“Aku ingin tidur bersamamu, ray.” Kata - kata keramat ini keluar dengan polosnya dari mulut bianca. Lalu, bagaimana dengan tyaga?Tentu saja, jantung pria itu tidak aman karena bekerja sangat keras akibat debaran setelah mendengar kata - kata tunangannya. Dia pria normal, pria mana yang tidak tergoda dengan kata - kata seperti itu?Setelah beberapa detik tyaga akhirnya hanya bisa diam untuk menenangkan debaran dihatinya. Dia tidak boleh tergoda apalagi terkecoh, karena saat ini tyaga tahu bahwa tunangannya itu sedang mabuk. Jika dirinya tergoda, saat tersadar nanti tetap tyaga lah yang akan disalahkan.Untungnya, saat bianca hampir membuka pintu kamar tyaga dia kembali menolehkan kepalanya dan menemukan tunangannya yang hanya berdiri tak jauh darinya.“Ray? Kau kenapa?” tanya bianca sambil berjalan ke arah tyaga.“Aku? A-aku baik - baik saja, bi.”“Kau yakin? Kau ingin bicara denganku?” tanya bianca sambil terus maju ke arah tunangannya itu. Namun sayangnya karena sedang mabuk bianca
Saat ini senna sedang tertawa setelah mendengar semua cerita bianca. Gadis itu benar - benar tidak menyangka bahwa orang seperti bianca bisa melakukan hal gila seperti itu, bahkan yang membuat senna tidak menyangka adalah kenyataan bahwa bisa menggunakan kekerasan untuk memberi pelajaran pada nancy. Itu sangat bukan tipikal bianca sama sekali. “Tertawalah sampai kau puas, sen!!” bianca merajuk karena terus ditertawakan oleh sahabatnya itu.“Untuk kepergianmu kali ini aku pasti menertawakannya, bi. Karena semua kejadian ini sangat lucu, sungguh!” kata senna sambil terus tertawa.“CK! Terlalu banyak tertawa juga bisa diartikan kalau sebenarnya hatimu sedang bersedih.” cibir bianca.Mendengar hal itu entah kenapa langsung berhasil menghentikan tawa senna seketika. Bahkan gadis itu juga meletakkan gelas winenya dimeja. Untuk yang kali ini bianca tidak ikut minum wine karena dia masih trauma dengan kejadian kemarin malam“Mm.. sen, maafkan aku. Kau.. tersinggung, ya?” tanya bianca sambil
Beberapa hari setelah kepulangannya, bianca langsung terjun untuk bekerja di perusahaan milik keluarganya. Dia terlihat sangat sibuk dan terus mengabaikan calon suaminya. Padahal semua orang sekarang ini sedang sibuk mempersiapkan pernikahan mereka, tapi kenyataannya bianca masih terlihat tidak peduli dengan hal itu. Bahkan di mata tyaga, calon istrinya itu bersikap seolah ini bukanlah yang penting.Tyaga masih terus mengikuti keinginan bianca yang menghindarinya, mulai jarang membalas pesan, mengabaikan panggilan teleponnya, dan parahnya saat bertemu atau berpapasan seperti orang asing. Padahal tyaga berusaha menyapanya. Dia masih sabar dan terus berusaha sabar, walaupun di dalam hatinya terkadang tyaga juga kesal. Apalagi dengan keyakinan penuh tyaga menganggap semua ini karena kesalahpahaman saja.Tapi bagaimana caranya dia bisa menjelaskan pada bianca, itu adalah masalah tyaga sekarang. Belum lagi urusan pekerjaannya yang juga menumpuk sekali karena mereka harus mulai mengalihkan
Sekitar satu minggu setelah kejadian malam itu, tyaga sudah melewatinya dengan susah payah. Dia semakin menyibukkan diri dengan bekerja agar bisa melupakan berapa lama lagi dia harus melewati harinya.Kali ini pun tyaga tidak berusaha menghubungi bianca secara intensif seperti sebelumnya. Dia hanya memberikan kabar dan jawaban atas pesan yang bianca kirim mengenai persiapan pernikahan saja.Seperti sore ini, tyaga masih berkutat dengan pekerjaannya sebelum datang ke butik untuk fitting terakhir jas pengantin miliknya bersama bianca. Siang tadi bianca juga mengirimkan pesan untuk mengingatkannya. Tapi tyaga tidak membalas pesan itu. Dia terlalu sibuk hari ini.Untungnya sekretarisnya itu sempat mengingatkan jadi tyaga langsung pergi meninggalkan kantor secepatnya.Setelah perjalan sekitar satu jam lamanya, akhirnya tyaga sampai juga di butik yang dimaksud oleh bianca. Dia masuk dan menemukan mama, oma, nenek, dan calon mama mertuanya disana. “Aga…” panggil oma lisa yang terlihat sanga
Keesokan harinya, tyaga memutuskan untuk tidak pergi ke kantor. Semalam dia kesal pada bianca ditambah sebuah foto yang sengaja dikirim padanya tak lama setelah dia pergi meninggalkan butik.Bagaimana tyaga yakin jika foto itu dikirim dengan sengaja?Karena pengirimnya saja sudah jelas memang sengaja mengirimkannya. Memangnya mau berharap apa jika fareta yang mengirimkan fotonya?Antara ingin mengusiknya atau mulai menggoyahkan hubungannga dengan bianca. Apalagi sebentar lagi mereka akan menikah, rasanya cobaan terus datang menghampiri keduanya.Foto yang dikirim oleh fareta tentu saja foto pertemuan ‘tidak sengaja’ antara dirinya dan bianca kemarin. Ditambah lagi bianca masih menggunakan rok kurang bahannya kemarin, belum lagi jas tyaga hanya bertengger di lengannya begitu saja. Bisa dibayangkan bagaimana penuhnya otak dan hati tyaga dengan rasa curiga dan salah paham, kan?Sedangkan bianca tentu saja tidak mengetahui semua hal itu. Hari - harinya berjalan seperti biasa, dua hari lag
Tyaga memutuskan untuk pergi ke kantor bianca sesaat setelah mendengar rahasia yang tadi dibagikan oleh bram. Perasaannya campur aduk sekarang, dia tidak tahu harus bingung atau bagaimana. Pokoknya dalam hati tyaga sekarang tidak bisa dijelaskan dengan kata - kata. Bagaimana bisa bianca hamil ?Apa dia benar - benar hamil ?Bagaimana sampai bianca hamil?Sial!!!Semua pertanyaan itu terus menerus memenuhi pikiran tyaga yang kini sedang mengemudikan mobilnya menuju kantor bianca. Sebenarnya dia juga tidak tahu harus berbicara apa pada bianca saat bertemu nanti. Mungkin memulai pembicaraan saja rasanya tyaga juga tidak tahu bagaimana caranya.Sedangkan bram setelah mengatakan hal itu tentu saja jadi ikut bingung, karena menurutnya reaksi calon kakak iparnya ini sulit diartikan. Jika begini kan bram jadi berpikiran yang tidak - tidak. Apalagi kakaknya baru saja bertemu dengan fareta, pikiran buruknya kan jadi semakin menjadi.Tapi rasanya sangat tidak mungk
Sekarang ini ada tiga pria sedang sibuk dengan masing - masing pikiran mereka. Sejak bianca yang menolak kehadirannya tadi, tyaga tentu saja tidak kembali ke kantor. Karena memang hari ini dia tidak ingin pergi bekerja. Akhirnya dia memutuskan untuk menyusul vero dan bram ke cafe. Tyaga menceritakan semua kejadian yang terjadi tadi, tak lupa dia juga menceritakan kehadiran fareta di kantor bianca. Vero yang awalnya hanya pusing karena cerita bram sekarang kepalanya semakin pusing karena cerita tyaga. Padahal vero pikir hubungan bianca dan tyaga ini sudah mulus - mulus saja, apalagi mereka juga akan segera menikah dalam waktu dekat. Lalu masalah seperti ini untuk apa?Vero semakin tidak mengerti saja dengan permasalahan dalam sebuah hubungan. Sepertinya hubungan yang selama ini dia jalani masih di tahap awal saja karena isinya hanya bersenang - senang dan manisnya awal hubungan. Lagipula vero memang tidak pernah menjalin hubungan lebih dari enam bulan saja. Sedangkan bram ma
Pagi ini, tyaga terbangun dengan sedikit kebingungan karena saat dia membuka mata tapi tidak seperti dikamarnya. “Good morning.” Terdengar sapaan tak jauh dari ranjang. Tyaga langsung melihat ke arah sumber suara itu lalu menemukan bianca sedang duduk sambil tersenyum ke arahnya. “Bi…” “Semalam kau demam, ray. Jadi kau menginap di rumahku dan ini kamar bram.” Jelas bianca sebelum tyaga sempat bertanya. “Kau tidak lupa, kan?” Tanya bianca lagi. “Ah… sepertinya kemarin aku hanya ketiduran sebentar di sofa itu.” Kata tyaga. “Memang, tapi saat aku periksa kemarin ternyata kau demam.” Jelas bianca lagi. “Oh… maaf karena merepotkanmu, bi.” Ucap tyaga yang merasa tidak enak. Padahal ini bukan bagian dari rencananya, tapi entah kenapa malah jadi begini. Tak berselang lama pintu kamar kembali terbuka, kali ini wajah bram yang muncul dengan senyuman lebarnya.