Leira duduk bersama Sean di depan ruang dimana Julian ada di dalam igd, semenjak kembali Leira sudah tahu ada sesuatu tidak di benar pada Julian, rasa bersalah menyelimuti hati Leira, seharusnya dia tidak membiarkan Julian dan mengikuti ucapannya, seharusnya Julian mengikuti ucapannya, seharusnya saat pramugari itu menawarkan pemeriksaan untuk Julian, dirinya tidak diam saja di sana.
Leira mengusap wajah dengan frustasi, perasaan buruk semakin membuat tidak berpikir jernih, dirinya tidak bisa memikirkan resiko apa yang akan di ambilnya jika hal yang telah terjadi membuat Julian mendapatkan kesulitan, berharap semua akan baik-baik saja.Saat keheningan menghampiri keduannya, ada seseorang yang berlarian ke arah mereka dengan jas putihnya bersama seorang gadis yang mengikutinya dari belakang, itu dokter Jake dan Asyla.Bagaimana bisa keduanya secara kebetulan berada di rumah sakit ini? Bukankah tadi Dokter Jake bersama mereka saat Julian tadi.Asyla yang datang langsung memberikan pelukan pada sahabatnya, padahal baru saja Asyla ingin mengunjungi rumah mereka dan memberikan undangan untuknya, tapi siapa yang tahu jika Asyla akan jatuh cinta pada pria yang bahkan dirinya kenal karena sebuah pertemuan, singkatnya Asyla berencana akan menikah dengan Dokter Jake dalam waktu dekat ini."Bagaimana kondisinya? Apakah Dokter yang menangani Julian belum keluar?" Tanya Jake, dengan nafas yang masih terengah-engah."Leira, aku yakin semuanya pasti akan baik-baik saja," Ucap Asyla, mengusap punggung Leira untuk memberikan ketenangan padanya, pasti membuatnya begitu panik karena mereka baru saja pulang berlibur."Aku juga hanya berharap tidak terjadi apapun Julian," Ucapnya, Leira menjauhkan dirinya dari Asyla, lalu menatap keruangan yang belum terbuka sejak setengah jam yang lalu."Bagaimana kamu tahu aku ada di rumah sakit ini?" Tanya Leira, dirinya baru saja menyadari kehadiran Asyla, padahal dirinya tidak menghubungi temannya ini."Kebetulan aku sedang memeriksakan kesehatanku," Ucap Asyla, dia memang melakukan pemeriksaan untuk kesehatan sebelum menikah.Aaat semuanya sedang berbicara, tiba-tba ruangan yang ada di hadapan mereka terbuka, memperlihatkan seorang dokter dan para suster yang keluar dari ruangannya."Siapa yang bernama Leira di antara kalian semua?" Tanya sang dokter yang melepaskan masker di wajahnya.Leora bangkit dari kursinya dan melangkah mendekati dokter itu, "Aku Leira, aku istri dari pasien Julian."Dokter itu membuka sarung tangannya dan melihat pada gadis di hadapannya, "Bisakah kamu datang ke ruanganku? Dan apakah ada saudara lainnya?"Sean langsung mendekati dokter itu juga, "Aku, aku adalah adiknya,""Baiklah, aku akan menunggu kalian di ruanganku, dan untuk pasien Julian sudah di pindahkan di ruangan rawat, kalian bisa melihat tapi jangan bersamaan saat masuk, tolong biarkan pasien istirahat dengan baik," Ucapnya, sang dokter langsung berjalan menuju ruangan miliknya."Ayo, kakak Ipar." Ucap Sean, untuk pertama kalonya dirinya memanggil Leira sebagai kakak iparnya, itu berarti secwra tulus Sean sudah menerima Leira menjaf8 bagian keluarganya.Leira memberikan anggukan, dirinya langsung melangkah mengikuti kemana dokter itu pergi, walau seluruh tubuhnya masih menegang dan pikirannya belum tenang, Leira harus siap dengan apa yang akan di katakan dokter nantinya, karena dirinya adalah istri dari Julian, dirinya harus kuat.Sean terulur untuk untuk membukakan pintu untuk sang kakak ipar, lalu baru menyusulnya untuk masuk ke dalam ruangan dokter itu, di dalam sudah ada dokter yang tadi menangani Julian sedang menulis sesuatu di buku catatannya.Leira dan Sean duduk bersamaan, keduanya sudah siap untuk mendengarkan apa yang akan di katakan sang dokter, sepertinya ini sesuatu masalah yang begitu serius, Leira jadi gelisah."Sebelumnya aku akan bertanya, apakah pasien pernah mengalami benturan keras di kepalanya? Atau akhir-akhir ini kepalanya ser8ng mengeluh terasa sakit?" Tanya sang dokter, setelah dia membuat analisis untuk perkiraannya yang akan terjadi."Kakakku pernah mengalami kecelakaan bersamaku belum lama ini, posisi kakakku lah yang lebih parah terbentur dan—"'Aku sering mengamatinya, akhir-akhir ini terkadang emosional suamiku tidak stabil, dis juga sering memang kepalanya, dan pagi ini juga sering memang kepalanya, dan pagi ini juga suamiku baru saja tiba-tiba mimisan, lalu ketika kita sampai di rumah, suamiku langsung pingsan," Sambung Leira yang menjelaskan secara keseluruhan apa yang telah terjadi pada Julian.Dokter hanya memberikan anggukan, dia kembali menilis sesuatu di dalam catatannya."Untuk saat ini banyak kemungkinan yang terjadi, entah itu gegar otak atau kemungkinan bisa mengalami amnesia, ini baru perkiraanku, kar3na pasca kecelakaan itu pasien tidak melakukan pemeriksaan lanjutan di rumah sakit," Jelas sang dokter.Hari Leira terasa semakin terpukul mendengarkan bagaimana kemungkinan yang akan Julian terima nantinya, dan satu fakta jika kecelakaan itu bukan hal biasa saja, Julianlah yang lebih parah dan pria itu—kenapa selalu menyembunyikan hal ini pada dirinya?"Jika itu baru kemungkinan, apakah itu akan terjadi nanti? Atau katakan apakah Julian akan baik-baik saja?" Tanya Leira, rasa takut dan rasa khawatir begitu mendominasi hatinya, tidak ada yang bisa di katakan baik.Dokter itu menatap ke arah Leira, dia tersenyum dengan kaku."Aku tidak bisa memastikan apapun, aku tidak mengatakan hal yang belum fakta, jika kalian setuju aku akan segera menyiapkan surat perjanjian dan kalian bisa meninggalkan ruanganku,"Baik Sean maupun Leira tidak ada katakan yang bisa untuk disampaikan, perkataan dokter itu benar, dia tidak bisa memberikan kepastian karena semua ini masih ada banyak kemungkinan, dengan perasaan sedih, keduanya meninggalkan ruangan dokter itu."Setidaknya kamu sudah tahu bukan? Jadi jangan terlalu sedih, kakak Julian adalah sosok yang kuat, sekarang kakak ipar lebih baik menemuinya," Ucap Sean, dirinya begitu canggung untuk berinteraksi dengan Leira, walau dirinya tahu usia mereka berbeda, tapi Sean ingin menghormati Leira sebagai istri kakaknya."Kamu benar, aku yang seharusnya yang lebih kuat, Julian membutuhkanku saat ini,"Hingga akhirnya Leira harus melihat Julian dengan keadaan dimana seluruh tubuhnya dipenuhi alat, melihat suaminya dengan keadaan ini sungguh menyakiti hatinya, menusuk seluruh pertahanan dirinya untuk tidak menangis, tapi Leira harus kuat.Di dalam ruangan yang hanya ada dirinya dan Julian, bahkan ruangan ini begitu tenang dan sunyi, rasanya ingin membangunkan Julian jika dirinya sampai menangis dengan pelan Leira memilih untuk duduk di kursi dekat di sisi ranjang.Leira tersenyum dan dengan tatapan sedihnya, gadis itu terulur untuk menyentuh tangan Julian, kemudian menggenggamnya, lalu meletakan tangan besar Julian di pipinya sambil melihat pria itu yang memejamkan matanya.Banyak hal yang ingin sekali Leira katakan, tapi mulutnya enggan untuk mengatakannya, sudah beberapa kali Leira mengatakan pada Julian untuk selalu mengatakan apa yang membuatnya sakit atau bingung, apa gunanya dirinya jika Jualan tidak ingin membagi apapun."Aku istrimu Julian, aku tidak akan meninggalkanmu saat kondisimu sedang sakit, kita bat7 saja mengatakan itu bukan? Setia bersama dalam keadaan apapun," Ucap Leira, air mata kesedihan kembali mengalir, kenapa? Kenapa saat semua berjalan baik, selalu ada cela membuat Leira harus takut akan sesuatu."Aku akan selalu menceritakan apa yang terjadi padaku, tapi kenapa kamu senang menutupinya Julian?" Tanya Leira lagi, dia hanya berusaha untuk menjadi lebih kuat tapi tetap saja dia seorang wanita yang begitu lemah dalam kondisi seperti ini."Aku akan tetap disisimu, aku janji padamu Julian, jadi cepatlah pulih,"Liera keluar sețelah rasanya sudah cukup banyak hal yang dirinya sampaikan pada Julian, walau ada beberapa kalimat yang seharusnya pria itu jawab, tapi sungguh Liera tidak akan pernah sanggup mendengar jawabannya, gadis tu menutup pințu ruangan rawat julian.Di depan ruangan itu sudah ada Asyla dan Sean saja, kebețulan Jake sedang membeli sesuatu diluar, karena seharusnya mereka semua makan malam tapi di situasi seperti ini siapa yang ingin makan, jadi Jake berpikir untuk membeli makanan ringan dan beberapa minuman untuk mereka.Liera berusaha untuk tersenyum, seperti yang Sean katakan jika Julian hanya punya dirinya sebagai satu kekuatan untuknya, Liera berjalan mendekat dan ikut duduk di sana."Kamu baik-baik saja?" Tanya Asyla, dari raut wajah Liera terlihat jika gadis itu mencoba untuk menutupi hal yang dirinya pikirkan, pasti saat berat menjadi Liera, dia baru saja menikmati indahnya honeymoon dan saat kembali malah situasi seperti ini.Jika
Liera keluar sețelah rasanya sudah cukup banyak hal yang dirinya sampaikan pada Julian, walau ada beberapa kalimat yang seharusnya pria itu jawab, tapi sungguh Liera tidak akan pernah sanggup mendengar jawabannya, gadis tu menutup pințu ruangan rawat julian.Di depan ruangan itu sudah ada Asyla dan Sean saja, kebețulan Jake sedang membeli sesuatu diluar, karena seharusnya mereka semua makan malam tapi di situasi seperti ini siapa yang ingin makan, jadi Jake berpikir untuk membeli makanan ringan dan beberapa minuman untuk mereka.Liera berusaha untuk tersenyum, seperti yang Sean katakan jika Julian hanya punya dirinya sebagai satu kekuatan untuknya, Liera berjalan mendekat dan ikut duduk di sana."Kamu baik-baik saja?" Tanya Asyla, dari raut wajah Liera terlihat jika gadis itu mencoba untuk menutupi hal yang dirinya pikirkan, pasti saat berat menjadi Liera, dia baru saja menikmati indahnya honeymoon dan saat kembali malah situasi seperti ini.Jika
Tiga hari kemudian.Dokter sudah mengatakan hal terjadi pada Julian itu 50 banding 50, antara berhasil atau tidak itu semua usaha lagi bagaimana julian ingin ingatannya kembali dan bantuan orang terdekat, semua orang yang terus memperhatikan perkembangan Julian hingga tiga hari ini masih belum bisa melakukan apapun, Julian tidak mau berinteraksi dengan Liera lebih dari 15 menit.Dan gadis itu, kesehatannya semakin tidak stabil, terkadang Liera bisa begitu lemah dan sembuh, kondisi semakin membuat lbu dan kakaknya tidak bisa diam, mereka sampai ikut terlibat sekarang, keduanya selalu berada di sisi Liera.Dan tidak sungkan untuk mengajukan sebuah permintaan pada keluarga Julian, untuk berhenti membuat Liera menemui Julian terus, karena sungguh ini menyiksa Liera dan kesehatannya, dia terlalu memikirkan hingga kondisi seperti itu.Lagipula kenapa juga harus Liera?Pagi-pagi sekali Tuan Grew mendatangi ruang rawat Julian, pria itu jauh lebih
Siang hari Liera meninggalkan rumah sakit setelah melakukan pemeriksaan tubuhnya, karena tetap memaksa ingin pulang padahal dokter sudah mengatakan butuh satu hari untuknya istirahat lagi, tapi Liera tetap ingin pulang dan mengatakan akan meminum obat yang dokter berikan dengan baik.Gadis itu meninggalkan rumah sakit setelah jam makan siang berakhir dan di waktu seluruh pasien untuk istirahat, tentu saja karena hanya di waktu itu sang kakak baru bisa menjemput mereka.Selama perjalanan pulang Liera tidak pernah membuka suara untuk mengatakan apa yang telah terjadi hari ini, matanya sudah sangat lembab karena menangis tanpa henti dan baru tenang setelah sempat tertidur saat perjalanan kembali pulang, karena jarak dari rumah sakit ke rumah soang ibu cukup lama dan menghabiskan satu jam perjalanan.Liera langsung masuk ke dalam kamarnya setelah sang ibu membuka pintu, hari ini perasaan saat sangat kacau dan rasa ingin berbagi saat pahit untuk diucapkan
Sean memasuki ruangan Julian, maksudnya pria itu baru sempat kembali setelah ada hal yang mendesak di kantor yang benar-benar tidak bisa di tangani oleh asistennya, banyak hal yang harus dirinya kerjakan sambil menjaga sang kakak, saat masuk ke dalam Sean cukup terkejut hanya ada sang kakak di dalam ruangan.Kemana perginya Leira? Bukankah kakak iparnya itu selalu menjaga kakak Julian saat dirinya pergi? Atau dirinya sedang keluar? Sean kembali melangkah setelah menutup pintu, dia membawa buah-buahan yang sudah bisa langsung dimakan karena sebelumnya sudah di potong oleh pelayan di rumah sakit, dia juga membawa makanan lainnya untuk sang kakak dan juga Leira, karenq makanan rumah sakit memang sangat tidak enak."Kakak Julian," Sapa Sean, meletakan batang yang dirinya bawa di dalam laci milik sang kakak, membawa jas yang dirinya kenakan, dan duduk di kursi kosong dekat sang kakak."Kenapa baru datang? Aku sendirian sejak pagi!" Ucap Julian, dia ha
Setelah melakukan banyak sekali pertimbanhan antara terapi ingatan atau sebuah pemulihan secara bertahap.Dengan segala hal pilihan dan berbagai resiko, Julian pada akhirnya tetap memilih untuk terapi ingatan, dia tahu resiko jika akan ada pelumpuhan ingatan jika dipaksakan secara tiba-tiba untuk mengembalikan ingatannya, terapi ini juga seperti kembali ke alam bawah sadar dan keberhasilan hanya dirinya yang bisa mendapatkan itu.Dokter Jake dan Sean, mereka hanya bisa mencoba untuk mendukung keputusan Julian, walau sebenarnya ini bukan pilihan baik."Kau yakin Julian?" Tanya Jake, tidak tahu sudah berapa kali pertanyaan itu dirinya katakan sejak tadi, Julian tahu temannya itu sangat peduli walau ucapannya cukup ketus dsn terdengar kasar."Kau paham bagaimana diriku bukan? Jadi percuma juga oamu terus bertanya, jawabanku hanya tetap sama, aku ingin melakukannya dqn aku akan menerima resikonya," Ucap Julian dia hanya tinggal menunggu dokter me
Julian sepertinya di buat kembali pada masa lalu, ingatannya membawa dirinya pada kejadian asing tapi semua terasa begitu familiar, dia melihat dirinya di dalam kemacetan di lalu lintas jalan, dirinya mencoba kembali melangkah untuk melihat dengan jelas.Tapi saat melangkah mendaki Julian melihat dirinya yang keluar dari mobil dengan perasaan kesalnya, mengejar seseorang yang juga keluar dari mobil, dalam sebuah keributan itu dan kekacauan keadaan.Membuat Julian tidak bisa melangkah mendekati, kakinya terpaku dan dirinya takut untuk melihat apa yang terjadi pada dirinya saat ini, dia benci melihat kecelakaan, karena kecelakaan Sean yang membuat Julian saat itu trauma dan bahkan sempat membuat Julian tidak bisa melihat jalanan kota dengan tenang, apalagi berada di padatnya kemacetan."Tidak!" Teriak Julian saat melihat dirinya berlari untuk mendekati pria yang dirinya kejar, Julian tidak bisa melihat wajah itu dengan jelas, hingga akhirnya Julian mel
By FoundBeberapa hari kemudian.Hari ini rencananya jika memang tidak ada halangan, Julian akan melakukan terapi untuk kedua kalinya, terlalu dekat dengan terapi pertama, hanya berjarak tiga hari, padahal terapi ini hanya dianjurkan selama dua minggu sekali, tapi sekali lagi siapa yang bisa menghentikan keras pria itu?Tidak ada yang bisa, jika Julian sudah memintanya maka hal itu harus terjadi, walau resiko bisa lebih buruk dari yang pertama.Hari tidak ada bisa memberikan semangat atau sekedar kata untuk membuat Julian berpikir dua kali, baik Sean dan jake keduanya memiliki kepentingan masing-masing. lagipula siapa yang tahan bersama dirinya lebih dari tiga jam hanya satu orang.Liera.Tapi gadis itu sekarang sudah menyerah dan sekarang sedang menunggu dirinya untuk siapa menerima surat cerai darinya.Menyedihkan bukan?Ketika seseorang sedang berjuang untuk sebuah keberhasilan yang rasanya mustahil
Satu tahun kemudian.Suatu pagi di rumah sederhana yang menjadi sebuah pertemuan dan menjadi akhir kebahagian.suara tangisan seorang bayi mewakili indahnya pagi hari, dengan iringan kicauan burung, cahaya matahari juga tidak ingin kalah untuk menyambut mereka, menjadi sebuah awalan di pagi hari dengan kisah baru untuk kisah selanjutnya.keluarga kecil yang kini menjadi suatu kebahagiaan tidak ternilai, itulah kisah ini.dari perjanjian menjadi sebuah ikatan benang antara Julian dan Liera yang membawa mereka pada indahnya falling love, padahal awal hanya sebuah persetujuan paksaan tapi kini berubah menjadi ketulusan untuk rela bersama.Liera membuka matanya setelah rasanya tangisan bayinya semakin menggema di dalam ruangan, dan hal yang dirinya lihat adalah pemandangan dimana Julian tertidur di sofa sambil memeluk putra mereka yang menangis, dia tersenyum. biasanya Julian membangunkan dirinya saat tengah malam putranya menangis,
"Benarkah? Kamu janji?" Tanya Liera dengan wajah penuh harapan menatap Julian yang ada di sampingnya, berharap jika pria itu akan segera mengangguk ucapannya.Walau kehadiran seseorang yang ada di dalam perutnya sungguh memberikan rasa bahagia luar biasa, Liera juga ingin dimanjakan oleh Julian, setidaknya kini dirinya sudah hamil, tidak perlu ada kebohongan lagi untuk membuat Ayah Julian menekan dirinya lagi.Setidaknya untuk saat ini itulah kebahagian yang harus segera diberikan pada yang lain.Liera tidak bisa membayangkan bagaimana nanti dirinya saat mulai membesar perutnya, ketika dirinya akan lebih sering menghabiskan waktu untuk menceritakan banyak hal pada anaknya, Liera sempat membaca ibu hamil akan sering meminta sesuatu yang aneh, dia ingin membayangkan bagaimana sulitnya Julian untuk mencari hal yang sangat dirinya inginkan.Dengan diam-diam Liera mengelus perutnya yang masih rata, dari dalam hatinya dia menyampaikan sebuah pesan
Beberapa hari kemudian.Akhir pekan, Sebenarnya Julian dan Liera ingin menghabiskan liburan mereka di pantai, tapi kemarin keduanya mendapatkan undangan dari ayah Julian untuk menghadiri acara yang pria itu buat.Julian awalnya ingin menikah karena pasti acara itu untuk pertemuan para partner kerja ayahnya, tapi Liera mengatakan jika dirinya ingin datang dan mengharapkan Julian untuk menceritakan apa sebelumnya merekadiskusikan, jadi tidak alasan untuknya nolak.Julian membuka matanya, dia masuk setelah Liera tidak ada di sampingnya, ini aneh kenapa dia bangun lebih siang dan kenapa Liera juga tidak membangunkan dirinya?Fokus Julian teralihkan saat mendengar suara yang aneh dari berasal dari bathroom, suara seseorang yang sedang mengeluarkan isi perutnya, Julian langsung mengibaskan selimut di tubuhnya, berjalan mendekat dan tangan terulur membuka pintu.Dan benar, Julian langsung diberikan pandangan dimana Liera yang sedang berhada
Sesampainya di Vila mereka.Ketika Liera menginjakkan kakinya setelah sekian lama tidak kembali ada rasa senang yang tidak bisa di jelaskan, apalagi ketika Julian membuka pintu dan mengajaknya masuk ke dalam bersama.Lampu menyala dan seluruh ruangan terlihat jelas, Liera tersenyum tidak ada yang berubah dan semua masih sama, hanya saja dibuat lebih rapi dari sebelumnya, mungkin Julian menatanya saat Liera berkata ingin kembali.Julian melepaskan yang dirinya kenakan, melangkah untuk menuju dapur, dirinya akan langsung membuat makan malam karena di perjalanan Julian sempat mendengar suara perutnya yang minta di isi, pria itu membuka lemari kulkas dan melihat apa yang akan dirinya buatkan, tapi sebelum memulai masuk.Pria itu mengambik nasi instan dan meletakan ke dalam oven, jika memasak nasi waktunya tidak akan cukup, jadi dia mengunakan nasi instan, karena itulah kebiasaan saat Liera tidak ada di rumah sakit.Liera berijalan mendekat se
Liera dan Kiera berjalan bersama menuju parkiran mobil, setelah berpamitan dengan Asyla dan Jake, keduanya memutuskan untuk pulang.Liera menatap layar ponselnya, ada satu pesan masuk dari Julian.Jika sudah sampai rumah, bisakah aku menghubungimu?>Liera tidak langsung menjawab pesan itu, rasanya sudah cukup bukan seharian bertemu dengannya, Liera hanya sedang mematangkan pikirannya, apakah keputusannya sudah benar atau belum, dan entah kenapa juga kepalanya sedikit pusing, dia juga ingin memakan sesuatu."Jadi kakak menyusul karena takut aku tidak memiliki teman?" Tanya Liera, setelah dirinya memasak sabuk pengaman dan setelah mobil sang kakak sudah meninggalkan area itu."lbu juga menyuruhku, jadi setelah pertemuan itu selesai aku memutuskan untuk kesini, tidak disangka akan ada Julian disana, kau bahkan biasa saja." Ucap Kiera, dia tidak kesal seharusnya Liera memberitahunya, tapi jika tidak kesana mungkin juga K
"Liera, pulanglah, aku sungguh merasa kosong kau tidak ada di villa," ucap Julian, dia merapikan rambut Liera yang sempat berantakan, jika dilihat seperti ini Liera banyak berubah, raut wajahnya, terus bibir dan pipinya sedikit kurus, apakah banyak hal dirinya pikirkan?Tapi semua tertutup dengan kecantikan hari ini, gaun yang sedikit membuat Julian kesal karena hampir mengekspos seluruh punggung istrinya, siapa yang telah merekomendasikan pakaian ini padanya?Liera mengangkat kepalanya untuk menatap Julian, dia ingin sekali pulang tapi setelah apa yang terjadi banyak hal membuat Liera terus mempertimbangkan banyak hal, dia tidak terus dibutakan oleh kebersamaan, dia juga tidak bisa terus menipu dan pura-pura tidak tahu."Kamu tahu, aku datang kesini setelah membatalkan jadwal rapatku, karena aku tidak mau menerima surat cerai yang kau kirim, Liera kenapa kamu melakukan itu? Aku tidak akan melupakanmu." Ucap Julian, itu benar. Dia baru saja akan kemba
MISS U Hari itu, hari dimana Liera berdiri dengan buket bunga ditangannya, suasana sakral benar-benar terasa selama dirinya berdiri disamping Asyla.Ya, hari ini sudah tiba dimana akhirnya Liera harus membantu teman menentukan pilihan hidupnya, sebagai satu saksi dari sekian banyak para undangan yang datang, Liera melihat ke depan saat waktunya mempelai pengantin wanita berjalan menuju altar.Seluruh tubuh liera hanya bisa melihat ke bawah, apa yang diharapkan?Kenapa selalu berkaitan dengan Julian, kenapa rasanya sulit mengangkat kepala di situasi seperti itu? Dirinya merusak suasana pernikahan bukan?"Liera, kamu baik-baik saja?" Tanya Asyla, dia sampai harus mengambil langkah untuk berdiri di samping sahabatnya, karena sejak datang Liera tidak pernah menunjukan wajah bahagianya, padahal semua orang tersenyum lebar di ruangan ini."Asyla, maafkan aku. Seperti kamu sadar, aku tidak berbohong jika aku masih bingung saat ini, aku
By FoundBeberapa hari kemudian.Hari ini rencananya jika memang tidak ada halangan, Julian akan melakukan terapi untuk kedua kalinya, terlalu dekat dengan terapi pertama, hanya berjarak tiga hari, padahal terapi ini hanya dianjurkan selama dua minggu sekali, tapi sekali lagi siapa yang bisa menghentikan keras pria itu?Tidak ada yang bisa, jika Julian sudah memintanya maka hal itu harus terjadi, walau resiko bisa lebih buruk dari yang pertama.Hari tidak ada bisa memberikan semangat atau sekedar kata untuk membuat Julian berpikir dua kali, baik Sean dan jake keduanya memiliki kepentingan masing-masing. lagipula siapa yang tahan bersama dirinya lebih dari tiga jam hanya satu orang.Liera.Tapi gadis itu sekarang sudah menyerah dan sekarang sedang menunggu dirinya untuk siapa menerima surat cerai darinya.Menyedihkan bukan?Ketika seseorang sedang berjuang untuk sebuah keberhasilan yang rasanya mustahil
Julian sepertinya di buat kembali pada masa lalu, ingatannya membawa dirinya pada kejadian asing tapi semua terasa begitu familiar, dia melihat dirinya di dalam kemacetan di lalu lintas jalan, dirinya mencoba kembali melangkah untuk melihat dengan jelas.Tapi saat melangkah mendaki Julian melihat dirinya yang keluar dari mobil dengan perasaan kesalnya, mengejar seseorang yang juga keluar dari mobil, dalam sebuah keributan itu dan kekacauan keadaan.Membuat Julian tidak bisa melangkah mendekati, kakinya terpaku dan dirinya takut untuk melihat apa yang terjadi pada dirinya saat ini, dia benci melihat kecelakaan, karena kecelakaan Sean yang membuat Julian saat itu trauma dan bahkan sempat membuat Julian tidak bisa melihat jalanan kota dengan tenang, apalagi berada di padatnya kemacetan."Tidak!" Teriak Julian saat melihat dirinya berlari untuk mendekati pria yang dirinya kejar, Julian tidak bisa melihat wajah itu dengan jelas, hingga akhirnya Julian mel