Amanda mengetuk-ketukan jari-jari lentiknya di meja sebuah klub besar di atas sebuah hotel bernama Hollywood Standart, yang benar saja?? Bukanya Nathanael bilang jika pria yang akan di temuinya adalah pria baik-baik? lalu mengapa pria itu memutuskan bertemu di tempat liar Amanda, sebenarnya ia tidak keberatan, senang malah!
Terakhir kali dia ke klub justru berakhir dengan kepindahan dirinya ke Los Angeles, unbelievable, Nathanael dengan semua sifat ditaktornya.
Sebenarnya perjodohan kali ini adalah perjodohan ketiga yang dilakukan Nathanael terhadapnya, pria itu masih saja kekeuh menawar-nawarkan Amanda kesana kemari, hell! tidakkah Nathanael sadar sekuat apapun kuasanya terhadap Amanda, tidak akan ada satupun laki-laki yang akan menang terhadap aura penghancurnya.
Sudah hampir satu jam Amanda menunggu di klub tersebut, tetapi yang di tunggu tak kunjung bersua, di sesapnya sekali lagi tequila di tangan kanannya. Netra cokelat itu mengedar ke seluruh ruangan dan membuatnya sedikit takjub dengan penampilan klub ini, ada dua ruangan yang terpisah, indoor dan outdoor, dimana disisi outdor berjejer meja kursi bundar dan sebuah kolam renang yang langsung menghadap arah kota Los Angeles.
Musik dj berdebam begitu keras menusuk telinga tanpa permisi, lampu kerlap-kerlip dan sorakan gembira di dance floor seolah berteriak menggoda Amanda, tapi ia ingat harus menjaga sikap malam ini. Tapi jam di tangannya sudah menunjukkan tengah malam, "Ck, persetan! Gue gamau nyianyiain malem ini, mau ketemu kenalan sama temen abang kek, mau dapet om-om lain kek, bodo amat."
Dengan langkah riang Amanda turun ke lantai dansa, menyeruak masuk dan menari-nari disana, beberapa laki-laki mencoba menggapai lengan atau pinggang Amanda, ia tak peduli hingga satu lengan kokoh memeluk pinggangnya posesif menjauhkanya dari beberapa kerumunan lapar disana.
"Amanda" bisiknya.
***
Lionel baru sampai di Hollywood Standart tengah malam, pekerjaannya malam ini membuatnya sedikit kuwalahan, orangtuanya benar-benar mendidiknya secara keras jika berurusan dengan bisnis, sampai-sampai lupa harus menggantikan saudaranya malam ini. sudah hampir dua bulan dia selalu mangkir dari perjodohan yang dilakukan terhadap adiknya, tapi malam ini memang sudah tak bisa di nego kembali, apa boleh buat?? Lionel akan menyelesaikan ini dengan cepat dan segera pergi meninggalkan gadis itu dengan mengenaskan.
Lionel berjalan menuju meja bartender, mendapati Seth salah seorang yang ia kenali sedang melakukan atraksi, Lionel melambaikan tangan memanggil Seth.
"Hii bro, bagaimana kabarmu, sudah lama sekali kau tidak kemari, ada apa dengan Las Vegas." seru Seth dengan bersalaman.
"Haha, Las Vegas selalu menyenangkan. "
Seth mengangguk anggukan kepalanya "Ya ya, I see .. apa yang membawamu kemari, Tuan Billionaire? "
Lionel menumpukan punggung di atas meja bartender, matanya mengawasi setiap sudut mencoba mengenali wajah-wajah asing wanita khas Indonesia.
"Apa kau melihat wanita asing malam ini?" Tanya Lionel tanpa mengalihkan pandangannya.
Seth mencoba mengingat ingat, bukan pekerjaan mudah, malam ini mejanya di datangi banyak wanita asing.
"Entahlah, terlalu banyak wanita asing malam ini. Tapi jika kau mencari seseorang, mungkin gadis disana bisa menjadi salah satunya. Yang kudengar, dia datang untuk menunggu seseorang dan oh dia sangat suka tequila." Tunjuk Seth pada seorang gadis yang di kerumuni tiga orang laki laki.
Lionel ternganga "What the... "
Gadis berpakaian mini dan tipis itu sangat lihai menggerak gerakan tubuhnya, Lionel meneguk salivanya kasar, astaga .. wanita seperti apa yang akan di jodohkan dengan Flynn, Nathanael pasti sudah gila memberikan wanita seperti ini kepada Flynn, heh!! Kau akan tahu akibatnya Nathanael!!
Lionel melangkah mendekati gadis berambut panjang di lantai dansa, di sekitar pinggang dan lengannya di gelayuti laki-laki hidung belang, ada perasaan jengkel hinggap di hati Lionel.
Dengan gerakan kasar Lionel mendorong tubuh beberapa tangan lapar di sekitar gadis itu, entah dorongan darimana Lionel melingkarkan lengannya di pinggang gadis itu secara posesif.
"Amanda." bisiknya
Gadis itu membalikkan tubuhnya, menatap Lionel dengan mata sayu, dan wajah memerah khas seseorang yang sedang mabuk. Dan ketika gadis itu sudah berada di pelukannya dengan cepat Lionel menarik tubuh Amanda dari lantai dansa ke arah meja bartender.
"Siapa kau?." Amanda memicingkan mata menatap Lionel lekat-lekat, ia seperti mengenali wajah itu sekilas.
Lionel balik menatap Amanda, sial gadis ini memiliki bibir yang Indah, kini wajahnya mulai terlihat jelas karena pantulan lampu di meja bartender, wajah khas Asia. Dia seperti gambaran wanita yang selalu di inginkan semua pria, bibir penuh mata lebar, kulit halus dan tubuhnya berlekuk sempurna.
Melihatnya seperti ini ia ingin .. Ingin rrrrr ingin apa?, Lionel menggeleng gelengkan kepalanya, guna meyadarkan hasrat di dalam tubuhnya, dia pria normal, dan sebagai pria normal pasti akan bereaksi dengan wanita seperti Amanda.
"Calon tunanganmu." jelasnya sambil tersenyum manis.
Amanda menaikan sisi alisnya, yang benar saja??
"Flynn? " tanya Amanda
Lionel mengernyitkan dahi, oh ya dia ingat malam ini dia harus menyamar sebagai Flynn,
"Ya" jawabnya datar, Amanda tersenyum meringis di depan matanya, seketika itu pula Lionel merasa bumi tempatnya berpijak runtuh. Hanya dengan senyuman, ini gila, sepertinya ia butuh air dingin sekarang .
"Tak kusangka, kukira Nael akan memberikanku pada pria tua berkumis tebal," Amanda bergidik ngeri, tangannya melambai memanggil bartender—hendak memesan minuman.
Lionel mengawasinya dari samping, mengawasi setiap inci lengan Amanda yang menjuntai ke atas kulitnya begitu mulus dan terawat. takkan kurelakan kau untuk Flynn, kau milikku Amanda. Batinnya.
"Ehem" Amanda berdehem membuyarkan pandangan Lionel.
"Jadi kau setuju dengan perjodohan ini?" tanya Amanda
"Tentu saja," Lionel menyeringai.
"Tapi aku tidak." celetuk Amanda santai, kini di tangan kanannya bertengger segelas pinnacolada.
Lionel tercengang dibuatnya, gadis ini menolak bertunangan dengannya? Apa ia tidak salah dengar? Baru kali ini ia mendapat penolakan dari seseorang, dan sialnya ia adalah gadis jalang pula!
"Apa maksudmu?" seru Lionel, nadanya terdengar ketus.
Amanda meilhatnya naik turun dengan dengusan bosan gadis itu kembali menjawab, "Nathanael pasti sudah keracunan bubuk mesiu jika ia sampai menjodohkanku dengan pria bajingan."
"Apa?!" seru Lionel tak percaya.
"Nathanael sudah memberikan sebuah clue kepadaku, lagipula sewaktu di Jakarta Nathanael pernah memperlihatkan wajahmu di forbes, kau Lionel, bukan Flynn." jawabnya datar.
"Kami kembar.."
Amanda menggelengkan kepalanya lalu mengeluarkan ponsel dari tas kecilnya, dan mengetik sesuatu "See, Flynn terlihat lebih kalem dan muda, kau tidak. Akui saja tuan dan kau akan bebas dari tanggung jawab, kau tak perlu lagi berpura-pura jadi tunanganku."
Lionel memandangnya tak berkedip, okay .. Gadis ini menarik.
Namun sedetik kemudian ia mencoba menggelengkan kepalanya, bagaimana bisa seseorang yang begitu angkuh bisa membuatmu tertarik Lionel, come on, batinnya.
"Kau sombong sekali nona, kau pikir siapa dirimu."
"Well, aku hanya menyelamatkanmu karena aku tahu kau pasti tertekan. Kemana pula saudara kembarmu itu? Pengecut sekali dia."
Apa dia baru saja menghina Flynn?? Oh cukup sudah, dia boleh menghina Lionel tapi jangan pernah menghina saudaranya, hanya Lionel yang boleh menghina Flynn.
"Jangan katakan hal buruk tentangnya, ada alasan mengapa ia memintaku datang kemari."
Amanda memalingkan wajahnya, senyumnya terlihat meremehkan "Apapun itu aku tidak peduli, jadi lebih baik kau pergi tuan .. Kita tidak punya urusan." Sahutnya sombong yang langsung membuat emosi Lionel sedikit tersentil.
"Kau terlalu sombong nona, kau harus sedikit saja menjaga mulutmu agar lebih di sukai."
Gadis itu menoleh cepat "Aku tidak butuh di sukai penjahat kelamin sepertimu, Tuan."
"Kau." Lionel menunjuk Amanda dengan satu jari.
"What." Amanda balas menatapnya sengit.
Lionel menarik kasar tangan Amanda, dan menyeretnya keluar menuju pelataran, Amanda sempat meronta, memukul dan mencakar tubuhnya.
Oh tentu saja, bagaimana bisa ia melupakan pesan Flynn bahwa gadis di tangannya ini adalah gadis berandal!!
"Lepaskan atau kau akan menyesal, Lionel!"
Lionel mendorong tubuh kecil Amanda hingga membentur dinding—saat mereka sudah sampai di sudut parkiran dengan pancahayaan minim.
"Apa yang kau .. Hmppphh." belum sempat meneruskan kata katanya, bibirnya sudah bungkam dengan serangan tiba-tiba Lionel, Pria itu menciumnya dengan begitu kasar, Amanda masih bergeming syok dengan apa yang baru saja terjadi, detik berikutnya Amanda membuka mulutnya bertepatan saat Lionel menggigitnya, Amanda bukan gadis bodoh yang tak bisa berciuman, ia bisa .. Tapi siapa memang yang mau mendapatkannya dalam kondisi mengerikan seperti ini.
Amanda sudah hampir kehilangan kendali, jika saja alarm di kepalanya tidak berbunyi begitu kencang memperingatkan tubuhnya, bahaya .. bahaya!
Dengan sentakan keras, Amanda menendang kemaluan Lionel dengan lututnya untuk kemudian mendorong tubuh Lionel menjauh.
Lionel meringis kesakitan hingga bergelung di lantai.
"Sialan. Kau pikir apa yang telah kau lakukan, jalang!"
"Apa?? coba katakan sekali lagi." Saat kesadaran Lionel hampir kembali Amanda menginjak kemaluan Lionel dengan tempo yang lebih keras.
RUSAK SUDAH MASA DEPAN..
Sebelum kemudian ia berlari meninggalkan Lionel yang meraung kesakitanꟷbergelung meringis sejadi-jadinya dengan wajah memerah padam, ia hampir saja mengeluarkan air mata jika saja tidak ingat di mana kini ia berada, seumur-umur semua wanita menyukai ‘anak emasnya’ namun bocah ingusan bernama Amanda justru berani bertindak lebih jauh, gadis itu perlu di beri pelajaran.
"DAMN YOU, AMANDA. AKU BENAR BENAR MEMBENCIMU, KAU TIDAK TAHU BERURUSAN DENGAN SIAPA, AKAN KUHANCURKAN HIDUPMU AMANDA KU PASTIKAN ITU SIALAN!"
"Telephone Flynn dan katakan jika aku menunggunya di DANIELA.LTD." perintah Lionel pada Diego—asisten pribadinya, Lionel masih berada di Los Angeles setelah kejadian memalukan semalam, ia baru bisa kembali ke salah satu kamar hotel Hollywood Standart setelah lebih dari lima belas menit bergelung di lantai basement, wanita bar bar yang bersamanya kemarin sudah sukses membuat moodnya buruk, terbukti dari semalam hingga pagi ini semua orang yang di sekitarnya terkena amukan imbas dari suasana hatinya. Akan kubalas kau Amanda daniela Lionel tersenyum licik ketika sudah sampai di koridor anak perusahaan milik keluarga Daniela, Netra abu-abunya mengedar ke sekitar sebelum pandangannya teralih pada jam tangan yang dikenakannya, Flynn belum juga datang.Dengan menghela nafas kasar, Lionel beranjak menuju lift pribadi dan mengeluarkan ponsel dari saku jasnya hendak menelepon seseorang.Lift terbuka di lantai empat puluh, lantai yang han
"Ini seriusan Nda, abang lo mindahin kita ke Universitas Southern Of California?" Hasri bertanya keheranan di hari ketujuh mereka tinggal di Los-Angeles, Sam dan Hasri masih belum percaya jika Nathanael Daniela benar-benar serius memindahkan mereka berdua untuk menemani Amanda. Dan seakan belum puas membuat kedua manusia tak berdaya itu tercengang, Nathanael mendaftarkan mereka masuk Universitas bergengsi dan memberi mereka akomodasi secara komplit, mulai dari ; penthouse mewah, mobil, macbook serta uang bulanan.Sebenarnya seberapa kaya keluarga Daniela?"Abang lotajirjuga ya Nda, kontras banget sama lo yang keliatankerebanget di kampus." celetuk Sam seraya mengiris tenderloin steak yang baru saja dihidangkan pelayan beberapa menit yang lalu."Yee si pe'a, udah gue bilang berkali kali gue haram makan uang keluarga Daniela secara sadar." tukas Amanda sewot.
Amanda memijit pelan keningnya, sakit kepala yang mendera dari semalam belum juga mereda,Pagi ini ia sudah resmi, menjabat sebagai wakil direktur utama dari Daniela.LTd yang memang sejak dari usia tujuh tahun di gadang-gadang menjadi miliknya, gadis dengan kemeja berwarna putih dan rok span hitam itu tak menyangka jika kini di usianya yang baru menginjak 23 tahun harus berkutat dengan grafik grafik dan angka-angka yang memusingkan kepala. Di mana gadis-gadis seumurannya masih merasakan nikmatnya masa menjadi karyawan muda, atau remaja yang masih asik menonton drama korea hingga menangis dari malam sampai pagi.Amanda membuka lembar demi lembar dokumen yang berisi anual report yang baru saja dikirim akuntan perusahaan lima belas menit yang lalu. Hingga langkah kaki seseorang berhasil mengalihkan pandangan matanya, alisnya bertautan melihat sosok di hadapannya sebelum berujar."Kau ... mau apa kau kemar
Lionel berjalan cepat menuju ruangan Amanda, berkali-kali ia mencoba menelepon gadis itu tapi tak kunjung tersambung, ia mencoba menelepon ke sekertaris Amanda dan hasilnya pun nihil, ‘Amanda sedang tak bisa di ganggu’. Apa-apaan gadis itu memang siapa dirinya hingga tak mau di ganggu.Langkah Lionel terhenti di depan meja sekretaris Amanda, wanita kuno berkacamata itu berusaha menghalangi agar Lionel tak melangkah lebih jauh lagi, dan Lionel hampir saja tertawa melihat bagaimana saat wanita itu pontang-panting menghalangi jalannya."Tunggu Pak, Nona Amanda sedang kedatangan tamu, dan sepertinya ia tidak suka jika—" ucapan sekretaris itu seketika berhenti saat Lionel memberinya tatapan tajam, dari tempatnya berdiri sayup-sayup ia bisa mendengar perbincangan seseorang yang menyebut namanya.Mengabaikan ocehan sekertaris Amanda, Lionel segera melangkah ke arah pintu yang terbuka lebar dan betapa terkejutnya ia saat menemukan dua makhluk rem
"Comprenez madame?"¹ lamunan Amanda buyar begitu suara nyaring memekakkan telinga terdengar tertuju ke arahnya.Di letakkan pena yang sedari tadi ia gigit demi memusatkan atensi pada seseorang berkacamata tua di depan kelas karena Mr. David Gorales—dosen bahasa Perancisnya itu menatapnya kaku.Amanda menghela nafas, menatap sekeliling kelas yang kini juga memusatkan mata kepadanya, menatap dengan pandangan seolah-olah di kepalanya kini baru tumbuh sebuah tanduk rusa."Lain kali kalau mau ngelamun jangan di kelas bahasa Perancis, udah tau sam-sama oon." Has menyikut sikunya—berbisik pelan takut jika kata-kata yang ia keluarkan akan menjadi akhir dunia.Amanda membenci bahasa Perancis, tapi sialnya Has mendaftarkan dirinya secara sepihak di mata kuliah ini, dan apapun itu ia bersumpah tidak akan mengikuti kelas Mr. David di semester berikutnya.Amanda kembali memusatkan perhatiannya pada papan tulis sebelum tuan maha benar i
Amanda tahu ini konyol, ia tahu persis, tapi ia malah tidak peduli. Di letakkannya secangkir teh yang baru saja ia sesap demi memfokuskan mata pada pria di hadapannya. Ya Flynn ada di sana, satu jam lalu pria itu menyusulnya, lalu meminta maaf sebelum akhirnya pria itu mengatakan niat sebenarnya. Apalagi jika bukan 'mengenal Lebih dekat'. Itu adalah hal yang klasik menurut Amanda. Belum lagi, pria bermanik biru itu selalu melihatnya dengan tatapan tertarik dan hal itu mau tidak mau membuatnya ingin memutar bola matanya bosan. Semua pria yang di kenalnya sering memberi tatapan seperti ini, katakanlah yang se buas serigala sampai yang jinak-jinak merpati. Dari yang ia dengar, dan bisa ia nilai. Flynn ternyata pria yang cukup kaya, selain berprofesi sebagi dokter bedah Rumah Sakit kenamaan di New York, pria itu juga memiliki beberapa peternakan kuda di New Zealand. Lupakan soal wajahnya yang memiliki nilai lebih, otak dan dompetnya jauh lebih menarik minat wanita.
Oakwood Miracle Wile Apartemen-Los-Angeles"Kau pikir apa yang telah kau lakukan itu, Lionel!" Itu sapaan pertama Flynn saat Lionel baru memasukiPenthousemereka yang terletak di salah satu pusat kota Los Angeles.Pria itu hanya tertawa geli seolah tak ada yang salah dengan tingkah lakunya, menurutnya mendapatkan rubah kecilnya itu hal yang lumrah, bukan? Mengingat dari awal memang dialah yang memiliki Amanda, di hari saat Flynn tak mau repot-repot menemuinya pada masa perjodohan. Dan mendapati Flynn ikut campur dengan urusan yang seharusnya tidak ada dalam ranahnya, membuat Lionel meradang, dia bahkan tidak ingat jika Lionel memerintahkan pria itu untuk mencium Amanda, tidak ada."Apa memangnya?" Lionel menjawab tak acuh sembari melepaskan kemejanya hendak beranjak ke arah kamar mandi."Jangan kau pikir aku tidak tahu, kau mengklaimnya dengan cara ter-menjijikan lalu merekammnya! Seriously L?? Kau benar-benar—oh a
Pagi ini Amanda baru tersadar dari tidurnya, jika bukan karena Ac yang terlalu dingin mungkin ia masih setia bergelung di dalam selimut-ah ya itu ide yang lebih baik daripada ia harus terbangun hanya untuk mematikan Ac. Ini pasti ulah Samuel yang selalu menggunakan Ac dengan suhu yang sangat rendah. Tanpa membuka kelopak matanya, Amanda kembali beringsut kedalam selimut mencari cari kenyamanan hingga tubuhnya menempel pada tubuh besar seseorang, sejak kapan tubuh kurus Sam menjadi sehangat dan sebesar ini?, sepanjang yang ia ingat, Sam tidak memiliki dada sebesar ini, apalagi ia tidur dalam kondisi tanpa pakaian begini. Laki-laki itu terlalu perfeksionis dalam segala hal bahkan untuk urusan pakaian tidur sekalipun, dan sejak kapan pula Sam memiliki aroma parfum maskulin yang sama dengan-entahlah, aroma ini mengingatkannya pada, Lionel? Tunggu.... "AAAAAAA......" Amanda menjerit-beringsut menjauh dengan tatapan horor ke arah pria yang sama sekali tidak t