Beberapa hari setelah kepulangannya, bianca langsung terjun untuk bekerja di perusahaan milik keluarganya. Dia terlihat sangat sibuk dan terus mengabaikan calon suaminya. Padahal semua orang sekarang ini sedang sibuk mempersiapkan pernikahan mereka, tapi kenyataannya bianca masih terlihat tidak peduli dengan hal itu. Bahkan di mata tyaga, calon istrinya itu bersikap seolah ini bukanlah yang penting.Tyaga masih terus mengikuti keinginan bianca yang menghindarinya, mulai jarang membalas pesan, mengabaikan panggilan teleponnya, dan parahnya saat bertemu atau berpapasan seperti orang asing. Padahal tyaga berusaha menyapanya. Dia masih sabar dan terus berusaha sabar, walaupun di dalam hatinya terkadang tyaga juga kesal. Apalagi dengan keyakinan penuh tyaga menganggap semua ini karena kesalahpahaman saja.Tapi bagaimana caranya dia bisa menjelaskan pada bianca, itu adalah masalah tyaga sekarang. Belum lagi urusan pekerjaannya yang juga menumpuk sekali karena mereka harus mulai mengalihkan
Sekitar satu minggu setelah kejadian malam itu, tyaga sudah melewatinya dengan susah payah. Dia semakin menyibukkan diri dengan bekerja agar bisa melupakan berapa lama lagi dia harus melewati harinya.Kali ini pun tyaga tidak berusaha menghubungi bianca secara intensif seperti sebelumnya. Dia hanya memberikan kabar dan jawaban atas pesan yang bianca kirim mengenai persiapan pernikahan saja.Seperti sore ini, tyaga masih berkutat dengan pekerjaannya sebelum datang ke butik untuk fitting terakhir jas pengantin miliknya bersama bianca. Siang tadi bianca juga mengirimkan pesan untuk mengingatkannya. Tapi tyaga tidak membalas pesan itu. Dia terlalu sibuk hari ini.Untungnya sekretarisnya itu sempat mengingatkan jadi tyaga langsung pergi meninggalkan kantor secepatnya.Setelah perjalan sekitar satu jam lamanya, akhirnya tyaga sampai juga di butik yang dimaksud oleh bianca. Dia masuk dan menemukan mama, oma, nenek, dan calon mama mertuanya disana. “Aga…” panggil oma lisa yang terlihat sanga
Keesokan harinya, tyaga memutuskan untuk tidak pergi ke kantor. Semalam dia kesal pada bianca ditambah sebuah foto yang sengaja dikirim padanya tak lama setelah dia pergi meninggalkan butik.Bagaimana tyaga yakin jika foto itu dikirim dengan sengaja?Karena pengirimnya saja sudah jelas memang sengaja mengirimkannya. Memangnya mau berharap apa jika fareta yang mengirimkan fotonya?Antara ingin mengusiknya atau mulai menggoyahkan hubungannga dengan bianca. Apalagi sebentar lagi mereka akan menikah, rasanya cobaan terus datang menghampiri keduanya.Foto yang dikirim oleh fareta tentu saja foto pertemuan ‘tidak sengaja’ antara dirinya dan bianca kemarin. Ditambah lagi bianca masih menggunakan rok kurang bahannya kemarin, belum lagi jas tyaga hanya bertengger di lengannya begitu saja. Bisa dibayangkan bagaimana penuhnya otak dan hati tyaga dengan rasa curiga dan salah paham, kan?Sedangkan bianca tentu saja tidak mengetahui semua hal itu. Hari - harinya berjalan seperti biasa, dua hari lag
Tyaga memutuskan untuk pergi ke kantor bianca sesaat setelah mendengar rahasia yang tadi dibagikan oleh bram. Perasaannya campur aduk sekarang, dia tidak tahu harus bingung atau bagaimana. Pokoknya dalam hati tyaga sekarang tidak bisa dijelaskan dengan kata - kata. Bagaimana bisa bianca hamil ?Apa dia benar - benar hamil ?Bagaimana sampai bianca hamil?Sial!!!Semua pertanyaan itu terus menerus memenuhi pikiran tyaga yang kini sedang mengemudikan mobilnya menuju kantor bianca. Sebenarnya dia juga tidak tahu harus berbicara apa pada bianca saat bertemu nanti. Mungkin memulai pembicaraan saja rasanya tyaga juga tidak tahu bagaimana caranya.Sedangkan bram setelah mengatakan hal itu tentu saja jadi ikut bingung, karena menurutnya reaksi calon kakak iparnya ini sulit diartikan. Jika begini kan bram jadi berpikiran yang tidak - tidak. Apalagi kakaknya baru saja bertemu dengan fareta, pikiran buruknya kan jadi semakin menjadi.Tapi rasanya sangat tidak mungk
Sekarang ini ada tiga pria sedang sibuk dengan masing - masing pikiran mereka. Sejak bianca yang menolak kehadirannya tadi, tyaga tentu saja tidak kembali ke kantor. Karena memang hari ini dia tidak ingin pergi bekerja. Akhirnya dia memutuskan untuk menyusul vero dan bram ke cafe. Tyaga menceritakan semua kejadian yang terjadi tadi, tak lupa dia juga menceritakan kehadiran fareta di kantor bianca. Vero yang awalnya hanya pusing karena cerita bram sekarang kepalanya semakin pusing karena cerita tyaga. Padahal vero pikir hubungan bianca dan tyaga ini sudah mulus - mulus saja, apalagi mereka juga akan segera menikah dalam waktu dekat. Lalu masalah seperti ini untuk apa?Vero semakin tidak mengerti saja dengan permasalahan dalam sebuah hubungan. Sepertinya hubungan yang selama ini dia jalani masih di tahap awal saja karena isinya hanya bersenang - senang dan manisnya awal hubungan. Lagipula vero memang tidak pernah menjalin hubungan lebih dari enam bulan saja. Sedangkan bram ma
Pagi ini, tyaga terbangun dengan sedikit kebingungan karena saat dia membuka mata tapi tidak seperti dikamarnya. “Good morning.” Terdengar sapaan tak jauh dari ranjang. Tyaga langsung melihat ke arah sumber suara itu lalu menemukan bianca sedang duduk sambil tersenyum ke arahnya. “Bi…” “Semalam kau demam, ray. Jadi kau menginap di rumahku dan ini kamar bram.” Jelas bianca sebelum tyaga sempat bertanya. “Kau tidak lupa, kan?” Tanya bianca lagi. “Ah… sepertinya kemarin aku hanya ketiduran sebentar di sofa itu.” Kata tyaga. “Memang, tapi saat aku periksa kemarin ternyata kau demam.” Jelas bianca lagi. “Oh… maaf karena merepotkanmu, bi.” Ucap tyaga yang merasa tidak enak. Padahal ini bukan bagian dari rencananya, tapi entah kenapa malah jadi begini. Tak berselang lama pintu kamar kembali terbuka, kali ini wajah bram yang muncul dengan senyuman lebarnya.
Hari sudah berganti sore, akhirnya tyaga yang sejak tadi beristirahat karena pengaruh obat itu mulai bangun. Tubuhnya terasa lebih segar. Kepalanya juga sudah tidak pusing. Dia berusaha bangun untuk bersandar di sandaran ranjangnya. Lalu tyaga mengambil ponselnya.Saat kunci ponselnya terbuka, tyaga melihat banyak sekali notifikasi panggilan dari bram, vero, kanu, yoshua, dan sebuah pesan dari bianca. Senyuman langsung menghiasi wajah tyaga karena melihat nama bianca sedang mengirim pesan padanya.Dia membuka pesan itu, lalu membacanya. Senyuman yang tadi menghiasi wajah tyaga itu langsung pudar. Tapi dia berusaha tidak gegabah. Jadi tyaga kembali membaca isi pesannya lagi dan lagi hingga beberapa kali agar dia semakin yakin bahwa bianca sedang bersama fareta. Dan pesan itu sudah dikirim sejak tiga jam yang lalu.SHIT!Tyaga memaki dirinya sendiri karena kalah dengan obat hingga tertidur begitu lama. Setelah itu, tyaga juga membaca pesan
Bianca mulai membuka matanya perlahan, namun dia terkejut ketika menyadari bahwa dirinya sedang berada di tempat yang asing. Sejenak dia berusaha mengingat kejadian terakhir lagi sebelum ada ditempat ini. Setelah itu bianca melihat ke tubuhnya lalu dia kembali bernafas lega karena pakaian yang dipakainya masih sama dengan sebelumnya.Tak berhenti disitu, bianca juga mengecek barang yang dibawanya seperti tas dan ponselnya. Namun sayangnya dia tidak menemukan tas dan juga ponselnya. Bianca sempat panik tapi dia langsung berubah tenang ketika fareta dengan tiba - tiba masuk ke dalam kamar itu.“Bi, kau sudah bangun?” Tanyanya sambil membawa segelas jus jeruk dengan nampan ditangannya.“Sudah.”“Minumlah dulu.” Kata fareta sambil menyerahkan gelas jus je adaa bianca.Tapi bianca merasa curiga dengan minuman buatan farreta, terakhir kali saja dia bisa sampai ditempat ini. Jika kali ini dia minum lagi entah apa yang akan terjadi. Bianca tak bisa membayangkannya, tapi dia juga takut fareta