Liera keluar sețelah rasanya sudah cukup banyak hal yang dirinya sampaikan pada Julian, walau ada beberapa kalimat yang seharusnya pria itu jawab, tapi sungguh Liera tidak akan pernah sanggup mendengar jawabannya, gadis tu menutup pințu ruangan rawat julian.
Di depan ruangan itu sudah ada Asyla dan Sean saja, kebețulan Jake sedang membeli sesuatu diluar, karena seharusnya mereka semua makan malam tapi di situasi seperti ini siapa yang ingin makan, jadi Jake berpikir untuk membeli makanan ringan dan beberapa minuman untuk mereka.Liera berusaha untuk tersenyum, seperti yang Sean katakan jika Julian hanya punya dirinya sebagai satu kekuatan untuknya, Liera berjalan mendekat dan ikut duduk di sana."Kamu baik-baik saja?" Tanya Asyla, dari raut wajah Liera terlihat jika gadis itu mencoba untuk menutupi hal yang dirinya pikirkan, pasti saat berat menjadi Liera, dia baru saja menikmati indahnya honeymoon dan saat kembali malah situasi seperti ini.Jika Asyla menjadi Liera, dirinya mungkin tidak akan sekuat dan sesabar Liera.Liera mengangguk. tidak bisa dipungkiri jika dirinya tidak baik-baik saja, dia juga seseorang yang bisa bersedih dan takut, tapi Liera mencoba berpikir karena dia masih punya beberapa orang yang siap mendengarkan kesedihannya."Haruskah aku menjelaskannya sekarang? Aku sungguh tidak tahu akan seperti ini, Liera karno harus yakin jika Julian baik-baik saja" Ucap Asyla, dirinya tidak bisa membagikan kabar gembiranya dengan Liera, situasi tidak mendukung saat ini."Tidak masalah Asyla, ceritakan saja apa yang terjadi, aku akan mendengarkannya." Ucap Liera, dia tahu sejak lama Asyla ingin bercerita padanya, mereka juga sudah berjanji akan bertemu saat kembali, tapi siapa yang akan menyangka situasi ini akan dațarng?Karena takdir tidak akan pernah bisa ditebak, jadi hal itu bisa datang kapanpun dan dimanapun, sama seperti kemarin dan pasangan."Aku—"Asyla menghentikan ucapannya saat melihat Jake yang sudah datang dengan beberapa paper bag di tangannya, dirinya tidak mungkin membiarkan pria yang dia cintai kesulitan begitu saja, Asyla langsung bangun dari tempat nya dan membantu Jake."Kenapa lama sekali? Dan kenapa pakaianmu basah?" Tanya Asyla, dia mengambil safu paper bag di tangan Jake."Maaf aku harus ke seberang jalan untuk membeli ini, jangan khawatir sayang," ucap Jake, dia menggandeng tangan Asyla dan kembali melangkah mendekati Liera dan Sean.Dari pembicaraannya dan cara mereka saling berbicara membuat Liera menyimpulkan suatu hal jika ada hal yang telah terjadi diantara keduanya, Liera pikir akan ada kabar baik tak lama lain, awalnya Liera pikir Asyla akan menyukai temannya Julian tapi tidak menyangka akan mencințai Jake.Senang melihat sahabatnya menemukan seseorang yang berarti untuknya, melihat itu membuat Liera kembali tersenyum, walau ada kesedihan di sini tapi Liera tidak boleh terlalu larut."Kalian berdua sangat cocok, kapan aku bisa mendapatkan undangan secepatnya?" Tanya Liera, ucapnya membuat kedua orang itu langsung melihat ke arahnya, mereka lupa jika di sana masih ada Liera dan Sean."In-ini Liera—,""Kami akan segera menikah, tolong pastikan unțuk datang bersama Julian," Ucap Jake, dengan pegasnya dia menyampaikan hal itu di saat Asyla begitu gugup, Liera harus tahu bukan?"Senang mendengarnya, aku bahagia akhirnya sahabatku akan menikah dan tentu aku akan datang bersama Julian." ucap Liera, waktu cepat sekali berlalu jika sebelumnya Asyla yang menemani dirinya, sekarang waktu Liera yang menemani Asyla, jadi seperti ini rasanya melihat sahabat sendiri akan menikah?Sean?Pria itu hanya diam di antara perbincangan itu, dia ikut bahagia, walau masih sulit untuknya menerima jika Asyla lebih menyukai Jake, dirinya belum menyimpan perasaan apapun tapi Sean memang sudah ada niat untuk mendekati gadis itu tapi Jake dahulu yang sudah mendekatinya.Dia tidak masalah, biarkan hal itu hanya menjadi rahasianya."Kalian berdua pulanglah, aku akan bersama Sean menjaga Julian," Ucap Liera, dia tidak bisa jika harus membuat kedua orang itu ikut menunggu hingga pagi, mereka juga butuh istirahat."Kamu yakin?" Tanya Asyla."Ya, aku yakin Asyla, kamu harus pulang dan dokter Jake juga, aku akan menghubungimu nanti jika Julian sudah bangun, terima kasih sudah menemaniku," ucap Liera, jika bukan bantuan Jake dan Asyla, mungkin dirinya akan terus merasa takut pada hal bisa membuatnya semakin lemah."Baiklah, aku akan datang lain besok, tolong jaga dirimu Liera dan jangan takut untuk menghubungiku, sampai jumpa Liera."Asyla membawa Jake untuk langsung meninggalkan rumah sakit."Sean, hubungi aku jika Julian sudah sadar,""Tentu." Balas Sean.Keduanya terdiam untuk sesaat, mungkin karena masih terlalu canggung untuk membangun sebuah pendekatan, sudah lama juga mereka tidak bicara."Apakah julian memang suka menyembunyikan masalahnya sendiri?" Tanya Liera, dia mengeluarkan suara setelah berpikir untuk memulai percakapan itu, dia memang belum mengenal Julian lebih dalam, tapi Sean mungkin paham karena mereka sudah lama tinggal bersama.Sean menoleh ke arah Liera, kenapa bertanya hal seperti itu? Apa yang membuatnya memikirkan hal Itu?"kakak Julian, dia memang seperti itu, karena sejak kecil ayah tidak pernah melakukan pada anaknya, jadi kakak Julian terbiasa menyembunyikan masalah yang terjadi, aku tahu jika ini aneh tapi itulah faktanya, kakak Julian selalu mengutamakan kepențingan orang lain dan dia tidak ingin membuat orang lain khawațir tentangnya." Jelas Sean, dia pikir Liera perlu tahu karena sebelumnya Sean sempat mendengar ucapan Liera di dalam ruangan tadi.Liera menghela nafas berat. jadi itulah kenapa Julian lebih memilih untuk diam saja? Bagaimana jika saat itu Liera lengah?"Bagaimana bisa dia berpikiran seperti itu? Apakah dia tidak pernah berpikir bahwa justru hal ttu membuat orang lain khawatir." ucap Liera, Julian berbanding terbalik dengan dirinya, Liera sangat suka bercerita dan tidak suka menyembunyikan apapun.Kecuali kekhawatirannya tentang pernikahan mereka."Aku tidak tahu, tapi bisakah kamu mengubah pemikirannya itu? Aku ingin kakak Julian berhenti berpikir seperti itu," Ucap Sean, mungkin merubah karakter yang sudah terbențuk sejak lama tapi jika di dukung dengan orang dicintai mungkin akan berhasil.Liera tersenyum murung, dia saja masih harus merubah karakter dirinya yang seperti anak kecil bagaimana bisa dirinya mengubah pemikiran Julian dirinya saja kadang tidak bisa membantah keinginan Julian."Aku tidak bisa janji, tapi akan aku coba" Ucap Liera, berbicara dengan Sean yang sekarang benar-benar membuat Liera semakin paham jika sikap dewasa itu penting."Kakak Ipar, tidurlah di dalam, aku akan berjaga disini," Ucap Sean, dirinya tidak mungkin juga terus membuat Liera berjaga semalaman di sini."Bagaimana dengan dirimu?" Tanya Liera, dia tidak mungkin membiarkan pria itu tidur diluar apa lagi berjaga semalaman di sini."Aku akan beristirahat di ruangan dokter Jake, kebetulan ini rumah sakit tempat bekerja." Ucap Sean, dia berbohong dengan ucapannya, padahal Jake bukanlah bekerja di sini, pria itu aslinya tinggal di London."Baiklah, istirahatlah dengan baik," Ucapnya, Liera langsung meninggalkan tempatnya, membuka kembali pintu ruangan Julian dan masuk ke dalam.Liera keluar sețelah rasanya sudah cukup banyak hal yang dirinya sampaikan pada Julian, walau ada beberapa kalimat yang seharusnya pria itu jawab, tapi sungguh Liera tidak akan pernah sanggup mendengar jawabannya, gadis tu menutup pințu ruangan rawat julian.Di depan ruangan itu sudah ada Asyla dan Sean saja, kebețulan Jake sedang membeli sesuatu diluar, karena seharusnya mereka semua makan malam tapi di situasi seperti ini siapa yang ingin makan, jadi Jake berpikir untuk membeli makanan ringan dan beberapa minuman untuk mereka.Liera berusaha untuk tersenyum, seperti yang Sean katakan jika Julian hanya punya dirinya sebagai satu kekuatan untuknya, Liera berjalan mendekat dan ikut duduk di sana."Kamu baik-baik saja?" Tanya Asyla, dari raut wajah Liera terlihat jika gadis itu mencoba untuk menutupi hal yang dirinya pikirkan, pasti saat berat menjadi Liera, dia baru saja menikmati indahnya honeymoon dan saat kembali malah situasi seperti ini.Jika
Tiga hari kemudian.Dokter sudah mengatakan hal terjadi pada Julian itu 50 banding 50, antara berhasil atau tidak itu semua usaha lagi bagaimana julian ingin ingatannya kembali dan bantuan orang terdekat, semua orang yang terus memperhatikan perkembangan Julian hingga tiga hari ini masih belum bisa melakukan apapun, Julian tidak mau berinteraksi dengan Liera lebih dari 15 menit.Dan gadis itu, kesehatannya semakin tidak stabil, terkadang Liera bisa begitu lemah dan sembuh, kondisi semakin membuat lbu dan kakaknya tidak bisa diam, mereka sampai ikut terlibat sekarang, keduanya selalu berada di sisi Liera.Dan tidak sungkan untuk mengajukan sebuah permintaan pada keluarga Julian, untuk berhenti membuat Liera menemui Julian terus, karena sungguh ini menyiksa Liera dan kesehatannya, dia terlalu memikirkan hingga kondisi seperti itu.Lagipula kenapa juga harus Liera?Pagi-pagi sekali Tuan Grew mendatangi ruang rawat Julian, pria itu jauh lebih
Siang hari Liera meninggalkan rumah sakit setelah melakukan pemeriksaan tubuhnya, karena tetap memaksa ingin pulang padahal dokter sudah mengatakan butuh satu hari untuknya istirahat lagi, tapi Liera tetap ingin pulang dan mengatakan akan meminum obat yang dokter berikan dengan baik.Gadis itu meninggalkan rumah sakit setelah jam makan siang berakhir dan di waktu seluruh pasien untuk istirahat, tentu saja karena hanya di waktu itu sang kakak baru bisa menjemput mereka.Selama perjalanan pulang Liera tidak pernah membuka suara untuk mengatakan apa yang telah terjadi hari ini, matanya sudah sangat lembab karena menangis tanpa henti dan baru tenang setelah sempat tertidur saat perjalanan kembali pulang, karena jarak dari rumah sakit ke rumah soang ibu cukup lama dan menghabiskan satu jam perjalanan.Liera langsung masuk ke dalam kamarnya setelah sang ibu membuka pintu, hari ini perasaan saat sangat kacau dan rasa ingin berbagi saat pahit untuk diucapkan
Sean memasuki ruangan Julian, maksudnya pria itu baru sempat kembali setelah ada hal yang mendesak di kantor yang benar-benar tidak bisa di tangani oleh asistennya, banyak hal yang harus dirinya kerjakan sambil menjaga sang kakak, saat masuk ke dalam Sean cukup terkejut hanya ada sang kakak di dalam ruangan.Kemana perginya Leira? Bukankah kakak iparnya itu selalu menjaga kakak Julian saat dirinya pergi? Atau dirinya sedang keluar? Sean kembali melangkah setelah menutup pintu, dia membawa buah-buahan yang sudah bisa langsung dimakan karena sebelumnya sudah di potong oleh pelayan di rumah sakit, dia juga membawa makanan lainnya untuk sang kakak dan juga Leira, karenq makanan rumah sakit memang sangat tidak enak."Kakak Julian," Sapa Sean, meletakan batang yang dirinya bawa di dalam laci milik sang kakak, membawa jas yang dirinya kenakan, dan duduk di kursi kosong dekat sang kakak."Kenapa baru datang? Aku sendirian sejak pagi!" Ucap Julian, dia ha
Setelah melakukan banyak sekali pertimbanhan antara terapi ingatan atau sebuah pemulihan secara bertahap.Dengan segala hal pilihan dan berbagai resiko, Julian pada akhirnya tetap memilih untuk terapi ingatan, dia tahu resiko jika akan ada pelumpuhan ingatan jika dipaksakan secara tiba-tiba untuk mengembalikan ingatannya, terapi ini juga seperti kembali ke alam bawah sadar dan keberhasilan hanya dirinya yang bisa mendapatkan itu.Dokter Jake dan Sean, mereka hanya bisa mencoba untuk mendukung keputusan Julian, walau sebenarnya ini bukan pilihan baik."Kau yakin Julian?" Tanya Jake, tidak tahu sudah berapa kali pertanyaan itu dirinya katakan sejak tadi, Julian tahu temannya itu sangat peduli walau ucapannya cukup ketus dsn terdengar kasar."Kau paham bagaimana diriku bukan? Jadi percuma juga oamu terus bertanya, jawabanku hanya tetap sama, aku ingin melakukannya dqn aku akan menerima resikonya," Ucap Julian dia hanya tinggal menunggu dokter me
Julian sepertinya di buat kembali pada masa lalu, ingatannya membawa dirinya pada kejadian asing tapi semua terasa begitu familiar, dia melihat dirinya di dalam kemacetan di lalu lintas jalan, dirinya mencoba kembali melangkah untuk melihat dengan jelas.Tapi saat melangkah mendaki Julian melihat dirinya yang keluar dari mobil dengan perasaan kesalnya, mengejar seseorang yang juga keluar dari mobil, dalam sebuah keributan itu dan kekacauan keadaan.Membuat Julian tidak bisa melangkah mendekati, kakinya terpaku dan dirinya takut untuk melihat apa yang terjadi pada dirinya saat ini, dia benci melihat kecelakaan, karena kecelakaan Sean yang membuat Julian saat itu trauma dan bahkan sempat membuat Julian tidak bisa melihat jalanan kota dengan tenang, apalagi berada di padatnya kemacetan."Tidak!" Teriak Julian saat melihat dirinya berlari untuk mendekati pria yang dirinya kejar, Julian tidak bisa melihat wajah itu dengan jelas, hingga akhirnya Julian mel
By FoundBeberapa hari kemudian.Hari ini rencananya jika memang tidak ada halangan, Julian akan melakukan terapi untuk kedua kalinya, terlalu dekat dengan terapi pertama, hanya berjarak tiga hari, padahal terapi ini hanya dianjurkan selama dua minggu sekali, tapi sekali lagi siapa yang bisa menghentikan keras pria itu?Tidak ada yang bisa, jika Julian sudah memintanya maka hal itu harus terjadi, walau resiko bisa lebih buruk dari yang pertama.Hari tidak ada bisa memberikan semangat atau sekedar kata untuk membuat Julian berpikir dua kali, baik Sean dan jake keduanya memiliki kepentingan masing-masing. lagipula siapa yang tahan bersama dirinya lebih dari tiga jam hanya satu orang.Liera.Tapi gadis itu sekarang sudah menyerah dan sekarang sedang menunggu dirinya untuk siapa menerima surat cerai darinya.Menyedihkan bukan?Ketika seseorang sedang berjuang untuk sebuah keberhasilan yang rasanya mustahil
MISS U Hari itu, hari dimana Liera berdiri dengan buket bunga ditangannya, suasana sakral benar-benar terasa selama dirinya berdiri disamping Asyla.Ya, hari ini sudah tiba dimana akhirnya Liera harus membantu teman menentukan pilihan hidupnya, sebagai satu saksi dari sekian banyak para undangan yang datang, Liera melihat ke depan saat waktunya mempelai pengantin wanita berjalan menuju altar.Seluruh tubuh liera hanya bisa melihat ke bawah, apa yang diharapkan?Kenapa selalu berkaitan dengan Julian, kenapa rasanya sulit mengangkat kepala di situasi seperti itu? Dirinya merusak suasana pernikahan bukan?"Liera, kamu baik-baik saja?" Tanya Asyla, dia sampai harus mengambil langkah untuk berdiri di samping sahabatnya, karena sejak datang Liera tidak pernah menunjukan wajah bahagianya, padahal semua orang tersenyum lebar di ruangan ini."Asyla, maafkan aku. Seperti kamu sadar, aku tidak berbohong jika aku masih bingung saat ini, aku
Satu tahun kemudian.Suatu pagi di rumah sederhana yang menjadi sebuah pertemuan dan menjadi akhir kebahagian.suara tangisan seorang bayi mewakili indahnya pagi hari, dengan iringan kicauan burung, cahaya matahari juga tidak ingin kalah untuk menyambut mereka, menjadi sebuah awalan di pagi hari dengan kisah baru untuk kisah selanjutnya.keluarga kecil yang kini menjadi suatu kebahagiaan tidak ternilai, itulah kisah ini.dari perjanjian menjadi sebuah ikatan benang antara Julian dan Liera yang membawa mereka pada indahnya falling love, padahal awal hanya sebuah persetujuan paksaan tapi kini berubah menjadi ketulusan untuk rela bersama.Liera membuka matanya setelah rasanya tangisan bayinya semakin menggema di dalam ruangan, dan hal yang dirinya lihat adalah pemandangan dimana Julian tertidur di sofa sambil memeluk putra mereka yang menangis, dia tersenyum. biasanya Julian membangunkan dirinya saat tengah malam putranya menangis,
"Benarkah? Kamu janji?" Tanya Liera dengan wajah penuh harapan menatap Julian yang ada di sampingnya, berharap jika pria itu akan segera mengangguk ucapannya.Walau kehadiran seseorang yang ada di dalam perutnya sungguh memberikan rasa bahagia luar biasa, Liera juga ingin dimanjakan oleh Julian, setidaknya kini dirinya sudah hamil, tidak perlu ada kebohongan lagi untuk membuat Ayah Julian menekan dirinya lagi.Setidaknya untuk saat ini itulah kebahagian yang harus segera diberikan pada yang lain.Liera tidak bisa membayangkan bagaimana nanti dirinya saat mulai membesar perutnya, ketika dirinya akan lebih sering menghabiskan waktu untuk menceritakan banyak hal pada anaknya, Liera sempat membaca ibu hamil akan sering meminta sesuatu yang aneh, dia ingin membayangkan bagaimana sulitnya Julian untuk mencari hal yang sangat dirinya inginkan.Dengan diam-diam Liera mengelus perutnya yang masih rata, dari dalam hatinya dia menyampaikan sebuah pesan
Beberapa hari kemudian.Akhir pekan, Sebenarnya Julian dan Liera ingin menghabiskan liburan mereka di pantai, tapi kemarin keduanya mendapatkan undangan dari ayah Julian untuk menghadiri acara yang pria itu buat.Julian awalnya ingin menikah karena pasti acara itu untuk pertemuan para partner kerja ayahnya, tapi Liera mengatakan jika dirinya ingin datang dan mengharapkan Julian untuk menceritakan apa sebelumnya merekadiskusikan, jadi tidak alasan untuknya nolak.Julian membuka matanya, dia masuk setelah Liera tidak ada di sampingnya, ini aneh kenapa dia bangun lebih siang dan kenapa Liera juga tidak membangunkan dirinya?Fokus Julian teralihkan saat mendengar suara yang aneh dari berasal dari bathroom, suara seseorang yang sedang mengeluarkan isi perutnya, Julian langsung mengibaskan selimut di tubuhnya, berjalan mendekat dan tangan terulur membuka pintu.Dan benar, Julian langsung diberikan pandangan dimana Liera yang sedang berhada
Sesampainya di Vila mereka.Ketika Liera menginjakkan kakinya setelah sekian lama tidak kembali ada rasa senang yang tidak bisa di jelaskan, apalagi ketika Julian membuka pintu dan mengajaknya masuk ke dalam bersama.Lampu menyala dan seluruh ruangan terlihat jelas, Liera tersenyum tidak ada yang berubah dan semua masih sama, hanya saja dibuat lebih rapi dari sebelumnya, mungkin Julian menatanya saat Liera berkata ingin kembali.Julian melepaskan yang dirinya kenakan, melangkah untuk menuju dapur, dirinya akan langsung membuat makan malam karena di perjalanan Julian sempat mendengar suara perutnya yang minta di isi, pria itu membuka lemari kulkas dan melihat apa yang akan dirinya buatkan, tapi sebelum memulai masuk.Pria itu mengambik nasi instan dan meletakan ke dalam oven, jika memasak nasi waktunya tidak akan cukup, jadi dia mengunakan nasi instan, karena itulah kebiasaan saat Liera tidak ada di rumah sakit.Liera berijalan mendekat se
Liera dan Kiera berjalan bersama menuju parkiran mobil, setelah berpamitan dengan Asyla dan Jake, keduanya memutuskan untuk pulang.Liera menatap layar ponselnya, ada satu pesan masuk dari Julian.Jika sudah sampai rumah, bisakah aku menghubungimu?>Liera tidak langsung menjawab pesan itu, rasanya sudah cukup bukan seharian bertemu dengannya, Liera hanya sedang mematangkan pikirannya, apakah keputusannya sudah benar atau belum, dan entah kenapa juga kepalanya sedikit pusing, dia juga ingin memakan sesuatu."Jadi kakak menyusul karena takut aku tidak memiliki teman?" Tanya Liera, setelah dirinya memasak sabuk pengaman dan setelah mobil sang kakak sudah meninggalkan area itu."lbu juga menyuruhku, jadi setelah pertemuan itu selesai aku memutuskan untuk kesini, tidak disangka akan ada Julian disana, kau bahkan biasa saja." Ucap Kiera, dia tidak kesal seharusnya Liera memberitahunya, tapi jika tidak kesana mungkin juga K
"Liera, pulanglah, aku sungguh merasa kosong kau tidak ada di villa," ucap Julian, dia merapikan rambut Liera yang sempat berantakan, jika dilihat seperti ini Liera banyak berubah, raut wajahnya, terus bibir dan pipinya sedikit kurus, apakah banyak hal dirinya pikirkan?Tapi semua tertutup dengan kecantikan hari ini, gaun yang sedikit membuat Julian kesal karena hampir mengekspos seluruh punggung istrinya, siapa yang telah merekomendasikan pakaian ini padanya?Liera mengangkat kepalanya untuk menatap Julian, dia ingin sekali pulang tapi setelah apa yang terjadi banyak hal membuat Liera terus mempertimbangkan banyak hal, dia tidak terus dibutakan oleh kebersamaan, dia juga tidak bisa terus menipu dan pura-pura tidak tahu."Kamu tahu, aku datang kesini setelah membatalkan jadwal rapatku, karena aku tidak mau menerima surat cerai yang kau kirim, Liera kenapa kamu melakukan itu? Aku tidak akan melupakanmu." Ucap Julian, itu benar. Dia baru saja akan kemba
MISS U Hari itu, hari dimana Liera berdiri dengan buket bunga ditangannya, suasana sakral benar-benar terasa selama dirinya berdiri disamping Asyla.Ya, hari ini sudah tiba dimana akhirnya Liera harus membantu teman menentukan pilihan hidupnya, sebagai satu saksi dari sekian banyak para undangan yang datang, Liera melihat ke depan saat waktunya mempelai pengantin wanita berjalan menuju altar.Seluruh tubuh liera hanya bisa melihat ke bawah, apa yang diharapkan?Kenapa selalu berkaitan dengan Julian, kenapa rasanya sulit mengangkat kepala di situasi seperti itu? Dirinya merusak suasana pernikahan bukan?"Liera, kamu baik-baik saja?" Tanya Asyla, dia sampai harus mengambil langkah untuk berdiri di samping sahabatnya, karena sejak datang Liera tidak pernah menunjukan wajah bahagianya, padahal semua orang tersenyum lebar di ruangan ini."Asyla, maafkan aku. Seperti kamu sadar, aku tidak berbohong jika aku masih bingung saat ini, aku
By FoundBeberapa hari kemudian.Hari ini rencananya jika memang tidak ada halangan, Julian akan melakukan terapi untuk kedua kalinya, terlalu dekat dengan terapi pertama, hanya berjarak tiga hari, padahal terapi ini hanya dianjurkan selama dua minggu sekali, tapi sekali lagi siapa yang bisa menghentikan keras pria itu?Tidak ada yang bisa, jika Julian sudah memintanya maka hal itu harus terjadi, walau resiko bisa lebih buruk dari yang pertama.Hari tidak ada bisa memberikan semangat atau sekedar kata untuk membuat Julian berpikir dua kali, baik Sean dan jake keduanya memiliki kepentingan masing-masing. lagipula siapa yang tahan bersama dirinya lebih dari tiga jam hanya satu orang.Liera.Tapi gadis itu sekarang sudah menyerah dan sekarang sedang menunggu dirinya untuk siapa menerima surat cerai darinya.Menyedihkan bukan?Ketika seseorang sedang berjuang untuk sebuah keberhasilan yang rasanya mustahil
Julian sepertinya di buat kembali pada masa lalu, ingatannya membawa dirinya pada kejadian asing tapi semua terasa begitu familiar, dia melihat dirinya di dalam kemacetan di lalu lintas jalan, dirinya mencoba kembali melangkah untuk melihat dengan jelas.Tapi saat melangkah mendaki Julian melihat dirinya yang keluar dari mobil dengan perasaan kesalnya, mengejar seseorang yang juga keluar dari mobil, dalam sebuah keributan itu dan kekacauan keadaan.Membuat Julian tidak bisa melangkah mendekati, kakinya terpaku dan dirinya takut untuk melihat apa yang terjadi pada dirinya saat ini, dia benci melihat kecelakaan, karena kecelakaan Sean yang membuat Julian saat itu trauma dan bahkan sempat membuat Julian tidak bisa melihat jalanan kota dengan tenang, apalagi berada di padatnya kemacetan."Tidak!" Teriak Julian saat melihat dirinya berlari untuk mendekati pria yang dirinya kejar, Julian tidak bisa melihat wajah itu dengan jelas, hingga akhirnya Julian mel