Beranda / Romansa / My Love / Penyamaran di Perjodohan

Share

Penyamaran di Perjodohan

Penulis: Rasyidfatir
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Ini terlalu seksi bajunya,"kata Adisty waktu di salon.


"Memang pergaulan kelas atas, memakai baju seperti ini. Di tambah sedikit riasan kau akan tampil sempurna." Rania memberi isyarat pada karyawan salon langganannya untuk membereskan masalah riasan pada wajah Adisty.

"Kau sudah cantik alami, dengan sedikit polesan kecantikanmu akan bertambah naik seratus delapan puluh derajat," imbuh Rania.

"Aku tidak butuh cantik, kalau tidak ada imbalan uang mana mungkin aku melakukannya,"gerutu Adisty.

"Terserah apa katamu, tapi kau perlu menurunkan sedikit bra mu agar terlihat lebih montok saat kau mengenakan baju yang aku pilih." terang Rania.

"Kau tidak sedang menjualku, kan?" Adisty menjadi ragu.

"Siapa yang menjualmu! Aku hanya ingin penampilanmu terlihat sempurna. Agar terkesan kau anak orang kaya." Rania ikut membenarkan letak baju Adisty.

"Sempurna ...  nih pakailah," Rania menyerahkan sepasang sepatu indah berhak tinggi pada Adisty.

"Aku merasa seperti Cinderella hari ini," kata Adisty lirih.

"Semua baju mahal ini aku berikan padamu," kata Rania.

"Aku tidak membutuhkan baju mahal. Lagipula ini terakhir kalinya aku memakainya. Mungkin kalau laku, aku akan menjualnya lagi," jawab Adisty.

"Tentu saja laku, baju ini senilai sepuluh juta sedangkan sepatunya seharga lima juta," kata Adisty.

"Apa!" 

"Sepuluh juta! Sepatunya lima juta!" Jari-jari Adisty sibuk menghitung. Ia langsung mendapat ide baru.

"Yah, lumayanlah jika baju ini di jual bisa untuk uang jajanku tiga bulan," kata Adisty.

"Benar-benar ajaib make up ini. Membuatku terlihat tidak seperti biasanya." Adisty memuji dirinya di cermin. 

"Aku juga harus merubah style rambutmu agar tidak terlihat seperti biasanya." Rania menaikkan rambut Adisty hingga terlihat leher jenjang gadis itu. 

"Kau sudah seperti nona muda dari kelas atas,"puji Rania. Ia tidak menyangka jika Adisty terlihat sangat cantik dengan dandanannya.

"Ingatlah, kita sudah sepakat untuk melakukannya. Buatlah pria itu tidak memilihmu. Dia merasa kamu bukanlah istri yang baik baginya." Rania terus saja menandaskan tujuan awalnya.

"Kenapa bukan kau yang datang? Bagaimana kalau orangnya sangat tampan, kau akan rugi tidak menemuinya," kata Adisty.

"Tidak, aku tidak akan menyesal. Aku ingin menemukan cinta sejatiku,"jawab Rania tegas.

"Lalu bagaimana tanggapan papamu apa dia tidak akan marah jika perjodohannya gagal,"tanya Adisty.

"Papaku selama ini pantang menyerah, ia sudah melakukannya berulang kali. Dan katanya ini adalah perjodohan terakhir. Jika gagal aku di beri kebebasan untuk memilih jodohku,"terang Rania.

"Aku juga ingin merasakan jatuh cinta layaknya orang kebanyakan. Kalau di jodohkan aku seperti barang yang di tukar dengan uang. Mereka hanya memikirkan kelangsungan bisnis, tidak peduli perasaan anaknya," keluh Rania.

"Hemm ... susah juga jadi orang kaya," balas Adisty lirih. Ia merasa kasihan dengan sahabatnya.

"Pantas saja kau menyuruhku menggantikanmu." 

"Namanya siapa yang dijodohkan denganmu?" tanya Adisty.

"Siapa? Aku tidak terlalu mendengarkannya kemarin," kata Rania sedikit ragu. Ketika papanya memberi tahu ia sudah menutup telinganya rapat-rapat.

"Bagaimana kau bisa tidak tahu dengan siapa kau jodohkan? Lalu aku harus memanggilnya apa?" Adisty garuk-garuk kepalanya.

"Sudahlah itu tidak penting. Yang penting adalah bagaimana caranya kau bisa membuatnya tidak memilihmu," tukas Rania.

"Yang benar saja, aku sudah dandan secantik ini kau suruh aku menjelek-jelekkan nama baikku,"gerutu Adisty.

"Bagaimana dengan upah tiga kali lipat dari gajimu." Rania sedikit mengingatkan.

Dalam bayangan Adisty tampak setumpuk uang di pelupuk matanya. 

Ya ... Tuhan, uang itu terlihat semakin nyata di hadapanku,' batin Alesa membayangkan uang yang akan ia dapat.

Rania melihat jam tangannya, ia terkejut.

"Adisty!! Sudah waktunya! Kau pergilah ke  alamat yang aku berikan. Ada mobil di depan yang akan mengantarmu ke sana,"kata Rania mendorong sahabatnya untuk keluar dari salon.

"Tunggu sebentar!" Adisty meraih tas kecilnya yang tertinggal di kursi.

Di Hotel Horison

Ricko sudah menunggu kedatangan gadis yang di maksud di ruang privat yang telah di sediakan oleh kakeknya.

"Begini saja sudah telat, benar-benar membuang waktu," gerutu Ricko.

Ia berjalan mondar-mandir seakan tidak betah duduk di sofa mewah limited edition itu. Waktu baginya adalah uang, lewat beberapa menit saja membuatnya sudah galau karena meninggalkan banyak pekerjaan di kantor.

Di dalam mobil Adisty memikirkan segala kemungkinan yang terjadi. Ia membayangkan bagaimana jika yang di jodohkan adalah pria gendut, tua bangka, jelek atau sebangsanya. Ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

Sesampainya di hotel Adisty di sambut hormat oleh para pelayannya. Melihat penampilan Adisty yang menggunakan baju senilai puluhan juta sudah membuktikan jika Adisty terlihat putri orang kaya.

Adisty menunjukkan kartu undangannya. Pelayan itu langsung mengangguk mengerti, mengantarkan Adisty ke ruangan khusus.

Jantung Adisty rasanya sudah berlarian keluar. Ia tidak tahu siapa yang ada di dalam ruangan itu.

Ayo Adisty kamu bisa, batin Adisty mencoba menyemangati dirinya sendiri.

Ceklek

Adisty membuka pintu ruangan yang di tunjukkan oleh pelayan hotel itu.

"Kalau begitu, saya permisi dulu Nona," ucap pelayan itu seraya membungkuk memberi hormat pada Adisty. 

Kakinya yang jenjang memakai higheels melangkah pasti masuk ke dalam ruangan.

Seorang pria memakai setelan jas branded berdiri melihat ke arah jendela membelakangi dirinya.

"Maaf, jika membuat Tuan menunggu," kata Adisty seraya mrmbungkukkan badannya.

Saat Adisty berdiri tegak kembali alangkah terkejutnya ia melihat pria tampan paripurna berdiri tegak di hadapannya. 

Mulut Adisty sampai menganga. Bagaimana tidak, ia melihat wajah orang yang di depannya itu menjadi banner kantor perusahaannya akhir-akhir ini untuk penyambutannya. 

Dialah direktur yang terkenal kejam, tidak tolerir, dan tidak suka membuang waktu. Namanya Direktur Ricko Francois. Adisty rasanya kehilangan keseimbangan berdiri. Ia tidak menyangka bahwa pria yang di temuinya adalah bosnya sendiri.

"Apa Nona Rania baik-baik saja?" tanya Ricko.

"Saya tidak salah kan menyebutkan nama Anda?" tanya Ricko lagi.

"Tidak, saya memang Nona Rania yang di jodohkan dengan anda." Adisty tampak menjadi gugup.

Ya, Tuhan ... bagaimana kalau ia tahu aku anak buahnya. Pasti aku akan di pecat, batin Adisty. Membayangkan bosnya marah besar ia menjadi takut.

Tapi saat bayangan Rania datang dalam pikirannya memberikan sejumlah uang yang cukup banyak. Dan di sisi lainnya tergambar keluarganya sedang membutuhkan uang untuk keperluan ini itu. Adisty mengambil nafas berat. 

Demi uang itu, demi keluargaku, hari ini aku harus menyelesaikannya.

Semangat menyala-nyala tumbuh lagi dalam diri Adisty.

"Apa ada masalah, Nona Rania?"

"Kenapa wajah anda pucat sekali?" tanya Ricko.

Tentu saja ... kaulah masalah terbesar buatku. Ya ...  Tuhan aku seperti masuk ke kandang singa, rutuk Adisty dalam hati.

Adisty teringat dia sekarang sedang menyamar mana mungkin Presdir mengenalinya. Di tambah lagi dengan keajaiban riasan ia bisa mrnyembunyikan identitasnya.

"Oh, tidak apa-apa saya hanya kagum melihat ketampanan, Anda," ucap Adisty tertawa hambar.

----Bersambung---

Bab terkait

  • My Love   Menggagalkan Perjodohan

    Tuan, maaf saya tadi terlambat karena sedang bermain-main dengan pria sewaanku,"kata Adisty memulai serangannya.Ayolah, kau tidak jijik dengan wanita nakal sepertiku, batin Adisty."Tidak masalah, aku mengerti kesibukan Anda," jawab Adisty santai."Tapi ... saya tadi habis bermain dengan pria lain, apa Anda tidak jijik?" Adisty menyilangkan kakinya, kulit putih mulus terpampang sempurna."Tidak masalah, Anda bermain dengan laki-laki manapun. Saya sangat menghargai Anda," balas Ricko.Aku tidak pernah bertemu direktur sinting seperti ini. Mana ada laki-laki yang mau pada wanita yang hobinya main ranjang bersama pria lain, pikir Adisty."Saya tidak hanya bermain dengan satu pria tapi dua pria. Kebetulan tadi mantanku juga datang, jadi kita main-main bareng sekalian," jelas Adisty semakin ngelantur

  • My Love   Permintaan Rania

    Ricko sedari tadi di sibukkan dengan laptopnya, pandangannya fokus ke layar. Seperti biasa wajahnya minim ekspresi. Hanya Kevin yang berani mengajaknya bicara. Karena mereka sudah kenal sejak kecil. Meskipun begitu Kevin terkadang juga kesulitan menghadapi sikap Ricko yang terlalu kaku. "Pak, apa Anda jadi akan menerima perjodohan dengan Nona Rania?" tanya Asisten Kevin. "Menurutmu?" Ricko tidak melihat ke arah Kevin. Ia masih sibuk memeriksa berkasnya yang lain. "Sepertinya dari penampilan Nona Rania ia suka bermain-main," ungkap Asisten Kevin hati-hati. "Apa Tuan akan melanjutkannya menikah dengan wanita seperti ...," Asisten Kevin tidak berani melanjutkan kalimatnya melihat wajah Bosnya berubah masam. "Maaf, atas kelancangan saya," ucap Kevin kemudian. "Aku akan menikahinya," jawab Alex pendek. Ia menumpuk dokumen di atas mejanya lalu menyingkirkannya agak ke pinggir. Apa! Tentu saja siapa laki-laki yang tidak tergoda dengan

  • My Love   Bukan Beli Barang Flash Sale

    Di sebuah restoran mewah Adisty sudah menunggu dengan wajah cemas. Ia akhirnya setuju untuk bertemu dengan Presdir Ricko, tapi ia memakai wig rambut berwarna pirang. Ia tidak ingin terlihat terlalu kentara.Adisty melihat ke arah jendela seraya duduk sambil menunggu. Dalam hatinya ia juga merasa bersalah jika Rania menikah dengan orang yang tidak di cintainya.Ia memang butuh uang, tapi sebenarnya Adisty datang karena ingin bertanggung jawab atas kesalahannya. Apa yang telah ia bicarakan pada Ricko saat itu sudah kelewat batas yang mengatakan bahwa Rania memiliki kelainan dalam berhubungan seks.Adisty merasa cintanya yang bertepuk sebelah tangan terhadap Jonathan membuat pikirannya sudah tak waras. Ia terpaksa menerima tawaran Rania, untuk menggantikannya dalam acara perjodohannya. Sekarang situasinya malah semakin rumit. Adisty masih saja menyalahkan dirinya.Dulu

  • My Love   Misi Gagal

    Kantor terlihat gelap sepertinya para karyawan sudah pulang. Ia heran kenapa lampu kantor bisa mati lampu. Saat Adisty meraba-raba mencari pegangan.Degh! Tiba-tiba tubuhnya menabrak sesuatu.Lampu tiba-tiba menyala, Adisty mendongakkan wajahnya."Sebentar ... kenapa Nona tampak familiar." Ricko mengernyitkan dahinya."Apa Anda Nona Rania yang datang di perjodohan itu?""Bu ... bukan, anda salah orang," jawab Adisty gugup. Keringat dingin bercucuran."Anda adalah karyawan yang ada di lantai dua itu!" tebak Ricko.Tubuh Adisty tambah menggigil ketakutan.Apa boleh buat, lebih baik aku kabur, batin Adisty.Adisty berlari kencang namun Ricko juga tak mau kalah ia mengejar Adisty hing

  • My Love   Jonathan Datang Ke Rumah

    "Temui Nona Rania sekarang!" perintah Ricko."Kenapa bukan Anda, tapi saya?" tanya Asisten Kevin."Dia tidak mau menjawab teleponku. Hari ini apa ada jadwal kosong?" tanya Ricko."Tidak, semua jadwal Anda penuh," jawab Asisten Kevin."Bagaimana kalau Anda menyerah saja ... sepertinya dia memang sengaja tidak ingin bertemu dengan Anda," ungkap Asisten Kevin."Menyerah ... mana mungkin aku menyerah waktu itu dia menungguku sampai ketiduran. Berarti dia memang menunggu jodohnya datang," jawab Ricko beralasan.Huh, percaya diri sekali Tuan. Nona Rania pasti menunggu untuk menolak perjodohannya, batin Asisten Kevin."Saya kira Anda di campakkan, karena mungkin Nona Rania tidak berselera dengan Anda," kata Kevin."Kau sudah berani meledekku, apa kau bo

  • My Love   Rania Ingin Melanjutkan Perjodohan

    "Ampun kak ... ampun!" Darren berjongkok memohon-mohon pada Adisty."Kakak wanita cantik sedunia!" Darren memperbaiki kata-katanya.Adisty bersedekap, ia memalingkan mukanya pada Darren."Pacar? Apa benar kamu punya pacar?" tanya Papa Adisty."Kenapa kalian sepertinya tidak percaya jika aku punya pacar?" tanya Adisty."Ada pria yang jatuh cinta padaku," imbuh Adisty.Semua menatap aneh ke Adisty, seakan meremehkan jika perkataan Adisty benar atau tidak."Maaf, kak. Sepertinya aku butuh obat malam ini," kata Darren seraya pergi."Tuh, kan. Kalian tidak mempercayaiku!" keluh Adisty.Jonathan menepuk pundak Adisty."Bagaimana kalau kita double date, s

  • My Love   Tolong Aku

    "Sekarang kau sudah menemukan pria tambatan hatimu, bagaimama denganku," keluh Adisty."Kau akan ku kenalkan dengan pria yang tampan juga sebagai imbalan kau telah membawaku pada jodohku," kata Rania."Tapi sebelum itu, kirimkan aku nomor teleponnya. Bukankah akhir-akhir ini ia sering menelponmu,"imbuh Rania."Benar, baiklah aku kirimkan dulu nomornya. Kau hubungi sendiri saja kalau begitu," ucap Adisty.'Yah, setidaknya tugasku sudah selesai. Aku tidak perlu lagi bersembunyi jika Rania menerima perjodohan itu," batin Adisty."Jangan lupa untuk mengenalkanku pada pria tampan kaya. Mukaku mau ku taruh mana jika ketahuan Kak Jo kalau aku tidak punya pacar," peringat Adisty."Tenang, akan ku carikan pria tampan untukmu. Sudah kusimpan nomor teleponnya

  • My Love   Jebakan

    Jika mengingat amarah Adisty yang meledak-ledak Rania tidak mungkin menyuruhnya langsung untuk bertemu pria itu. Ia harus berpikir keras agar rencananya bisa terlaksana.TingTiba-tiba ada ide brilian masuk ke dalam otaknya.Maafkan aku Adisty, aku tidak mau berpisah dengan sekretaris Kevin. Bagaimanapun aku harus memperjuangkan cinta pertamaku, batin Adisty.**Di Restoran High Class"Emm, tumben kau mengajakku ke restoran mahal seperti ini," kata Adisty. Ia mengamati semua harga makanan yang tertera di daftar menunya."Gila, lebih baik kita pergi dari sini. Mahal sekali," bisik Adisty."Sudahlah, anggap saja ini sebagai ucapan rasa terima kasihku karena telah menolongku selama ini,"kata Rania."Tapi kamu bawa uang yang cukup kan? Bia

Bab terbaru

  • My Love   Akhir Cerita

    Tiga tahun kemudian.Adisty memejamkan mata kala Ricko mau mendaratkan bibirnya di bibir Adisty.Melihat reaksi istrinya yang seolah membuka pintu untuknya. Ricko melanjutkan aksinya merebahkan Adisty di pembaringan. Kemudian mengecup kelopak mata wanita itu satu persatu. Jari-jari Ricko bergerak turun membuka kancing baju Adisty satu persatu."Tok ... tok ... tok!""Mama ... mama!" teriak Austin dari luar."Oh, sayang milikku sudah menegang haruskah kita berhenti lagi seperti kemarin," keluh Ricko."Iya, Austin di luar sayang. Kasihan dia, kalau lama menunggu. Kamu tahu sendirikan jika dia menangis, susah menenangkannya," sahut Adisty.Adisty membenarkan letak kancingnya lagi dan buru-buru membuka pintu untuk putra kecilnya."Ada sayang?" tanya Adisty."Austin, tidak bisa tidur. Boleh Austin tidur sama mama?" tanya Austin polos."Tidak boleh, Austin harus belajar mandiri tidur di kamar sendiri," ucap Ricko.

  • My Love   Melahirkan

    "Awas ya, kalau kau sampai meninggalkanku. Ku kejar sampai ujung dunia," balas Ricko. Keduanya tertawa bahagia. Mereka berpandangan satu sama lain, pandangan penuh cinta.Sebuah bunyi telepon mengagetkan keduanya yang sedang bernostalgia."Dari siapa sayang?" tanya Ricko."Kakek," ucap Adisty."Lalu, kenapa wajahmu pucat seperti itu?" tanya Ricko.Adisty tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Berita dari Kakek Fermount mengenai pelaku kejahatan yang mengakibatkan Ricko amnesia kini telah di ketahui siapa pelakunya."Ada apa sayang?" tanya Ricko."Tadi kakek memberitahu jika pelakunya sudah ketemu.""Oh, ya. Siapa pelakunya?" tanya Ricko."Ibu tirimu," jawab Adisty pendek."Sudah kuduga, hanya dia satu-satinya orang di dunia ini yang punya alasan ingin melenyapkanku," kata Ricko."Kata kakek, pihak keamanan telah melihat bukti lewat CCTV kota, orang suruhan itu juga merupakan penjahat yang menjadi buronan se

  • My Love   Ricko Sembuh

    Setelah melakukan pergumulan semalam, pagi hari Rania mendapati tubuh polosnya tengah di peluk Kevin. Ia terperanjat kaget, melihat laki-laki tampan itu masih memeluknya dengan wajah tak bersalah. Sialnya lagi milik Kevin masih menancap lewat belakang. Rania seakan terjebak, ketika ia bergerak justru benda itu juga ikut bergerak di dalam. Dan Rania tanpa sadar mendesah pelan.Kevin sebenarnya pura-pura tidur, ia sudah bangun dari tadi. Hanya saja ia tidak ingin wanita yang di cintainya segera pergi. Jadi, ia melakukan aksi pura-pura tidur.Lagi-lagi Kevin menghujamkan miliknya dalam keadaan mata terpejam. Rania mendesah hebat, dan Kevin menyukai suara desahan itu. Semakin cepat ia memompa milik Rania, semakin sering ia mendengar desahan wanita itu. Hingga akhirnya mereka melakukan pelepasan lagi.Rania baru sadar jika Kevin pasti tidak tidur. Lelaki itu hanya pura-pura saja. Ia mencubit lengan Kevin dengan kencang."Aww!" teriak Kevin.

  • My Love   Kerinduan

    "Bagaimana Dok, kondisi suami saya?" tanya Adisty cemas."Kami sudah melakukan pengecekan, setidaknya tidak ada pendarahan di otaknya. Itu sudah merupakan kabar yang bagus," kata dokter."Iya, tapi apakah dia akan koma ... atau_,""Tenanglah, Nyonya. Kami akan berusaha yang terbaik," kata dokter."Iya," jawab Adisty lemah. Ia kembali melihat Ricko di balik kaca. Air matanya mengalir dengan sendirinya. Ia menyalahkan dirinya sendiri kenapa harus memaksa agar ingatan Ricko pulih."Berdoalah Nyonya, suami Anda bisa melewati masa kritisnya malam ini. Jika masa kritis berhasil di lewati, kemungkinan besar ia dapat sembuh," terang dokter.Adisty hanya menjawabnya dengan anggukan. "Kalau begitu, saya permisi dulu Nyonya untuk mengecek pasien lainnya," kata dokter pergi meninggalkan Adisty."Bagaimana keadaan Tuan Ricko?" tanya Kevin yang tiba-tiba muncul bersama Rania."Dia ... aku tidak bisa menjelaskannya. Kalian lihat s

  • My Love   Hari Ulang Tahun

    "Tidak usah gugup, biasa saja," kata Adisty. Ricko tersenyum datar. Ia merasa Adisty bisa membaca pikirannya."Aku mandi dulu," kata Ricko untuk menghindari suasana yang canggung.ya," jawab Adisty. Wanita itu merebahkan tubuhnya yang penat karena jalan-jalan di Mall.Terdengar suara gemericik air shower kamar mandi. Adisty memilih memejamkan matanya sambil menunggu Ricko selesai mandi. Ia tiba-tiba terbangun teringat sesuatu. Lalu ia beringsut turun dari ranjang."Ada apa?" tanya Ricko yang baru saja keluar dari kamar mandi.Melihat tubuh Ricko yang hanya berbalut handuk saja sebatas perut dan buliran air menetes di rambutnya yang basah. Membasahi tubuh sixpack pria itu. Adisty menelan salivanya."Eh, tidak apa-apa. Aku hanya mau ambil ini," kata Adisty meraih ponselnya. Padahal sebelumnya ia ingin melihat sesuatu di dalam tasnya yang baru saja di beli di Mall tadi."Ada yang ingin kau telepon?" tanya Ricko mengernyitkan dahiny

  • My Love   Kecurigaan Adisty

    Seperti biasa Adisty menunggu Ricko pulang kerja. Kali ini ia menunggu tidak di rumah melainkan di Mall untuk membeli keperluan bayi. Ia merasa bosan jika di rumah terus, apalagi Ricko kerja sampai sore. Malahan terkadang pulang sampai malam. Alhasil, Adisty bosan jika terus-terusan di rumah.Adisty memakai longdres pendek selutut dengan kardigan yang menutupi lengannya. Ia menenteng sebuah tas kecil berwarna putih mengkilap. Tak ada yang tahu jika tas yang di bawanya itu limited edition.Kaki Adisty yang berbalut flat shoes mengingat kehamilannya sudah usia tidak muda lagi. Tentunya ia akan mudah kecapekan tidak seperti dulu. Dua orang pelayan setianya mengikuti pergerakan Adisty kemanapun. Mereka selalu siap sedia jika Adisty menginginkan bantuan.Di telinga Adisty terdengar tawa yang tak begitu asing. Ia melihat dua orang wanita tengah mengobrol di cafe yang tak jauh dari temptanya berdiri. Adisty merasa kenal dengan wanita itu. Mereka adala

  • My Love   Kepedulian Ricko

    Adisty berdiri di depan pintu kamar Ricko menelan kekecewaan. Ia pun berlalu dan kembali ke kamarnya sendiri. Tak terasa air matanya menetes, ia merasa Ricko benar-benar sudah berubah seperti orang lain.Hari berikutnya, Adisty masih melayani kebutuhan Ricko seperti biasanya. Laki-laki itu memilih banyak diam. Meskipun Adisty sudah berusaha ramah padanya, tapi Ricko terlihat cuek. Semakin hari Adisty merasa hidupnya kesepian. Terlebih lagi kandungannya sekarang tambah membesar. Ia butuh perhatian. Jika ia banyak pikiran bisa mengganggu perkembangan janinnya."Bisa kita bicara?" tanya Adisty."Bicara tentang apa?" Ricko balik bertanya."Tentang kita," jawab Adisty.Ricko tersenyum sinis. "Tentang kita, bukankah kau sudah tahu hubungan kita seperti apa. Aku tidak bisa mengingat apapun. Jadi, aku tidak bisa menjadi suami yang kamu mau," ucap Ricko tegas."Ya, aku tahu. Tapi, bayi dalam kandunganku tidak tahu apa-apa. Aku ingin dia l

  • My Love   Hilang Ingatan

    Adisty tidak berhenti menangis melihat kondisi Ricko yang masih terbaring koma. Darren datang bersama ibunya menjenguk Ricko di rumah sakit. Ricko belum sadarkan diri. Ia masih dalam keadaan koma. Merasa ada yang menepuk pundaknya, Adisty menoleh ke belakang. Ia tersenyum pada Darren dan menyeka air matanya. Adisty memeluk mamanya erat. Ia pun menangis lagi."Ricko, Ma ...," tangis Adisty."Ya, mama tahu. Kamu bersabarlah, ini ujian," kata mama Adisty. Wanita paruh baya itu mengelus rambut putrinya dengan penuh kasih sayang."Yang sabar, sayang. Semua sudah kehendak Yang Mah Kuasa," kata mama Adisty.Adisty masih menangis terisak-isak, menatap Ricko yang masih belum sadarkan diri. Ia semakin takut jika terjadi apa-apa pada Ricko."Kak, yang sabar ya. Kak Ricko sekarang juga sedang berjuang melawan maut," kata Darren menguatkan hati Adisty."Berdoalah kepada Tuhan, agar suamimu segera sembuh," kata mama Adisty.Adisty mengangguk. Ia pu

  • My Love   Kenyataan Pahit

    Rania masih tertidur pulas akibat obat bius yang di suntikkan padanya. Kevin terlihat duduk di samping Rania dengan menggenggam tangan istrinya. Mendengar pintu ruangan ada yang mendorong, Kevin menoleh ke belakang."Rupanya kau sudah di sini," tukas Ricko. Dari belakang punggung Ricko muncul Adisty."Bagaimana keadaannya?" tanya Adisty cemas."Sudah lebih baik," jawab Kevin sembari membuka kacamatanya. Terlihat dari wajahnya, sedih, muram dan kelelahan.Adisty mendekati Rania dan mengusap dahi sahabatnya dengan pandangan prihatin. "Kasihan, dia terus saja menangisi nasibnya," tutur Adisty."Ini salahku, tak seharusnya aku seceroboh itu," sesal Kevin."Ya, kau memang sangat ceroboh. Kau bisa membunuh istrimu sendiri dengan semua keteledoranmu!" ucap Adisty kesal.Kevin menunduk. Ia tidak membantah semua omongan Adisty. Karena ia tahu semua itu benar. Koni yang ia inginkan Rania segera siuman. Ia ingin kembali pada Rania. Meskipun anga

DMCA.com Protection Status