Bi, maaf malam ini kita tidak bisa makan malam bersama. Aku harus meluruskan semua kesalahpahaman ini. Jadi, makanlah terlebih dulu, jangan menungguku. -Ray-Sebuah catatan dari tyaga ini bukan menenangkan bianca, tapi justru membuatnya berpikiran macam - macam. Dia tidak mengetahui makna dibalik kalimat ‘meluruskan kesalahpahaman’ yang dimaksud oleh tunangannya.Saat ini yang ada dalam otak bianca adalah orang yang sedang ditemui oleh tyaga. Kemungkinannya ada dua, yaitu nancy atau erik. Ingin sekali bianca mengecek sendiri kebenarannya, namun dia tidak memiliki nomor ponsel nancy ataupun erik. “Siapa yang berselera makan setelah membaca ini. Dasar ray sialan!” maki bianca sambil meremas dan membuang asal catatan dari tyaga.Gadis itu langsung kehilangan selera makan, bahkan perutnya terasa kenyang seketika dengan banyak sekali pikiran negatifnya. Bukan salah bianca jika pada akhirnya dia merasa salah paham. Karena tyaga juga tidak menjelaskan bahwa orang yang akan ditemuinya adalah
Keesokan harinya, tyaga memutuskan untuk mengajak bianca kembali ke Amsterdam. Dia merasa semua urusannya di Paris sudah cukup. Selebihnya nanti akan tyaga urus dari jauh saja seperti sebelumnya.Sepanjang perjalanan kembali ke Amsterdam, bianca dan tyaga banyak membicarakan tentang hubungan yoshua dan senna. Mereka khawatir dengan tebakan yang yoshua katakan, tapi disisi lain dia juga bahagia karena mengetahui rencana pria itu untuk melamar senna. Terkadang hal buruk memang datang bersamaan dengan hal baik.Jika tidak begini mungkin yoshua tidak akan segera melamar senna karena banyak sekali pertimbangan.“Apa semua pria memang seperti itu, ray?” tanya bianca saat dia sedang menyandarkan kepalanya dia bahu tyaga.“Seperti itu? Apa maksudnya, bi?”“Mereka akan berjuang dan mengambil keputusan ketika ada pria lain yang mengincar pasangannya.”Tyaga tidak langsung menjawabnya, dia terdiam dan terlihat memikirkannya.“Aku benar, kan?”“Sepertinya sifat manusia saat terdesak selalu begitu
Pagi itu, bianca duduk dengan wajahnya yang terlihat serius. Dia menyatukan kedua tangannya hingga memutih. Sedangkan tyaga sendiri sejak tadi hanya diam sambil berdiri disamping bianca. Kedua orang ini sedang dalam mode menanti giliran untuk mempresentasikan hasil tesis mereka. Kebetulan bianca mendapat giliran kedua dan tyaga mendapat giliran kedua juga namun di ruangan yang berbeda.“Tenanglah, sayang.” kata tyaga pada akhirnya untuk memecahkan keheningan diantara mereka berdua. Dia melakukan itu setelah melihat sebuah cincin yang kemarin akhirnya memberikannya pada bianca.Rencana awal adalah sebuah lamaran romantis yang dipersiapkan oleh tyaga, namun lucunya hal itu gagal karena ulah oma dan mamanya. Hingga akhirnya sebuah kejadian lucu saat makan malam turut menjadi saksi betapa kerasnya usaha seorang tyaga melakukan hal romantis untuk bianca seorang.Jika diingat lagi mungkin mereka berdua akan tertawa bersama, meski begitu kejadian itu juga tidak mudah untuk dilupakan. Sekecil
Sejak panggilan nancy tadi, seharian tyaga penuh kecemasan. Dia berharap yoshua dan senna segera datang, karena bianca menunjukkan tanda - tanda bahaya. Sikapnya sih memang tetap terlihat tenang seperti biasanya. Hanya saja… dari sorot matanya dan bagaimana dia menanggapi tyaga cukup mengintimidasi pria itu. Padahal ide untuk datang ke undangan yang diberikan nancy dari bianca sendiri.Siang mulai berganti malam, sayangnya senna dan yoshua belum menunjukkan tanda - tanda bahwa mereka akan segera datang. Waktu tyaga pun sudah sempit mengingat undangan yang diberikan nancy adalah pukul delapan dan sekarang sudah pukul tujuh. Namun anehnya bianca sejak tadi juga tidak keluar dari kamarnya. Tyaga semakin was - was jika harus mengetuk pintu kamar itu. Dia terjebak di permintaan bianca yang serba salah ini. Lalu, sekitar lima belas menit kemudian ponsel tyaga bergetar yang menunjukkan sebuah pesan masuk.Ga, gue sama senna mungkin datang besok pagi.Sebuah pesan yang sukses membuat tubuh t
“Aku ingin tidur bersamamu, ray.” Kata - kata keramat ini keluar dengan polosnya dari mulut bianca. Lalu, bagaimana dengan tyaga?Tentu saja, jantung pria itu tidak aman karena bekerja sangat keras akibat debaran setelah mendengar kata - kata tunangannya. Dia pria normal, pria mana yang tidak tergoda dengan kata - kata seperti itu?Setelah beberapa detik tyaga akhirnya hanya bisa diam untuk menenangkan debaran dihatinya. Dia tidak boleh tergoda apalagi terkecoh, karena saat ini tyaga tahu bahwa tunangannya itu sedang mabuk. Jika dirinya tergoda, saat tersadar nanti tetap tyaga lah yang akan disalahkan.Untungnya, saat bianca hampir membuka pintu kamar tyaga dia kembali menolehkan kepalanya dan menemukan tunangannya yang hanya berdiri tak jauh darinya.“Ray? Kau kenapa?” tanya bianca sambil berjalan ke arah tyaga.“Aku? A-aku baik - baik saja, bi.”“Kau yakin? Kau ingin bicara denganku?” tanya bianca sambil terus maju ke arah tunangannya itu. Namun sayangnya karena sedang mabuk bianca
Saat ini senna sedang tertawa setelah mendengar semua cerita bianca. Gadis itu benar - benar tidak menyangka bahwa orang seperti bianca bisa melakukan hal gila seperti itu, bahkan yang membuat senna tidak menyangka adalah kenyataan bahwa bisa menggunakan kekerasan untuk memberi pelajaran pada nancy. Itu sangat bukan tipikal bianca sama sekali. “Tertawalah sampai kau puas, sen!!” bianca merajuk karena terus ditertawakan oleh sahabatnya itu.“Untuk kepergianmu kali ini aku pasti menertawakannya, bi. Karena semua kejadian ini sangat lucu, sungguh!” kata senna sambil terus tertawa.“CK! Terlalu banyak tertawa juga bisa diartikan kalau sebenarnya hatimu sedang bersedih.” cibir bianca.Mendengar hal itu entah kenapa langsung berhasil menghentikan tawa senna seketika. Bahkan gadis itu juga meletakkan gelas winenya dimeja. Untuk yang kali ini bianca tidak ikut minum wine karena dia masih trauma dengan kejadian kemarin malam“Mm.. sen, maafkan aku. Kau.. tersinggung, ya?” tanya bianca sambil
Beberapa hari setelah kepulangannya, bianca langsung terjun untuk bekerja di perusahaan milik keluarganya. Dia terlihat sangat sibuk dan terus mengabaikan calon suaminya. Padahal semua orang sekarang ini sedang sibuk mempersiapkan pernikahan mereka, tapi kenyataannya bianca masih terlihat tidak peduli dengan hal itu. Bahkan di mata tyaga, calon istrinya itu bersikap seolah ini bukanlah yang penting.Tyaga masih terus mengikuti keinginan bianca yang menghindarinya, mulai jarang membalas pesan, mengabaikan panggilan teleponnya, dan parahnya saat bertemu atau berpapasan seperti orang asing. Padahal tyaga berusaha menyapanya. Dia masih sabar dan terus berusaha sabar, walaupun di dalam hatinya terkadang tyaga juga kesal. Apalagi dengan keyakinan penuh tyaga menganggap semua ini karena kesalahpahaman saja.Tapi bagaimana caranya dia bisa menjelaskan pada bianca, itu adalah masalah tyaga sekarang. Belum lagi urusan pekerjaannya yang juga menumpuk sekali karena mereka harus mulai mengalihkan
Sekitar satu minggu setelah kejadian malam itu, tyaga sudah melewatinya dengan susah payah. Dia semakin menyibukkan diri dengan bekerja agar bisa melupakan berapa lama lagi dia harus melewati harinya.Kali ini pun tyaga tidak berusaha menghubungi bianca secara intensif seperti sebelumnya. Dia hanya memberikan kabar dan jawaban atas pesan yang bianca kirim mengenai persiapan pernikahan saja.Seperti sore ini, tyaga masih berkutat dengan pekerjaannya sebelum datang ke butik untuk fitting terakhir jas pengantin miliknya bersama bianca. Siang tadi bianca juga mengirimkan pesan untuk mengingatkannya. Tapi tyaga tidak membalas pesan itu. Dia terlalu sibuk hari ini.Untungnya sekretarisnya itu sempat mengingatkan jadi tyaga langsung pergi meninggalkan kantor secepatnya.Setelah perjalan sekitar satu jam lamanya, akhirnya tyaga sampai juga di butik yang dimaksud oleh bianca. Dia masuk dan menemukan mama, oma, nenek, dan calon mama mertuanya disana. “Aga…” panggil oma lisa yang terlihat sanga
“Aku yakin kau datang bulan, Bi.” Kata Tyaga saat mereka tengah menikmati sarapan yang sudah diantarkan ke kamar.“Mungkin saja.” Jawab Bianca sambil mengangkat bahunya cuek. Sejujurnya dia juga baru tahu dan menyadari bahwa selama ini memang hanyalah kesalahpahaman saja. Untung saja tadi suaminya itu membahasnya.Saat Bianca sedang menyendokkan yogurt ke mulutnya, tiba - tiba Tyaga terlihat berdiri dan berjalan menuju ke arah salah satu laci dekat lemari. Lalu dia membawa sebuah surat dan memberikannya pada Bianca.“Coba baca ini, Bi.” Katanya.Walaupun bingung, Bianca tetap menerima surat itu. Dari depannya saja dia bisa melihat bahwa itu adalah sebuah laporan kesehatan dari rumah sakit yang mereka datangi kemarin. Untuk sejenak kedua alis Bianca mengerut.“Ray, kau tidak sedang sakit kan?” Tanyanya. Tyaga pun hanya menggeleng.“Buka aja, Bi. Nanti kamu bisa lihat sendiri isinya.”Bianca menuruti saja, dia membuka dan membaca hasil pemeriksaan yang mereka lakukan kemarin. Lembar pe
“Aku?” Tanya Bianca sambil menunjuk dirinya sendiri.Senyuman penuh rahasia itu nampak jelas di wajah Tyaga.“Jadi? Apa yang sebenarnya terjadi, Ray. Cepat katakan…” rengek Bianca sambil menggoyang - goyangkan lengan Tyaga dengan sangat manjanya.Bukannya menjawab, Tyaga malah mencondongkan bibirnya ke arah Bianca untuk meminta jatah sebelum menceritakan kisah panas mereka. Dengan senang hati Bianca membalas permintaan itu dengan sebuah kecupan. Hal kecil seperti itu ternyata bisa menjadi alat transaksi informasi diantara mereka. “Baiklah, jadi begini ceritanya…”FLASHBACK ON“Ray, aku ingin whisky milikmu.” Kata Bianca.“Tapi, Bi… Tadi kau…”“Sudah minum wine?” Lanjut Bianca, lalu Tyaga mengangguk.“Memangnya kenapa?” Nada bicara Bianca berubah galak.“Kau sudah mabuk, Bi.”“Siapa bilang aku mabuk? Aku sadar, Ray. Lihat ini.” Kata Bianca sambil berusaha berdiri tegak, namun tentu saja hal itu tidak berhasil karena Bianca hampir saja terjatuh lagi jika Tyaga tidak menahan pinggangnya
“Kalau begitu, jangan ditahan Ray! Lakukan sesukamu! Aku sudah menunggunya.” Kata - kata Bianca barusan bak sebuah mantra yang semakin membuat tubuh Tyaga panas.Ciumannya pun sudah mulai menjelajahi leher hingga ke tulang selangka Bianca. Bahkan tanpa Tyaga Sadari dia sudah membuat rambut istrinya semakin berantakan karena ulahnya. Bianca sendiri terus menggelinjang karena sentuhan Tyaga. Dia juga memejamkan matanya sambil menikmati hal yang yang tak bisa dibilang baru. Karena sebelumnya pun mereka pernah saling mencumbu satu sama lain.Semakin lama gerakan Tyaga semakin tak terarah, dia menyentuh semua bagian tubuh Bianca tanpa melewatkan satu pun. Bahkan tali yang menjadi penghubung pakaian tipis itu mulai melorot sampai ke lengan Bianca. Tentunya karena hal itu sebelah gundukan kenyal milik Bianca mulai terekspos.“Ray…” panggil Bianca dengan suara seraknya.“Hm?”“Dingin.” Katanya dengan tubuh bergetar. Menyadari bahwa tubuh mereka setengah telanjang, Tyaga lalu tersenyum dan m
Akhirnya serangkaian acara pernikahan hingga resepsi hari ini usai sudah. Tyaga dan Bianca sekarang berjalan bersama menuju ke arah kamar pengantin yang sudah disiapkan untuk mereka. Kamar yang tadi sudah mereka datangi.Keduanya jalan berdampingan sambil bergandeng tangan. Acara resepsi tadi benar - benar berjalan lancar tanpa adanya kendala. Hal itu membuat Tyaga merasakan kelegaan yang luar biasa. Sejak kehadiran Fareta tadi, sebenarnya Tyaga merasa begitu was - was. Belum lagi gaun istrinya begitu menggoda siapapun yang melihatnya, Tyaga semakin tidak rela jika sampai Fareta juga hadir dan semakin mengaguminya atau mungkin berniat menculiknya lagi. Gila memang pikiran dan ketakutan tuan Tyaga Rayshiva yang terhormat ini!Tadi saja rasanya ingin sekali dia meminta Bianca untuk terus duduk, jadi para tamu undangan dan keluarga yang hadir tidak harus mengagumi kecantikan istrinya. Padahal kan tujuan resepsi ini diadakan untuk bentuk syukur dan juga memperkenalkan hubungan sah mereka
Karena kejadian tadi, akhirnya mau tidak mau tyaga harus kembali membersihkan diri dengan mandi. Apalagi tadi bianca juga sempat melihat beberapa luka di punggung tangan tyaga. Belum lagi kemeja tyaga juga sudah tidak berbentuk lagi. Dan untungnya untuk acara resepsi nanti mereka menggunakan konsep yang berbeda. Jadi tyaga dan bianca menggunakan gaun dan jas tema lain.Sekarang ini bianca dan tyaga berada di kamar pengantin yang sudah dipersiapkan oleh oma, nenek, dan para mama untuk mereka. Tadi tyaga sengaja tidak mengajak bianca kembali ke kamar miliknya karena terlalu banyak orang disana. Dan tyaga tidak ingin menjelaskan apapun.Bianca terlihat duduk di sofa sambil memegang gelas wine sambil menunggu tyaga selesai mandi. Sejenak dia terdiam dan memikirkan semua kejadian yang terjadi selama seharian ini. Tak pernah bianca sangka fareta akan melakukan hal senekat itu padahal dirinya sudah resmi menikah dengan tyaga.Tiba - tiba terdengar suara pintu kamar mandi yang terbuka, tapi b
“Selamat, ga. Kau membuktikan bahwa kau berhasil merebut semua yang aku inginkan!” Orang lain yang mendengarnya saja bisa menilai betapa fareta membenci tyaga dari kata - katanya itu. Bahwa sejak awal dia memang hanya menganggap tyaga adalah saingan yang seimbang untuknya dalam hal apapun. Padahal kenyataan itu begitu berbanding terbalik bagi tyaga. Sejak awal dia menganggap fareta sebagai sahabatnya sama seperti vero. Tapi semenjak adanya masalah diantara mereka karena fareta berusaha merebut bianca, tyaga jadi tersadar akan hal itu.Dengan senyuman terbaiknya tyaga membalas uluran tangan fareta, namun sebelah tangannya langsung menggenggam tangan bianca.“Thanks.” katanya singkat.“Ternyata kau benar - benar menerima bianca dan juga anak dalam kandungannya. Padahal kau belum mengetahui anak siapa itu.” bisik fareta lagi.“Memangnya itu penting ya? Bagi gue yang terpenting adalah bisa bersama bianca selamanya dengan menikahinya.” balas tyaga sambil berbisik juga. Fareta hanya terse
Akhirnya, seseorang yang sangat ditunggu oleh banyak orang mulai menunjukkan tanda - tanda kehadirannya. Sang pengantin wanita yang diantarkan langsung oleh seorang pria yang menjadi cinta pertamanya sejak hari pertamanya lahir ke dunia yaitu sang papa tercinta untuk memasuki area pernikahan. Sedangkan sang pengantin pria yang memang sejak tadi sudah gugup sambil menunggu pujaan hatinya sekarang ini jantungnya semakin berdebar sangat kencang. Apalagi hampir semua orang mulai menolehkan kepala mereka ke arah pintu masuk utama.Tyaga berulang kali menarik nafas dan menghembuskannya untuk menenangkan diri. Ini adalah hari yang sangat dia tunggu selama beberapa tahun belakangan. Mengingat untuk bisa mewujudkan terjadinya hari ini pun cobaan dan rintangan yang harus dia hadapi juga tak mudah.Setiap hubungan memang memiliki ujian dan cobaannya sendiri - sendiri. Tyaga dan bianca sudah menjadi salah satu pasangan yang membuktikan sendiri bahwa mereka bisa melewati semuanya bersama. Selain
Setelah menghabiskan waktu sekitar satu setengah jam untuk bersiap, akhirnya tyaga sudah terlihat sangat rapi, wangi, tampan, dan sangat mempesona dalam balutan jas berwarna hitam. Sebentar lagi dia akan segera resmi menjadi seorang suami untuk bianca. Itu berarti salah satu tujuan dalam hidupnya benar - benar tercapai.Buah kesabaran dan usaha tyaga akan terbayar sebentar lagi. Bianca benar - benar menjadi satu - satunya gadis yang membuatnya jatuh cinta hingga seperti ini. Bahkan jika diingat lagi tak pernah sekalipun tyaga jatuh cinta pada gadis lain.Walaupun ditengah perjalanan sempat muncul sosok bianca renata yang sempat mewarnai hidupnya. Tapi tetap saja bianca renata yang menjadi gadis taruhan tyaga adalah satu orang yang sama dengan bianca grizelle kekasih pertama dan satu - satunya seorang tyaga.Saat ini tyaga sudah keluar dari kamarnya untuk berjalan menuju ke area tempat pernikahannya dengan bianca. Di Tengah jalan ternyata yoshua sudah menunggu sambil duduk di sofa yang
Senna yang melihat bianca pergi setelah memutar kembali rekaman cctv yang yoshua berikan tadi tentu saja langsung menyusul. Dia tahu betul kondisi bianca saat ini, lagipula senna juga tahu bahwa semua ini memang rencana tyaga dan yoshua untuk bianca. Sejak semalam dia memang membantu calon suami sahabatnya itu agar menyudahi kecurigaannya.“Bi… tunggu aku!!” Panggil senna sambil berlari kecil untuk menyusul bianca.Mendengar namanya dipanggil bianca menghentikan langkahnya, lalu dia menarik pergelangan tangan sahabatnya untuk kembali ke kamar. “Aku beritahu saat sudah dikamar, sen.” Namun sayangnya saat sudah berada di kamar ternyata disana sudah ada beberapa orang.“Halo, bianca ya?” Sapa salah satu orang di dalam kamarnya.“Hai…” “Aku karin dan mereka semua adalah timku. Kami ditugaskan oleh nyonya panya dan nyonya kezia untuk mendandanimu.” Jelas seorang wanita yang memperkenalkan dirinya dengan nama karin. Dan ternyata tim MUA yang dipesan mama dan mama mertuanya sudah datang. H