Home / Romansa / My Love / Permintaan Rania

Share

Permintaan Rania

Author: Rasyidfatir
last update Last Updated: 2021-04-10 01:57:09

Ricko sedari tadi di sibukkan dengan laptopnya, pandangannya fokus ke layar. Seperti biasa wajahnya minim ekspresi. Hanya Kevin yang berani mengajaknya bicara. Karena mereka sudah kenal sejak kecil. Meskipun begitu Kevin terkadang juga kesulitan menghadapi sikap Ricko yang terlalu kaku.

"Pak, apa Anda jadi akan menerima perjodohan dengan Nona Rania?" tanya Asisten Kevin.

"Menurutmu?" Ricko tidak melihat ke arah Kevin. Ia masih sibuk memeriksa berkasnya yang lain.

"Sepertinya dari penampilan Nona Rania ia suka bermain-main," ungkap Asisten Kevin hati-hati.

"Apa Tuan akan melanjutkannya menikah dengan wanita seperti ...," Asisten Kevin tidak berani melanjutkan kalimatnya melihat wajah Bosnya berubah masam.

"Maaf, atas kelancangan saya," ucap Kevin kemudian.

"Aku akan menikahinya," jawab Alex pendek. Ia menumpuk dokumen di atas mejanya lalu menyingkirkannya agak ke pinggir.

Apa! Tentu saja siapa laki-laki yang tidak tergoda dengan penampilan seperti itu. Tapi hanya lelaki gila yang mau dengan wanita yang suka berhubungan dengan banyak pria, batin Asisten Kevin.

Ricko terdiam. Ia ingat bagaimana Rania menggodanya bahkan mengatakan banyak hal di luar ekspetasinya. 

Kalau memang dia wanita seperti itu ...tidak akan ada pria yang mau menikahinya.

'Tapi jika pernikahan ini untuk menenangkan kakek, tidak masalah kan aku melakukan sedikit kebohongan, batin Ricko.

Tapi kenapa dia menolak teleponku? Apa pernikahan membuatnya terkekang? Ricko memikirkan segala kemungkinan yang terjadi. Ia merasa bingung kenapa Rania menolak tawarannya.

Kenapa Presdir wajahnya berubah menjadi tegang? Apa ia marah dengan kata-kataku tadi? batin Asisten Kevin.

"Asisten Kevin, tolong hubungi Kakek. Katakan padanya aku akan segera menikah dengan calon istriku," kata Ricko.

"Me ... menikah! Apa Anda serius?" tanya Asisten Kevin tak percaya.

"Ya, aku akan menikahi gadis itu," kata Ricko santai.

Tentu saja Anda mudah mengatakannya, apa yang Anda inginkan pasti terjadi, batin Asisten Kevin.

**

Sore Hari.

Semua karyawan telah keluar dari kantor untuk pulang. Termasuk Adisty juga. Ia bisa bernafas lega, akhirnya ia bisa pulang ke rumahnya dengan tenang. Matanya celingak-celinguk kesana kemari membaca situasi. Ia cukup takut jika bertemu dengan presdir lagi.

Dan benar seperti dugaannya ia melihat Presdir Ricko keluar dari pintu utama melangkah menuju mobilnya yang sudah menunggu di depan.

Alangkah terkejutnya Adisty, ia langsung membalikkan tubuhnya memunggungi Sang Presdir pura-pura menelpon seseorang.

Dari kaca mobil Presdir Ricko melihat punggung Adisty.

"Seperti pernah lihat," gumamnya.

"Jalan!" 

Mobil Presdir akhirnya meluncur pergi, hati Adisty sudah tenang. 

"Fyuh, syukurlah!" Adisty bernafas lega.

Kalau ini namanya bukan takdir lagi,  masa ketemu terus sampai dua kali, batin Adisty.

'Mana aku tidak tahu jadwalnya presdir', pikir Adisty.

 Ia pergi meninggalkan parkiran perusahaannya untuk mencari taksi.

Tiba-tiba, ponselnya bergetar.

"Hallo Rania, kenapa kau telepon?" tanya Adisty.

"Barusan dari sana telepon, katanya pihak sana ingin menetapkan tanggal pernikahan."

"Katamu kau sudah berhasil membuatnya tidak mau melanjutkan perjodohan. Lalu apa yang kau lakukan kenapa ia malah mau meneruskan perjodohan ini!" terdengar amarah Rania dari seberang sana.

"Itu ... aku tidak tahu kenapa bisa terjadi seperti itu!" kata Adisty bingung.

"Sekarang datanglah ke tempat seperti biasanya!" perintah Rania. 

Taksi Adisty berhenti di depan warung makan pinggir jalan. Tempat biasa ketemuan dengan Rania untuk menghabiskan waktu mengobrol seperti biasanya. Warungnya sederhana, hanya saja bangku-bangku kursi yang di setting tanpa atap menghadap ke jalan,  membuat orang tertarik untuk membeli makanan sekaligus mengobrol bersama teman di sana.

Rania sudah memesankan makanan beserta minumannya komplit di atas meja. Adisty yang masih letih dari pulang kerja langsung duduk dan menyerobot makanan yang di sediakan Rania.

"Kamu lapar apa doyan?" tanya Rania.

"Dua-duanya." Dengan kecepatan tinggi Adisty menghabiskan makanannya dan terakhir menyerutup teh hangatnya.

"Gila, itu teh panas!" kata Rania. Melihat sahabatnya menghabiskan teh panas yang ada di depannya sekali  minum.

"WRRRRR ... panaaaas!" Adisty menjulurkan lidahnya sambil di kipasi menggunakan telapak tangannya.

"Kamu tidak tahu betapa laparnya aku kerja seharian,"kata Adisty menghabiskan tetes terakhir minumannya.

"Boleh pesan lagi?" tanya Adisty.

"Nih, punyaku minum saja," kata Rania menyodorkan gelasnya.

Saat Adisty mau mengambil gelasnya, Rania terlebih dahulu menyerobotnya.

"Tunggu! Katakan ... apa yang kau lakukan sampai pria itu mau menentukan tanggal pernikahan?!" Rania sudah menahan kemarahannya sedari tadi akhirnya meluap juga.

"Aku mengatakan jika aku suka bercinta dengan banyak pria ... di ranjang,"kata Adisty santai.

"Apa! Kau mengatakan itu!" Rania menggebrak meja. Sampai-sampai membuat pengunjung lain melihat ke arah mereka.

Maria langsung duduk kembali dan menebarkan senyuman hambarnya.

"Kau merendahkan harga diriku sebagai wanita keturunan konglomerat, Adisty,"kata Rania lirih. Ia takut pengunjung lainnya heboh melihat ke arah mereka.

"Maaf, aku pikir itu cara yang jitu agar ia tidak memilihku," ucap Adisty merasa bersalah.

"Sekarang kau harus tanggung jawab Adisty, buat dia membatalkan perjodohan ini," kata Rania.

"Kamu belum melihatnya, dia sangat tampan. Kau tidak ingin mencobanya?" tanya Adisty.

"Tapi ada yang salah dengan otaknya, masa menyukai wanita yang suka bermain dengan pria lain. Aku juga mengatakan suka pada wanita, tapi ia tetap kekeh ingin melanjutkan perjodohan ini!" terang Adisty.

"Kalau orangnya seperti itu, jelas-jelas aku tidak mau!" kata Rania.

"Lalu ... kau menyuruhku melakukan apa?" Adisty menjadi bingung.

"Menyamar lagi ... temui dia dan katakan apa adanya jika sudah ada laki-laki yang kau sukai," suruh Rania.

"Apa? Kau ingin aku menemui manusia es itu? Yang ada aku bisa mati berdiri berhadapan dengan orang semacam itu," tolak Adisty.

"Pokoknya kau harus tanggung jawab Adisty. Nasib sahabatmu ini berada di tanganmu!" Rania setengah memohon.

"Aku tidak mau! Kau menyuruhku menemui singa itu. Tidak  ... aku tidak mau!" tolak Adisty lagi.

"Ayolah Adisty... aku mohon,"pinta Rania.

"Rania ... kamu tega membuatku masuk ke dalam lubang buaya. Kamu tidak tahu orang yang kau suruh temui itu adalah Presdir di perusahaanku! Yang ada jika ketahuan aku bisa di pecat!" jelas Adisty berapi-api.

"Presdir yang kemarin baru pulang dari luar negeri itu. Ia terkenal sangat galak pada karyawannya!"

"Adisty tolonglah sahabatmu ini! Papaku akan menjualku ... hanya engkaulah harapanku satu-satunya yang dapat menolongku!" Rania terus saja memohon.

"Ini bayaranmu, ku bayar empat kali lipat jika kau berhasil membuatnya membatalkan perjodohan ini." Maria meletakkan amplop tebal di tangan Adisty.

Adisty seperti mendapatkan angin surga setelah ada uang di telapak tangannya. 

"Bagaimana? Kau mau kan?" tanya Rania mengedipkan matanya.

"Ya ... sudah apa boleh buat. Mana boleh menolak rejeki yang sudah di tangan," kata Adisty  seraya memasukkan amplop uang itu ke dalam tasnya.

"Bagus, kau memang sahabat yang bisa aku andalkan,"puji Rania.

Hemm, kalau bukan karena aku ingat keluargaku sangat membutuhkan uang ini ... mungkin aku tidak akan menerima tawaran Rania, batinnya.

---Bersambung---

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Alexander Odin
cerita nya jiplak an
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • My Love   Bukan Beli Barang Flash Sale

    Di sebuah restoran mewah Adisty sudah menunggu dengan wajah cemas. Ia akhirnya setuju untuk bertemu dengan Presdir Ricko, tapi ia memakai wig rambut berwarna pirang. Ia tidak ingin terlihat terlalu kentara.Adisty melihat ke arah jendela seraya duduk sambil menunggu. Dalam hatinya ia juga merasa bersalah jika Rania menikah dengan orang yang tidak di cintainya.Ia memang butuh uang, tapi sebenarnya Adisty datang karena ingin bertanggung jawab atas kesalahannya. Apa yang telah ia bicarakan pada Ricko saat itu sudah kelewat batas yang mengatakan bahwa Rania memiliki kelainan dalam berhubungan seks.Adisty merasa cintanya yang bertepuk sebelah tangan terhadap Jonathan membuat pikirannya sudah tak waras. Ia terpaksa menerima tawaran Rania, untuk menggantikannya dalam acara perjodohannya. Sekarang situasinya malah semakin rumit. Adisty masih saja menyalahkan dirinya.Dulu

    Last Updated : 2021-04-11
  • My Love   Misi Gagal

    Kantor terlihat gelap sepertinya para karyawan sudah pulang. Ia heran kenapa lampu kantor bisa mati lampu. Saat Adisty meraba-raba mencari pegangan.Degh! Tiba-tiba tubuhnya menabrak sesuatu.Lampu tiba-tiba menyala, Adisty mendongakkan wajahnya."Sebentar ... kenapa Nona tampak familiar." Ricko mengernyitkan dahinya."Apa Anda Nona Rania yang datang di perjodohan itu?""Bu ... bukan, anda salah orang," jawab Adisty gugup. Keringat dingin bercucuran."Anda adalah karyawan yang ada di lantai dua itu!" tebak Ricko.Tubuh Adisty tambah menggigil ketakutan.Apa boleh buat, lebih baik aku kabur, batin Adisty.Adisty berlari kencang namun Ricko juga tak mau kalah ia mengejar Adisty hing

    Last Updated : 2021-04-14
  • My Love   Jonathan Datang Ke Rumah

    "Temui Nona Rania sekarang!" perintah Ricko."Kenapa bukan Anda, tapi saya?" tanya Asisten Kevin."Dia tidak mau menjawab teleponku. Hari ini apa ada jadwal kosong?" tanya Ricko."Tidak, semua jadwal Anda penuh," jawab Asisten Kevin."Bagaimana kalau Anda menyerah saja ... sepertinya dia memang sengaja tidak ingin bertemu dengan Anda," ungkap Asisten Kevin."Menyerah ... mana mungkin aku menyerah waktu itu dia menungguku sampai ketiduran. Berarti dia memang menunggu jodohnya datang," jawab Ricko beralasan.Huh, percaya diri sekali Tuan. Nona Rania pasti menunggu untuk menolak perjodohannya, batin Asisten Kevin."Saya kira Anda di campakkan, karena mungkin Nona Rania tidak berselera dengan Anda," kata Kevin."Kau sudah berani meledekku, apa kau bo

    Last Updated : 2021-04-14
  • My Love   Rania Ingin Melanjutkan Perjodohan

    "Ampun kak ... ampun!" Darren berjongkok memohon-mohon pada Adisty."Kakak wanita cantik sedunia!" Darren memperbaiki kata-katanya.Adisty bersedekap, ia memalingkan mukanya pada Darren."Pacar? Apa benar kamu punya pacar?" tanya Papa Adisty."Kenapa kalian sepertinya tidak percaya jika aku punya pacar?" tanya Adisty."Ada pria yang jatuh cinta padaku," imbuh Adisty.Semua menatap aneh ke Adisty, seakan meremehkan jika perkataan Adisty benar atau tidak."Maaf, kak. Sepertinya aku butuh obat malam ini," kata Darren seraya pergi."Tuh, kan. Kalian tidak mempercayaiku!" keluh Adisty.Jonathan menepuk pundak Adisty."Bagaimana kalau kita double date, s

    Last Updated : 2021-04-14
  • My Love   Tolong Aku

    "Sekarang kau sudah menemukan pria tambatan hatimu, bagaimama denganku," keluh Adisty."Kau akan ku kenalkan dengan pria yang tampan juga sebagai imbalan kau telah membawaku pada jodohku," kata Rania."Tapi sebelum itu, kirimkan aku nomor teleponnya. Bukankah akhir-akhir ini ia sering menelponmu,"imbuh Rania."Benar, baiklah aku kirimkan dulu nomornya. Kau hubungi sendiri saja kalau begitu," ucap Adisty.'Yah, setidaknya tugasku sudah selesai. Aku tidak perlu lagi bersembunyi jika Rania menerima perjodohan itu," batin Adisty."Jangan lupa untuk mengenalkanku pada pria tampan kaya. Mukaku mau ku taruh mana jika ketahuan Kak Jo kalau aku tidak punya pacar," peringat Adisty."Tenang, akan ku carikan pria tampan untukmu. Sudah kusimpan nomor teleponnya

    Last Updated : 2021-04-14
  • My Love   Jebakan

    Jika mengingat amarah Adisty yang meledak-ledak Rania tidak mungkin menyuruhnya langsung untuk bertemu pria itu. Ia harus berpikir keras agar rencananya bisa terlaksana.TingTiba-tiba ada ide brilian masuk ke dalam otaknya.Maafkan aku Adisty, aku tidak mau berpisah dengan sekretaris Kevin. Bagaimanapun aku harus memperjuangkan cinta pertamaku, batin Adisty.**Di Restoran High Class"Emm, tumben kau mengajakku ke restoran mahal seperti ini," kata Adisty. Ia mengamati semua harga makanan yang tertera di daftar menunya."Gila, lebih baik kita pergi dari sini. Mahal sekali," bisik Adisty."Sudahlah, anggap saja ini sebagai ucapan rasa terima kasihku karena telah menolongku selama ini,"kata Rania."Tapi kamu bawa uang yang cukup kan? Bia

    Last Updated : 2021-04-14
  • My Love   Sedikit Memaksa

    "Saya ... mau ke toilet dulu." Adisty berniat untuk berdiri tetapi Presdir Ricko menarik tangannya."Jangan kabur ... saya tahu Anda di sewa seseorang untuk mengikuti perjodohan itu," gertak Ricko.Adisty kembali duduk, akhirnya yang di takuti terjadi juga.Ya ampun, apa ia tahu siapa diriku? Apa ia tahu ... aku adalah karyawannya, batin Adisty.Matilah aku! pekik Adisty dalam hati.Rania ... kau jahat sekali sekali. Awas kau! Adisty ingin rasanya kabur dari pria di depannya tetapi tatapan membunuh Ricko membuatnya tidak berani berkutik."Kita bertemu lagi, Nona," sapa Ricko."I ... iya, langsung saja katakan apa keperluan Anda mencari saya?" Adisty berusaha untuk santai ... tapi tatapan Presdir Ricko seakan mau membunuhnya seketika itu juga.

    Last Updated : 2021-04-15
  • My Love   Morning Call

    Adisty menengadahkan kedua tangannya di atas langit. Wajahnya tampak serius memanjatkan doa."Tuhan ... saya tahu telah membuat kesalahan terbesar dengan membohongi Presdir. Tapi tolong Tuhan ... jangan biarkan rahasia ini terbongkar. Keluarga saya sangat membutuhkan uang. Hamba tidak ingin mereka kelaparan ...." Adisty menundukkan kepalanya dengan khusyuk.Tiba-tiba ...KRIIIIING!!"Ah, suara apa sih ini mengganggu sekali." Adisty terbangun dari tidurnya. Ternyata nada dering ponselnya yang berbunyi sangat kencang. Ia lalu mematikan sumber berisik itu, bermaksud untuk tidur kembali.Namun saat Adisty membungkus tubuhnya dengan selimut ponselnya yang berada di atas nakas kembali bergetar dengan nada dering yang khas."Siapa yang menelpon sepagi ini," k

    Last Updated : 2021-04-18

Latest chapter

  • My Love   Akhir Cerita

    Tiga tahun kemudian.Adisty memejamkan mata kala Ricko mau mendaratkan bibirnya di bibir Adisty.Melihat reaksi istrinya yang seolah membuka pintu untuknya. Ricko melanjutkan aksinya merebahkan Adisty di pembaringan. Kemudian mengecup kelopak mata wanita itu satu persatu. Jari-jari Ricko bergerak turun membuka kancing baju Adisty satu persatu."Tok ... tok ... tok!""Mama ... mama!" teriak Austin dari luar."Oh, sayang milikku sudah menegang haruskah kita berhenti lagi seperti kemarin," keluh Ricko."Iya, Austin di luar sayang. Kasihan dia, kalau lama menunggu. Kamu tahu sendirikan jika dia menangis, susah menenangkannya," sahut Adisty.Adisty membenarkan letak kancingnya lagi dan buru-buru membuka pintu untuk putra kecilnya."Ada sayang?" tanya Adisty."Austin, tidak bisa tidur. Boleh Austin tidur sama mama?" tanya Austin polos."Tidak boleh, Austin harus belajar mandiri tidur di kamar sendiri," ucap Ricko.

  • My Love   Melahirkan

    "Awas ya, kalau kau sampai meninggalkanku. Ku kejar sampai ujung dunia," balas Ricko. Keduanya tertawa bahagia. Mereka berpandangan satu sama lain, pandangan penuh cinta.Sebuah bunyi telepon mengagetkan keduanya yang sedang bernostalgia."Dari siapa sayang?" tanya Ricko."Kakek," ucap Adisty."Lalu, kenapa wajahmu pucat seperti itu?" tanya Ricko.Adisty tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Berita dari Kakek Fermount mengenai pelaku kejahatan yang mengakibatkan Ricko amnesia kini telah di ketahui siapa pelakunya."Ada apa sayang?" tanya Ricko."Tadi kakek memberitahu jika pelakunya sudah ketemu.""Oh, ya. Siapa pelakunya?" tanya Ricko."Ibu tirimu," jawab Adisty pendek."Sudah kuduga, hanya dia satu-satinya orang di dunia ini yang punya alasan ingin melenyapkanku," kata Ricko."Kata kakek, pihak keamanan telah melihat bukti lewat CCTV kota, orang suruhan itu juga merupakan penjahat yang menjadi buronan se

  • My Love   Ricko Sembuh

    Setelah melakukan pergumulan semalam, pagi hari Rania mendapati tubuh polosnya tengah di peluk Kevin. Ia terperanjat kaget, melihat laki-laki tampan itu masih memeluknya dengan wajah tak bersalah. Sialnya lagi milik Kevin masih menancap lewat belakang. Rania seakan terjebak, ketika ia bergerak justru benda itu juga ikut bergerak di dalam. Dan Rania tanpa sadar mendesah pelan.Kevin sebenarnya pura-pura tidur, ia sudah bangun dari tadi. Hanya saja ia tidak ingin wanita yang di cintainya segera pergi. Jadi, ia melakukan aksi pura-pura tidur.Lagi-lagi Kevin menghujamkan miliknya dalam keadaan mata terpejam. Rania mendesah hebat, dan Kevin menyukai suara desahan itu. Semakin cepat ia memompa milik Rania, semakin sering ia mendengar desahan wanita itu. Hingga akhirnya mereka melakukan pelepasan lagi.Rania baru sadar jika Kevin pasti tidak tidur. Lelaki itu hanya pura-pura saja. Ia mencubit lengan Kevin dengan kencang."Aww!" teriak Kevin.

  • My Love   Kerinduan

    "Bagaimana Dok, kondisi suami saya?" tanya Adisty cemas."Kami sudah melakukan pengecekan, setidaknya tidak ada pendarahan di otaknya. Itu sudah merupakan kabar yang bagus," kata dokter."Iya, tapi apakah dia akan koma ... atau_,""Tenanglah, Nyonya. Kami akan berusaha yang terbaik," kata dokter."Iya," jawab Adisty lemah. Ia kembali melihat Ricko di balik kaca. Air matanya mengalir dengan sendirinya. Ia menyalahkan dirinya sendiri kenapa harus memaksa agar ingatan Ricko pulih."Berdoalah Nyonya, suami Anda bisa melewati masa kritisnya malam ini. Jika masa kritis berhasil di lewati, kemungkinan besar ia dapat sembuh," terang dokter.Adisty hanya menjawabnya dengan anggukan. "Kalau begitu, saya permisi dulu Nyonya untuk mengecek pasien lainnya," kata dokter pergi meninggalkan Adisty."Bagaimana keadaan Tuan Ricko?" tanya Kevin yang tiba-tiba muncul bersama Rania."Dia ... aku tidak bisa menjelaskannya. Kalian lihat s

  • My Love   Hari Ulang Tahun

    "Tidak usah gugup, biasa saja," kata Adisty. Ricko tersenyum datar. Ia merasa Adisty bisa membaca pikirannya."Aku mandi dulu," kata Ricko untuk menghindari suasana yang canggung.ya," jawab Adisty. Wanita itu merebahkan tubuhnya yang penat karena jalan-jalan di Mall.Terdengar suara gemericik air shower kamar mandi. Adisty memilih memejamkan matanya sambil menunggu Ricko selesai mandi. Ia tiba-tiba terbangun teringat sesuatu. Lalu ia beringsut turun dari ranjang."Ada apa?" tanya Ricko yang baru saja keluar dari kamar mandi.Melihat tubuh Ricko yang hanya berbalut handuk saja sebatas perut dan buliran air menetes di rambutnya yang basah. Membasahi tubuh sixpack pria itu. Adisty menelan salivanya."Eh, tidak apa-apa. Aku hanya mau ambil ini," kata Adisty meraih ponselnya. Padahal sebelumnya ia ingin melihat sesuatu di dalam tasnya yang baru saja di beli di Mall tadi."Ada yang ingin kau telepon?" tanya Ricko mengernyitkan dahiny

  • My Love   Kecurigaan Adisty

    Seperti biasa Adisty menunggu Ricko pulang kerja. Kali ini ia menunggu tidak di rumah melainkan di Mall untuk membeli keperluan bayi. Ia merasa bosan jika di rumah terus, apalagi Ricko kerja sampai sore. Malahan terkadang pulang sampai malam. Alhasil, Adisty bosan jika terus-terusan di rumah.Adisty memakai longdres pendek selutut dengan kardigan yang menutupi lengannya. Ia menenteng sebuah tas kecil berwarna putih mengkilap. Tak ada yang tahu jika tas yang di bawanya itu limited edition.Kaki Adisty yang berbalut flat shoes mengingat kehamilannya sudah usia tidak muda lagi. Tentunya ia akan mudah kecapekan tidak seperti dulu. Dua orang pelayan setianya mengikuti pergerakan Adisty kemanapun. Mereka selalu siap sedia jika Adisty menginginkan bantuan.Di telinga Adisty terdengar tawa yang tak begitu asing. Ia melihat dua orang wanita tengah mengobrol di cafe yang tak jauh dari temptanya berdiri. Adisty merasa kenal dengan wanita itu. Mereka adala

  • My Love   Kepedulian Ricko

    Adisty berdiri di depan pintu kamar Ricko menelan kekecewaan. Ia pun berlalu dan kembali ke kamarnya sendiri. Tak terasa air matanya menetes, ia merasa Ricko benar-benar sudah berubah seperti orang lain.Hari berikutnya, Adisty masih melayani kebutuhan Ricko seperti biasanya. Laki-laki itu memilih banyak diam. Meskipun Adisty sudah berusaha ramah padanya, tapi Ricko terlihat cuek. Semakin hari Adisty merasa hidupnya kesepian. Terlebih lagi kandungannya sekarang tambah membesar. Ia butuh perhatian. Jika ia banyak pikiran bisa mengganggu perkembangan janinnya."Bisa kita bicara?" tanya Adisty."Bicara tentang apa?" Ricko balik bertanya."Tentang kita," jawab Adisty.Ricko tersenyum sinis. "Tentang kita, bukankah kau sudah tahu hubungan kita seperti apa. Aku tidak bisa mengingat apapun. Jadi, aku tidak bisa menjadi suami yang kamu mau," ucap Ricko tegas."Ya, aku tahu. Tapi, bayi dalam kandunganku tidak tahu apa-apa. Aku ingin dia l

  • My Love   Hilang Ingatan

    Adisty tidak berhenti menangis melihat kondisi Ricko yang masih terbaring koma. Darren datang bersama ibunya menjenguk Ricko di rumah sakit. Ricko belum sadarkan diri. Ia masih dalam keadaan koma. Merasa ada yang menepuk pundaknya, Adisty menoleh ke belakang. Ia tersenyum pada Darren dan menyeka air matanya. Adisty memeluk mamanya erat. Ia pun menangis lagi."Ricko, Ma ...," tangis Adisty."Ya, mama tahu. Kamu bersabarlah, ini ujian," kata mama Adisty. Wanita paruh baya itu mengelus rambut putrinya dengan penuh kasih sayang."Yang sabar, sayang. Semua sudah kehendak Yang Mah Kuasa," kata mama Adisty.Adisty masih menangis terisak-isak, menatap Ricko yang masih belum sadarkan diri. Ia semakin takut jika terjadi apa-apa pada Ricko."Kak, yang sabar ya. Kak Ricko sekarang juga sedang berjuang melawan maut," kata Darren menguatkan hati Adisty."Berdoalah kepada Tuhan, agar suamimu segera sembuh," kata mama Adisty.Adisty mengangguk. Ia pu

  • My Love   Kenyataan Pahit

    Rania masih tertidur pulas akibat obat bius yang di suntikkan padanya. Kevin terlihat duduk di samping Rania dengan menggenggam tangan istrinya. Mendengar pintu ruangan ada yang mendorong, Kevin menoleh ke belakang."Rupanya kau sudah di sini," tukas Ricko. Dari belakang punggung Ricko muncul Adisty."Bagaimana keadaannya?" tanya Adisty cemas."Sudah lebih baik," jawab Kevin sembari membuka kacamatanya. Terlihat dari wajahnya, sedih, muram dan kelelahan.Adisty mendekati Rania dan mengusap dahi sahabatnya dengan pandangan prihatin. "Kasihan, dia terus saja menangisi nasibnya," tutur Adisty."Ini salahku, tak seharusnya aku seceroboh itu," sesal Kevin."Ya, kau memang sangat ceroboh. Kau bisa membunuh istrimu sendiri dengan semua keteledoranmu!" ucap Adisty kesal.Kevin menunduk. Ia tidak membantah semua omongan Adisty. Karena ia tahu semua itu benar. Koni yang ia inginkan Rania segera siuman. Ia ingin kembali pada Rania. Meskipun anga

DMCA.com Protection Status