembut.

"Kau selalu terkejut tiap kali kusentuh, apa aku menakutimu?" 

"Ti- tidak bukan begitu, aku hanya tidak terbiasa dengan semua itu," ucap Ana dengan jujur, Kei tersenyum melihat kegugupan Ana, jelas sekali perbedaan Ana dengan Nita. Keduanya sama cantiknya tapi Nita terkesan tegas dan anggun sedangkan Ana nampak lemah lembut serta polos. Kei masih mengelus pipi Ana yang selembut sutra.

"Kalau begitu kau harus mulai terbiasa Ana."

"Y- ya?"

"Kau mendengarnya dengan jelas. Baiklah aku harus segera pergi, maaf meninggalkanmu sendiri, jika terjadi sesuatu segera hubungi aku." Setelah mengatakan itu Kei pergi begitu saja tanpa mendengar apapun lagi dari Ana. Ana menatap punggung Kei yang semakin menghilang dibalik tembok, Ana tidak pernah menyangka ia akan bernasib seperti ini, di malam pertama pernikahannya, ia langsung ditinggal suaminya untuk menemui kekasihnnya. Walaupun suami kontrak tetap saja rasanya mengenaskan sekali. Ya ... Meskipun begitu Ana tidak bisa membohongi dirinya sendiri, hatinya berdebar setelah ciuman Kei di keningnya. Ana menggelengkan kepalanya dengan cepat

"Ingat Ana! Tidak boleh jatuh cinta!!!!" Gumamnya pada diri sendiri. Ana melihat kamar yang akan ditempatinya lalu tersenyum senang, Ana menyukai design ruangan ini. Ya ... Setidaknya ada hal baik hari ini, Setelah puas memandanginya ia mulai mengemas dan membersihkan dirinya.

🌹🌹

Kei mencari sosok wanita yang menjadi kekasihnya selama tiga tahun ini setelah membuka pintu apartment miliknya. Ternyata yang dicari tengah meringkuk diatas ranjang seperti bayi dikamar. Kei menghampiri Nita yang matanya mulai terpejam, mengecup pipi wanita itu, lalu membisikkan sesuatu.

"Kau menungguku sayang?" Kei mengecup pipi wanita itu lagi. Nita mengerjapkan matanya melihat kekasih tampannya tengah mengukung tubuhnya. 

"Kupikir kau tidak akan datang." Nita mengucapkannya dengan bibir mengerucut.

"Tidak mungkin aku mengabaikan panggilan dari kekasih kesayanganku."

"Kau tampak mesra dengan wanita itu."

"Kau cemburu?"

"Menurutmu bagaimana?" kesal Nita, Kei terkekeh mengusap lengan Nita naik turun. 

"Kau tampak menggemaskan saat sedang cemburu, jangan begitu, kau tahu aku hanya berpura-pura. Aku jelas hanya mencintaimu."

"Tetap saja rasanya aneh melihatmu memeluknya. Kau tahu, aku merasa tidak ada yang boleh menyentuh milikku. Tapi dia bahkan sekarang satu atap denganmu. Ya ampun Kei ... aku iri sekali."

"Hanya sementara sayang, jangan dibahas lagi, kau tidak ingin memberikanku malam pertama? Hmm ...."

"Minta saja dengan istrimu itu." 

Kei mengangguk lalu bangkit melepaskan diri dari Nita, sontak saja Nita panik lalu menarik tengkuk leher Kei agar pria itu kembali menatapnya.

"Kau keterlaluan tuan Alvero, aku kan hanya bercanda, tapi kau benar-benar akan meninggalkanku?"

"Aku tidak pernah main-main sayang. Kau mengerti itu, jadi bisakah kita mulai?" Kei bertanya setelah mengedipkan matanya, membuat Nita terkekeh dan mereka akhirnya menghabiskan malam panjang bersama di kamar itu. Melupakan siapa Keanu, dan melupakan orang-orang yang akan tersakiti karena mereka nantinya. Saat ini mereka dibutakan, terjerat pada lubang dosa tak beralas.

Related chapters

  • My Precious Husband   Kehidupan yang berbeda

    Sinar matahari yang merengsek masuk melalui celah gorden kamar itu mengganggu ketenangan tidur Nita, wanita itu mengerjapkan matanya dan bangun lebih dulu dibanding Kei yang masih terlelap disampingnya, ia kemudian melirik jam yang tertempel di dinding, yang ternyata sudah menunjukkan pukul 11 siang. Pantas saja sinarnya begitu menyilaukan mata memaksa siapapun yang terkena sinarnya untuk segera beranjak pergi dari sana, tapi sepertinya Nita tidak mempedulikannya, ia masih betah pada posisinya saat ini, memandangi wajah Kei dari samping, dan mengaguminya secara diam.Memang, kegiatan ini menjadi kegiatan favorite wanita itu, saat melakukannya ia merasa tinggi hati karena banyak wanita yang ingin berada di posisinya, dan ia menjadi wanita beruntung itu yang bisa leluasa memandangi serta menyentuh wajah kekasih tampannya. Apalagi merasakan kejantanan Kei, sungguh Kei merupakan partner ranjang terbaik yang pernah Nita rasakan.Lalu ketika ia menikmati kegiatan menyena

    Last Updated : 2021-05-13
  • My Precious Husband   Kau itu menikah sungguhan

    Ana menyeruput kopinya di kantin rumah sakit dengan nikmat, sembari mendengar ocehan Hobi tentang wanita pujaannya. Selama bertahun-tahun mengenalnya baru kali ini Ana melihat pria itu begitu antusias menceritakan seorang wanita. Dulu Ana pernah sampai berpikiran buruk bahkan pernah bertanya secara langsung apakah pria itu tidak menyukai wanita atau dia menderita penyakit imponten sampai ia merasa malu mendekati perempuan manapun, teman perempuannya saja hanya Ana seorang. Bukannya apa-apa, Ia sungguh merasa cemas, ingin membantu meringankan beban Hobi namun bukan jawaban yang ia dapat justru yang ia dapati adalah toyoran keras di kepalanya. Jika diingat-ingat masa lalu Ana ternyata suram sekali."Kau mendengarkanku tidak sih?" Hobi mendengus melihat Ana yang tampak enggan mendengar ceritanya."Memangnya kau pikir aku sedang apa? Ini kan sedang mendengarkanmu.""Kau nampak malas menanggapiku.""Bagaimana tidak? Kau selalu menceritakan hal sama, berapa kali ku

    Last Updated : 2021-05-13
  • My Precious Husband   Aku mencemaskanmu

    Seingat Ana terakhir kali ia tersadar, ia sedang duduk disamping Mikail, menceritakan dongeng sebelum tidur lalu tanpa sadar tertidur disana. Ana yakin dengan rentetan kejadian itu namun yang membuatnya heran, pagi tadi tiba-tiba saja ia terbangun di atas sofa dengan selimut membungkus tubuhnya. Ana jadi heran sejak kapan ia memindahkan tubuhnya sendiri kesana? Atau ada seseorang yang mengangkatnya? Tidak mungkin kan seseorang mengangkatnya saat tidur tapi dia tidak bangun sama sekali.Ya, Ana rasa itu tidak mungkin! Ana pasti sadar, ia tipe orang yang mudah terbangun meskipun hanya karena suara kecil. Sebenarnya Ana ingat semalam bermimpi Kei datang kerumah sakit, lalu pria itu memindahkan Ana ke atas sofa. Tapi Ana tidak yakin apakah itu mimpi atau bukan karena semuanya tampak samar, lagipula untuk apa Kei datang ke rumah sakit? Memangnya dia tahu? Ah! Atau mungkin ia memang tidak sadar telah melangkahkan kakinya sendiri dan berpindah tidur di atas sofa. Entalah, Ana t

    Last Updated : 2021-05-13
  • My Precious Husband   Ini bahaya!

    Kegaduhan terdengar begitu jelas dari kamar Ana, membuat gadis itu mendadak membuka matanya dengan terpaksa. Ana melirik jam di atas nakas yang masih menunjukkan pukul 2 dini hari. Jantungnya berdegub kencang saat terdengar lagi suara pecahan piring atau gelas, Ana tidak tahu itu, yang pasti ia mulai ketakutan. Ana jadi berpikiran yang tidak-tidak mengingat sekarang dirinya hanya seorang diri saat ini. Kemarin pagi Kei sudah mulai bekerja karena batas cuti menikahnya sudah habis, sebenarnya Ana juga seharusnya sudah mulai bekerja, tapi ia urungkan niatnya mengingat jadwal operasi Mikail besok lusa, untungnya yang menjadi atasanya adalah Hobi, sehingga ia tidak perlu khawatir dipecat karena terlalu banyak mengambil libur, memang terkesan tidak profesional, namun Ana sudah meminta sangsi pada Hobi, pria itu bisa memotong gajinya. Tidak masalah untuk Ana karena yang jadi masalah Ana saat ini adalah Kei yang tidak pulang malam ini karena lembur. Lalu siapa yang membuat kegaduhan? Jangan

    Last Updated : 2021-05-13
  • My Precious Husband   Mona Alvero

    "Hai Ana? Apa Kei sudah bangun?"Wanita itu menatap Ana yang kebingungan dengan senyuman tersungging di wajahnya."Maaf nona, tapi anda siapa?" tanya Ana kepada wanita cantik dihadapannya, wanita itu tampak tak asing, tapi Ana tidak mengenalnya sama sekali. Ia memiliki rambut berwarna ash grey dengan panjang sebahu, saat ini memakai topi dengan kaos hitam kebesaran yang ditutupi jaket jeans berwana senada dengan celana jeans ketatnya, tidak luput dari pandangannya juga sepatu boots lalu dua koper besar disamping kanan kirinya. Ana tidak bisa jelas melihat wajahnya karena wanita itu menggunakan kacamata hitam.Apalagi yang membuatnya semakin bingung, wanita itu mengetahui namanya. Bukankah itu menandakan bahwa wanita itu mengenalnya? Tapi kenapa Ana tidak ingat sama sekali?"Aku tahu kau pasti saat ini sedang bingung, nanti saja ya perkenalannya karena aku sedang kesal sekali. Aish mana pria brengsek itu," ujarnya lalu melangkah masuk begitu saj

    Last Updated : 2021-05-13
  • My Precious Husband   Rindu?

    Pria itu menekan kode pass unit apartemen yang ia dapat dari temannya yang seorang hacker. Senyumannya tersungging di wajahnya saat ia berhasil menekan handle pintu lalu mendorongnya kedepan. Pintu itu dengan mudahnya terbuka menampilkan ruangan mewah dengan perabotan mahal. Ia meyakini harga semua barang disana mampu menghidupinya bertahun-tahun. Tapi bukan itu tujuannya datang kesana. Itu bukan apa-apa jika dibandingkan dengan apa yang akan ia lakukan nanti. Kakinya melangkah masuk lalu menutup pintu dengan perlahan. Ia mengamati ruangan yang tampak lenggang sepertinya tidak ada siapapun. Lalu Mengamati semua foto yang terpampang dan mendengus remeh dengan apa yang ia lihat. Sungguh semua foto yang ada disana membuatnya ingin meludahi wajah wanita itu. Tangannya mengepal saat memorinya memaksakan dirinya melihat rentetan kenangan masa lalu dirinya dengan dia. Sial!!! Wanita itu terlalu membekas dalam hidupnya. Ia mengitari seluruh ruangan dengan leluasa, mencari sosok yang ingin s

    Last Updated : 2021-08-01
  • My Precious Husband   Sorry, ingin kopi baru?

    Ana mendengar suara gelak tawa dari ruangan adiknya, suara orang dewasa dan tentu saja suara Mikail. Aneh? Ini masih terlalu pagi untuk seseorang berkunjung, lagipula Ana tak merasa punya kerabat selain Hobi yang biasa mengunjunginya. Ah atau itu mungkin suster? Ana menekan handle pintu lalu mendorongnya, sedikit terkejut melihat presensi ibu Kei sudah datang dan sedang bermain dengan Mikail."Loh bu, pagi-pagi sudah datang? Aku dan Kei baru saja mengantar Mona kerumah ibu." Ana menghampiri Ibu Kei yang duduk di atas karpet bulu bersama dengan Mikail beserta mainannya, sepertinya karpet itu baru saja dibawa ibunya Kei dari rumah. Ana ikut duduk disana, setelah mencium pipi ibu."Mona sudah sampai? Nanti sore saja ketemunya, Ibu kangennya sama Mikail," ucap ibu sembari memeluk Mikail, Ana tersenyum haru melihat kedekatan mereka, mereka nampak seperti ibu dan anak sesungguhnya. Setidaknya Mikail bisa merasakan pelukan seorang ibu, meski bukan berasal dari ibu

    Last Updated : 2021-08-06
  • My Precious Husband   Awal kekacauan

    "Bukan hanya kekasih tetapi wanita ini sudah memiliki suami."Kalimat yang dikatakan secara posesif itu terus menerus berputar di kepalanya, seperti kaset kusut yang berputar tanpa henti. Padahal hanya kalimat sederhana tapi efeknya membuat Ana terus-terusan berdegub kencang. Ana menghentikan kegiatannya lalu menarik nafasnya dalam-dalam guna menenangkan hatinya.Kenapa sih Kei harus berbicara seperti itu, dari ribuan kata yang ada kenapa dia memilih rangkaian kata seperti itu? memang sih dia tidak mengatakan hal yang salah atau mungkin bahkan memang tidak ada artinya untuk Kei tapi untuk Ana ... jelas kalimat itu tidak se sederhana kelihatannya. Ketika Kei mengatakannya secara posesif, entah mengapa Ana menjadi besar kepala.Ia tiba-tiba saja menjadi gelisah namun gelisah yang aneh. Ana merasa senang ketika Kei mangatakan itu pada seseorang, tapi kenapa? Ana tidak mengerti. Kenapa dia merasa senang? padahal perasaan seperti itu jelas melenceng dari isi ko

    Last Updated : 2021-08-29

Latest chapter

  • My Precious Husband   Ancaman

    "Jadi seperti ini rasanya." Kei bergumam ketika Ana menghampirinya sembari membawa hidangan yang baru saja ia masak. Ana menatapnya bingung namun Kei tidak menjelaskan apapun padanya. Setelah ia meletakkannya di atas meja makan, Ana duduk dihadapannya."Terima kasih, kau sungguh tidak lapar?" Ana menggelengkan kepalanya. "Aku sudah kenyang."Tidak ada percakapan lain, Kei mulai menghabiskan makanannya. Ana memperhatikan pria itu makan dengan lahap. Baru kali ini dia melihat sisi lain dari Kei, pria itu terlihat seperti manusia biasa pada umumnya. Umm meskipun sebenarnya dia memang manusia biasa. Hanya saja penampilannya yang selalu terlihat elegan membuat Ana merasa Kei seperti putera mahkota yang tidak bisa dijangkau."Ada apa? Kenapa kau terus melihatku? Ada yg salah?" Ana terkesiap, pipinya perlahan-lahan memerah karena malu. Dia segera menundukkan kepalanya saat Kei tiba-tiba saja memergokinya tengah memandanginya. Ana tidak tahu harus mengatakan apa selain

  • My Precious Husband   Kemarahan Keanu

    Ana menutup matanya rapat-rapat. Ia telah bersiap diri menerima tamparan keras yang menyakitkan itu lagi. Namun setelah beberapa detik ketika ia tidak merasakan apapun dan malah ia mendengar suara dentuman keras disusul pekikan seseorang. Ana segera membuka matanya dengan ragu-ragu dan saat mata itu terbuka matanya membelalak, ia melihat lelaki itu sudah terbaring di lantai, merintih kesakitan sembari memegang perutnya.Kei baru saja menendangnya, ia berdiri tegak di hadapan Ana memunggunginya. Ana tidak bisa melihat ekspresi Kei, tapi dari helaan nafas yang berat dan suara geraman yang tertahan membuat Ana yakin kalau Kei sedang marah besar. Ya Tuhan! Semua orang tahu seberapa mengerikannya Kei saat ini!"Sayanggg?! Kurang ajar beraninya kau pada kekasihku!" pekik wanita itu keras-keras, ia mendekati kekasihnya. Namun alih-alih menanggapi, Kei malah melangkah dengan tenang. Ketenangannya seperti laut dalam di samudra. Tenang namun mematikan. Tidak ada yang berani meng

  • My Precious Husband   Awal kekacauan

    "Bukan hanya kekasih tetapi wanita ini sudah memiliki suami."Kalimat yang dikatakan secara posesif itu terus menerus berputar di kepalanya, seperti kaset kusut yang berputar tanpa henti. Padahal hanya kalimat sederhana tapi efeknya membuat Ana terus-terusan berdegub kencang. Ana menghentikan kegiatannya lalu menarik nafasnya dalam-dalam guna menenangkan hatinya.Kenapa sih Kei harus berbicara seperti itu, dari ribuan kata yang ada kenapa dia memilih rangkaian kata seperti itu? memang sih dia tidak mengatakan hal yang salah atau mungkin bahkan memang tidak ada artinya untuk Kei tapi untuk Ana ... jelas kalimat itu tidak se sederhana kelihatannya. Ketika Kei mengatakannya secara posesif, entah mengapa Ana menjadi besar kepala.Ia tiba-tiba saja menjadi gelisah namun gelisah yang aneh. Ana merasa senang ketika Kei mangatakan itu pada seseorang, tapi kenapa? Ana tidak mengerti. Kenapa dia merasa senang? padahal perasaan seperti itu jelas melenceng dari isi ko

  • My Precious Husband   Sorry, ingin kopi baru?

    Ana mendengar suara gelak tawa dari ruangan adiknya, suara orang dewasa dan tentu saja suara Mikail. Aneh? Ini masih terlalu pagi untuk seseorang berkunjung, lagipula Ana tak merasa punya kerabat selain Hobi yang biasa mengunjunginya. Ah atau itu mungkin suster? Ana menekan handle pintu lalu mendorongnya, sedikit terkejut melihat presensi ibu Kei sudah datang dan sedang bermain dengan Mikail."Loh bu, pagi-pagi sudah datang? Aku dan Kei baru saja mengantar Mona kerumah ibu." Ana menghampiri Ibu Kei yang duduk di atas karpet bulu bersama dengan Mikail beserta mainannya, sepertinya karpet itu baru saja dibawa ibunya Kei dari rumah. Ana ikut duduk disana, setelah mencium pipi ibu."Mona sudah sampai? Nanti sore saja ketemunya, Ibu kangennya sama Mikail," ucap ibu sembari memeluk Mikail, Ana tersenyum haru melihat kedekatan mereka, mereka nampak seperti ibu dan anak sesungguhnya. Setidaknya Mikail bisa merasakan pelukan seorang ibu, meski bukan berasal dari ibu

  • My Precious Husband   Rindu?

    Pria itu menekan kode pass unit apartemen yang ia dapat dari temannya yang seorang hacker. Senyumannya tersungging di wajahnya saat ia berhasil menekan handle pintu lalu mendorongnya kedepan. Pintu itu dengan mudahnya terbuka menampilkan ruangan mewah dengan perabotan mahal. Ia meyakini harga semua barang disana mampu menghidupinya bertahun-tahun. Tapi bukan itu tujuannya datang kesana. Itu bukan apa-apa jika dibandingkan dengan apa yang akan ia lakukan nanti. Kakinya melangkah masuk lalu menutup pintu dengan perlahan. Ia mengamati ruangan yang tampak lenggang sepertinya tidak ada siapapun. Lalu Mengamati semua foto yang terpampang dan mendengus remeh dengan apa yang ia lihat. Sungguh semua foto yang ada disana membuatnya ingin meludahi wajah wanita itu. Tangannya mengepal saat memorinya memaksakan dirinya melihat rentetan kenangan masa lalu dirinya dengan dia. Sial!!! Wanita itu terlalu membekas dalam hidupnya. Ia mengitari seluruh ruangan dengan leluasa, mencari sosok yang ingin s

  • My Precious Husband   Mona Alvero

    "Hai Ana? Apa Kei sudah bangun?"Wanita itu menatap Ana yang kebingungan dengan senyuman tersungging di wajahnya."Maaf nona, tapi anda siapa?" tanya Ana kepada wanita cantik dihadapannya, wanita itu tampak tak asing, tapi Ana tidak mengenalnya sama sekali. Ia memiliki rambut berwarna ash grey dengan panjang sebahu, saat ini memakai topi dengan kaos hitam kebesaran yang ditutupi jaket jeans berwana senada dengan celana jeans ketatnya, tidak luput dari pandangannya juga sepatu boots lalu dua koper besar disamping kanan kirinya. Ana tidak bisa jelas melihat wajahnya karena wanita itu menggunakan kacamata hitam.Apalagi yang membuatnya semakin bingung, wanita itu mengetahui namanya. Bukankah itu menandakan bahwa wanita itu mengenalnya? Tapi kenapa Ana tidak ingat sama sekali?"Aku tahu kau pasti saat ini sedang bingung, nanti saja ya perkenalannya karena aku sedang kesal sekali. Aish mana pria brengsek itu," ujarnya lalu melangkah masuk begitu saj

  • My Precious Husband   Ini bahaya!

    Kegaduhan terdengar begitu jelas dari kamar Ana, membuat gadis itu mendadak membuka matanya dengan terpaksa. Ana melirik jam di atas nakas yang masih menunjukkan pukul 2 dini hari. Jantungnya berdegub kencang saat terdengar lagi suara pecahan piring atau gelas, Ana tidak tahu itu, yang pasti ia mulai ketakutan. Ana jadi berpikiran yang tidak-tidak mengingat sekarang dirinya hanya seorang diri saat ini. Kemarin pagi Kei sudah mulai bekerja karena batas cuti menikahnya sudah habis, sebenarnya Ana juga seharusnya sudah mulai bekerja, tapi ia urungkan niatnya mengingat jadwal operasi Mikail besok lusa, untungnya yang menjadi atasanya adalah Hobi, sehingga ia tidak perlu khawatir dipecat karena terlalu banyak mengambil libur, memang terkesan tidak profesional, namun Ana sudah meminta sangsi pada Hobi, pria itu bisa memotong gajinya. Tidak masalah untuk Ana karena yang jadi masalah Ana saat ini adalah Kei yang tidak pulang malam ini karena lembur. Lalu siapa yang membuat kegaduhan? Jangan

  • My Precious Husband   Aku mencemaskanmu

    Seingat Ana terakhir kali ia tersadar, ia sedang duduk disamping Mikail, menceritakan dongeng sebelum tidur lalu tanpa sadar tertidur disana. Ana yakin dengan rentetan kejadian itu namun yang membuatnya heran, pagi tadi tiba-tiba saja ia terbangun di atas sofa dengan selimut membungkus tubuhnya. Ana jadi heran sejak kapan ia memindahkan tubuhnya sendiri kesana? Atau ada seseorang yang mengangkatnya? Tidak mungkin kan seseorang mengangkatnya saat tidur tapi dia tidak bangun sama sekali.Ya, Ana rasa itu tidak mungkin! Ana pasti sadar, ia tipe orang yang mudah terbangun meskipun hanya karena suara kecil. Sebenarnya Ana ingat semalam bermimpi Kei datang kerumah sakit, lalu pria itu memindahkan Ana ke atas sofa. Tapi Ana tidak yakin apakah itu mimpi atau bukan karena semuanya tampak samar, lagipula untuk apa Kei datang ke rumah sakit? Memangnya dia tahu? Ah! Atau mungkin ia memang tidak sadar telah melangkahkan kakinya sendiri dan berpindah tidur di atas sofa. Entalah, Ana t

  • My Precious Husband   Kau itu menikah sungguhan

    Ana menyeruput kopinya di kantin rumah sakit dengan nikmat, sembari mendengar ocehan Hobi tentang wanita pujaannya. Selama bertahun-tahun mengenalnya baru kali ini Ana melihat pria itu begitu antusias menceritakan seorang wanita. Dulu Ana pernah sampai berpikiran buruk bahkan pernah bertanya secara langsung apakah pria itu tidak menyukai wanita atau dia menderita penyakit imponten sampai ia merasa malu mendekati perempuan manapun, teman perempuannya saja hanya Ana seorang. Bukannya apa-apa, Ia sungguh merasa cemas, ingin membantu meringankan beban Hobi namun bukan jawaban yang ia dapat justru yang ia dapati adalah toyoran keras di kepalanya. Jika diingat-ingat masa lalu Ana ternyata suram sekali."Kau mendengarkanku tidak sih?" Hobi mendengus melihat Ana yang tampak enggan mendengar ceritanya."Memangnya kau pikir aku sedang apa? Ini kan sedang mendengarkanmu.""Kau nampak malas menanggapiku.""Bagaimana tidak? Kau selalu menceritakan hal sama, berapa kali ku

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status