“Kalau begitu kita resmikan saja secepatnya!!” Bianca benar - benar tak bisa menyahuti kata - kata tyaga barusan. Sesaat setelah mendengar ajakan itu dia jadi teringat akan janjinya pada dirinya sendiri. Dia akan menyetujui tanpa banyak pertimbangan dan berpikir lagi. Hanya saja tidak mendadak seperti ini. Sekarang kan dia sedang cemburu, jadi dia belum sempat memikirkan kemungkinan ini akan terjadi lebih cepat.“Bi? Jangan pura - pura nggak denger, ya.” sindir tyaga lagi.“Aku dengar, ray!”“Lalu?”“Lalu?”“Bagaimana dengan ajakanku barusan?” ulang tyaga lagi.“Begini caramu melamarku, ray?” bianca membalik keadaan dengan memberikan pertanyaan lain pada tyaga.“Benar juga.” respon tyaga juga cukup membuat bianca lega.“Nah kan… seharusnya kau lebih mempersiapkannya, ray!”“OKE!! Tunggu saja, bi.” bianca langsung menanggukkan kepala sambil menghembuskan nafasnya lega. Dia berhasil menyelamatkan dirinya dengan mengulur waktu agar tunangannya itu memikirkan cara yang tepat untuk melama
Keesokan harinya, bianca terbangun karena sinar matahari mulai menerobos masuk ke sela - sela gorden. Dia membuka matanya perlahan karena silau, kemudian bianca baru menyadari bahwa tangan sebelah kanannya masih berada dalam genggaman tyaga. Ternyata selama semalaman tangan mereka saling bergandengan. Keduanya tidur bersama di ruang tengah dengan posisi tyaga tidur di bawah dan bianca diatas sofa, jadi bisa dibayangkan bukan tangan yang saling bertaut itu seperti apa ?Ketika bianca ingin melepaskan tangannya dari genggaman tangan tyaga ternyata semakin membuat pria itu menarik tangannya ke dalam pelukannya. Bianca jadi tidak bisa melepaskan karena tidak tega. Apalagi wajah tyaga terlihat sangat tenang dan damai saat tidur seperti ini.Akhirnya bianca memilih menyangga kepalanya dengan sebelah tangannya yang masih bebas untuk memperhatikan wajah sang tunangan tercinta. Kejadian semalam membuatnya teringat dengan cerita oma lisa saat mereka liburan ke Bali bersama saat itu. Bianca jadi
“Bianca?” panggil seorang pria yang kini sedang berdiri tepat di samping bianca. Bahkan pria itu sampai menggoyangkan lengan bianca yang sedang menggantung dan menyangga kepalanya.Ternyata gadis itu sudah mabuk setelah menghabiskan gelas keduanya. Benar - benar mabuk sampai tak sadarkan diri. Bianca tertidur di meja beralaskan lengan tangannya sendiri. Pipinya pun sudah merona, untungnya hari ini dia tidak menggunakan pakaian kurang bahan seperti sebelumnya. Pria itu tidak berhasil menyadarkan bianca, dia juga bingung karena bertemu dengan gadis itu dalam kondisi seperti ini. Padahal ini masih siang hari, apa alasan yang membuat bianca jadi seperti ini? Terlebih mereka bertemu tidak seperti sebelumnya. Jika pertemuan awal mereka di Amsterdam, sekarang mereka bertemu di Paris. Karena sangat khawatir akhirnya pria yang tak lain adalah erik ini memilih untuk duduk saja. Dia memperhatikan wajah cantik bianca yang sedang tertidur karena pengaruh alkohol. Kesan pertama erik saat melihat
Keesokan paginya bianca membuka matanya dengan senyuman. Dia benar - benar tersenyum lebar dan malu sendiri jika teringat kejadian kemarin. Bagaimana tidak hampir saja mereka melakukan hal yang tidak seharusnya terjadi. Untungnya bianca bisa menahan diri begitu pun dengan tyaga yang juga melakukan hal yang sama. Tapi mengingatnya saja entah kenapa membuat bianca malu. Dia merasa jika kejadian semalam sangat lucu sekaligus juga romantis.Karena hal itu bianca jadi berguling - guling di atas ranjang hingga selimut membungkusnya seperti kepompong. Bahkan rambutnya sudah berantakan tak berbentuk, ditambah wajahnya yang merona karena malu hingga terasa panas.Namun tiba - tiba suara pintu terbuka membuat kedua mata saling bertemu dengan tatapan yang cukup aneh. Bagaimana tidak, sekarang ini tyaga sedang berdiri diambang pintu sambil memegang gagang pintu kamar bianca. Sedangkan bianca tentu saja hanya bisa membulatkan matanya karena terkejut ketika melihat tunangannya itu kini sedang berdi
Bi, maaf malam ini kita tidak bisa makan malam bersama. Aku harus meluruskan semua kesalahpahaman ini. Jadi, makanlah terlebih dulu, jangan menungguku. -Ray-Sebuah catatan dari tyaga ini bukan menenangkan bianca, tapi justru membuatnya berpikiran macam - macam. Dia tidak mengetahui makna dibalik kalimat ‘meluruskan kesalahpahaman’ yang dimaksud oleh tunangannya.Saat ini yang ada dalam otak bianca adalah orang yang sedang ditemui oleh tyaga. Kemungkinannya ada dua, yaitu nancy atau erik. Ingin sekali bianca mengecek sendiri kebenarannya, namun dia tidak memiliki nomor ponsel nancy ataupun erik. “Siapa yang berselera makan setelah membaca ini. Dasar ray sialan!” maki bianca sambil meremas dan membuang asal catatan dari tyaga.Gadis itu langsung kehilangan selera makan, bahkan perutnya terasa kenyang seketika dengan banyak sekali pikiran negatifnya. Bukan salah bianca jika pada akhirnya dia merasa salah paham. Karena tyaga juga tidak menjelaskan bahwa orang yang akan ditemuinya adalah
Keesokan harinya, tyaga memutuskan untuk mengajak bianca kembali ke Amsterdam. Dia merasa semua urusannya di Paris sudah cukup. Selebihnya nanti akan tyaga urus dari jauh saja seperti sebelumnya.Sepanjang perjalanan kembali ke Amsterdam, bianca dan tyaga banyak membicarakan tentang hubungan yoshua dan senna. Mereka khawatir dengan tebakan yang yoshua katakan, tapi disisi lain dia juga bahagia karena mengetahui rencana pria itu untuk melamar senna. Terkadang hal buruk memang datang bersamaan dengan hal baik.Jika tidak begini mungkin yoshua tidak akan segera melamar senna karena banyak sekali pertimbangan.“Apa semua pria memang seperti itu, ray?” tanya bianca saat dia sedang menyandarkan kepalanya dia bahu tyaga.“Seperti itu? Apa maksudnya, bi?”“Mereka akan berjuang dan mengambil keputusan ketika ada pria lain yang mengincar pasangannya.”Tyaga tidak langsung menjawabnya, dia terdiam dan terlihat memikirkannya.“Aku benar, kan?”“Sepertinya sifat manusia saat terdesak selalu begitu
Pagi itu, bianca duduk dengan wajahnya yang terlihat serius. Dia menyatukan kedua tangannya hingga memutih. Sedangkan tyaga sendiri sejak tadi hanya diam sambil berdiri disamping bianca. Kedua orang ini sedang dalam mode menanti giliran untuk mempresentasikan hasil tesis mereka. Kebetulan bianca mendapat giliran kedua dan tyaga mendapat giliran kedua juga namun di ruangan yang berbeda.“Tenanglah, sayang.” kata tyaga pada akhirnya untuk memecahkan keheningan diantara mereka berdua. Dia melakukan itu setelah melihat sebuah cincin yang kemarin akhirnya memberikannya pada bianca.Rencana awal adalah sebuah lamaran romantis yang dipersiapkan oleh tyaga, namun lucunya hal itu gagal karena ulah oma dan mamanya. Hingga akhirnya sebuah kejadian lucu saat makan malam turut menjadi saksi betapa kerasnya usaha seorang tyaga melakukan hal romantis untuk bianca seorang.Jika diingat lagi mungkin mereka berdua akan tertawa bersama, meski begitu kejadian itu juga tidak mudah untuk dilupakan. Sekecil
Sejak panggilan nancy tadi, seharian tyaga penuh kecemasan. Dia berharap yoshua dan senna segera datang, karena bianca menunjukkan tanda - tanda bahaya. Sikapnya sih memang tetap terlihat tenang seperti biasanya. Hanya saja… dari sorot matanya dan bagaimana dia menanggapi tyaga cukup mengintimidasi pria itu. Padahal ide untuk datang ke undangan yang diberikan nancy dari bianca sendiri.Siang mulai berganti malam, sayangnya senna dan yoshua belum menunjukkan tanda - tanda bahwa mereka akan segera datang. Waktu tyaga pun sudah sempit mengingat undangan yang diberikan nancy adalah pukul delapan dan sekarang sudah pukul tujuh. Namun anehnya bianca sejak tadi juga tidak keluar dari kamarnya. Tyaga semakin was - was jika harus mengetuk pintu kamar itu. Dia terjebak di permintaan bianca yang serba salah ini. Lalu, sekitar lima belas menit kemudian ponsel tyaga bergetar yang menunjukkan sebuah pesan masuk.Ga, gue sama senna mungkin datang besok pagi.Sebuah pesan yang sukses membuat tubuh t