Akhirnya setelah hampir satu tahun bianca pergi meninggalkan rumah untuk mengejar impiannya sampai ke negeri kincir angin, sekarang ini dia sudah kembali menginjakkan kakinya kembali ke negara tercintanya. Bianca baru saja turun dari pesawat dan sedang menunggu bram yang mengantri untuk mengambil koper. Kedua tangan bianca masuk ke dalam kantong jaketnya, sedangkan kacamata yang sejak tadi dia pakai sudah dia letakkan diatas kepalanya. Wajahnya yang tidak memakai makeup sama sekali karena terburu - buru saat berangkat masih terlihat sangat cantik, meskipun bianca sudah menempuh perjalanan panjang. Sambil menunggu bianca melihat ke sekitar ruang pengambilan koper di tempat kedatangan internasional.
Kemudian, tak berselang lama terlihat bram yang sedang membawa koper disamping kiri dan kanannya sedang berjalan ke arah bianca.
“Ayo…” ajaknya den
Saat makan malam, semua anggota keluarga grizzele berkumpul untuk makan bersama. Suasananya jauh lebih hangat disana. Sangat berbeda dengan kejadian terakhir yang akhirnya membuat bianca memutuskan untuk menyetujui bujukan bram agar kembali pulang. Banyak sekali menu makanan kesukaan bianca yang dihidangkan di meja. Makan malam ini benar - benar dipersiapkan khusus untuknya.“Makan yang banyak, sayang.” kata andra pada putrinya.“Iya, pa.”Akhirnya hanya terdengar suara sendok dan garpu yang sangat mendominasi di meja makan karena belum ada pembicaraan diantara mereka. Bahkan bram yang biasanya paling berisik pun hanya diam dan menikmati makanannya dengan tenang. Kondisi ini bertahan hingga semua orang sudah menyelesaikan makan malam mereka. Sekarang adalah waktunya untuk hidangan pencu
Setelah berbicara secara serius dengan sang nenek, akhirnya bianca dan juga nenek laras berjalan berdampingan untuk masuk ke dalam. Saat berada di ambang pintu yang memisahkan antara luar dan dalam, bianca langsung bisa menemukan sosok tyaga yang sedang duduk bersama papanya. Sepertinya kedua pria itu sedang membicarakan urusan pekerjaan. Disaat bersamaan tyaga pun menyadari kehadiran bianca. Andra pun bisa memahami situasi ini, jadi dia memutuskan untuk berhenti berbicara.“Om ke ruang kerja dulu.” katanya saat berdiri untuk memberikan waktu pada putri dan calon menantunya itu. Tyaga pun merespon dengan sopan dan tersenyum. Setelah itu, dia berjalan ke arah bianca.“Good morning, bi.” sapa tyaga sambil mengulurkan tangan untuk mengusap lembut kepala sang kekasih.“Good morning, ray.&rd
Keesokan paginya, seperti biasa bianca bangun pagi lalu langsung bersiap - siap. Kali ini persiapannya dilakukan jauh lebih baik dari hari biasanya. Dia memakai beberapa layer parfum di tubuhnya, kemudian ada makeup sederhana di wajahnya, dan juga rambut yang sengaja di tata dengan model keriting yang terlihat alami. Sangat cocok sekali dipadukan dengan pakaian yang bianca pakai hari ini. Ketika baru turun, semua mata penghuni rumah langsung tertuju kepadanya. Biasanya bianca jarang berdandan bahkan terkesan seperti keberatan untuk keluar rumah.“Sayang, kau terlihat sangat cantik!!” puji sang papa yang terdengar sangat antusias melihat putri cantiknya.“Iya nih, anak gadis mama mau pergi ya?” timpal kezia yang ikut bertanya sekaligus menggoda putrinya.“Gila!! Kau menyemprotkan satu bo
Dengan kekuatan banyaknya relasi yang dimiliki keluarga bianca dan tyaga, persiapan pertunangan mereka yang seharusnya dilakukan sejak minggu lalu itu akhirnya selesai hanya dalam waktu dua hari saja. Bahkan yang tidak pernah disangka adalah masalah gaun yang akan dipakai oleh bianca dalam acara ternyata sudah lama dipersiapkan terlebih dulu oleh oma lisa dan neneknya. Jadi bianca hanya memiliki tugas memilih model gaun mana yang sesuai dengan seleranya. Sedangkan untuk cincin pertunangan, sebenarnya tyaga juga sudah memilih beberapa desain model cincin yang sesuai dengan selera bianca, jadi lagi - lagi bianca hanya bertugas untuk memilih sesuai dengan seleranya saja. Selain itu semua urusan lain sudah diatur dengan sangat baik dan rapi oleh para orang tua dan nenek mereka. Karena sesungguhnya pertunangan ini memang sangat diharapkan terjadi oleh dua keluarga.Tapi sayangnya sampai detik ini, tyaga masih b
Tercium bau obat - obatan yang menyeruak masuk ke hidung fareta ketika dia mulai membuka matanya. Hal pertama yang dia lihat adalah sebuah atap berwarna putih dengan pandangan yang sedikit buram. Kemudian dia melihat ke sekitar dan akhirnya menemukan tyaga yang terlihat sedang berdiri sambil memasukkan tangannya ke dalam kantong jaketnya. Mantan sahabatnya itu berdiri tak jauh dari ranjang. Sedangnya tak jauh dari tempat tyaga berdiri ada vero yang sedang duduk sambil membaca majalah dan makan apel di sofa.“Udah bangun lo?” tanya tyaga sambil berjalan mendekat ke arah ranjang fareta. Lalu meletakkan bingkisan buah di meja yang berada di samping ranjang.“...” pandangan fareta yang semakin lama semakin jelas itu hanya bisa memberikan senyuman mengejeknya ke arah tyaga. Mendengar suara tyaga yang bertanya pada fareta akhirnya menyadarkan
Liburan yang dijanjikan oleh tyaga benar - benar sangat berkesan untuk bianca. Sekitar empat hari bersama rasanya terasa begitu singkat. Bahkan terasa sekejap saja. Indahnya pulau lombok benar - benar memberikan kenangan yang tak terlupakan untuk mereka berdua. Dan entah kenapa kali ini kepergiannya ke Amsterdam terasa lebih berat. Selain harus meninggalkan keluarganya, bianca juga harus kembali berpisah dengan tyaga.Sekarang ini, dia sedang berada di bandara lagi. Kali ini bianca tidak sendirian, ada tyaga dan juga keluarga mereka. Karena liburan kemarin tentu saja adalah liburan yang masih diawasi ketat oleh keluarga mereka walaupun status keduanya sudah berubah menjadi sepasang tunangan. Tapi tyaga tidak merasa terbebani ataupun terganggu. Sejak awal, ini memang rencananya. Dia selalu ingin berlibur bersama mama dan omanya beserta keluarga grizelle yang kini sudah berubah statusnya menjadi calon keluarganya juga. Sejak mengetahui adanya perjodohan di antara dirinya dengan bia
Hari yang sangat ditunggu - tunggu oleh bianca akhirnya tiba. Kegugupan yang sempat tertutup oleh rasa penasaran itu ternyata kembali lebih dahsyat dari sebelumnya. Dan semua kegugupan itu akhirnya mengalahkan rasa penasaran bianca tentang isi surat yang diberikan oleh mama tyaga itu. Bahkan parahnya lagi bianca sendiri sampai lupa tidak memberikan kabar pada tunangannya sejak semalam. Entah apa yang sedang terjadi dengan tyaga, yang jelas pria itu begitu pengertian setelah bianca memberitahukan kondisinya sehari sebelum dia sidang.Sekarang ini hanya ada senna yang menemaninya di kampus. Sedangkan seluruh keluarganya yang lain menunggu di hotel karena itu memang peraturan dari kampus. Senna dan bianca duduk disebuah bangku yang berada di depan ruang perkuliahan yang akan menjadi ruang sidang untuk bianca. Keduanya sama - sama gugup, padahal hanya bianca yang akan sidang. Sedangkan jadwal senna masih mingg
“Bagaimana jika pernikahan kita dipercepat?” pertanyaan itu sontak tak hanya menarik perhatian bianca saja. Tapi semua orang disana langsung memberikan fokus dan perhatian mereka kepada tyaga. Bahkan andra yang sejak tadi sedang sibuk membaca dokumen penting mengenai pekerjaan pun langsung menghentikan aktivitasnya.“Lo serius, kak?” kali ini pertanyaan terlontar dari mulut bram.“Kenapa?” “kenapa?” bianca dan tyaga secara tidak sengaja mengatakan pertanyaan yang sama.“Ya… nggak papa. Lo lihat aja kakak gue, baru gitu aja ngambeknya udah nyusahin. Yakin lo mau menghadapi emosi labilnya untuk seumur hidup?” tanya bram lagi. Mendengar hal itu tyaga hanya tersenyum lebar sambil tersenyum, lalu dia mengulurkan tangannya untuk memeluk bahu bianca. Sedangkan bianca, tentu saja hanya bisa membulatkan matanya tak percaya mendengar kalimat panjang yang dikatakan oleh adiknya itu.Bianca benar - benar tidak percaya bram melakukan hal seperti ini padanya, sekarang ini mereka sedang tidak duduk