Share

Singa Itu ....

“Yeah!”

Aku berteriak girang saat mulai melajukan kuda dengan cepat. Sampai sekarang, aku masih seperti di dalam mimpi. Seorang Melica yang melow, akhirnya bisa menjadi seorang penunggang kuda setelah selama seminggu latihan. Itu hal yang menakjubkan bukan?

“Gala! Aku bisa menunggangi kuda!” teriakku.

Gala yang ada di depanku, membalas teriakkan itu, “Jangan berisik. Jangan lebbay!”

“Menyebalkan!” tegasku.

Ucapan itu disambut tawa oleh Nana yang mengiringi aku dan Gala dari belakang.

Ngomong-ngomong, kami menyusuri jalanan setapak yang sebenarnya sudah lebih bersih dari pada dua tahunan lalu saat kami berkelana di sini. Ini masih hutan, hanya saja keadaannya jadi lebih terawat. Aku seperti melihat hutan di Indonesia yang masih dipenuhi pohon-pohon kecil hingga pohon besar. Bahkan aku juga melihat hewan-hewan melata yang bergelantungan di atas pohon.

Saat aku, Gala, dan Nana sedang asyik

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status