Akan kubalas kau Amanda daniela Lionel tersenyum licik ketika sudah sampai di koridor anak perusahaan milik keluarga Daniela, Netra abu-abunya mengedar ke sekitar sebelum pandangannya teralih pada jam tangan yang dikenakannya, Flynn belum juga datang.
Dengan menghela nafas kasar, Lionel beranjak menuju lift pribadi dan mengeluarkan ponsel dari saku jasnya hendak menelepon seseorang.Lift terbuka di lantai empat puluh, lantai yang hanya terisi satu ruangan besar dan ruangan mini milik seorang sekertaris, beberapa resepsionis lantai itu lantas menghampiri Lionel dengan senyuman lapar,"Mr.Daniela sudah menunggu anda tuan." Lionel hanya mengangguk, mengedipkan sebelah mata melewati mereka dan segera menghampiri ruang yang tertutup pintu kaca, sesekali tersenyum menggoda pada wanita di sekitarnya.
"Selamat siang Mr.Gerardo." sapa Nathanael saat Lionel melangkah masuk ke dalam ruangan besar yang terlihat bersih dan homey tersebut, Nathanael menjabat tangan Lionel sebelum mempersilahkan dirinya untuk duduk.
"Kau sopan sekali Nath, seperti aku orang lain saja." ucap Lionel dengan kekehan, Nathanael berjalan ke arah lemari dan mengambil sebotol wine dan gelas dari dalamnya—lalu melangkah kembali ke meja tempat Lionel berada.
"Apa yang membawamu kemari L, Pria licik sepertimu pasti punya maksud bukan, ppapapun itu lupakan saja aku tidak ingin menjual perusahaanku padamu. "
Seru Nathanael dengan tersenyum seraya menuangkan wine ke dalam gelas, "Miinumlah."
"Ini tidak beracun kan," Lionel masih terkekeh mengabaikan ucapan Nathanael, sedangkan Nathanael menggeleng geleng, beberapa saat kemudian pria berwajah hampir serupa dengan Lionel memasuki ruangan Nathanael dengan terengah engah, Lionel dan Nathanael sama sama memandang pria itu dengan dahi berkerut.
"Hai Flynn, jangan bilang kau tak tahu cara membuka pintu lift hingga kau harus menaiki tangga darurat" celetuk Lionel.
"DIAM LIONEL!!" bentak Flynn kesal, Nathanael semakin berkerut "Kau kan yang menukar card lift ku, hingga membuatku berdesakan di lift karyawan, dasar sialan" mendengar jawaban tersebut Nathanael tertawa ringan melihat mereka mengingatkannya pada Amanda, apa yang di lakukan gadis brutal itu sekarang?.
Memang ketika Lionel menelepon Nathanael untuk kunjungan bisnis semalam Nathanael sudah menitipkan kartu lift pada resepsionis dan memberitahukan untuk memberikan pada Lionel dan Flynn, kartu yang hanya bisa di akses lift untuk para eksekutif.
"Wow easy bro,duduklah dan nikmati wine ini bersamaku," sahut Lionel tanpa dosa, Flynn mendengus kesal, melanjutkan langkah kakinya kearah sofa yang berlainan dengan Lionel. Berhadapan dengan Lionel membuatnya sakit jiwa.
"Bagaimana pertemuanmu dengan Amanda kemarin Flynn?"
Belum juga hilang rasa kesalnya, satu pertanyaan maut di lontarkan padanya, Flynn tergagap seraya menggaruk tengkuknya bingung dengan jawaban apa yang harus di katakan, semalam bukan dia yang menemui Amanda, di liriknya Lionel, pria itu masih saja berkutat dengan wine dan mengerlingkan mata kearahnya, "Hmm, ya, Amanda baik. " akhirnya hanya kata kata itu yang keluar dari mulut Flynn.
Nathanael menaikan sisi alisnya, pria bermata biru itu terlihat keheranan, Amanda ... Baik? kata-kata itu mungkin akan ia keluarkan ketika kiamat sudah terjadi, tapi mungkin Flynn ada benarnya, mengingat pria itu adalah pria yang baik, mungkin sedkit kebaikannya menular pada Amanda, dan sungguh kabar yang menarik jika memang Flynn berhasil mendapatkan Amanda dibanding kandidat kandidat sebelumnya.
"Amanda baik?" Tanya Nathanael memastikan, dan hanya di balas anggukan oleh Flynn.
"Oh ya, apa dia cantik Flynn?" Tanya Lionel santai, sedangkan yang di tanya menoleh menatapnya dengan tatapan siap membunuh.
"Tentu L, adikku punya ciri khas wajah asia yang tak terbantahkan." jelas Nathanael, sekali lagi Flynn tersenyum kaku.
Sebenarnya apa maksud Lionel membawanya kemari?
"Langsung saja, apa kau setuju betunangan dengannya Flynn? aku tak akan sungkan menerima tawaran kerjasama Orc.inc, lagipula perusahaan ini nantinya akan menjadi milik Amanda." Tegas Nathanael secara gamblang, tanpa dia mengerti jika Lionel tiba tiba tersenyum licik di dalam hatinya,
Oh ini dia..
"Tentu saja dia tidak akan menolak Nath, seperti katamu adikmu sangat sangat cantik bukan, dan sepertinya Flynn sudah jatuh hati," Lionel tersenyum penuh kemenangan, berbeda dengan Flynn yang sudah menekuk wajahnya masam.
"L aku perlu berbicara denganmu sekarang, empat mata." ucap Flynn penuh penekanan.
Lionel tersenyum miring "Ya tentu saja Flynn, setelah kawan lama kita menandatangani perjanjian persetujuan penanaman saham milik kita Flynn!" Lionel mengetikkan sesuatu di ponselnya, sejurus kemudian Diego masuk membawa beberapa berkas berkas dan beberapa dokumen di dalam map.
"Tunggu dulu," sergah Nathanael.
Lionel menaikan sisi alisnya menunggu sisa potongan kata Nathanael
"Amanda sudah setuju?" tanyanya kemudian, Flynn menatap Nathanael sejenak lalu mengarahkan tatapan matanya menuju manik mata Lionel, disana Lionel memberikan isyarat dengan kedipan mata.
Flynn meneguk salivanya susah payah, sebelum berucap "Yaa tentu saja, lagipula jika ia menolak akan ku usahakan apapun agar adikmu bisa bersama laki laki baik baik seperti keinginanmu." Flynn mengucapkannya dengan kaku dan cepat, Nathanael kembali tersenyum dan segera mengeluarkan pena dari dalam sakunya, bergerak untuk menandatangani dokumen di depan matanya.
"Tunggu, apa kau tidak meminta pendapat Amanda?" itu Lionel yang berbicara.
Nathanael mendesah lelah, "Jika ia tahu kalian menanam saham untuk mengikatnya selama satu tahun bersama Flynn, ia pasti akan salah paham dan menolak secara mentah mentah perjodohan ini. Aku akan memberitahunya nanti." Nathanael menghela nafas "Amanda tidak akan bisa mangkir lagi dari perjodohan ini saat ia tahu bahwa perusahaannya terancam, meskipun ia selalu berbuat sesuka hati .. tapi aku sangat tahu persis jika ia memiliki sedikit tanggung jawab pada pundaknya, ia pasti akan bertahan demi perusahaan ini, dengan begitu Flynn dan Amanda bisa terus dekat."
"jadi kau akan merahasiakannya?" Tanya Flynn.
"Tentu tidak, akan kuberitahu dia setelah dokumen ini ditandatangani." Nada bicaranya terdengar gusar.
"Itu sama saja kau menjualnya Nath, wow tak kusangka kau tetap saja licik," ujar Lionel.
Nathanael mengusap wajahnya frustasi, dia tak berniat menjual adiknya, tentu saja, adik kecilnya terlalu beharga, tapi jika dilihat dari kondisi sekarang. Dengan kondisi perusahaan yang hampir bangkrut dan Amanda yang tidak bisa di lepas lebih jauh lagi.
Belum lagi sifat sesuka hatinya yang membuatnya selalu kerepotan, Nathanael sangat tahu jika anak itu benar-benar harus di ikat dengan alasan yang kuat, bukan tanpa alasan. Amanda sudah berada di level mengkhawatirkan dimana biasanya seorang gadis hanya mengencani satu laki-laki dalam sebulan, tapi Amanda yang bisa mengencani lebih dari 10 laki-laki hanya untuk pertaruhan konyol bersama sahabat sahabatnya, gadis itu sedikit luar biasa!
Citra Amanda harus terlihat baik, sebelum anak nakal itu maju sebagai pemimpin di perusahaan ini, bukan gadis bar-bar yang suka bermain laki-laki.
Dan menjodohkannya dengan seorang Flynn memang tindakan paling tepat, Flynn kalem juga pintar. Cocok untuk mendongkrak image Amanda.
"Aku yakin Amanda berada di tangan yang tepat.,"
Lionel terkekeh mendengarnya.
"Ya tentu saja, dia berada di tangan yang tepat." ucap Lionel dengan senyum yang sulit di artikan.
***
"Apa yang kau lakukan L?" Flynn bergumam frustasi di dalam limousine milik keluarga Gerardo, setelah pertemuan di kantor Nathanael, Flynn tidak berhenti protes seperti kaset yang di putar berulang ulang, Lionel sendiri tampak tenang seperti tak terganggu oleh sembarang protes yang di layangkan Flynn kepadanya."Ssstt .. Kau tadi tidak ingat? jika Nathanael memberimu satu tahun agar Amanda bisa mensetujuinya?" ujar Lionel.
"Jadi kau ingin korbankan aku demi bisnis brengsekmu?" Flynn menjambak rambutnya frustasi, jika ada yang bisa ia lemparkan ke kepala Lionel sekarang pasti ia sudah melakukanya, apakah Nathanael begitu bodoh sehingga tidak mengetahui jika saham Orc.inc adalah milik Lionel, bahkan Flynn sendiri tak pernah berminat sedikitpun dengan bisnis?, apa laki-laki itu tadi tidak tahu bahwa dokumen yang baru ia tanda tangani beratasnama Lionel? meski ia tahu bahwa perjanjian itu hanya berlangsung selama satu tahun.
Tapi itu tetap saja menyiksa, Flynn tidak ingin bergelut terlalu lama dengan seorang gadis, ada banyak cita-cita yang harus ia capai, dan semua cita-cita itu akan terhambat jika menuruti kegilaan saudaranya.
Pernikahan bisnis memang sudah menjadi hal yang lumrah di kalangan orang-orang kaya, menjadikan anak-anak mereka pion agar bisnis besar semakin besar bukanlah sesuatu yang aneh untuk di lihat, tapi dia sama sekali tidak tertarik. Apalagi harus mengorbankan diri sebagai jembatan di antara keduanya.
"Kau terlalu cepat menyimpulkan Flynn, ada atau tidak perusahaan Daniela. Orc.inc akan baik baik saja, aku hanya ingin membalas dendam dengan adik kecilnya yang kurang ajar. "
Flynn mendongakkan kepala menatap Lionel menginginkan penjelasan "Apa maksudmu? "
Lionel menaikan bahunya, "Well, gadis angkuh itu benar benar membuatku meradang kemarin." Flynn memicingkan matanya masih tidak mengerti apa yang terjadi, sejak kapan seorang Lionel bisa di buat meradang oleh perempuan? terlebih gadis berusia 23 tahun? oh iya Flynn hampir saja melupakan kenyataan bahwa gadis itu memiliki sifat yang sama dengan Lionel.
"She kick my balls"
Flynn membelalakan matanya, satu tangan menutup mulutnya menahan tawa yang siap menggelegar di seluruh penjuru mobil, Lionel memutar bola matanya malas lalu bersidekap dan menyandarkan kepalanya. Pikirannya melayang, mengingat ingat wajah gadis angkuh yang berhasil mendominasi pikirannya, gadis gila yang membuatnya mengambil keputusan dengan menanamkan saham senilai jutaan dolar hanya untuk balas dendam, hah!
Lionel benar benar sudah keluar jalur, harusnya Lionel membiarkan gadis itu pergi, menjauh dari kehidupannya, bukan malah menariknya ke dalam hidupnya.
Tapi bayangan gadis itu tersenyum mengejek saat menolak Lionel menjadi tunangannya entah mengapa membuatnya meradang, luar biasa hidupnya yang selama ini terkenal tenang bisa mendidih juga, memangnya siapa dia? apakah dia tidak tahu bahwa Lionel adalah segala yang di inginkan wanita? apa mungkin memang wanita Indonesia memiliki selera yang melenceng hingga tak bisa silau akan pesona dirinya? Who knows..
Gadis sombong...
"Jadi apa yang kau ingin aku lakukan terhadapnya L?." tanya Flynn ketika tawanya sudah terhenti,
"Berpura pura, jadilah kekasih Amanda ketika bersama Nathanael, Mom, Dad, selebihnya akulah yang akan memilikinya."
"Begitu saja?" Flynn menyipitkan matanya.
"Ya,"
"Mengenai kerjasama?"
"Itu hanya alibi, aku tidak membutuhkan Daniel.Ltd, aku bisa membeli Daniela grup jika aku mau, setelah Amanda hancur akan ku hancurkan perusahaannya, lagipula perusahaan itu memang akan bangkrut."
"Daniela grup?" tegas Flynn,
Lionel menggeleng "Just Daniela Ltd."
"Itu tidak mungkin, mengingat perusahaan itu masih di atur oleh Nathanael." Flynn menyandarkan kepalanya di jendela lalu mendengus keras, "Brengsek, demi balas dendammu sekarang aku harus menyianyiakan waktu dengan seorang wanita."
"Itu tidak berlangsung lama Flynn, kau akan lihat nanti." Ujar Lionel mantap sebelum akhirnya memejamkan mata tertidur.
"Ini seriusan Nda, abang lo mindahin kita ke Universitas Southern Of California?" Hasri bertanya keheranan di hari ketujuh mereka tinggal di Los-Angeles, Sam dan Hasri masih belum percaya jika Nathanael Daniela benar-benar serius memindahkan mereka berdua untuk menemani Amanda. Dan seakan belum puas membuat kedua manusia tak berdaya itu tercengang, Nathanael mendaftarkan mereka masuk Universitas bergengsi dan memberi mereka akomodasi secara komplit, mulai dari ; penthouse mewah, mobil, macbook serta uang bulanan.Sebenarnya seberapa kaya keluarga Daniela?"Abang lotajirjuga ya Nda, kontras banget sama lo yang keliatankerebanget di kampus." celetuk Sam seraya mengiris tenderloin steak yang baru saja dihidangkan pelayan beberapa menit yang lalu."Yee si pe'a, udah gue bilang berkali kali gue haram makan uang keluarga Daniela secara sadar." tukas Amanda sewot.
Amanda memijit pelan keningnya, sakit kepala yang mendera dari semalam belum juga mereda,Pagi ini ia sudah resmi, menjabat sebagai wakil direktur utama dari Daniela.LTd yang memang sejak dari usia tujuh tahun di gadang-gadang menjadi miliknya, gadis dengan kemeja berwarna putih dan rok span hitam itu tak menyangka jika kini di usianya yang baru menginjak 23 tahun harus berkutat dengan grafik grafik dan angka-angka yang memusingkan kepala. Di mana gadis-gadis seumurannya masih merasakan nikmatnya masa menjadi karyawan muda, atau remaja yang masih asik menonton drama korea hingga menangis dari malam sampai pagi.Amanda membuka lembar demi lembar dokumen yang berisi anual report yang baru saja dikirim akuntan perusahaan lima belas menit yang lalu. Hingga langkah kaki seseorang berhasil mengalihkan pandangan matanya, alisnya bertautan melihat sosok di hadapannya sebelum berujar."Kau ... mau apa kau kemar
Lionel berjalan cepat menuju ruangan Amanda, berkali-kali ia mencoba menelepon gadis itu tapi tak kunjung tersambung, ia mencoba menelepon ke sekertaris Amanda dan hasilnya pun nihil, ‘Amanda sedang tak bisa di ganggu’. Apa-apaan gadis itu memang siapa dirinya hingga tak mau di ganggu.Langkah Lionel terhenti di depan meja sekretaris Amanda, wanita kuno berkacamata itu berusaha menghalangi agar Lionel tak melangkah lebih jauh lagi, dan Lionel hampir saja tertawa melihat bagaimana saat wanita itu pontang-panting menghalangi jalannya."Tunggu Pak, Nona Amanda sedang kedatangan tamu, dan sepertinya ia tidak suka jika—" ucapan sekretaris itu seketika berhenti saat Lionel memberinya tatapan tajam, dari tempatnya berdiri sayup-sayup ia bisa mendengar perbincangan seseorang yang menyebut namanya.Mengabaikan ocehan sekertaris Amanda, Lionel segera melangkah ke arah pintu yang terbuka lebar dan betapa terkejutnya ia saat menemukan dua makhluk rem
"Comprenez madame?"¹ lamunan Amanda buyar begitu suara nyaring memekakkan telinga terdengar tertuju ke arahnya.Di letakkan pena yang sedari tadi ia gigit demi memusatkan atensi pada seseorang berkacamata tua di depan kelas karena Mr. David Gorales—dosen bahasa Perancisnya itu menatapnya kaku.Amanda menghela nafas, menatap sekeliling kelas yang kini juga memusatkan mata kepadanya, menatap dengan pandangan seolah-olah di kepalanya kini baru tumbuh sebuah tanduk rusa."Lain kali kalau mau ngelamun jangan di kelas bahasa Perancis, udah tau sam-sama oon." Has menyikut sikunya—berbisik pelan takut jika kata-kata yang ia keluarkan akan menjadi akhir dunia.Amanda membenci bahasa Perancis, tapi sialnya Has mendaftarkan dirinya secara sepihak di mata kuliah ini, dan apapun itu ia bersumpah tidak akan mengikuti kelas Mr. David di semester berikutnya.Amanda kembali memusatkan perhatiannya pada papan tulis sebelum tuan maha benar i
Amanda tahu ini konyol, ia tahu persis, tapi ia malah tidak peduli. Di letakkannya secangkir teh yang baru saja ia sesap demi memfokuskan mata pada pria di hadapannya. Ya Flynn ada di sana, satu jam lalu pria itu menyusulnya, lalu meminta maaf sebelum akhirnya pria itu mengatakan niat sebenarnya. Apalagi jika bukan 'mengenal Lebih dekat'. Itu adalah hal yang klasik menurut Amanda. Belum lagi, pria bermanik biru itu selalu melihatnya dengan tatapan tertarik dan hal itu mau tidak mau membuatnya ingin memutar bola matanya bosan. Semua pria yang di kenalnya sering memberi tatapan seperti ini, katakanlah yang se buas serigala sampai yang jinak-jinak merpati. Dari yang ia dengar, dan bisa ia nilai. Flynn ternyata pria yang cukup kaya, selain berprofesi sebagi dokter bedah Rumah Sakit kenamaan di New York, pria itu juga memiliki beberapa peternakan kuda di New Zealand. Lupakan soal wajahnya yang memiliki nilai lebih, otak dan dompetnya jauh lebih menarik minat wanita.
Oakwood Miracle Wile Apartemen-Los-Angeles"Kau pikir apa yang telah kau lakukan itu, Lionel!" Itu sapaan pertama Flynn saat Lionel baru memasukiPenthousemereka yang terletak di salah satu pusat kota Los Angeles.Pria itu hanya tertawa geli seolah tak ada yang salah dengan tingkah lakunya, menurutnya mendapatkan rubah kecilnya itu hal yang lumrah, bukan? Mengingat dari awal memang dialah yang memiliki Amanda, di hari saat Flynn tak mau repot-repot menemuinya pada masa perjodohan. Dan mendapati Flynn ikut campur dengan urusan yang seharusnya tidak ada dalam ranahnya, membuat Lionel meradang, dia bahkan tidak ingat jika Lionel memerintahkan pria itu untuk mencium Amanda, tidak ada."Apa memangnya?" Lionel menjawab tak acuh sembari melepaskan kemejanya hendak beranjak ke arah kamar mandi."Jangan kau pikir aku tidak tahu, kau mengklaimnya dengan cara ter-menjijikan lalu merekammnya! Seriously L?? Kau benar-benar—oh a
Pagi ini Amanda baru tersadar dari tidurnya, jika bukan karena Ac yang terlalu dingin mungkin ia masih setia bergelung di dalam selimut-ah ya itu ide yang lebih baik daripada ia harus terbangun hanya untuk mematikan Ac. Ini pasti ulah Samuel yang selalu menggunakan Ac dengan suhu yang sangat rendah. Tanpa membuka kelopak matanya, Amanda kembali beringsut kedalam selimut mencari cari kenyamanan hingga tubuhnya menempel pada tubuh besar seseorang, sejak kapan tubuh kurus Sam menjadi sehangat dan sebesar ini?, sepanjang yang ia ingat, Sam tidak memiliki dada sebesar ini, apalagi ia tidur dalam kondisi tanpa pakaian begini. Laki-laki itu terlalu perfeksionis dalam segala hal bahkan untuk urusan pakaian tidur sekalipun, dan sejak kapan pula Sam memiliki aroma parfum maskulin yang sama dengan-entahlah, aroma ini mengingatkannya pada, Lionel? Tunggu.... "AAAAAAA......" Amanda menjerit-beringsut menjauh dengan tatapan horor ke arah pria yang sama sekali tidak t
"Jadi hanya ini oleh-oleh yang kudapat dari perjalan bisnis mu di Los-Angeles? benar-benar mengesankan, dude," celetuk Giorge—sahabat Lionel yang baru saja mengambil tempat duduk disisinya memandangi wajah Lionel yang masih berlebam disana sini dengan tersenyum mengejek.Lionel mendengus melirik sekilas ke arahnya, "Jika kau datang hanya untuk memperburuk suasana, lebih baik kau pulang, aku kira seorang pangeran sudah bertaubat." serunya sembari menegak gelas terakhir berisi vodka dengan kadar alkohol tertinggi yang bisa ia ingat, sebelum ini ia sudah menegak beberapa minuman beralkohol dengan presentasi yang tak kalah tinggi dengan minuman yang baru saja mengalir dalam tenggorokannya. Pria itu lantas meraup wajahnya kasar, sial! ia lupa kapan terakhir merasa sekacau ini, kejadian siang tadi benar-benar menguras akal sehatnya.Bagaimana bisa hanya karena seorang gadis bau kencur ia sampai kehilangan kendali, hingga tanpa sadar menghajar ad
Lionel berjalan dalam keheningan menyusuri lorong griya tawang miliknya, matanya setajam elang dan hatinya berdebar. Antara rasa rindu dan rasa kebingungan menjadi satu. Pria itu berhenti sejenak sebelum membuka pintu kamarnya, di mana pusat dunianya saat ini berada. Lionel ingin bersikap biasa saja dan tidak peduli, namun ia tidak bisa.Memorinya memutar pada kejadian di mana wanita yang pernah merenggut kewarasannya tiba-tiba muncul di hadapannya. Wanita itu pernah menjadi sekeping bagian dari hidupnya, memercik rasa rindu yang membakar seluruh kepalanya. Tanpa mengingat jika ada gadis cantik yang sedang menunggunya membawa kabar baik, anak nakal yang ingin ia selamatkan hidupnya."Mengapa aku bisa secepat itu lupa?" geram Lionel dalam hati. "Maafkan aku Amanda, tapi kau harus pergi."Lionel menyandarkan kepalanya pada tembok di sampingnya, menarik nafas dalam lalu menghembuskannya secara kasar sebelum membuka pintu. Saat pintu itu terbuka, hanya kegelapan yan
"Aku tidak mengerti mengapa kau begitu menginginkan dia.""Bagiku, Amanda memang segalanya." Giorgee berkata ringan sembari menegak segelas americanonya dengan gaya yang angkuh, sementara itu lawan biacaranya—Stevania menatapnya dengan sinis.Kondisi kedai kopi yang mereka tempati siang ini tampak lengang, hanya satu dua penikmat kopi duduk di kejauhan tanpa mau peduli jika di antara mereka ada dua orang yang sedang merencanakan sebuah kejahatan."Katakan padaku, apa yang akan aku dapatkan jika membantu ide gilamu itu, Stevania."Stevania mengulas senyum tipis "Tentu saja Amanda, kau akan mendapatkan anak jalang itu."Giorgee mengangguk "Aku membutuhkan lebih, kau tahu .. pekerjaan ini tidak mudah, aku harus mengkhianati sahabatku." Pria itu menumpukkan kedua lengannya di atas meja "Kau tahu Stevania, aku bisa saja berbalik mengkhianatimu.""Lakukan, dan kau akan kehilangan pelacur kecilmu." Stevania menatapnya murka lalu membuang waja
"Nathanael Daniela menghubungiku.."Raut wajah Lionel menegang saat mendengar nama itu di sebut, tapi Lionel berusaha tetap kalem dan tenang saat bertanya "Untuk apa? aku memintamu membereskan dia.""I do, brengsek. Ini masalahnya .. kau yakin menugaskan anak buahmu untuk membunuh saudara dari kekasihmu?" Diego mendesah lelah "Kami semua siap melakukan perintahmu, Lionel. Akan tetapi kau harus yakin.""Dia menyentuh Amanda, sialan! Dia menyentuh wanitaku, dia bahkan menyakitinya." Suara itu lebih terdengar bagaikan sabetan pisau yang tajam, Diego mematung sejenak melihat ke arah bos sekaligus sahabatnya tersebut, pria yang ia ikuti selama ini. Diego sudah memahami bagaimana watak Lionel jika berurusan dengan siapapun yang berani mengusiknya. Hanya saja, baru kali ini Lionel melakukannya untuk orang lain. Terlebih untuk seorang wanita.Rahang Lionel mengetat, jari-jemarinya terkepal erat. Saat Diego tahu tatapan Lionel tidak bisa lagi di kategorikan bersah
Amanda terbangun dari tidurnya masih dengan perasaan kacau, hari ini harusnya ia berbicara pada Nathanael. Akan tetapi Amanda masih ragu. Tentu saja ragu, karena tanpa di jelaskan pun ia tahu, apa yang ia lakukan bersama Lionel bisa menjadi akhir dari segalanya. Akhir rencananya, akhir karirnya bahkan akhir hidupnya. Sayangnya Amanda terlalu bodoh untuk peduli, semuanya sudah terlambat. Akibat egonya yang tersentil semua menjadi kacau.Jika saja Flynn lah yang datang menemuinya di malam perjodohan, pasti semua tidak akan se rumit ini. Amanda yakin jika ia masih perempuan yang sama se utuh sebelumnya. Anak nakal yang mempermainkan pria untuk bersenang-senang. Bukan anak nakal yang sudah tidur bersama pria dewasa, dan sialnya pria dewasa itu tidak akan melepaskan dirinya. Sejak awal semua sudah salah, mulai saat di adopsi, sampai ia harus menjadi seperti sekarang ini. Dan sialnya semua orang memaksa ia untuk menanggung segalanya.Nathanael..Perut Amanda bagai di
Amanda melangkah dengan berat menuju kamarnya, meninggalkan Nathanael yang sudah asyik bercengkrama dengan Flynn. Tanpa peduli bagaimana raut wajah Amanda yang mendadak gusar. Kepalanya terasa berputar, dan perasaannya menjadi lesu, ia lalu menyalakan sebuah pemanas sebelum merebahkan tubuhnya di ranjang besar yang empuk. Sewaktu ia masih di jakarta hidupnya berjalan dengan baik, meskipun menyandang status sebagai pengangguran dan berkawan dengan teman-temannya yang nakal. Namun hidupnya terasa jauh lebih baik sebelum semuanya berakhir ketika harus pindah Negara. Dia tidak menemukan alasan terbaik untuk menukar hidupnya yang dulu dengan yang sekarang. Amanda tidak tahu bagian mana yang membuatnya seperti orang gila sekarang, kembalinya seorang iblis betina kah atau keputusan Nathanael untuk mempercepat pertunangannya sekarang ini? Fakta-fakta gila ini tentu saja membuatnya lebih dari sekedar depresi, lebih dari itu ia merasa jika sedang di permainkan.
Stevania Daniela. Wanita cantik dengan bola mata bewarna biru terang berambut pirang panjang rahang tegas, dengan wajah angkuh yang nyaris serupa dengan seorang Nathanael Daniela.Ketika Amanda sampai di hadapan wanita yang hanya terpaut empat tahun darinya itu, Amanda tahu jika ia sedang dalam masalah, sialan!wanita itu berhasil membuat amarah tak terkendalinya naik kepermukaan. Jelas sekali jika Amanda merasa tertantang dengan keberadaan seorang Stevania Daniela, belum lagi dengan gestur wanita itu yang tengah memandangnya dengan pemandangan yang menyebalkan."Ah .. selamat datang adik kecil." wanita itu menyeringai dengan merentangkan kedua tangannya seolah menarik Amanda kedalam pelukannya, Amanda tersenyum tipis nyaris berbentuk sebuah garis sinis membalas sambutan yang terdengar di buat-buat dari seorang Stevania."Aku tak mendengar kabar apapun tentang pembebasan mu, Stevi. Bagaimana bisa kau berkeliaran sesuka hati d
"Hahahahaha..""Jangan ketawa lu setan, udah berapa lama lo ngilang, hah?" ketus Has begitu mendengar tawa menggelegar sahabat wanitanya yang baru saja datang dari Brazil beberapa jam yang lalu. Has memberengut sebal bukan main, saat dengan entengnya Amanda meminta mereka untuk datang di kantornya."Baru juga sebulan." jawab Amanda kelewat santai sembari menegak susu strawberry di tangan kanannya tanpa mengalihkan pandangannya terhadap berkas-berkas pekerjaan yang baru saja di kirimkan Paula beberapa menit yang lalu, wanita berkacamata kuno itu memang pantas di berikan apresiasi perihal pekerjaannya. Terbukti dengan seluruh jadwal pertemuan klien hingga laporan akuntan semua tersusun rapih sesuai tanggal dan urutan.Sam memutar bola matanya jengah "Buat apa balik?""Jahat banget sih Sam. Gak kangen gue apa?""Basi!" ketusnya lagi yang di balas kikikan Amanda untuk kesekian kali, Amanda memang harusnya sudah sadar respon seperti apa yang akan di had
Mendekati tengah malam acara yang berlangsung dengan begitu mewah itu semakin terdengar riuh, gelas-gelas berdenting, para pelayan hilir mudik mejajakan berbagai minuman berwarna warni beserta kudapan manis yang bersiap untuk di sajikan, alunan musik waltz juga mulai berganti dengan musik pop jaman sekarang dengan irama sedikit menghentak mengiringi setiap insan yang mulai menggoyangkan tubuhnya lebih keras di pelataran lantai dansa.Beralih ke arah setiap meja tamu yang di penuhi para pebisnis yang membentuk sebuah kelompok dan para wanita wanita sosialita dengan gaya angkuh ikut membuat kelompok bersama sekumpulan—nya, membicarakan trend terbaru masa kini atau hanya sekedar membicarakan berita picisan.Lain lagi dengan kondisi keluarga Gerardo yang menjadi tuan rumah penjamu seluruh manusia kaya di dalam hall ini, mereka tampak hangat bercengkrama hangat satu sama lain. Amanda dan Lionel sudah kembali kedalam hall satu jam yang lalu, sebelum akal se
“Ini..” Lionel menyerahkan sebotol vodka kecil yang berada di balik jasnya kepada Amanda, Amanda yang merasa tubuhnya membeku pun segera menyambar botol tersebut dan meminumnya perlahan hal yang pertama yang ia rasakan adalah rasa panas yang menjalar di kerongkongannya baru di ikuti dengan aroma khas alkohol yang menguar ketika ia menghembuskan nafas. Sebenarnya ia sangat membenci vodka, selain karena rasanya pahit. Efeknya juga sangat luar biasa. Jadi Amanda hanya meneguknya sedikit, itu alternatif yang lebih baik daripada tidak meminumnya sama sekali lalu membeku di tengah tengah pegunungan Andes.Ya pegunungan Andes, Lionel sendiri yang menggendongnya hingga berada di tengah-tengah gunung es ini, atau lebih tepatnya ia sedang berada di sebuah gua es yang berada di pertengahan puncak Andes. Kata Lionel tempat ini adalah tempat dimana biasanya para pendaki beristirahat karena selain memiliki gua es yang indah mereka juga bisa melihat pemandangan kota Pucon dengan