Seharian ini sangat kacau untuk bianca, sampai - sampai dia memutuskan untuk tetap berada di apartemennya saja. Sejak mengetahui bahwa tautan yang diberikan kanu adalah sebuah rekaman cctv yang berada di perusahaan dan kantor tyaga, gadis itu menjadi sangat penasaran dengan semua aktivitas yang dilakukan oleh tyaga selama seharian.
Untuk pertama kalinya juga bianca melihat wajah sekretaris yang selalu berada disekitar tyaga. Gadis itu terlihat tinggi semampai, wajahnya cukup cantik, berambut panjang, dan warna kulitnya sangat eksotis khas para gadis Indonesia. Entah kenapa melihat penampilan itu, bianca merasa memiliki saingan. Lagi pula sebuah perasaan antara dua orang tidak terlahir hanya dari fisik saja, tapi juga bisa dari rasa nyaman yang diberikan salah satu atau keduanya.
Sekarang ini, bianca memperhatikan ponselnya dan layar laptopnya secara bergantian.
Sejak panggilan telepon hari itu, tyaga sudah kembali menjadi dia yang biasanya. Tyaga selalu berusaha untuk menghubungi bianca saat ada waktu senggang. Bahkan dia juga terus pergi ke mana pun diantar oleh supir agar tyaga tidak terlalu lelah dan bisa mencuri waktu untuk menghubungi bianca.Sedangkan sekarang ini bianca sudah menikmati liburan musim semi, sejak saat itu dia semakin mendalami kursus baking yang sudah diambilnya bersama senna. Rencananya yoshua ingin membuat sebuah usaha cafe kecil dengan melibatkan senna dan bianca langsung didalamnya, jadi ilmu dari kursus yang diambil kedua gadis ini akan berguna dan tersalurkan. Jadi selama liburan ini mereka bisa memanfaatkannya dengan kegiatan yang produktif.Sebenarnya ini juga dilakukan oleh yoshua karena dia ingin mewujudkan keinginan senna agar bisa memasak untuknya. Walaupun selama ini yoshua tid
Tyaga tertegun setelah mendengar pertanyaan bianca, padahal hal ini adalah sesuatu yang memang diinginkan olehnya. Apalagi setelah panggilan mereka terputus secara sepihak, tyaga sangat yakin bahwa sekarang ini bianca pasti sedang salah paham padanya. Entah kenapa bukannya merasa senang karena bianca menunjukkan perasaan dan emosinya, tyaga justru merasakan perasaan bersalah. Namun, pada akhirnya tyaga hanya bisa menatap kosong layar ponselnya yang sudah gelap.“P-pak, ma-maaf… saya jadi merasa bersalah sama kekasih bapak.” Kata ratih dengan suara takutnya. Sejak menyelesaikan urusan di Bandung tadi, sebenarnya mereka selesai lebih cepat dari perkiraan. Tapi tyaga sengaja mengajak kepala pengawas proyek untuk makan malam bersama terlebih dahulu, alhasil mereka sampai di Jakarta hampir tengah malam. Padahal sebelum - sebelumnya tyaga tidak pernah melakukannya. Belum lagi permintaannya yan
Sekarang ini adalah hari dimana acara soft opening cafe yang diberikan oleh yoshua pada senna dan bianca. Mereka benar - benar sedang sangat sibuk sekarang. Kondisi di dalam dapur tak kalah sibuk dengan banyak sekali orang yang berlalu lalang untung menyiapkan semua bahan untuk menu yang sudah mereka masukkan dalam daftar.Bianca sendiri sekarang ini sedang menata display pastry dan juga cake yang sudah dibuatnya sejak pagi tadi. Beberapa cake ada yang sengaja dibuat oleh bianca sejak kemarin malam. Dia sudah memperkirakan estimasi waktu yang dibutuhkan dan sepertinya memang tidak akan cukup jika semua dibuat pagi ini. Tapi berhubung untuk memanggang pastry jauh lebih cepat, jadi bianca bisa membuatnya pagi ini.Sedangkan yoshua sedang menata meja dengan peralatan makan dan kekasihnya senna sedang merangkai bunga di vas untuk menambah keindahan meja. Mere
“Ray?” panggil bianca dengan setengah berteriak hingga membuat para tamu yang lain melihat ke arah mereka.Sedangkan tyaga yang sudah terbongkar semua penyamarannya hanya bisa berusaha tersenyum pada bianca. “Hai, bi?” sapanya.“Apa yang kau lakukan disini?” tanya bianca yang masih terkejut.“Aku… aku…” tyaga masih memiliki kata yang tepat untuk menjelaskan alasan keberadaannya disini. Tapi untungnya yoshua yang memahami situasi langsung memeluk bahu bianca dan memaksanya duduk dikursi yang berada di hadapan tyaga.“Duduklah, bi. Dan selesaikan semua masalah kalian.” begitu katanya. Kemudian dia tersenyum ke arah tyaga dan mengulurkan tangannya ke arah senna. Didepan tyaga, yoshua menarik senna ke
Pada akhirnya setelah hampir tiga jam tyaga menunggu disekitar cafe, tapi bianca tak kunjung terlihat keluar dari sana. Sekarang jarum jam sudah menunjukkan jam delapan malam kurang lima belas menit dan tyaga masih saja berada ditempat yang sama. Sesekali dia berdiri, kemudian saat lelah dia duduk, lalu mengecek ponselnya karena takut bianca mengirimkan pesan, dan berakhir seperti ini. Dia pulang dengan tangan hampa. Bianca tak ada niat sedikitpun untuk meluruskan semua ini dengannya.Tyaga pun kembali ke hotel tempatnya menginap. Hotel itu adalah hotel yang sama seperti saat pertama kali dia datang ke Amsterdam. Dia menempelkan kartu untuk membuka kunci pintu kamarnya, kemudian masuk dan melemparkan jaketnya ke arah sofa dengan kasar. Tyaga sempat melihat ke arah jendela yang langsung menghadap ke arah jalan utama, dia berharap akan melihat bianca disana. Namun sayangnya harapan tetaplah menjadi harapan.
“Aku mencintaimu, ray.” bisik bianca tepat di samping telinga tyaga. Mendengar hal itu tyaga sontak menguraikan pelukannya dengan bianca. Dia ingin memastikan bahwa bianca benar - benar mengatakan hal yang dinantinya ini.“Bi, katakan sekali lagi?” pinta tyaga yang kini terlihat lebih ceria dari sebelumnya.“Nggak mau!!” Tolak bianca kemudian kembali masuk ke dalam dekapan tyaga. Dengan senang hati dan tangan terbuka dia menyambut bianca dalam pelukannya.Ini mungkin akan menjadi salah satu hari terbaik dalam hidup tyaga karena pada akhirnya dia mendengar secara langsung ungkapan hati bianca.“Baiklah, aku masih punya banyak waktu untuk mendengarnya lagi nanti.” kata tyaga sambil menepuk punggung bianca.
“Bi, would you be mine?” tanya tyaga sambil tersenyum. Bianca yang terkejut hanya bisa menutup mulutnya dengan mata yang mulai berair karena merasa sangat terharu. Dia tidak menyangka tyaga akan melakukan hal semacam ini padanya.Saat tyaga memberikan rangkaian bunga itu, bianca langsung menerimanya dengan dua tangan. Dia melihat tulisan itu sambil menahan haru.“Kapan kau menyiapkan semua ini, ray?” tanya bianca.“Saat kau tidur semalam.” jawabnya.“Terima kasih.” ucapnya sambil mengulurkan tangannya ke arah tyaga. Dengan senang hati tyaga meraih uluran tangan bianca dan menggenggamnya erat.“Jadi… jawaban apa yang kau berikan?”tanya tyaga.
Sekitar satu bulan berlalu begitu saja, besok adalah hari pembukaan cafe untuk umum. Jadi hari ini semua orang sibuk. Bahkan kali ini tyaga pun menjadi salah satu yang sibuk juga. Sejak pagi dia menemani bianca mengecek bahan baku, lalu pergi membeli buah - buahan segar yang baru dipetik hari ini, dan akhirnya kembali ke cafe dan membantu yoshua untuk pengaturan manajemen cafe. Dalam hal ini tyaga terhitung cukup berpengalaman juga, walaupun dia tidak menekuni bidang kuliner tapi tyaga cukup bisa diandalkan untuk urusan pengaturan karyawan serta pekerjaan mereka agar lebih terarah.Beberapa kali tyaga juga ikut mencicipi masakan buatan senna dan bianca, karena hari ini adalah food test terakhir setelah menyempurnakan semua resep sesuai dengan ulasan yang ditulis para tamu undangan. Yoshua juga memberikan beberapa tips agar kedua gadis ini mengkreasikan masakan mereka sesuai dengan lidah orang lokal.
“Aku yakin kau datang bulan, Bi.” Kata Tyaga saat mereka tengah menikmati sarapan yang sudah diantarkan ke kamar.“Mungkin saja.” Jawab Bianca sambil mengangkat bahunya cuek. Sejujurnya dia juga baru tahu dan menyadari bahwa selama ini memang hanyalah kesalahpahaman saja. Untung saja tadi suaminya itu membahasnya.Saat Bianca sedang menyendokkan yogurt ke mulutnya, tiba - tiba Tyaga terlihat berdiri dan berjalan menuju ke arah salah satu laci dekat lemari. Lalu dia membawa sebuah surat dan memberikannya pada Bianca.“Coba baca ini, Bi.” Katanya.Walaupun bingung, Bianca tetap menerima surat itu. Dari depannya saja dia bisa melihat bahwa itu adalah sebuah laporan kesehatan dari rumah sakit yang mereka datangi kemarin. Untuk sejenak kedua alis Bianca mengerut.“Ray, kau tidak sedang sakit kan?” Tanyanya. Tyaga pun hanya menggeleng.“Buka aja, Bi. Nanti kamu bisa lihat sendiri isinya.”Bianca menuruti saja, dia membuka dan membaca hasil pemeriksaan yang mereka lakukan kemarin. Lembar pe
“Aku?” Tanya Bianca sambil menunjuk dirinya sendiri.Senyuman penuh rahasia itu nampak jelas di wajah Tyaga.“Jadi? Apa yang sebenarnya terjadi, Ray. Cepat katakan…” rengek Bianca sambil menggoyang - goyangkan lengan Tyaga dengan sangat manjanya.Bukannya menjawab, Tyaga malah mencondongkan bibirnya ke arah Bianca untuk meminta jatah sebelum menceritakan kisah panas mereka. Dengan senang hati Bianca membalas permintaan itu dengan sebuah kecupan. Hal kecil seperti itu ternyata bisa menjadi alat transaksi informasi diantara mereka. “Baiklah, jadi begini ceritanya…”FLASHBACK ON“Ray, aku ingin whisky milikmu.” Kata Bianca.“Tapi, Bi… Tadi kau…”“Sudah minum wine?” Lanjut Bianca, lalu Tyaga mengangguk.“Memangnya kenapa?” Nada bicara Bianca berubah galak.“Kau sudah mabuk, Bi.”“Siapa bilang aku mabuk? Aku sadar, Ray. Lihat ini.” Kata Bianca sambil berusaha berdiri tegak, namun tentu saja hal itu tidak berhasil karena Bianca hampir saja terjatuh lagi jika Tyaga tidak menahan pinggangnya
“Kalau begitu, jangan ditahan Ray! Lakukan sesukamu! Aku sudah menunggunya.” Kata - kata Bianca barusan bak sebuah mantra yang semakin membuat tubuh Tyaga panas.Ciumannya pun sudah mulai menjelajahi leher hingga ke tulang selangka Bianca. Bahkan tanpa Tyaga Sadari dia sudah membuat rambut istrinya semakin berantakan karena ulahnya. Bianca sendiri terus menggelinjang karena sentuhan Tyaga. Dia juga memejamkan matanya sambil menikmati hal yang yang tak bisa dibilang baru. Karena sebelumnya pun mereka pernah saling mencumbu satu sama lain.Semakin lama gerakan Tyaga semakin tak terarah, dia menyentuh semua bagian tubuh Bianca tanpa melewatkan satu pun. Bahkan tali yang menjadi penghubung pakaian tipis itu mulai melorot sampai ke lengan Bianca. Tentunya karena hal itu sebelah gundukan kenyal milik Bianca mulai terekspos.“Ray…” panggil Bianca dengan suara seraknya.“Hm?”“Dingin.” Katanya dengan tubuh bergetar. Menyadari bahwa tubuh mereka setengah telanjang, Tyaga lalu tersenyum dan m
Akhirnya serangkaian acara pernikahan hingga resepsi hari ini usai sudah. Tyaga dan Bianca sekarang berjalan bersama menuju ke arah kamar pengantin yang sudah disiapkan untuk mereka. Kamar yang tadi sudah mereka datangi.Keduanya jalan berdampingan sambil bergandeng tangan. Acara resepsi tadi benar - benar berjalan lancar tanpa adanya kendala. Hal itu membuat Tyaga merasakan kelegaan yang luar biasa. Sejak kehadiran Fareta tadi, sebenarnya Tyaga merasa begitu was - was. Belum lagi gaun istrinya begitu menggoda siapapun yang melihatnya, Tyaga semakin tidak rela jika sampai Fareta juga hadir dan semakin mengaguminya atau mungkin berniat menculiknya lagi. Gila memang pikiran dan ketakutan tuan Tyaga Rayshiva yang terhormat ini!Tadi saja rasanya ingin sekali dia meminta Bianca untuk terus duduk, jadi para tamu undangan dan keluarga yang hadir tidak harus mengagumi kecantikan istrinya. Padahal kan tujuan resepsi ini diadakan untuk bentuk syukur dan juga memperkenalkan hubungan sah mereka
Karena kejadian tadi, akhirnya mau tidak mau tyaga harus kembali membersihkan diri dengan mandi. Apalagi tadi bianca juga sempat melihat beberapa luka di punggung tangan tyaga. Belum lagi kemeja tyaga juga sudah tidak berbentuk lagi. Dan untungnya untuk acara resepsi nanti mereka menggunakan konsep yang berbeda. Jadi tyaga dan bianca menggunakan gaun dan jas tema lain.Sekarang ini bianca dan tyaga berada di kamar pengantin yang sudah dipersiapkan oleh oma, nenek, dan para mama untuk mereka. Tadi tyaga sengaja tidak mengajak bianca kembali ke kamar miliknya karena terlalu banyak orang disana. Dan tyaga tidak ingin menjelaskan apapun.Bianca terlihat duduk di sofa sambil memegang gelas wine sambil menunggu tyaga selesai mandi. Sejenak dia terdiam dan memikirkan semua kejadian yang terjadi selama seharian ini. Tak pernah bianca sangka fareta akan melakukan hal senekat itu padahal dirinya sudah resmi menikah dengan tyaga.Tiba - tiba terdengar suara pintu kamar mandi yang terbuka, tapi b
“Selamat, ga. Kau membuktikan bahwa kau berhasil merebut semua yang aku inginkan!” Orang lain yang mendengarnya saja bisa menilai betapa fareta membenci tyaga dari kata - katanya itu. Bahwa sejak awal dia memang hanya menganggap tyaga adalah saingan yang seimbang untuknya dalam hal apapun. Padahal kenyataan itu begitu berbanding terbalik bagi tyaga. Sejak awal dia menganggap fareta sebagai sahabatnya sama seperti vero. Tapi semenjak adanya masalah diantara mereka karena fareta berusaha merebut bianca, tyaga jadi tersadar akan hal itu.Dengan senyuman terbaiknya tyaga membalas uluran tangan fareta, namun sebelah tangannya langsung menggenggam tangan bianca.“Thanks.” katanya singkat.“Ternyata kau benar - benar menerima bianca dan juga anak dalam kandungannya. Padahal kau belum mengetahui anak siapa itu.” bisik fareta lagi.“Memangnya itu penting ya? Bagi gue yang terpenting adalah bisa bersama bianca selamanya dengan menikahinya.” balas tyaga sambil berbisik juga. Fareta hanya terse
Akhirnya, seseorang yang sangat ditunggu oleh banyak orang mulai menunjukkan tanda - tanda kehadirannya. Sang pengantin wanita yang diantarkan langsung oleh seorang pria yang menjadi cinta pertamanya sejak hari pertamanya lahir ke dunia yaitu sang papa tercinta untuk memasuki area pernikahan. Sedangkan sang pengantin pria yang memang sejak tadi sudah gugup sambil menunggu pujaan hatinya sekarang ini jantungnya semakin berdebar sangat kencang. Apalagi hampir semua orang mulai menolehkan kepala mereka ke arah pintu masuk utama.Tyaga berulang kali menarik nafas dan menghembuskannya untuk menenangkan diri. Ini adalah hari yang sangat dia tunggu selama beberapa tahun belakangan. Mengingat untuk bisa mewujudkan terjadinya hari ini pun cobaan dan rintangan yang harus dia hadapi juga tak mudah.Setiap hubungan memang memiliki ujian dan cobaannya sendiri - sendiri. Tyaga dan bianca sudah menjadi salah satu pasangan yang membuktikan sendiri bahwa mereka bisa melewati semuanya bersama. Selain
Setelah menghabiskan waktu sekitar satu setengah jam untuk bersiap, akhirnya tyaga sudah terlihat sangat rapi, wangi, tampan, dan sangat mempesona dalam balutan jas berwarna hitam. Sebentar lagi dia akan segera resmi menjadi seorang suami untuk bianca. Itu berarti salah satu tujuan dalam hidupnya benar - benar tercapai.Buah kesabaran dan usaha tyaga akan terbayar sebentar lagi. Bianca benar - benar menjadi satu - satunya gadis yang membuatnya jatuh cinta hingga seperti ini. Bahkan jika diingat lagi tak pernah sekalipun tyaga jatuh cinta pada gadis lain.Walaupun ditengah perjalanan sempat muncul sosok bianca renata yang sempat mewarnai hidupnya. Tapi tetap saja bianca renata yang menjadi gadis taruhan tyaga adalah satu orang yang sama dengan bianca grizelle kekasih pertama dan satu - satunya seorang tyaga.Saat ini tyaga sudah keluar dari kamarnya untuk berjalan menuju ke area tempat pernikahannya dengan bianca. Di Tengah jalan ternyata yoshua sudah menunggu sambil duduk di sofa yang
Senna yang melihat bianca pergi setelah memutar kembali rekaman cctv yang yoshua berikan tadi tentu saja langsung menyusul. Dia tahu betul kondisi bianca saat ini, lagipula senna juga tahu bahwa semua ini memang rencana tyaga dan yoshua untuk bianca. Sejak semalam dia memang membantu calon suami sahabatnya itu agar menyudahi kecurigaannya.“Bi… tunggu aku!!” Panggil senna sambil berlari kecil untuk menyusul bianca.Mendengar namanya dipanggil bianca menghentikan langkahnya, lalu dia menarik pergelangan tangan sahabatnya untuk kembali ke kamar. “Aku beritahu saat sudah dikamar, sen.” Namun sayangnya saat sudah berada di kamar ternyata disana sudah ada beberapa orang.“Halo, bianca ya?” Sapa salah satu orang di dalam kamarnya.“Hai…” “Aku karin dan mereka semua adalah timku. Kami ditugaskan oleh nyonya panya dan nyonya kezia untuk mendandanimu.” Jelas seorang wanita yang memperkenalkan dirinya dengan nama karin. Dan ternyata tim MUA yang dipesan mama dan mama mertuanya sudah datang. H