"BRENGSEK!!"
Gadis bersurai hitam panjang itu mengumpat untuk kesekian kalinya, ia berjalan beriringan di sebelah pria bermuka masam dan sangar, dengan menggenggam dokumen kepindahan Universitas di tangan kirinya, pria itu terus berjalan di koridor kampus dengan langkah-langkah panjang tanpa peduli dengan ocehan ocehan Amanda
keputusan sang kakak *Nathanael Daniela*. Memboyong Amanda keluar dari Jakarta dan ikut bersamanya sudah sangat final, ia tidak ingin adiknya selalu terlibat masalah. Apalagi mengingat reputasinya bersama sahabat-sahabatnya yang terkenal urakan belum lagi kejadian yang baru saja terjadi, menjadikan salah satu keluarga kaya raya sebagai taruhan.Nathanael baru saja mengurus pendaftaran Amanda di University Of Southern California. Ya .. Ini sudah Universitas ketiga bagi Amanda, keputusan Nathanael mendaftarkan Amanda di Universitas sebelumnya ternyata keliru, baru satu bulan menjalani kuliah Amanda sudah sukses membakar setengah gudang di karenakan membuang putung rokok sembarangan.
Dan besok Amanda sudah resmi masuk dan menjadi mahasiswa di kampus ini dengan penuh ancaman tentunya.
Amanda tak berhenti mengamuk sepanjang jalan, kebebasannya kembali di rebut sang kakak, satu bulan yang lalu ia sudah bersorak saat mengetahui sang posesif brother pindah ke Amerika untuk mengurus perusahaan orangtua mereka—yup Amanda hidup di bawah pengasuhan Nathanel selama bertahun-tahun, Nathanael pula yang sudah memfasilitasi bahkan mengatur semua kehidupan Amanda, kini hidupnya harus kembali muram karena sang Nathanael sudah memegang kendali atas dirinya sekali lagi.
Hell yeah!
"Abang kesayangan kampret! " serunya.
"Adik kesayangan bangke!"
Mereka berhenti di sebuah cafe yang berdekorasi khas negara Brazil di pinggiran jalan, mengingat pagi tadi mereka belum sarapan, Amanda mengernyitkan dahi ketika membaca satu persatu nama makanan di hadapannya.
"Makanan apaan ni anjir!" pekiknya yang sukses membuat Nathanael menjewer telinganya.
"Attitude!!" serunya .. Amanda hanya mengangkat bahu dan menyerahkan buku menu ke Nathanael, ia tidak mengerti sama sekali dengan menu makanan di sana, ini pertama kali dirinya menginjakkan kaki di cafe asing, dulu ia selalu menolak ajakan liburan keluarganya jika menyangkut luar negeri, ia lebih betah di Jakarta dan menikmati kebebasan bersama sahabat sahabatnya.
"Oh oke oke, iya dia di sini .. hmm yaa, jangan macam-macam haha ... Oke, see you," Ucap Nathanael dengan seseorang di telephone.
"Ntar malem gue mau ketemu temen, dan kayaknya makan waktu dua hari, lu diem aja di apartemen." ucapnya datar, pengunjung sekitar agaknya kebingungan melihat percakapan mereka, terbukti beberapa kali mereka menoleh saat keduanya mengucapkan umpatan-umpatan kasar khas bahasanya.
"Sam sama Hasri jadi lo pindahin sini juga kan Nael?" tanya Amanda, yang kini menyeruput ice latte yang baru saja di hidangkan pelayan.
"Hmm, ya."
"Serius Nath?? Lo bener bener mindahin dua makhluk kesayangan gue itu?"
"Iya bawel, tapi inget, mereka gue pindahin kesini bukan untuk lo ajak ke kehidupan lama lo, mereka di sini buat lanjutin kuliah dan nemenin lo kalau kalau lo kesepian ga ada gue, dan gue juga udah beli apartemen buat kalian, di samping punya gue pastinya." sambung Nathanael, ia benar-benar menyanggupi syarat yang di beri Amanda jika Nathanael ingin Amanda bersamanya, apalagi kalau bukan menghadirkan sahabat-sahabat gilanya, memberinya akomodasi dan membiyayai kuliah mereka, astaga Amanda benar benar gila!
"Ah makin cinta ma elo gue!!" teriak Amanda girang.
Nathanael terkekeh licik "Tapi gue juga punya syarat sebelum lo ketemu dua ekor sahabat lo."
Amanda menghentikan aktivitasnya sejenak, memandang wajah nathanael dengan penuh kecurigaan. "Apa?"
"Lo, cuma boleh deket sama cowok alias pdkt, pacaran ato apalah, sama cowok yang gue pilihin. "
What the...?
Amanda tecengang, apa maksudnya? Dia tidak sedang di jodohkan bukan, kalau ya .. pasti Nathanael kini sudah tidak waras dan keterlaluan, selama ini ia selalu membiarkan sang posesif untuk mengatur atur hidupnya, tapi untuk pasangan?? Ia tak ingin di campuri, meskipun beberapa kekasih Amanda terdahulu sudah ringsek dengan Indah di tangan Nathanael tapi tetap saja, ia tidak mau kalau sampai Nathanael yang mengatur atur jodohnya.
"Lo gak lagi ngajak gue ribut kan bang! " ancam Amanda
"Gue gak ada pilihan lagi Amanda, berhenti hancurin hati para cowok, fucking jerk!" decaknya—Amanda memutar bola matanya,
"keputusan sudah final, nurut atau para sahabat lo gue balikin"
"Lo gatau selera gue kayak apa Nael,"
"Gue tahu! ""Enggak! "
"Ck, diem!" bentak Nael dengan menyugar rambut pirangnya ke arah belakang "Nurut, atau lo gue buang di pinggir jalan!!" geramnya kesal.Amanda ingin membalas, tapi mendengar ancaman Nathanael yang begitu terdengar meyakinkan membuat nyalinya ciut seketika, mau tidak mau ia harus rela menjual kebebasannya kembali, seandainya saja ia tidak memberi syarat aneh aneh, shit!!
Amanda menghela nafasnya berat, berdoa semoga nathanael tidak menjodohkan dirinya dengan laki laki berperut gendut dan berkumis tebal, membayangkan nya saja ia sudah mual.
"Fine, demi semua sahabat gue"
***
Meadow lane, Southampton 09.00pm
Flynn Freederick Gerardo berjalan mondar mandir seraya menjambak rambutnya, bibirnya tak berhenti bergumam kata kata rancu tidak jelas.
Dari kejauhan Lionel Freederick Gerardo sang kakak memperhatikan gerak-geriknya dengan wajah berkerut, tumben sekali Flynn terlihat begitu bingung dan serius, ya meskipun ia selalu terlihat serius karena ia kutu buku, tapi kali ini berbeda.
Lionel berdehem "Ada apa?" Flynn yang merasa terkejut langsung menoleh ke asal suara, disana di sofa televisi Lionel sedang menatapnya curiga, ia menimang nimang sebentar apakah ia harus bercerita atau tidak, dengan helaan nafas kasar ia akhirnya memutuskan untuk bercerita dan menghampiri Lionel.
"Aku baru saja bertemu dengan sahabat lama," serunya "Hmm dia .. hm." Flynn berfikir kembali.
"Dia menyukaimu?" Seloroh Lionel.
"Ck, dia laki-laki, "
"Oh, sorry," kekeh Lionel "Jadi ada apa, baru kali ini wajahmu muram."
"Dia menjodohkanku dengan adiknya, yang aku sendiri tak pernah tahu bagaimana dia dan bagaimana wajahnya." Jawab Flynn sambil menggaruk kepalanya.
"So?"
"Aku tidak terlalu paham dengan perempuan, aku tidak memiliki pengalaman, apalagi menurut ceritanya adiknya memiliki sifat 11-12 denganmu L, aku ragu, sepertinya aku tidak bisa."
Lionel tertawa kencang mendengarnya, apa? Flynn, dijodohkan? dunia ini benar-benar sudah gila, calon professor seperti Flynn akan di jodohkan dengan wanita yang memiliki sifat seperti Lionel, Lionel terkikik sendiri saat membayangkan Flynn akan berkencan dengan wanita yang kasar, dan bajingan.
Pasti menarik..
"Kau bisa belajar soal perempuan denganku Flynn." jawab Lionel dengan menepuk nepuk dadanya bangga.
"Lagipula, ada apa dengan perjodohan? Apa ini semacam kencan buta?" tanya Lionel menghadap Flynn yang masih termagu.
"Entahlah, perusahaan miliknya sedang membutuhkan biaya agar perusahaan itu tidak bangkrut, aku hanya tidak mengerti mengapa keinginanku membantu malah menjadi acara perjodohan."
"Maksudmu? Kalau kau bersedia membantu, maka adiknya akan menjadi milikmu? Begitu?" Lionel tergelak geleng-geleng kepala, bukan main memang jika berurusan dengan bisnis, apa saja bisa menjadi jalan "Harusnya kau memang sedikit mewarisi gen yang sama sepertiku jika menyangkut wanita."
Flynn menatapnya jengah lalu mengambil tempat untuk duduk semakin dekat dengan Lionel, kesalahan terbesar jika harus curhat dengan laki-laki seperti Lionel, sang cassanova bukan solusi yang di dapat justru ejekan yang akan keluar dari bibirnya, huh menyebalkan!
Tapi, sekelebat ide cemerlang melintas di kepalanya.
"Dari pada aku belajar padamu bagaimana jika aku meminta bantuanmu sedikit L,"
Lionel mengernyitkan dahi, "Apa?" tanyanya datar.
"Kau saja yang bertemu dengannya, bagaimana?" kata-kata itu begitu licin hingga menyebabkan efek yang luar biasa di kepada Lionel, mulutnya ternganga tak percaya dengan apa yang di sampaikan Flynn.
"Absolutely No!"
"Pleasee L, i need your help for this one, okay? C'mon bro."
"Ini ide gila Flynn, aku tidak ingin ikut campur." Lionel berdecak malas dan segera berdiri berniat menyudahi perbincangan ini, menggantikan posisi Flynn? Itu terdengar tidak masuk akal, perjodohan? Lionel tidak ingin membayangkan hidupnya yang bebas dan di kelilingi para gadis cantik harus berakhir karena nasib buruk adiknya, no .. dia tidak akan melakukan itu.
"L, AKU AKAN MEMBERIKAN AKSES SAHAM PRIBADIKU UNTUKMU" teriak Flynn, karena Lionel sudah berada di lantai dua rumahnya.
"NO FLYNN, AKU BISA MENDAPATKANNYA DENGAN MUDAH JIKA AKU MAU" sahutnya tak kalah kencang .. dalam hati ia berharap orangtuanya tidak bangun, Lionel tidak ingin kehilangan kepala jika sampai papanya terganggu ulahnya.Flynn mengikuti langkah kaki Lionel dengan cepat, belum sampai Lionel di kamarnya, Flynn sudah lebih dulu menghadangnya.
"Pleasee .. hanya satu bulan, selebihnya terserah kau, kau harus tau L, dia sesuai dengan seleramu, dan tipemu cantik, urakan, jalang, tolonglah L."
Lionel terkekeh kembali mendengarnya di tepuknya pundak Flynn sebelum berujar "Kau salah jika dia tipeku, kau tahu aku lebih suka gadis manis, polos dan lugu mereka lebih mudah di jinakkan, lalu untuk urusan ranjang, aku suka wanita dewasa yang sensual dan menggoda, jika kudengar yang kau sebutkan tadi, dia sama sekali bukan kriteriaku Flynn, jadi menyingkirlah dari sini. "
Flynn menyugar rambutnya kasar, dia nampak err .. frustasi?
"Jika boleh aku tahu, siapa yang menjodohkanmu Flynn, bukankah kau hanya tinggal menolak saja?"
Flynn mendongak sedikit dan mulai menunduk kembali.
"Terlalu sulit menolak ketika dia adalah orang yang selalu membantumu di masalalu, kau ingat dulu ada sahabat di kampusku, kita sama-sama menempuh pendidikan Master di Harvard meskipun di jurusan yang berbeda, dia yang menbantuku bebas dari pembulian selain itu dia juga yang telah menolong jiwaku dengan mendonorkan darahnya kepadaku sewaktu aku mengalami kecelakaan, dia.." belum sempat Flynn melanjutkan Lionel sudah memotongnya.
"Nathanael Daniela?" seru Lionel to the point, Flynn membalas dengan anggukan sedang Lionel berdecak tidak suka.
"Mengapa ada orang yang begitu tidak tahu diri, harusnya hutang kalian impas saat kau menawarkan perbantuan, tapi sepertinya menarik," Lionel tersenyum licik "Baiklah Flynn, akan aku lakukan tugasmu lihat saja, dia akan menangis meronta dan berharap tidak pernah di jodohkan dengan salah satu dari Gerardo, sepertinya menyenangkan bermain-main sedikit dengan adik kecil sahabat kita."
Flynn membulatkan matanya senang, "Benarkah L?"
"Ya," Jawab Lionel mantap "Omong-omong siapa nama gadis itu?"
"Amanda Daniela."
Amanda mengetuk-ketukan jari-jari lentiknya di meja sebuah klub besar di atas sebuah hotel bernama Hollywood Standart, yang benar saja?? Bukanya Nathanael bilang jika pria yang akan di temuinya adalah pria baik-baik? lalu mengapa pria itu memutuskan bertemu di tempat liar Amanda, sebenarnya ia tidak keberatan, senang malah!Terakhir kali dia ke klub justru berakhir dengan kepindahan dirinya ke Los Angeles,unbelievable, Nathanael dengan semua sifat ditaktornya.Sebenarnya perjodohan kali ini adalah perjodohan ketiga yang dilakukan Nathanael terhadapnya, pria itu masih saja kekeuh menawar-nawarkan Amanda kesana kemari,hell! tidakkah Nathanael sadar sekuat apapun kuasanya terhadap Amanda, tidak akan ada satupun laki-laki yang akan menang terhadap aura penghancurnya.Sudah hampir satu jam Amanda menunggu di klub tersebut, tetapi yang di tunggu tak kunjung bersua, di sesapnya sekali lagi tequila di tangan kanannya. Netra cokelat itu meng
"Telephone Flynn dan katakan jika aku menunggunya di DANIELA.LTD." perintah Lionel pada Diego—asisten pribadinya, Lionel masih berada di Los Angeles setelah kejadian memalukan semalam, ia baru bisa kembali ke salah satu kamar hotel Hollywood Standart setelah lebih dari lima belas menit bergelung di lantai basement, wanita bar bar yang bersamanya kemarin sudah sukses membuat moodnya buruk, terbukti dari semalam hingga pagi ini semua orang yang di sekitarnya terkena amukan imbas dari suasana hatinya. Akan kubalas kau Amanda daniela Lionel tersenyum licik ketika sudah sampai di koridor anak perusahaan milik keluarga Daniela, Netra abu-abunya mengedar ke sekitar sebelum pandangannya teralih pada jam tangan yang dikenakannya, Flynn belum juga datang.Dengan menghela nafas kasar, Lionel beranjak menuju lift pribadi dan mengeluarkan ponsel dari saku jasnya hendak menelepon seseorang.Lift terbuka di lantai empat puluh, lantai yang han
"Ini seriusan Nda, abang lo mindahin kita ke Universitas Southern Of California?" Hasri bertanya keheranan di hari ketujuh mereka tinggal di Los-Angeles, Sam dan Hasri masih belum percaya jika Nathanael Daniela benar-benar serius memindahkan mereka berdua untuk menemani Amanda. Dan seakan belum puas membuat kedua manusia tak berdaya itu tercengang, Nathanael mendaftarkan mereka masuk Universitas bergengsi dan memberi mereka akomodasi secara komplit, mulai dari ; penthouse mewah, mobil, macbook serta uang bulanan.Sebenarnya seberapa kaya keluarga Daniela?"Abang lotajirjuga ya Nda, kontras banget sama lo yang keliatankerebanget di kampus." celetuk Sam seraya mengiris tenderloin steak yang baru saja dihidangkan pelayan beberapa menit yang lalu."Yee si pe'a, udah gue bilang berkali kali gue haram makan uang keluarga Daniela secara sadar." tukas Amanda sewot.
Amanda memijit pelan keningnya, sakit kepala yang mendera dari semalam belum juga mereda,Pagi ini ia sudah resmi, menjabat sebagai wakil direktur utama dari Daniela.LTd yang memang sejak dari usia tujuh tahun di gadang-gadang menjadi miliknya, gadis dengan kemeja berwarna putih dan rok span hitam itu tak menyangka jika kini di usianya yang baru menginjak 23 tahun harus berkutat dengan grafik grafik dan angka-angka yang memusingkan kepala. Di mana gadis-gadis seumurannya masih merasakan nikmatnya masa menjadi karyawan muda, atau remaja yang masih asik menonton drama korea hingga menangis dari malam sampai pagi.Amanda membuka lembar demi lembar dokumen yang berisi anual report yang baru saja dikirim akuntan perusahaan lima belas menit yang lalu. Hingga langkah kaki seseorang berhasil mengalihkan pandangan matanya, alisnya bertautan melihat sosok di hadapannya sebelum berujar."Kau ... mau apa kau kemar
Lionel berjalan cepat menuju ruangan Amanda, berkali-kali ia mencoba menelepon gadis itu tapi tak kunjung tersambung, ia mencoba menelepon ke sekertaris Amanda dan hasilnya pun nihil, ‘Amanda sedang tak bisa di ganggu’. Apa-apaan gadis itu memang siapa dirinya hingga tak mau di ganggu.Langkah Lionel terhenti di depan meja sekretaris Amanda, wanita kuno berkacamata itu berusaha menghalangi agar Lionel tak melangkah lebih jauh lagi, dan Lionel hampir saja tertawa melihat bagaimana saat wanita itu pontang-panting menghalangi jalannya."Tunggu Pak, Nona Amanda sedang kedatangan tamu, dan sepertinya ia tidak suka jika—" ucapan sekretaris itu seketika berhenti saat Lionel memberinya tatapan tajam, dari tempatnya berdiri sayup-sayup ia bisa mendengar perbincangan seseorang yang menyebut namanya.Mengabaikan ocehan sekertaris Amanda, Lionel segera melangkah ke arah pintu yang terbuka lebar dan betapa terkejutnya ia saat menemukan dua makhluk rem
"Comprenez madame?"¹ lamunan Amanda buyar begitu suara nyaring memekakkan telinga terdengar tertuju ke arahnya.Di letakkan pena yang sedari tadi ia gigit demi memusatkan atensi pada seseorang berkacamata tua di depan kelas karena Mr. David Gorales—dosen bahasa Perancisnya itu menatapnya kaku.Amanda menghela nafas, menatap sekeliling kelas yang kini juga memusatkan mata kepadanya, menatap dengan pandangan seolah-olah di kepalanya kini baru tumbuh sebuah tanduk rusa."Lain kali kalau mau ngelamun jangan di kelas bahasa Perancis, udah tau sam-sama oon." Has menyikut sikunya—berbisik pelan takut jika kata-kata yang ia keluarkan akan menjadi akhir dunia.Amanda membenci bahasa Perancis, tapi sialnya Has mendaftarkan dirinya secara sepihak di mata kuliah ini, dan apapun itu ia bersumpah tidak akan mengikuti kelas Mr. David di semester berikutnya.Amanda kembali memusatkan perhatiannya pada papan tulis sebelum tuan maha benar i
Amanda tahu ini konyol, ia tahu persis, tapi ia malah tidak peduli. Di letakkannya secangkir teh yang baru saja ia sesap demi memfokuskan mata pada pria di hadapannya. Ya Flynn ada di sana, satu jam lalu pria itu menyusulnya, lalu meminta maaf sebelum akhirnya pria itu mengatakan niat sebenarnya. Apalagi jika bukan 'mengenal Lebih dekat'. Itu adalah hal yang klasik menurut Amanda. Belum lagi, pria bermanik biru itu selalu melihatnya dengan tatapan tertarik dan hal itu mau tidak mau membuatnya ingin memutar bola matanya bosan. Semua pria yang di kenalnya sering memberi tatapan seperti ini, katakanlah yang se buas serigala sampai yang jinak-jinak merpati. Dari yang ia dengar, dan bisa ia nilai. Flynn ternyata pria yang cukup kaya, selain berprofesi sebagi dokter bedah Rumah Sakit kenamaan di New York, pria itu juga memiliki beberapa peternakan kuda di New Zealand. Lupakan soal wajahnya yang memiliki nilai lebih, otak dan dompetnya jauh lebih menarik minat wanita.
Oakwood Miracle Wile Apartemen-Los-Angeles"Kau pikir apa yang telah kau lakukan itu, Lionel!" Itu sapaan pertama Flynn saat Lionel baru memasukiPenthousemereka yang terletak di salah satu pusat kota Los Angeles.Pria itu hanya tertawa geli seolah tak ada yang salah dengan tingkah lakunya, menurutnya mendapatkan rubah kecilnya itu hal yang lumrah, bukan? Mengingat dari awal memang dialah yang memiliki Amanda, di hari saat Flynn tak mau repot-repot menemuinya pada masa perjodohan. Dan mendapati Flynn ikut campur dengan urusan yang seharusnya tidak ada dalam ranahnya, membuat Lionel meradang, dia bahkan tidak ingat jika Lionel memerintahkan pria itu untuk mencium Amanda, tidak ada."Apa memangnya?" Lionel menjawab tak acuh sembari melepaskan kemejanya hendak beranjak ke arah kamar mandi."Jangan kau pikir aku tidak tahu, kau mengklaimnya dengan cara ter-menjijikan lalu merekammnya! Seriously L?? Kau benar-benar—oh a