Share

Bab 17 - Bad Talk!

Penulis: Lioramy93
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Liera dihantar oleh Asyla sampai didepan gerbang rumahnya.

"Asyla, sampah jumpa dan terimakasih." ucap Liera, dia melambaikan tangan di kaca mobil saat mobil Asyla akan segera meninggalkan area rumahnya.

Liera sedikit bingung melihat mobil yang terparkir di depan rumahnya, itu mirip sekali dengan mobil yang pria tadi menariknya dan seakan pria itu mengenal dirinya.

"Astaga! Apakah itu benar? Apa yang harus aku lakukan sekarang?" Liera menggigit jarinya dengan panik perkataan pria itu benar-benar sulit untuk dirinya mengerti, sesampainya di depan teras rumah Liera sedikit mengintip dari jendela rumahnya.

Dan itu benar! Ada pria itu di sana, duduk bersebrangan dengan ibunya.

"Haruskah aku masuk?" Liera antara takut dan bingung, jika dirinya kabur kemana dirinya akan pergi dan saat dirinya memutuskan untuk masuk apa yang harus Lisa katakan pada ibunya.

Liera tersenyum senang, dia ingat jendela kamarnya tidak pernah terkunci, dia berjalan meninggalkan teras rumahnya, Liera tidak ingin bertemu dengan pria itu apalagi jika Ibunya menanyakan kenapa dirinya telah melukai pria itu.

Namun belum lama Liera melangkah kebelakang suara sang Ibu membuat langkahnya berhenti saat itu juga.

"Liera? Kamu mau kemana?" ucap Merry, untung saja dia keluar saat mendengar suara mobil masuk kedalam area rumahnya, dan benar feeling seorang Ibu tidak pernah salah, walau sebenarnya yang Merry harapkan muncul adalah putri pertamanya.

Tentu saja Merry tidak ingin memberikan Liera untuk di jodohkan, dia masih terlalu muda dan Merry tidak mau kejadian dirinya di masa lalu bisa terulang kembali pada putrinya, apalagi Merry tahu jika Liera tidak akan mudah menerimanya dan bisa kemungkinan Liera akan membenci dirinya seperti Keira.

"Ibu? A-aku—," Liera bingung balas apa saat sang Ibu berdiri tidak jauh dari dirinya, Liera bahkan tidak mau membalik tubuhnya untuk menatap sosok di belakang dirinya. 

'apa yang harus aku lakukan?'

"Liera, saat kau berbicara dengan orang lain, tidak baik jika tidak menatapnya, bukankah Ibu sudah mengajarimu tentang sopan santun dalam berbicara dengan orang lain?"

Merry berjalan mendekati sang puteri, dia tidak bisa membiarkan Liera pergi dari rumahnya dan terus membuat Tuan Grew mendesak dirinya, sekarang waktu tepat untuk

mempertemukan jodoh Liera, mungkin—Merry sendiri belum yakin tapi jika mereka ditakdir bersama Merry tidak akan bisa memisahkan keduanya.

"Ayo ikut, Ibu." Merry menyeret Liera untuk masuk dalam rumah melewati pintu belakang terhubung dengan halaman belakang atau area kolam renang, dia membawa Liera kedalam kamarnya dan menyuruh gadis itu berganti pakaian.

“Ibu, siapa sebenarnya mereka?" Liera menahan diri saat dirinya kembali dibawah keluar setelah mengganti pakaian, dia menahan sang Ibu untuk berhenti melangkah, dan ini pertama kalinya Liera mencoba bersikap tegas walau sebenarnya takut melukai hati sang ibu.

"Liera, kamu ingat saat Ibu. mengajakmu pergi ke sebuah Cafe dan bertemu pria yang duduk disana?"

Tatapan Liera tentu mengarah pada pria paruh baya yang duduk sofa ruang tamu bersama pria yang Lisa hancurkan masa depannya, "Ya, Liera ingat."

"Sebelahnya adalah putranya, dia yang akan dijodohkan dengan Liera"

"Apa!?? Ibu, Liera tidak mengerti? Dijodohkan?"

Merry tahu inilah reaksi pertama yang akan Liera tunjukkan, "Ibu, akan menjelaskan nanti."

Merry kembali menarik Liera untuk berjalan, dia melakukan selain melanjutkan perjodohan konyol yang bodohnya dia setujui begitu saja.

"Ibu--," Liera terpaku saat tatapannya tidak sengaja bertemu dengan pria itu, tatapan begitu dingin dan tajam membuat dirinya tertancap di sana tanpa bisa menggerakkan anggota tubuhnya.

"Maaf membuat kalian menunggu."

Merry dan Liera duduk disebrang Tuan Grew dan putranya tentu saja hanya Julian, mereka tidak pernah membawa Sean kemana-pun walau terkadang Sean merengek minta ikut.

"Aku rasa tidak perlu terlalu lama membuat waktu lagi, kau sudah membawa putrimu dan aku juga membawa Julian, yang akan aku jodoh-kan dengan putrimu."

Liera menatap tidak percaya pada sang Ibu, dirinya akan di jodoh? Bagaimana mungkin?

Dirinya bahkan belum melepas pakaian putih abu-abunya.

"Ibu? Aku tidak mengerti" Liera sedikit mengecilkan suaranya saat dia mengajak sang ibu berbicara.

Dan Julian, pria itu hanya diam disana, sekeras apapun dirinya membantah segala aturan sang Ayah itu semakin menyeret Julian kedalam pernikahan yang benar-benar tidak dia butuhkan untuk saat ini.

Karena pernikahan tidak cukup tanpa adanya rasa mencintai walau keduanya mampu.

"Tuan Grew, bisakah anda menunda sampai putriku lulus?"

"Tidak! Aku ingin bulan depan mereka menikah" ucap Tuan Grew penuh dengan ketegasan, dia benar-benar keras pada siapapun walau lawan bicaranya seorang wanita.

"Ayah! gadis itu masih SMA, tidakkah peduli pada pendidikannya? bagaimana jika teman sekelasnya tahu? Dan pikirkan aku juga Ayah! Bagaimana bisa Ayah ingin menjodohkanku dengan gadis SMA?" Ucap Julian, dia meluapkan segalanya.

"Kita bisa melakukan pernikahan ini diam-diam dan ketika lulus baru pernikahan kalian akan diresmikan"

Liera semakin dibuat bingung dengan pembicaraan ini, pernikahan? Perjodohan? Peresmian?

"Maaf, aku menyela pembicaraan ini, aku ingin pergi ke toilet sebentar." Liera segera meninggalkan tempat yang terasa begitu menegangkan dan bernafas saja begitu sulit untuk dirinya.

"Tuan Grew, ini tidak boleh dilakukan, bagaimana nasib putriku? Kelulusannya hanya menunggu tiga bulan lagi dan  setelah lulus aku sendiri yang akan menyerahkan putri-ku pada anda." ucap Merry, dia memikirkan nasib Liera di masa depan, mungkinkah Liera akan menjadi seperti dirinya.

Julian benar-benar muak berada disana mendengarkan perbincangan yang tidak memiliki sedikitpun keuntungan untuknya, saat kedua orang itu lengah Julian memutuskan untuk menemui gadis yang sudah melukai miliknya.

Tepat saat melewati lorong dimana gadis itu pergi, dirinya bertemu dengan gadis itu yang akan melintas, Julian menggunakan kesempatan itu untuk memblokir langkahnya dan menghimpitnya di antara lengan kekarnya.

"A—apa—yang ingin kamu—lakukan?" Liera tentu saja gugup, dia berada diposisi tidak bisa mengelak saat dirinya begitu dekat dengan pria itu, aroma mint memenuhi penciumannya.

"Aku peringatkan, jangan senang dengan perjodohan ini! Karena—," Julian mengandung kalimat dengan sengaja, dia mengangkat dagu gadis itu sampai memperlihatkan area leher mulusnya.

Liera meneguk air liurnya seperti sedang meminum air, tatapan pria itu membuat Liera takut dan mampu untuk menghindar dari dingin sikapnya. "Karena—apa?"

Julian menunjukkan seringainya, jarinya menelusuri dari pipi, bibir, hingga berhenti di dagu Liera dan sedikit menundukkan kepala, tepat berhenti di telinga gadis itu 

"tak ada kebahagian yang kau dapatkan."

Semua lepas bersama dengan berakhirnya kalimat itu, Julian meninggalkan Leira dengan peringatan yang dia buat, padahal Liera belum mengerti apapun tapi pertemuan ini terasa begitu memberikan mimpi buruk akan masa depan.

Liera menatap kepergian itu bagaikan serpihan kepingan kebahagian yang akan segera lenyap saat punggung itu semakin menjauh dan ditelan oleh kegelapan.

'aku harus bagaimana?'

Liera menghapus air mata yang mengalir begitu saja, semua ini masih terasa asing untuk langsung Liera mengerti, padahal kehidupan sebelumnya terasa begitu normal untuk dijalankan tapi sekarang arah kehidupan berubah seperti dunia Liera baru saja kembali berputar, dimana dirinya ada dititik paling bawah dan harus berlari untuk sampai di atas.

Note : Hal salam kenal dari aku, ayo jangan lupa tambhankan cerita ini kke book kalian

Bab terkait

  • My Little Wife, It's Mine!   Bab 18 - If You.

    Disinilah Liera, duduk diantara kedua pria itu lagi, sebenarnya setelah kejadian itu, Liera enggan untuk melihat pria yang bernama Julian itu, atau mungkin calon suaminya, ralat! Pria yang bahkan belum Liera bayangkan akan menjadi pendamping hidupnya.Liera hanya diam ketika sang Ibu terus menggenggam tangannya, memaksa Liera untuk terus berada disampingnya padahal Liera tahu hari sudah mulai mendekati tengah malam dan mengingat begitu banyak hal yang harus Liera lakukan, tapi semua ini membuat dirinya tidak memiliki kemampuan untuk pergi.Bagaimana nanti pada akhirnya semua tahu, jika dalam hitungan bulan Liera harus menikah.Dia bahkan tak tahu apapun tentang arti sebuah pernikahan, apalagi menjadi istri yang baik yang baru saja Tuan Grew katakan pada dirinya

  • My Little Wife, It's Mine!   Bab 19 - Regret

    Membuka lembaran demi lembaran buku di hadapan Liera, gadis itu tidak bisa fokus pada pelajaran hari ini, matanya memang tertuju pada papan tulis didepan tapi pikiran dan hatinya berada ditempat lain.Perkataan sang ibu masih berputar di kepala terus berputar tanpa henti, hari ini Liera menghindari percakapan yang biasa dia lakukan dengan sang Ibu, memberikan alasan jika dia ingin cepat sampai di sekolah dan membahas beberapa materi dengan teman-temannya.Itu hanya alasan, sebenarnya Liera tak ingin mendengar apapun.Pernikahan?Dan satu fakta yang benar-benar menjadi tanda tanya besar, jika sebenarnya Liera masih memiliki seorang ayah. Tapi kenapa sang Ibu menyembunyikan? Apakah Kakak

  • My Little Wife, It's Mine!   Bab 20 - Wan't

    Segalanya menjadi kacau, Merry bingung dan juga kesal, keadaan membuatnya selalu ditekan sebuah perjanjian, jika keadaan saat itu Merry tahu jika Tuan Grew akan segera memaksa dirinya memberikan putrinya, mungkin dari awal Merry menolak kerjasama itu.Hari sudah menjelang sore, baik Liera mau Keira keduanya tidak menampakkan sebuah tanda akan pulang, ini jelas menambah beban pikiran Merry saat ini, belum lagi tapi pagi.Liera menghindar untuk bertemu dengannya terus Keira yang pergi begitu saja setelah Merry menjelaskan apa yang terjadi.Dia sudah beberapa kali menghubungi Liera namun tidak sedikitpun putrinya menjawab panggilannya, padahal seharusnya Merry memaksa Keira saja mungkin keadaan tidak akan begitu kacau.

  • My Little Wife, It's Mine!   Bab 21 - Wonder?

    Seminggu berlalu …Terasa cepat namun banyak hal yang terlewatkan, katakan seperti itu. Liera melewati hari dengan pertimbangan tanpa sebuah arti, memikirkannya dalam setiap detik yang terlewatkan dan bertanya apakah semua ini sebuah keputusan nyata? Atau ini hanya ilusi yang tergambar dalam benaknya.Bagaimana, pernikahan ini diputuskan dan akan segera terlaksanakan dalam hitungan hari, awalnya hanya sebuah ucapan lalu berubah menjadi sebuah tanggung jawab, dimana Liera benar-benar mengatakan jika dia siap menikah diusia muda, bahkan seragam putih abu-abu masih dia kenakan.Bukan sang ibu atau sang kakak, namun tuntutan pihak lain membuat Liera terus terseret dalam perj

  • My Little Wife, It's Mine!   Bab 22 - Black?

    Hitam dan putih, dua warna yang memiliki arti tersendiri.Keduanya merupakan warna dasar, warna yang jika dicampurkan dengan warna lain tidak akan bisa kembali menjadi putih atau hitam, kedua warna itu juga suatu lambang dari sifat seseorang sesuai pandangan orang lain.Tapi kali ini menurut Liera warna hitam dan putih adalah perbedaan dirinya dengan kehidupannya saat ini, banyak sekali hal yang tidak bisa dirinya mengerti dalam waktu cepat dan hal asing yang terasa sulit diterima.Salah satu contohnya, ketika sang Ibu bertanya apakah dirinya siapa menjadi sebuah tumpuan untuk kehidupan barunya?Jangan-kan untuk menjadi tumpuan, Liera terkadang juga masih butuh tumpuan sang Ibu, lalu kini dia yang harus menjadi tump

  • My Little Wife, It's Mine!   Bab 23 - Tight Merried

    Hari itu tiba, dari dimana aku melihat diriku dengan segala hal yang berhubungan dengan pernikahan, menatap diri pada cermin rias dengan seribu pertanyaan.Untuk apa semua ini?Bertanya apakah ini begitu penting untuk kehidupan dimana Liera hanya gadis biasa, yang hanya memikirkan belajar dengan baik, masuk ke dalam perguruan tinggi sesuai harapan, dan berbagi cerita dengan orang terdekat.Tapi? Seakan takdir berkata ‘kau berbeda dengan yang lain’ seakan Liera memang harus menghadapi takdir yang tidak bisa diharapkan dan tidak sedikitpun terlintas dalam pikirannya.Menikah?Dirinya rias dengan penuh kehati-hati, padahal acara ini

  • My Little Wife, It's Mine!   Bab 24 - Rewrite Night

    Pesta berakhir, Villa dengan lantai dua yang begitu luas untuk ditinggali oleh dua orang, terasa begitu sunyi dan benar-benar hilang suasana, berbeda dengan tadi pagi.Rasanya Liera dikirim ke dalam kastil tidak berpenghuni, dia bahkan tidak bisa menelusuri rumah ini karena begitu menyeramkan jika dilihat pada malam hari, sebagian lantai bawah sudah gelap dan hanya beberapa kamar di lantai dua dibiarkan menyala.Liera masih menunggu Julian keluar dari bathroom, jika diberi kesempatan Liera ingin meminta kamar lain untuk berpisah dengannya, tapi permintaan sang Ibu membuat Liera resah.Bahkan kata ‘malam pertama’ berputar terus dalam pik

  • My Little Wife, It's Mine!   Bab 25 - paper

    Hanya berlalunya satu hari kemarin, keesokkan harinya adalah sebuah lembaran baru dimana Liera bukan lagi gadis manja, statusnya hari ini adalah seorang istri, ketika dia membuka mata dan melihat sebuah punggung pria adalah hal yang akan seterusnya dia lihat, mungkin untuk beberapa waktu. Tidak ada lagi teriakan sang Ibu yang menyuruhnya untuk bangun dari tidur nyenyaknya dan belum sekarang dia menjadi gadis mandiri.Mengibaskan selimut dan mengambil peralatan mandinya, Liera melangkah penuh hati-hati tanpa ingin membangunkan sang suami yang tertidur, pria itu bahkan tidak memakai pakaian atasannya saat tidur, suatu hal asing bagio Liera untuk terbiasa.Jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi, ini pertama kalinya Liera bangun lebi

Bab terbaru

  • My Little Wife, It's Mine!   The Ending

    Satu tahun kemudian.Suatu pagi di rumah sederhana yang menjadi sebuah pertemuan dan menjadi akhir kebahagian.suara tangisan seorang bayi mewakili indahnya pagi hari, dengan iringan kicauan burung, cahaya matahari juga tidak ingin kalah untuk menyambut mereka, menjadi sebuah awalan di pagi hari dengan kisah baru untuk kisah selanjutnya.keluarga kecil yang kini menjadi suatu kebahagiaan tidak ternilai, itulah kisah ini.dari perjanjian menjadi sebuah ikatan benang antara Julian dan Liera yang membawa mereka pada indahnya falling love, padahal awal hanya sebuah persetujuan paksaan tapi kini berubah menjadi ketulusan untuk rela bersama.Liera membuka matanya setelah rasanya tangisan bayinya semakin menggema di dalam ruangan, dan hal yang dirinya lihat adalah pemandangan dimana Julian tertidur di sofa sambil memeluk putra mereka yang menangis, dia tersenyum. biasanya Julian membangunkan dirinya saat tengah malam putranya menangis,

  • My Little Wife, It's Mine!   chapter 80 - In suddenly

    "Benarkah? Kamu janji?" Tanya Liera dengan wajah penuh harapan menatap Julian yang ada di sampingnya, berharap jika pria itu akan segera mengangguk ucapannya.Walau kehadiran seseorang yang ada di dalam perutnya sungguh memberikan rasa bahagia luar biasa, Liera juga ingin dimanjakan oleh Julian, setidaknya kini dirinya sudah hamil, tidak perlu ada kebohongan lagi untuk membuat Ayah Julian menekan dirinya lagi.Setidaknya untuk saat ini itulah kebahagian yang harus segera diberikan pada yang lain.Liera tidak bisa membayangkan bagaimana nanti dirinya saat mulai membesar perutnya, ketika dirinya akan lebih sering menghabiskan waktu untuk menceritakan banyak hal pada anaknya, Liera sempat membaca ibu hamil akan sering meminta sesuatu yang aneh, dia ingin membayangkan bagaimana sulitnya Julian untuk mencari hal yang sangat dirinya inginkan.Dengan diam-diam Liera mengelus perutnya yang masih rata, dari dalam hatinya dia menyampaikan sebuah pesan

  • My Little Wife, It's Mine!   chapter 79 - The Best Gift

    Beberapa hari kemudian.Akhir pekan, Sebenarnya Julian dan Liera ingin menghabiskan liburan mereka di pantai, tapi kemarin keduanya mendapatkan undangan dari ayah Julian untuk menghadiri acara yang pria itu buat.Julian awalnya ingin menikah karena pasti acara itu untuk pertemuan para partner kerja ayahnya, tapi Liera mengatakan jika dirinya ingin datang dan mengharapkan Julian untuk menceritakan apa sebelumnya merekadiskusikan, jadi tidak alasan untuknya nolak.Julian membuka matanya, dia masuk setelah Liera tidak ada di sampingnya, ini aneh kenapa dia bangun lebih siang dan kenapa Liera juga tidak membangunkan dirinya?Fokus Julian teralihkan saat mendengar suara yang aneh dari berasal dari bathroom, suara seseorang yang sedang mengeluarkan isi perutnya, Julian langsung mengibaskan selimut di tubuhnya, berjalan mendekat dan tangan terulur membuka pintu.Dan benar, Julian langsung diberikan pandangan dimana Liera yang sedang berhada

  • My Little Wife, It's Mine!   chapter 78 - talk to heart

    Sesampainya di Vila mereka.Ketika Liera menginjakkan kakinya setelah sekian lama tidak kembali ada rasa senang yang tidak bisa di jelaskan, apalagi ketika Julian membuka pintu dan mengajaknya masuk ke dalam bersama.Lampu menyala dan seluruh ruangan terlihat jelas, Liera tersenyum tidak ada yang berubah dan semua masih sama, hanya saja dibuat lebih rapi dari sebelumnya, mungkin Julian menatanya saat Liera berkata ingin kembali.Julian melepaskan yang dirinya kenakan, melangkah untuk menuju dapur, dirinya akan langsung membuat makan malam karena di perjalanan Julian sempat mendengar suara perutnya yang minta di isi, pria itu membuka lemari kulkas dan melihat apa yang akan dirinya buatkan, tapi sebelum memulai masuk.Pria itu mengambik nasi instan dan meletakan ke dalam oven, jika memasak nasi waktunya tidak akan cukup, jadi dia mengunakan nasi instan, karena itulah kebiasaan saat Liera tidak ada di rumah sakit.Liera berijalan mendekat se

  • My Little Wife, It's Mine!   chapter 77 - Take My Hand

    Liera dan Kiera berjalan bersama menuju parkiran mobil, setelah berpamitan dengan Asyla dan Jake, keduanya memutuskan untuk pulang.Liera menatap layar ponselnya, ada satu pesan masuk dari Julian.Jika sudah sampai rumah, bisakah aku menghubungimu?>Liera tidak langsung menjawab pesan itu, rasanya sudah cukup bukan seharian bertemu dengannya, Liera hanya sedang mematangkan pikirannya, apakah keputusannya sudah benar atau belum, dan entah kenapa juga kepalanya sedikit pusing, dia juga ingin memakan sesuatu."Jadi kakak menyusul karena takut aku tidak memiliki teman?" Tanya Liera, setelah dirinya memasak sabuk pengaman dan setelah mobil sang kakak sudah meninggalkan area itu."lbu juga menyuruhku, jadi setelah pertemuan itu selesai aku memutuskan untuk kesini, tidak disangka akan ada Julian disana, kau bahkan biasa saja." Ucap Kiera, dia tidak kesal seharusnya Liera memberitahunya, tapi jika tidak kesana mungkin juga K

  • My Little Wife, It's Mine!   chapter 76 - At My worst

    "Liera, pulanglah, aku sungguh merasa kosong kau tidak ada di villa," ucap Julian, dia merapikan rambut Liera yang sempat berantakan, jika dilihat seperti ini Liera banyak berubah, raut wajahnya, terus bibir dan pipinya sedikit kurus, apakah banyak hal dirinya pikirkan?Tapi semua tertutup dengan kecantikan hari ini, gaun yang sedikit membuat Julian kesal karena hampir mengekspos seluruh punggung istrinya, siapa yang telah merekomendasikan pakaian ini padanya?Liera mengangkat kepalanya untuk menatap Julian, dia ingin sekali pulang tapi setelah apa yang terjadi banyak hal membuat Liera terus mempertimbangkan banyak hal, dia tidak terus dibutakan oleh kebersamaan, dia juga tidak bisa terus menipu dan pura-pura tidak tahu."Kamu tahu, aku datang kesini setelah membatalkan jadwal rapatku, karena aku tidak mau menerima surat cerai yang kau kirim, Liera kenapa kamu melakukan itu? Aku tidak akan melupakanmu." Ucap Julian, itu benar. Dia baru saja akan kemba

  • My Little Wife, It's Mine!   chapter 75 - Miss U

    MISS U Hari itu, hari dimana Liera berdiri dengan buket bunga ditangannya, suasana sakral benar-benar terasa selama dirinya berdiri disamping Asyla.Ya, hari ini sudah tiba dimana akhirnya Liera harus membantu teman menentukan pilihan hidupnya, sebagai satu saksi dari sekian banyak para undangan yang datang, Liera melihat ke depan saat waktunya mempelai pengantin wanita berjalan menuju altar.Seluruh tubuh liera hanya bisa melihat ke bawah, apa yang diharapkan?Kenapa selalu berkaitan dengan Julian, kenapa rasanya sulit mengangkat kepala di situasi seperti itu? Dirinya merusak suasana pernikahan bukan?"Liera, kamu baik-baik saja?" Tanya Asyla, dia sampai harus mengambil langkah untuk berdiri di samping sahabatnya, karena sejak datang Liera tidak pernah menunjukan wajah bahagianya, padahal semua orang tersenyum lebar di ruangan ini."Asyla, maafkan aku. Seperti kamu sadar, aku tidak berbohong jika aku masih bingung saat ini, aku

  • My Little Wife, It's Mine!   chapter 74 - By Found

    By FoundBeberapa hari kemudian.Hari ini rencananya jika memang tidak ada halangan, Julian akan melakukan terapi untuk kedua kalinya, terlalu dekat dengan terapi pertama, hanya berjarak tiga hari, padahal terapi ini hanya dianjurkan selama dua minggu sekali, tapi sekali lagi siapa yang bisa menghentikan keras pria itu?Tidak ada yang bisa, jika Julian sudah memintanya maka hal itu harus terjadi, walau resiko bisa lebih buruk dari yang pertama.Hari tidak ada bisa memberikan semangat atau sekedar kata untuk membuat Julian berpikir dua kali, baik Sean dan jake keduanya memiliki kepentingan masing-masing. lagipula siapa yang tahan bersama dirinya lebih dari tiga jam hanya satu orang.Liera.Tapi gadis itu sekarang sudah menyerah dan sekarang sedang menunggu dirinya untuk siapa menerima surat cerai darinya.Menyedihkan bukan?Ketika seseorang sedang berjuang untuk sebuah keberhasilan yang rasanya mustahil

  • My Little Wife, It's Mine!   chapter 73 - Still Wishing

    Julian sepertinya di buat kembali pada masa lalu, ingatannya membawa dirinya pada kejadian asing tapi semua terasa begitu familiar, dia melihat dirinya di dalam kemacetan di lalu lintas jalan, dirinya mencoba kembali melangkah untuk melihat dengan jelas.Tapi saat melangkah mendaki Julian melihat dirinya yang keluar dari mobil dengan perasaan kesalnya, mengejar seseorang yang juga keluar dari mobil, dalam sebuah keributan itu dan kekacauan keadaan.Membuat Julian tidak bisa melangkah mendekati, kakinya terpaku dan dirinya takut untuk melihat apa yang terjadi pada dirinya saat ini, dia benci melihat kecelakaan, karena kecelakaan Sean yang membuat Julian saat itu trauma dan bahkan sempat membuat Julian tidak bisa melihat jalanan kota dengan tenang, apalagi berada di padatnya kemacetan."Tidak!" Teriak Julian saat melihat dirinya berlari untuk mendekati pria yang dirinya kejar, Julian tidak bisa melihat wajah itu dengan jelas, hingga akhirnya Julian mel

DMCA.com Protection Status