Suara ketukan pintu yang terdengar sangat menghebohkan membuat tyaga merasa terganggu. Apalagi diluar sana ada dua orang pria muda sedang berteriak bersahutan.
“GA!!! BUKA PINTUNYA!!! GUE PUNYA BERITA PENTING!!!” Teriak vero.
“IYA!!! BURUAN BUKA!!! KALO BISA SEKALIAN LO PERGI DARI SINI!!!” Sahut bram.
Entah apa maksud kedua orang ini, tapi tyaga benar - benar sudah tidak bisa berkonsentrasi lagi. Dia ingin sekali memaki sahabat dan calon adik iparnya ini. Tapi belum tentu juga makiannya akan membawa kebaikan, siapa yang tahu jika vero dan bram memang benar - benar memiliki berita penting.
Dengan wajah yang sudah ditekuk sempurna, tyaga menggeser kunci grendel dan membuka pintu. Awalnya dia hanya mengeluarkan kepalanya dari pintu, lalu tak berselan
Setelah kejelasan yang kemarin sempat bianca tegaskan pada fareta, dia berusaha bersikap biasa di hari keduanya untuk menemani fareta. Biar bagaimanapun dia tetap menepati janjinya untuk menemani fareta, entah besok dia bisa atau tidak karena masih banyak yang harus bianca lakukan sebelum masuk kuliah lagi.Hari ini mereka berencana pergi ke van gogh museum, bianca hanya mengiyakan saja ide fareta itu. Mungkin memang begitulah cara fareta untuk bisa dekat dengannya. Walaupun dia yakin fareta juga tak begitu mengerti soal lukisan ataupun seni yang sesungguhnya. Karena bianca tahu pasti bahwa dirinya memang tak begitu mengerti makna dibalik sebuah lukisan. Dia hanya suka membaca buku, apapun jenis bukunya. Jadi anggap saja ini adalah bagian untuk mengetes sejauh mana dia memahami beberapa buku tentang lukisan yang pernah dibaca.Seperti biasanya, bianca menghabis
Saat ini ada tiga pria yang sedang duduk dengan wajah serius di kursi meja makan dengan posisi tyaga berada di kursi utama yang biasa ditempati oleh kepala keluarga, kemudian di sebelah kirinya ada vero dan disebelah kanannya ada bram. Wajah tyaga terlihat sangat serius dengan kerutan dalam di kedua alisnya.Tadi kamarnya diketuk dengan sangat keras oleh vero seperti kemarin, kali ini benar - benar hanya vero saja yang berusaha memanggilnya. Tapi ketukan itu pasti membawa berita buruk. Dan ternyata benar, tyaga melihat layar ponsel vero yang sedang menampilkan postingan fareta tentang bianca setelah membuka pintu.“Lo harus berangkat ke Amsterdam deh kayaknya, kak.” kata bram yang memecahkan keheningan.“Lo kira mau keluar negeri bisa langsung berangkat apa?” kali ini vero menimpali. Di
Bianca yang berada di dalam toilet hanya bisa menghembuskan nafasnya berat, dia lupa bahwa didalam sini pasti sangat minim sekali sinyal. Maka dari itu tadi panggilannya sempat terputus secara tiba - tiba. Jika sudah begini bisa dipastikan nantinya bram akan sangat marah karena hal sepele seperti ini. Apalagi sebelum panggilannya terputus mereka sempat membahas fareta.“Pasti salah paham tuh anak!” keluh bianca dengan suara lirih.Kemudian saat sudah keluar dari toilet, tak berselang lama bram kembali menghubunginya. Tapi sayangnya bianca tak bisa menerima panggilan itu karena peraturan yang cukup ketat di dalam museum ini. Saat bram menghubunginya tadi, bianca langsung berusaha menjauh dengan beralasan ke kamar mandi pada fareta. Dengan terburu - buru bianca lari dengan cepat hingga akhirnya dia mengangkat panggilan bram dengan nafas ya
Tyaga sedang berada di pesawat setelah membuat kehebohan karena dia dengan tiba - tiba meminta vero dan bram mencarikan tiket untuknya. Padahal sebelum itu ada perdebatan masalah visa yang terjadi. Hal itu juga melibatkan tyaga. Dia merasa tak bisa berkutik karena masalah itu.Kenyataannya, saat tyaga sudah menemukan lokasi bianca dari laptop yang dia berikan untuknya. Saat itu juga tyaga mengajukan permohonan visa untuk bisa pergi menyusul bianca. Namun sayangnya saat itu permintaan visanya belum mendapatkan persetujuan, jadi tyaga tidak bisa segera menyusul. Kemudian kabar mengenai fareta akhirnya berhembus. Awalnya tyaga merasa terlambat karena fareta datang terlebih dahulu.Apalagi kejadian kemarin benar - benar menghebohkan banyak pihak selain mereka bertiga. Beberapa teman mereka bertanya pada vero mengenai hubungan fareta dengan bianca. Ada yang terkejut
Dengan sisa - sisa tenaganya, bianca membawa sepeda pemberian fareta ke apartemen miliknya. Lalu, setelah masuk dia hanya meletakkannya di dekat pintu masuk. Bianca duduk di kursi meja makan sambil menahan pipinya menggunakan tangan. Tatapannya terus menuju ke arah sepeda itu.Kemudian, dia menghembuskan nafas beratnya dan menggeleng - gelengkan kepala. Setelah itu dia kembali masuk ke dalam kamarnya. Bianca duduk ditepi ranjang kemudian dia menjatuhkan tubuhnya ke belakang. Rasanya ada yang mengganjal di hatinya. Dan semua ini tentunya karena fareta.Drrtt…. Drrtt…Tiba - tiba ponsel bianca bergetar, dia melihat nama bram muncul di layar. Lalu bianca langsung menjawab panggilan itu.‘Hmm.’ Sapa bianca.
Wajah tyaga masih penuh kecurigaan saat melihat pria yang sedang duduk disebelahnya ini. Dia khawatir jika ternyata pria itu memiliki perasaan pada bianca. Bagaimana tidak, sejak tadi dia juga sempat melihat pria itu sedang memperhatikan bianca.“Kau mahasiswa disini juga?” Tiba - tiba tyaga mengajukan pertanyaan kepada pria itu setelah dia diam beberapa saat.“Tidak. Aku sedang berlibur disini.” Jawab si pria dengan wajah yang sangat santai dan datar.“Kau berlibur ? Disini? Di sebuah kampus?” Seolah tak percaya dengan jawaban yang diberikan oleh pria itu, pikiran tyaga terus penuh dengan kecurigaan dan banyak sekali pertanyaan.“Memangnya kenapa? Tidak boleh?” Tanya balik si pria.
“Tuan rayshiva ada di kamar nomor 308.” Kata sang resepsionis dengan senyuman di wajahnya.Entah kenapa dunia bianca terasa berhenti.Ternyata pria tadi benar - benar tyaga. Dia tidak bermimpi ataupun berkhayal. Pria itu benar - benar menemukan keberadaannya. Setelah fareta pergi kenapa sekarang tyaga yang datang ?Ada apa ini ?Mereka seolah tak ingin melepaskan bianca.Mereka tak ingin bianca sendirian disini.Pikiran bianca terus melayang - layang. Dia benar - benar terkejut dan merasa dikhianati oleh dirinya sendiri. Ada rasa bahagia dan juga takut yang sekarang dia rasakan. Ada juga harapan yang bisa bianca lihat karena tyaga ada disini.
Setelah selesai kelas, bianca sempat berbicara dengan teman barunya yang bernama viona. Mereka membicarakan masalah tugas yang diberikan dosen untuk minggu depan. Bianca harus beradaptasi lebih cepat dengan kampusnya. Karena tugas yang diberikan pun pasti jauh berbeda dengan kampusnya yang dulu.Kemudian, tiba - tiba terdengar suara seorang gadis yang menyapa mereka dari arah belakang bianca.“Hai…” terdengar sapaan dari senna.Sontak bianca menolehkan kepalanya, lalu tersenyum. “Oh, hai…” sapanya.“Kau sedang sibuk, ya?” tanya senna pada bianca.“Ah, nggak juga. Setelah ini aku mau pergi kesana.” jawab bianca sambil menunjuk ke sebuah kedai kopi yang berada diseki