“Bi, would you be mine?” tanya tyaga sambil tersenyum. Bianca yang terkejut hanya bisa menutup mulutnya dengan mata yang mulai berair karena merasa sangat terharu. Dia tidak menyangka tyaga akan melakukan hal semacam ini padanya.
Saat tyaga memberikan rangkaian bunga itu, bianca langsung menerimanya dengan dua tangan. Dia melihat tulisan itu sambil menahan haru.
“Kapan kau menyiapkan semua ini, ray?” tanya bianca.
“Saat kau tidur semalam.” jawabnya.
“Terima kasih.” ucapnya sambil mengulurkan tangannya ke arah tyaga. Dengan senang hati tyaga meraih uluran tangan bianca dan menggenggamnya erat.
“Jadi… jawaban apa yang kau berikan?”tanya tyaga.
Sekitar satu bulan berlalu begitu saja, besok adalah hari pembukaan cafe untuk umum. Jadi hari ini semua orang sibuk. Bahkan kali ini tyaga pun menjadi salah satu yang sibuk juga. Sejak pagi dia menemani bianca mengecek bahan baku, lalu pergi membeli buah - buahan segar yang baru dipetik hari ini, dan akhirnya kembali ke cafe dan membantu yoshua untuk pengaturan manajemen cafe. Dalam hal ini tyaga terhitung cukup berpengalaman juga, walaupun dia tidak menekuni bidang kuliner tapi tyaga cukup bisa diandalkan untuk urusan pengaturan karyawan serta pekerjaan mereka agar lebih terarah.Beberapa kali tyaga juga ikut mencicipi masakan buatan senna dan bianca, karena hari ini adalah food test terakhir setelah menyempurnakan semua resep sesuai dengan ulasan yang ditulis para tamu undangan. Yoshua juga memberikan beberapa tips agar kedua gadis ini mengkreasikan masakan mereka sesuai dengan lidah orang lokal.
Keesokan paginya, bianca mengantarkan tyaga ke bandara. Kebetulan penerbangan yang tyaga ambil adalah sore hari waktu Amsterdam. Jadi pagi harinya mereka masih bisa menghabiskan waktu bersama untuk sarapan. Lalu sekitar pukul tiga sore ketika mereka sampai, tyaga langsung mengurus semua koper agar segera masuk bagasi sekaligus melakukan check in, barulah setelah itu dia kembali keluar untuk menemui bianca yang masih menunggunya.“Sayang?” panggil tyaga saat sudah berada dekat dengan bianca. Gadis yang sejak tadi sedang menatap layar ponselnya itu langsung mengangkat kepalanya ke arah pria yang sedang berdiri di depannya itu.“Udah beres semuanya?” pertanyaan bianca dijawab anggukan kepala oleh tyaga.“Kau ingin minum kopi dulu?” tanya tyaga.
Setelah kepergian tyaga yang kembali ke Indonesia, bianca pun akhirnya juga kembali menjalani kehidupannya seperti sebelum kedatangan tyaga. Kondisinya juga jauh lebih baik daripada yang sebelumnya. Dan ternyata memang tidak begitu sulit seperti dalam bayangannya. Tadinya bianca berpikir bahwa hubungan jarak jauh ini akan terasa berat. Kenyataan tentang keberadaan tyaga disekitarnya meskipun tidak terlalu lama namun cukup membuatnya merasa sedikit bergantung pada pria itu. Rasanya memang cukup kehilangan di awal karena harus kembali sendiri, namun kehidupan harus terus berlanjut.Di belahan dunia lain, tyaga juga kembali menjalani rutinitas kerjanya yang cukup padat dan juga sangat sibuk mengingat dia sudah pergi meninggalkan kantor cukup lama. Ya… walaupun selama dia pergi tyaga masih tetap melakukan pekerjaan yang bisa dikerjakan dari jauh, tapi tetap saja hasilnya tidak akan sama seperti saat keh
Akhirnya setelah hampir satu tahun bianca pergi meninggalkan rumah untuk mengejar impiannya sampai ke negeri kincir angin, sekarang ini dia sudah kembali menginjakkan kakinya kembali ke negara tercintanya. Bianca baru saja turun dari pesawat dan sedang menunggu bram yang mengantri untuk mengambil koper. Kedua tangan bianca masuk ke dalam kantong jaketnya, sedangkan kacamata yang sejak tadi dia pakai sudah dia letakkan diatas kepalanya. Wajahnya yang tidak memakai makeup sama sekali karena terburu - buru saat berangkat masih terlihat sangat cantik, meskipun bianca sudah menempuh perjalanan panjang. Sambil menunggu bianca melihat ke sekitar ruang pengambilan koper di tempat kedatangan internasional.Kemudian, tak berselang lama terlihat bram yang sedang membawa koper disamping kiri dan kanannya sedang berjalan ke arah bianca.“Ayo…” ajaknya den
Saat makan malam, semua anggota keluarga grizzele berkumpul untuk makan bersama. Suasananya jauh lebih hangat disana. Sangat berbeda dengan kejadian terakhir yang akhirnya membuat bianca memutuskan untuk menyetujui bujukan bram agar kembali pulang. Banyak sekali menu makanan kesukaan bianca yang dihidangkan di meja. Makan malam ini benar - benar dipersiapkan khusus untuknya.“Makan yang banyak, sayang.” kata andra pada putrinya.“Iya, pa.”Akhirnya hanya terdengar suara sendok dan garpu yang sangat mendominasi di meja makan karena belum ada pembicaraan diantara mereka. Bahkan bram yang biasanya paling berisik pun hanya diam dan menikmati makanannya dengan tenang. Kondisi ini bertahan hingga semua orang sudah menyelesaikan makan malam mereka. Sekarang adalah waktunya untuk hidangan pencu
Setelah berbicara secara serius dengan sang nenek, akhirnya bianca dan juga nenek laras berjalan berdampingan untuk masuk ke dalam. Saat berada di ambang pintu yang memisahkan antara luar dan dalam, bianca langsung bisa menemukan sosok tyaga yang sedang duduk bersama papanya. Sepertinya kedua pria itu sedang membicarakan urusan pekerjaan. Disaat bersamaan tyaga pun menyadari kehadiran bianca. Andra pun bisa memahami situasi ini, jadi dia memutuskan untuk berhenti berbicara.“Om ke ruang kerja dulu.” katanya saat berdiri untuk memberikan waktu pada putri dan calon menantunya itu. Tyaga pun merespon dengan sopan dan tersenyum. Setelah itu, dia berjalan ke arah bianca.“Good morning, bi.” sapa tyaga sambil mengulurkan tangan untuk mengusap lembut kepala sang kekasih.“Good morning, ray.&rd
Keesokan paginya, seperti biasa bianca bangun pagi lalu langsung bersiap - siap. Kali ini persiapannya dilakukan jauh lebih baik dari hari biasanya. Dia memakai beberapa layer parfum di tubuhnya, kemudian ada makeup sederhana di wajahnya, dan juga rambut yang sengaja di tata dengan model keriting yang terlihat alami. Sangat cocok sekali dipadukan dengan pakaian yang bianca pakai hari ini. Ketika baru turun, semua mata penghuni rumah langsung tertuju kepadanya. Biasanya bianca jarang berdandan bahkan terkesan seperti keberatan untuk keluar rumah.“Sayang, kau terlihat sangat cantik!!” puji sang papa yang terdengar sangat antusias melihat putri cantiknya.“Iya nih, anak gadis mama mau pergi ya?” timpal kezia yang ikut bertanya sekaligus menggoda putrinya.“Gila!! Kau menyemprotkan satu bo
Dengan kekuatan banyaknya relasi yang dimiliki keluarga bianca dan tyaga, persiapan pertunangan mereka yang seharusnya dilakukan sejak minggu lalu itu akhirnya selesai hanya dalam waktu dua hari saja. Bahkan yang tidak pernah disangka adalah masalah gaun yang akan dipakai oleh bianca dalam acara ternyata sudah lama dipersiapkan terlebih dulu oleh oma lisa dan neneknya. Jadi bianca hanya memiliki tugas memilih model gaun mana yang sesuai dengan seleranya. Sedangkan untuk cincin pertunangan, sebenarnya tyaga juga sudah memilih beberapa desain model cincin yang sesuai dengan selera bianca, jadi lagi - lagi bianca hanya bertugas untuk memilih sesuai dengan seleranya saja. Selain itu semua urusan lain sudah diatur dengan sangat baik dan rapi oleh para orang tua dan nenek mereka. Karena sesungguhnya pertunangan ini memang sangat diharapkan terjadi oleh dua keluarga.Tapi sayangnya sampai detik ini, tyaga masih b
“Aku yakin kau datang bulan, Bi.” Kata Tyaga saat mereka tengah menikmati sarapan yang sudah diantarkan ke kamar.“Mungkin saja.” Jawab Bianca sambil mengangkat bahunya cuek. Sejujurnya dia juga baru tahu dan menyadari bahwa selama ini memang hanyalah kesalahpahaman saja. Untung saja tadi suaminya itu membahasnya.Saat Bianca sedang menyendokkan yogurt ke mulutnya, tiba - tiba Tyaga terlihat berdiri dan berjalan menuju ke arah salah satu laci dekat lemari. Lalu dia membawa sebuah surat dan memberikannya pada Bianca.“Coba baca ini, Bi.” Katanya.Walaupun bingung, Bianca tetap menerima surat itu. Dari depannya saja dia bisa melihat bahwa itu adalah sebuah laporan kesehatan dari rumah sakit yang mereka datangi kemarin. Untuk sejenak kedua alis Bianca mengerut.“Ray, kau tidak sedang sakit kan?” Tanyanya. Tyaga pun hanya menggeleng.“Buka aja, Bi. Nanti kamu bisa lihat sendiri isinya.”Bianca menuruti saja, dia membuka dan membaca hasil pemeriksaan yang mereka lakukan kemarin. Lembar pe
“Aku?” Tanya Bianca sambil menunjuk dirinya sendiri.Senyuman penuh rahasia itu nampak jelas di wajah Tyaga.“Jadi? Apa yang sebenarnya terjadi, Ray. Cepat katakan…” rengek Bianca sambil menggoyang - goyangkan lengan Tyaga dengan sangat manjanya.Bukannya menjawab, Tyaga malah mencondongkan bibirnya ke arah Bianca untuk meminta jatah sebelum menceritakan kisah panas mereka. Dengan senang hati Bianca membalas permintaan itu dengan sebuah kecupan. Hal kecil seperti itu ternyata bisa menjadi alat transaksi informasi diantara mereka. “Baiklah, jadi begini ceritanya…”FLASHBACK ON“Ray, aku ingin whisky milikmu.” Kata Bianca.“Tapi, Bi… Tadi kau…”“Sudah minum wine?” Lanjut Bianca, lalu Tyaga mengangguk.“Memangnya kenapa?” Nada bicara Bianca berubah galak.“Kau sudah mabuk, Bi.”“Siapa bilang aku mabuk? Aku sadar, Ray. Lihat ini.” Kata Bianca sambil berusaha berdiri tegak, namun tentu saja hal itu tidak berhasil karena Bianca hampir saja terjatuh lagi jika Tyaga tidak menahan pinggangnya
“Kalau begitu, jangan ditahan Ray! Lakukan sesukamu! Aku sudah menunggunya.” Kata - kata Bianca barusan bak sebuah mantra yang semakin membuat tubuh Tyaga panas.Ciumannya pun sudah mulai menjelajahi leher hingga ke tulang selangka Bianca. Bahkan tanpa Tyaga Sadari dia sudah membuat rambut istrinya semakin berantakan karena ulahnya. Bianca sendiri terus menggelinjang karena sentuhan Tyaga. Dia juga memejamkan matanya sambil menikmati hal yang yang tak bisa dibilang baru. Karena sebelumnya pun mereka pernah saling mencumbu satu sama lain.Semakin lama gerakan Tyaga semakin tak terarah, dia menyentuh semua bagian tubuh Bianca tanpa melewatkan satu pun. Bahkan tali yang menjadi penghubung pakaian tipis itu mulai melorot sampai ke lengan Bianca. Tentunya karena hal itu sebelah gundukan kenyal milik Bianca mulai terekspos.“Ray…” panggil Bianca dengan suara seraknya.“Hm?”“Dingin.” Katanya dengan tubuh bergetar. Menyadari bahwa tubuh mereka setengah telanjang, Tyaga lalu tersenyum dan m
Akhirnya serangkaian acara pernikahan hingga resepsi hari ini usai sudah. Tyaga dan Bianca sekarang berjalan bersama menuju ke arah kamar pengantin yang sudah disiapkan untuk mereka. Kamar yang tadi sudah mereka datangi.Keduanya jalan berdampingan sambil bergandeng tangan. Acara resepsi tadi benar - benar berjalan lancar tanpa adanya kendala. Hal itu membuat Tyaga merasakan kelegaan yang luar biasa. Sejak kehadiran Fareta tadi, sebenarnya Tyaga merasa begitu was - was. Belum lagi gaun istrinya begitu menggoda siapapun yang melihatnya, Tyaga semakin tidak rela jika sampai Fareta juga hadir dan semakin mengaguminya atau mungkin berniat menculiknya lagi. Gila memang pikiran dan ketakutan tuan Tyaga Rayshiva yang terhormat ini!Tadi saja rasanya ingin sekali dia meminta Bianca untuk terus duduk, jadi para tamu undangan dan keluarga yang hadir tidak harus mengagumi kecantikan istrinya. Padahal kan tujuan resepsi ini diadakan untuk bentuk syukur dan juga memperkenalkan hubungan sah mereka
Karena kejadian tadi, akhirnya mau tidak mau tyaga harus kembali membersihkan diri dengan mandi. Apalagi tadi bianca juga sempat melihat beberapa luka di punggung tangan tyaga. Belum lagi kemeja tyaga juga sudah tidak berbentuk lagi. Dan untungnya untuk acara resepsi nanti mereka menggunakan konsep yang berbeda. Jadi tyaga dan bianca menggunakan gaun dan jas tema lain.Sekarang ini bianca dan tyaga berada di kamar pengantin yang sudah dipersiapkan oleh oma, nenek, dan para mama untuk mereka. Tadi tyaga sengaja tidak mengajak bianca kembali ke kamar miliknya karena terlalu banyak orang disana. Dan tyaga tidak ingin menjelaskan apapun.Bianca terlihat duduk di sofa sambil memegang gelas wine sambil menunggu tyaga selesai mandi. Sejenak dia terdiam dan memikirkan semua kejadian yang terjadi selama seharian ini. Tak pernah bianca sangka fareta akan melakukan hal senekat itu padahal dirinya sudah resmi menikah dengan tyaga.Tiba - tiba terdengar suara pintu kamar mandi yang terbuka, tapi b
“Selamat, ga. Kau membuktikan bahwa kau berhasil merebut semua yang aku inginkan!” Orang lain yang mendengarnya saja bisa menilai betapa fareta membenci tyaga dari kata - katanya itu. Bahwa sejak awal dia memang hanya menganggap tyaga adalah saingan yang seimbang untuknya dalam hal apapun. Padahal kenyataan itu begitu berbanding terbalik bagi tyaga. Sejak awal dia menganggap fareta sebagai sahabatnya sama seperti vero. Tapi semenjak adanya masalah diantara mereka karena fareta berusaha merebut bianca, tyaga jadi tersadar akan hal itu.Dengan senyuman terbaiknya tyaga membalas uluran tangan fareta, namun sebelah tangannya langsung menggenggam tangan bianca.“Thanks.” katanya singkat.“Ternyata kau benar - benar menerima bianca dan juga anak dalam kandungannya. Padahal kau belum mengetahui anak siapa itu.” bisik fareta lagi.“Memangnya itu penting ya? Bagi gue yang terpenting adalah bisa bersama bianca selamanya dengan menikahinya.” balas tyaga sambil berbisik juga. Fareta hanya terse
Akhirnya, seseorang yang sangat ditunggu oleh banyak orang mulai menunjukkan tanda - tanda kehadirannya. Sang pengantin wanita yang diantarkan langsung oleh seorang pria yang menjadi cinta pertamanya sejak hari pertamanya lahir ke dunia yaitu sang papa tercinta untuk memasuki area pernikahan. Sedangkan sang pengantin pria yang memang sejak tadi sudah gugup sambil menunggu pujaan hatinya sekarang ini jantungnya semakin berdebar sangat kencang. Apalagi hampir semua orang mulai menolehkan kepala mereka ke arah pintu masuk utama.Tyaga berulang kali menarik nafas dan menghembuskannya untuk menenangkan diri. Ini adalah hari yang sangat dia tunggu selama beberapa tahun belakangan. Mengingat untuk bisa mewujudkan terjadinya hari ini pun cobaan dan rintangan yang harus dia hadapi juga tak mudah.Setiap hubungan memang memiliki ujian dan cobaannya sendiri - sendiri. Tyaga dan bianca sudah menjadi salah satu pasangan yang membuktikan sendiri bahwa mereka bisa melewati semuanya bersama. Selain
Setelah menghabiskan waktu sekitar satu setengah jam untuk bersiap, akhirnya tyaga sudah terlihat sangat rapi, wangi, tampan, dan sangat mempesona dalam balutan jas berwarna hitam. Sebentar lagi dia akan segera resmi menjadi seorang suami untuk bianca. Itu berarti salah satu tujuan dalam hidupnya benar - benar tercapai.Buah kesabaran dan usaha tyaga akan terbayar sebentar lagi. Bianca benar - benar menjadi satu - satunya gadis yang membuatnya jatuh cinta hingga seperti ini. Bahkan jika diingat lagi tak pernah sekalipun tyaga jatuh cinta pada gadis lain.Walaupun ditengah perjalanan sempat muncul sosok bianca renata yang sempat mewarnai hidupnya. Tapi tetap saja bianca renata yang menjadi gadis taruhan tyaga adalah satu orang yang sama dengan bianca grizelle kekasih pertama dan satu - satunya seorang tyaga.Saat ini tyaga sudah keluar dari kamarnya untuk berjalan menuju ke area tempat pernikahannya dengan bianca. Di Tengah jalan ternyata yoshua sudah menunggu sambil duduk di sofa yang
Senna yang melihat bianca pergi setelah memutar kembali rekaman cctv yang yoshua berikan tadi tentu saja langsung menyusul. Dia tahu betul kondisi bianca saat ini, lagipula senna juga tahu bahwa semua ini memang rencana tyaga dan yoshua untuk bianca. Sejak semalam dia memang membantu calon suami sahabatnya itu agar menyudahi kecurigaannya.“Bi… tunggu aku!!” Panggil senna sambil berlari kecil untuk menyusul bianca.Mendengar namanya dipanggil bianca menghentikan langkahnya, lalu dia menarik pergelangan tangan sahabatnya untuk kembali ke kamar. “Aku beritahu saat sudah dikamar, sen.” Namun sayangnya saat sudah berada di kamar ternyata disana sudah ada beberapa orang.“Halo, bianca ya?” Sapa salah satu orang di dalam kamarnya.“Hai…” “Aku karin dan mereka semua adalah timku. Kami ditugaskan oleh nyonya panya dan nyonya kezia untuk mendandanimu.” Jelas seorang wanita yang memperkenalkan dirinya dengan nama karin. Dan ternyata tim MUA yang dipesan mama dan mama mertuanya sudah datang. H