Dengan sisa - sisa tenaganya, bianca membawa sepeda pemberian fareta ke apartemen miliknya. Lalu, setelah masuk dia hanya meletakkannya di dekat pintu masuk. Bianca duduk di kursi meja makan sambil menahan pipinya menggunakan tangan. Tatapannya terus menuju ke arah sepeda itu.
Kemudian, dia menghembuskan nafas beratnya dan menggeleng - gelengkan kepala. Setelah itu dia kembali masuk ke dalam kamarnya. Bianca duduk ditepi ranjang kemudian dia menjatuhkan tubuhnya ke belakang. Rasanya ada yang mengganjal di hatinya. Dan semua ini tentunya karena fareta.
Drrtt…. Drrtt…
Tiba - tiba ponsel bianca bergetar, dia melihat nama bram muncul di layar. Lalu bianca langsung menjawab panggilan itu.
‘Hmm.’ Sapa bianca.
Wajah tyaga masih penuh kecurigaan saat melihat pria yang sedang duduk disebelahnya ini. Dia khawatir jika ternyata pria itu memiliki perasaan pada bianca. Bagaimana tidak, sejak tadi dia juga sempat melihat pria itu sedang memperhatikan bianca.“Kau mahasiswa disini juga?” Tiba - tiba tyaga mengajukan pertanyaan kepada pria itu setelah dia diam beberapa saat.“Tidak. Aku sedang berlibur disini.” Jawab si pria dengan wajah yang sangat santai dan datar.“Kau berlibur ? Disini? Di sebuah kampus?” Seolah tak percaya dengan jawaban yang diberikan oleh pria itu, pikiran tyaga terus penuh dengan kecurigaan dan banyak sekali pertanyaan.“Memangnya kenapa? Tidak boleh?” Tanya balik si pria.
“Tuan rayshiva ada di kamar nomor 308.” Kata sang resepsionis dengan senyuman di wajahnya.Entah kenapa dunia bianca terasa berhenti.Ternyata pria tadi benar - benar tyaga. Dia tidak bermimpi ataupun berkhayal. Pria itu benar - benar menemukan keberadaannya. Setelah fareta pergi kenapa sekarang tyaga yang datang ?Ada apa ini ?Mereka seolah tak ingin melepaskan bianca.Mereka tak ingin bianca sendirian disini.Pikiran bianca terus melayang - layang. Dia benar - benar terkejut dan merasa dikhianati oleh dirinya sendiri. Ada rasa bahagia dan juga takut yang sekarang dia rasakan. Ada juga harapan yang bisa bianca lihat karena tyaga ada disini.
Setelah selesai kelas, bianca sempat berbicara dengan teman barunya yang bernama viona. Mereka membicarakan masalah tugas yang diberikan dosen untuk minggu depan. Bianca harus beradaptasi lebih cepat dengan kampusnya. Karena tugas yang diberikan pun pasti jauh berbeda dengan kampusnya yang dulu.Kemudian, tiba - tiba terdengar suara seorang gadis yang menyapa mereka dari arah belakang bianca.“Hai…” terdengar sapaan dari senna.Sontak bianca menolehkan kepalanya, lalu tersenyum. “Oh, hai…” sapanya.“Kau sedang sibuk, ya?” tanya senna pada bianca.“Ah, nggak juga. Setelah ini aku mau pergi kesana.” jawab bianca sambil menunjuk ke sebuah kedai kopi yang berada diseki
“Boleh aku minta nomor ponselmu?” bianca langsung terdiam setelah mendengar pertanyaan yoshua. Dia langsung menaruh perasaan curiga pada pria didepannya ini.“Untuk apa?” tanya bianca dengan tegas untuk apa pria ini meminta nomor ponselnya. Hal ini cukup pribadi menurutnya, jadi untuk memberikan nomor ponsel kepada orang yang baru dikenal menjadi hal yang harus dipertimbangkan.“Aku akan menjelaskannya semua padamu.” kata yoshua. Mendengar hal itu bianca semakin bingung saja.“Menjelaskan? Tentang apa?” tanya bianca lagi.“Kau ingin tau tentang abi, kan?” tanya balik yoshua. Kemudian bianca mengangguk.“Aku bisa menjelaskan tentang abi padamu.” lanjut yos
BUGH!!!Terdengar suara pukulan yang cukup keras hingga tangan bianca terlepas dari genggaman rico. Kemudian bianca melihat pria yang datang membantunya. Dan betapa terkejutnya dia saat melihat yoshua datang menolongnya. Dengan sekali tarikan, pria itu menarik bianca untuk berdiri disampingnya.Lalu, yoshua berdebat dengan rico. Perdebatan mereka ini terdengar cukup alot. Bahkan rico mengira jika tunangan yang bianca maksud adalah yoshua. Orang lain yang melihat atau mendengarnya juga pasti salah paham.Cara yoshua menyelesaikan masalah seperti ini dinilai bianca cukup dewasa. Walaupun tadi sempat ada kekerasan di awal, namun setelah itu yoshua mempertanyakan cara rico untuk mendekati bianca.Tentu saja orang seperti rico tak akan bisa menerimanya dengan mudah, hin
Setelah berjalan bersama, bianca dan yoshua memutuskan untuk minum kopi di sebuah kedai yang berada tak jauh dari restoran sebelumnya. Keduanya kembali duduk berhadapan dengan secangkir kopi di hadapan mereka masing - masing.Entah kenapa bianca terus memikirkan semua yang yoshua katakan tadi. Dia tak bisa mengelak jika ada perasaan nyaman saat bersama dengannya. Bagi bianca yoshua terlihat sangat dewasa dan penuh kasih sayang.Mereka mengobrol selayaknya teman yang sudah berkenalan lama, ada saja bahasan yang bisa mereka jadikan bahan obrolan. Bahkan selama mengobrol dengan yoshua, senyuman terus menghiasi wajan bianca. Padahal gadis itu itu akhir - akhir sangat kesulitan merasakan kebahagiaan dalam hidupnya. Tapi hari ini seolah kesulitan itu hilang entah kemana.“Baiklah, sekarang kau harus menceritakan sem
Bianca masuk ke dalam apartemennya setelah memastikan bahwa tyaga tidak mengikutinya. Dia tidak ingin pria itu mengetahui tempat tinggalnya. Bianca merasakan perasaan yang aneh. Sebenarnya dia merasakan sedikit perasaan bahagia saat melihat tyaga berdiri dihadapannya tadi. Tapi semuanya hancur ketika tyaga justru mempertanyakan hal yang memancing emosi bianca.“Dia masih saja tidak mempercayaiku!!” keluh bianca sendirian saat melepaskan mantelnya.Kemudian dia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Selesai mandi, bianca langsung membuka laptopnya dan mengerjakan tugasnya.Namun, tepat saat layar laptop bianca menyala saat itu juga sebuah notifikasi masuk ke ponsel tyaga.Ketika mendengar sebuah notifikasi yang khusus dipilih tyaga untuk aplikasi
Tyaga memilih kembali ke hotel. Gagal sudah semua usahanya untuk berjalan - jalan dan berdamai dengan dirinya. Karena sepertinya Tuhan tak mengizinkan, dia terus saja terlibat dengan urusan bianca. Sepertinya memang harus seperti itu, kesabaran tyaga benar - benar diuji kali ini. Bahkan saingannya juga masih belum jelas siapa orangnya.Sesampainya di hotel, tyaga kembali mandi karena tubuhnya penuh dengan keringat karena mengejar pria yang katanya bernama abi itu. Selain itu dia juga harus mengancam pria bernama rico karena berani mengganggu bianca. Kemudian dia berada disini sekarang, dibawah guyuran air dingin yang keluar dari shower. Tyaga memejamkan matanya sambil memikirkan semua kejadian yang baru saja terjadi seharian ini.“Kau sepertinya memang suka menguji kesabaranku ya, bi.” kata tyaga dengan suara dingin saat masih berada di kamar mandi.