Keesokan harinya, tyaga memutuskan untuk mengajak bianca kembali ke Amsterdam. Dia merasa semua urusannya di Paris sudah cukup. Selebihnya nanti akan tyaga urus dari jauh saja seperti sebelumnya.Sepanjang perjalanan kembali ke Amsterdam, bianca dan tyaga banyak membicarakan tentang hubungan yoshua dan senna. Mereka khawatir dengan tebakan yang yoshua katakan, tapi disisi lain dia juga bahagia karena mengetahui rencana pria itu untuk melamar senna. Terkadang hal buruk memang datang bersamaan dengan hal baik.Jika tidak begini mungkin yoshua tidak akan segera melamar senna karena banyak sekali pertimbangan.“Apa semua pria memang seperti itu, ray?” tanya bianca saat dia sedang menyandarkan kepalanya dia bahu tyaga.“Seperti itu? Apa maksudnya, bi?”“Mereka akan berjuang dan mengambil keputusan ketika ada pria lain yang mengincar pasangannya.”Tyaga tidak langsung menjawabnya, dia terdiam dan terlihat memikirkannya.“Aku benar, kan?”“Sepertinya sifat manusia saat terdesak selalu begitu
Pagi itu, bianca duduk dengan wajahnya yang terlihat serius. Dia menyatukan kedua tangannya hingga memutih. Sedangkan tyaga sendiri sejak tadi hanya diam sambil berdiri disamping bianca. Kedua orang ini sedang dalam mode menanti giliran untuk mempresentasikan hasil tesis mereka. Kebetulan bianca mendapat giliran kedua dan tyaga mendapat giliran kedua juga namun di ruangan yang berbeda.“Tenanglah, sayang.” kata tyaga pada akhirnya untuk memecahkan keheningan diantara mereka berdua. Dia melakukan itu setelah melihat sebuah cincin yang kemarin akhirnya memberikannya pada bianca.Rencana awal adalah sebuah lamaran romantis yang dipersiapkan oleh tyaga, namun lucunya hal itu gagal karena ulah oma dan mamanya. Hingga akhirnya sebuah kejadian lucu saat makan malam turut menjadi saksi betapa kerasnya usaha seorang tyaga melakukan hal romantis untuk bianca seorang.Jika diingat lagi mungkin mereka berdua akan tertawa bersama, meski begitu kejadian itu juga tidak mudah untuk dilupakan. Sekecil
Sejak panggilan nancy tadi, seharian tyaga penuh kecemasan. Dia berharap yoshua dan senna segera datang, karena bianca menunjukkan tanda - tanda bahaya. Sikapnya sih memang tetap terlihat tenang seperti biasanya. Hanya saja… dari sorot matanya dan bagaimana dia menanggapi tyaga cukup mengintimidasi pria itu. Padahal ide untuk datang ke undangan yang diberikan nancy dari bianca sendiri.Siang mulai berganti malam, sayangnya senna dan yoshua belum menunjukkan tanda - tanda bahwa mereka akan segera datang. Waktu tyaga pun sudah sempit mengingat undangan yang diberikan nancy adalah pukul delapan dan sekarang sudah pukul tujuh. Namun anehnya bianca sejak tadi juga tidak keluar dari kamarnya. Tyaga semakin was - was jika harus mengetuk pintu kamar itu. Dia terjebak di permintaan bianca yang serba salah ini. Lalu, sekitar lima belas menit kemudian ponsel tyaga bergetar yang menunjukkan sebuah pesan masuk.Ga, gue sama senna mungkin datang besok pagi.Sebuah pesan yang sukses membuat tubuh t
“Aku ingin tidur bersamamu, ray.” Kata - kata keramat ini keluar dengan polosnya dari mulut bianca. Lalu, bagaimana dengan tyaga?Tentu saja, jantung pria itu tidak aman karena bekerja sangat keras akibat debaran setelah mendengar kata - kata tunangannya. Dia pria normal, pria mana yang tidak tergoda dengan kata - kata seperti itu?Setelah beberapa detik tyaga akhirnya hanya bisa diam untuk menenangkan debaran dihatinya. Dia tidak boleh tergoda apalagi terkecoh, karena saat ini tyaga tahu bahwa tunangannya itu sedang mabuk. Jika dirinya tergoda, saat tersadar nanti tetap tyaga lah yang akan disalahkan.Untungnya, saat bianca hampir membuka pintu kamar tyaga dia kembali menolehkan kepalanya dan menemukan tunangannya yang hanya berdiri tak jauh darinya.“Ray? Kau kenapa?” tanya bianca sambil berjalan ke arah tyaga.“Aku? A-aku baik - baik saja, bi.”“Kau yakin? Kau ingin bicara denganku?” tanya bianca sambil terus maju ke arah tunangannya itu. Namun sayangnya karena sedang mabuk bianca
Saat ini senna sedang tertawa setelah mendengar semua cerita bianca. Gadis itu benar - benar tidak menyangka bahwa orang seperti bianca bisa melakukan hal gila seperti itu, bahkan yang membuat senna tidak menyangka adalah kenyataan bahwa bisa menggunakan kekerasan untuk memberi pelajaran pada nancy. Itu sangat bukan tipikal bianca sama sekali. “Tertawalah sampai kau puas, sen!!” bianca merajuk karena terus ditertawakan oleh sahabatnya itu.“Untuk kepergianmu kali ini aku pasti menertawakannya, bi. Karena semua kejadian ini sangat lucu, sungguh!” kata senna sambil terus tertawa.“CK! Terlalu banyak tertawa juga bisa diartikan kalau sebenarnya hatimu sedang bersedih.” cibir bianca.Mendengar hal itu entah kenapa langsung berhasil menghentikan tawa senna seketika. Bahkan gadis itu juga meletakkan gelas winenya dimeja. Untuk yang kali ini bianca tidak ikut minum wine karena dia masih trauma dengan kejadian kemarin malam“Mm.. sen, maafkan aku. Kau.. tersinggung, ya?” tanya bianca sambil
Beberapa hari setelah kepulangannya, bianca langsung terjun untuk bekerja di perusahaan milik keluarganya. Dia terlihat sangat sibuk dan terus mengabaikan calon suaminya. Padahal semua orang sekarang ini sedang sibuk mempersiapkan pernikahan mereka, tapi kenyataannya bianca masih terlihat tidak peduli dengan hal itu. Bahkan di mata tyaga, calon istrinya itu bersikap seolah ini bukanlah yang penting.Tyaga masih terus mengikuti keinginan bianca yang menghindarinya, mulai jarang membalas pesan, mengabaikan panggilan teleponnya, dan parahnya saat bertemu atau berpapasan seperti orang asing. Padahal tyaga berusaha menyapanya. Dia masih sabar dan terus berusaha sabar, walaupun di dalam hatinya terkadang tyaga juga kesal. Apalagi dengan keyakinan penuh tyaga menganggap semua ini karena kesalahpahaman saja.Tapi bagaimana caranya dia bisa menjelaskan pada bianca, itu adalah masalah tyaga sekarang. Belum lagi urusan pekerjaannya yang juga menumpuk sekali karena mereka harus mulai mengalihkan
Sekitar satu minggu setelah kejadian malam itu, tyaga sudah melewatinya dengan susah payah. Dia semakin menyibukkan diri dengan bekerja agar bisa melupakan berapa lama lagi dia harus melewati harinya.Kali ini pun tyaga tidak berusaha menghubungi bianca secara intensif seperti sebelumnya. Dia hanya memberikan kabar dan jawaban atas pesan yang bianca kirim mengenai persiapan pernikahan saja.Seperti sore ini, tyaga masih berkutat dengan pekerjaannya sebelum datang ke butik untuk fitting terakhir jas pengantin miliknya bersama bianca. Siang tadi bianca juga mengirimkan pesan untuk mengingatkannya. Tapi tyaga tidak membalas pesan itu. Dia terlalu sibuk hari ini.Untungnya sekretarisnya itu sempat mengingatkan jadi tyaga langsung pergi meninggalkan kantor secepatnya.Setelah perjalan sekitar satu jam lamanya, akhirnya tyaga sampai juga di butik yang dimaksud oleh bianca. Dia masuk dan menemukan mama, oma, nenek, dan calon mama mertuanya disana. “Aga…” panggil oma lisa yang terlihat sanga
Keesokan harinya, tyaga memutuskan untuk tidak pergi ke kantor. Semalam dia kesal pada bianca ditambah sebuah foto yang sengaja dikirim padanya tak lama setelah dia pergi meninggalkan butik.Bagaimana tyaga yakin jika foto itu dikirim dengan sengaja?Karena pengirimnya saja sudah jelas memang sengaja mengirimkannya. Memangnya mau berharap apa jika fareta yang mengirimkan fotonya?Antara ingin mengusiknya atau mulai menggoyahkan hubungannga dengan bianca. Apalagi sebentar lagi mereka akan menikah, rasanya cobaan terus datang menghampiri keduanya.Foto yang dikirim oleh fareta tentu saja foto pertemuan ‘tidak sengaja’ antara dirinya dan bianca kemarin. Ditambah lagi bianca masih menggunakan rok kurang bahannya kemarin, belum lagi jas tyaga hanya bertengger di lengannya begitu saja. Bisa dibayangkan bagaimana penuhnya otak dan hati tyaga dengan rasa curiga dan salah paham, kan?Sedangkan bianca tentu saja tidak mengetahui semua hal itu. Hari - harinya berjalan seperti biasa, dua hari lag