Setelah mendengar penjelasan dari vero, sesaat kemudian ponsel vero juga kembali menyala. Dia langsung memberikan tanda pada tyaga dan juga bram untuk tidak membicarakan hal yang sebelumnya sudah dia sampaikan tadi. Dia juga menuliskan juga membisikkan sesuatu pada bram kemudian bram meneruskannya pada tyaga.
Lalu, mereka berdua kembali mengobrol seperti biasa. Seolah - olah memang tidak terjadi sesuatu yang mereka ketahui.
“Lo kayaknya udah sembuh, kak?” tanya bram basa - basi.
“Hm, lumayan. Besok gue udah bisa magang lagi.” jawab tyaga sambil memainkan ponselnya.
“Yakin lo?” bram bertaya lagi seolah memastikan kondisi tyaga memang jauh lebih baik dari sebelumnya.
“Yakin. Gue udah di
BAB 110Hari ini tyaga pulang kantor lebih cepat. Sebelum jam lima sore dia sudah menyelesaikan semua pekerjaannya hari ini. Kemudian dia hanya diam dan terbengong memandangi layar laptopnya sambil tersenyum simpul.Namun sayangnya teman kantor yang duduk disampingnya sedang dalam kondisi yang serius. Veri sekarang ini sedang menatap laptop di depannya dengan wajah yang serius, bahkan kedua alisnya juga mengerut sempurna. Tidak biasanya tyaga melihat sikap veri yang serius seperti ini.“Belum selesai?” tanya tyaga sambil tersenyum.“Belum. Lo mau bantuin gue?” tanya veri dengan nada yang terdengar bukan seperti sebuah candaan namun nada perintah.“Enggak, sorry banget sore ini gue udah ada janji.”
Tepat ketika baru saja keluar dari kamar mandi, tyaga mendengar nada dering dari ponselnya. Dia melihat foto dan nama bianca di layarnya. Sebuah senyuman langsung menghiasi wajah tyaga. Jika sekarang ini bianca melihatnya, mungkin dia akan sangat bersyukur memiliki tyaga dalam hidupnya. Bagaimana tidak, sekarang ini tyaga hanya menggunakan handuk untuk menutup bagian bawahnya. Lalu rambutnya yang masih basah juga menetes ke dadanya. Sangat menggoda dan terlihat menawan secara bersamaan.Dalam waktu yang sangat cepat tyaga menggeser layar ponselnya untuk menjawab panggilan dari kekasih tercintanya.‘Halo, sayang?’ sapa tyaga saat di layar ponselnya langsung terlihat wajah bianca yang sedang duduk di sebuah sofa. Sepertinya sekarang gadis itu sedang berada di ruang tengahnya.‘Nggak usah panggil saya
Keesokan harinya, suasana tegang terus menyelimuti divisi utama. Terutama divisi utama pemasaran. Hampir semua karyawan berbisik - bisik disana, apalagi saat veri baru saja datang dan masuk. Semua orang langsung menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan, antara mereka tidak menyangka veri menjadi orang yang sangat sial dalam masalah ini dan mungkin juga sebuah ejekan karena veri terlalu mudah berubah menjadi sangat berprestasi dalam waktu sekejap. Kabar tentang identitas tyaga tentu saja langsung tersebar hampir ke seluruh karyawan di perusahaan sejak kemarin. Mereka membicarakan gosip itu sambil berbisik.Selain veri, pak ryan juga orang yang merasakan perasaan bersalah karena sempat memperlakukan tyaga dengan tidak baik karena ulah veri. Apalagi dia sebagai kepala divisi utama pemasaran. Dan parahnya dia tidak mengetahui siapa anak magang yang ternyata di masa depan adalah atasannya nanti. Ini seper
Enam bulan sudah berlalu dengan begitu cepatnya. Hubungan diantara bianca dan juga tyaga mulai memasuki sebuah babak baru. Apalagi setelah banyak sekali perubahan yang terjadi karena menjalani hubungan jarak jauh dengan perbedaan waktu yang cukup lama membuat mereka berdua jarang berkomunikasi dengan baik akhir - akhir ini. Bahkan belakangan ini, bianca selalu menunggu tyaga memberikan kabar padanya. Pria itu mulai terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Bahkan bukan hanya lupa memberi kabar, mungkin tyaga juga lupa untuk makan karena terlalu banyak sekali pekerjaan yang harus diurusnya.Satu bulan pertamanya masuk ke perusahaan sudah digunakan tyaga untuk belajar dengan sangat giat. Dia benar - benar mempelajari semua proyek dan juga apa saja yang terjadi di perusahaan selama tiga tahun belakangan ini. Bahkan di bulan kedua, tyaga sudah mulai menemukan beberapa alasan yang membuat sebagian proyek pembangunan h
“Kau benar, mungkin aku mulai cemburu padanya.” kata - kata bianca ini akhirnya menarik perhatian senna dan juga yoshua yang sedang mengobrol.“Apa, bi? Coba katakan lagi.” pinta senna yang kini sedang tersenyum sambil menatap bianca.“CK!! Nggak ada! Aku sudah mengatakannya sekali.” tolak bianca dengan wajah yang berubah galak. Dia tidak ingin digoda seperti ini oleh yoshua ataupun senna. Menurutnya ini cukup membuatnya malu karena untuk pertama kalinya dia mengungkapkan bagaimana perasaannya pada orang lain diluar keluarganya.“Bagus, bi!! Sepertinya perasaanmu padanya memang tidak sedangkal itu.” puji yoshua sambil menunjukkan kedua ibu jarinya ke arah bianca.“Lalu?” tanya bianca.
Akhirnya malam itu dilewati dengan amarah diantara keduanya. Hingga saat hari sudah berganti hari, wajah tyaga yang bangun tidur terlihat sangat kusut. Dia semalaman tidak bisa tidur dengan nyenyak, karena pertengkarannya dengan bianca sangat mengganggunya. Tyaga tak pernah semarah ini pada bianca, sungguh!Lagipula bianca yang dulu sangat sulit didekati oleh orang lain, apalagi seorang pria. Tapi sekarang bianca sudah banyak berubah. Gadis itu jadi terlalu ramah sepertinya, karena ini kali kedua tyaga mengetahui bahwa bianca bisa dekat dengan pria lain yang tidak dikenalnya. Masih jelas di ingatan tyaga kejadian saat dirinya menemukan bianca sedang berada di cafe bersama pria yang bernama yoshua. Lalu, sekarang ada pria dengan nama lain lagi yang saling menghubungi dengan bianca di telepon. Mereka ada urusan apa?Apa mereka memang sering saling menghubungi sep
Setelah mengikuti pesan yang dikirimkan oleh kanu, di layar ponsel bianca langsung menampilkan sebuah peta dengan tiga titik yang berada ditempat yang sama. Satu titik adalah nama tyaga, satu titik lain nama kanu, dan satu titik lainnya lagi adalah nama vero. Bianca mencoba mengerti dengan yang sedang dilihatnya sekarang. Apa ini adalah peta yang menunjukkan keberadaan tyaga secara langsung?Karena merasa terlalu penasaran, akhirnya bianca langsung menghubungi kanu. Terdengar beberapa kali nada tersambung yang cukup lama, hingga akhirnya berganti dengan suara kanu.‘Halo, bi?’‘Kak, apa kau sedang bersama dengan tyaga dan vero?’ tanya bianca tanpa basa - basi.‘Iya.’‘Apa yang sedang
Seharian ini sangat kacau untuk bianca, sampai - sampai dia memutuskan untuk tetap berada di apartemennya saja. Sejak mengetahui bahwa tautan yang diberikan kanu adalah sebuah rekaman cctv yang berada di perusahaan dan kantor tyaga, gadis itu menjadi sangat penasaran dengan semua aktivitas yang dilakukan oleh tyaga selama seharian.Untuk pertama kalinya juga bianca melihat wajah sekretaris yang selalu berada disekitar tyaga. Gadis itu terlihat tinggi semampai, wajahnya cukup cantik, berambut panjang, dan warna kulitnya sangat eksotis khas para gadis Indonesia. Entah kenapa melihat penampilan itu, bianca merasa memiliki saingan. Lagi pula sebuah perasaan antara dua orang tidak terlahir hanya dari fisik saja, tapi juga bisa dari rasa nyaman yang diberikan salah satu atau keduanya.Sekarang ini, bianca memperhatikan ponselnya dan layar laptopnya secara bergantian.