Jordan menemui Evangeline dam Devan setelah sebelumnya pergi ke rumah Sonia. Bukannya diberi tahu ke mana Milea, Sonia malah marah-marah dan menyalahkan Jordan yang sudah membuat Milea kesal. Pagi tadi Milea menjemput Angel untuk mengantar ke sekolah, lalu meminta izin pada Sonia untuk mengajak Angel bersamanya beberapa malam. Sonia awalnya terkejut dan penasaran kenapa Milea tiba-tiba mau membawa Angel, hingga istri Jordan itu menangis dan mengatakan sedang marah kepada Jordan yang sudah mabuk dan tidak mempedulikannya.
"Aku harus gimana? Bantuin, Milea benar-benar marah padaku," pinta Jordan memelas. Jordan sempat datang ke rumah orangtua Milea, tapi Naya mengatakan kalau Milea tidak mau ketemu sama siapa pun, bahkan tidak mau menemui Jordan.
Evangeline dan Devan duduk di sofa yang berhadapan dengan Jordan di ruang kerja Devan, lantas keduanya saling tatap sebelum akhirnya menatap Jordan.
"Apa kamu tahu kalau Milea sebenarnya sedang merasa tidak percaya diri?"
Milea menceritakan kejadian malam tadi, ketika dirinya sedang menunggu Jordan pulang sampai ketiduran."Halo." Milea begitu terkejut ketika mendengar suara dari seberang panggilan, hingga kemudian tampak terburu-buru mengambil kunci mobil.Milea pergi ke sebuah klub malam, kepalanya terasa mendidih ketika mendengar kalau Jordan mabuk berat. Lebih kesal lagi ketika mendengar suara perempuan dari seberang panggilan tadi."Awas saja kamu, Jordan! Jika benar-berani main perempuan, aku cincang kamu!" umpat Milea yang sedang berjalan cepat masuk ke klub malam.Milea mengedarkan pandangan, karena cahaya yang remang membuat Milea kesusahan mencari di mana sang suami. Hingga ketika menoleh ke arah bar, Milea melihat Jordan yang menyandarkan kepala di meja bar, dengan cepat wanita itu menyusul untuk melihat keadaan suami."Anda istri tuan ini?" tanya seorang wanita berpakain seksi yang duduk di kursi sebelah Jordan."Ya!" jawab Milea ketus, memberi ta
"Aduh!" Jordan memekik ketika Devan memukul kepalanya, pria itu menatap wajah Devan yang terlihat begitu marah.Setelah menemui dan membujuk Milea meski tidak berhasil, Evangeline menemui Jordan dan Devan yang menunggu di sebuah kafe. Bukannya Jordan tak ingin ikut ke rumah Milea, tapi ancaman sang istri kepada satpam rumah, membuat Jordan memilih bersabar menunggu Milea sendiri yang mau menemuinya. 'Ingat, jangan sampai Jordan menginjakkan kaki di sini, atau aku lompat dari balkon kamar.' Itu adalah ancaman Milea yang membuat Jordan mengurungkan niat untuk memaksa bertempu.Evangeline menceritakan keluh kesah Milea, hingga membuat Devan marah dan menyesal telah membantu Jordan karena mantan adik iparnya itu yang salah. Jordan sendiri merasa menyesal, bukan maksud hatinya seperti itu, hingga dirinya benar-benar bingung harus bagaimana menghadapi dan meminta maaf pada Milea."Makanya, jangan mabuk saat pikiran kalut, terlebih ketika masalahnya tentang cinta. Kala
Jordan membawa Milea pulang, apa pun yang terjadi ingin agar bisa bicara dan masalah mereka selesai. Jordan terlalu merasa bersalah, terlebih sadar kalau selama ini Milea sangat mencintainya, bagaimana bisa dirinya bisa terkesan membandingkan Milea dengan Diana. Jelas sangat tidak akan sama."Jordan!" teriak Milea karena pria itu masih membopongnya dengan cara dipikul ke atas pundak—terlalu.Para pelayan rumah terbengong melihat majikannya pulang dan membawa sang istri dengan cara seperti itu, terlebih karena Milea terus berteriak dan memukul punggung Jordan."Apa, Mil? Aku mau kita bicara," sahut Jordan tanpa dosa."Nggak! Aku masih marah denganmu!" tolak Milea mencoba meronta."Mil, kalau kamu gerak terus, nanti kita jatuh bersamaan," ucap Jordan ketika menaiki anak tangga.Sadar akan posisi di mana mereka sekarang, membuat Milea memilih diam sesaat. Jordan tersenyum kecil ketika Milea diam, sehingga dirinya bisa membawa sang istri m
Danny menggerutu berulang kali, semenjak Evangeline balik ke kantor, kini jiwanya yang jomblo harus merana. Bagaimana tidak? Devan tidak tahu tempat ketika merayu Evangeline, membuat Danny sampai-sampai harus mengalah pergi dari ruangan dari pada harus melihat kemesraan atasan dan sekretaris itu."Pak, izin keluar!" Pamit Danny dengan suara lantang, bahkan pemuda itu sudah berdiri dan bersiap pergi.Hal ini dilakukan karena Devan terus menatap pada Evangeline yang sedang meminta tandatangan, sangat berlebihan bagi Danny ketika Devan mengumbar rasa cintaya di kantor-menyiksa jomblo."Eh, mau ke mana?" tanya Devan ketika melihat yang berjalan menuju pintu meski dirinya belum memberi izin."Membujuk jiwa jomblo saya biar tidak meronta, Pak. Jangan sampai saya khilaf melakukan one night stand dengan gadis sembarangan, hanya karena tidak tahan dengan kemesraan kalian," jawab Danny cepat tanpa menoleh ke arah Devan dan langsung keluar dari ruangan.Devan
"Jadi, kamu sudah balik rumah? Baguslah!" Evangeline bertemu Milea.Milea menghubungi Evangeline sehari setelah diculik oleh Jordan, berniat memberitahu tentang kabar baik yang datang pada keluarganya."Ya, itu juga karena Jordan yang menculikku dulu. Kalau tidak, mungkin aku akan pulang setelah Ica ultah," ujar Milea.Evangeline menyesap kopi yang dipesan seraya mendengarkan penjelasan Milea, lantas kembali menatap wajah teman yang terlihat begitu bahagia."Kalian ini ada-ada aja, masa ya pakai acara culik menculik," seloroh Evangeline dengan tawa kecil.Milea ikut tertawa kecil, lantas menatap Evangeline penuh kebahagiaan."Angel, aku sedang mengandung," ucap Milea tiba-tiba.Evangeline yang sedang mengunyah kentang goreng langsung tersedak hingga terbatuk, kemudian memilih menelan potongan kentang yang masih kasar."Serius?" tanya Evangeline dengan rasa tidak percaya tapi bahagia.Milea mengangguk kecil dengan seutas
Siang itu, Evangeline minta izin pada Devan untuk pergi ke luar, dirinya hendak mencarikan kado buat Angel kecil.Evangeline berjalan di sebuah pusat perbelanjaan. Matanya sedang mencari sesuatu yang bagus untuk dihadiahkan. Hingga Evangeline melihat toko aksesoris anak-anak, dan berniat ke sana. Ketika Evangeline hendak melangkah masuk ke toko, seorang wanita paruh baya menabrak dirinya, membuat barang bawaan wanita paruh baya itu jatuh."Maaf, Nyonya." Evangeline ikut berjongkok, memunguti barang belanjaan wanita tadi yang ternyata isinya kebanyakan adalah kaleng bir.Wanita tadi menatap Evangeline yang tengah sibuk memungut barang bawaannya, lalu mengalihkan tatapan ketika Evangeline berbalik menatap padanya."Maaf, saya tidak sengaja menabrak," ucap Evangeline sekali lagi, mengulas senyum seraya menyodorkan belanjaan wanita itu."Tidak apa, terima kasih sudah membantu." Wanita itu memberi tatapan berbeda kepada Evangeline.Evangeline sed
Evangeline sudah selesai berganti pakaian, hari ini dia dan Devan akan menghadiri acara ulangtahun Angel yang diadakan di rumah. "Van, kamu belum selesai?" tanya Evangeline berteriak ke arah kamar ganti. Evangeline sibuk merapikan tepian ujung gaun agar tidak kusut. "Sudah, kamu ini tidak sabaran sekali!" Devan keluar dengan setelan jas sederhana karena pesta itu diadakan kecil-kecilan. Evangeline menatap pada Devan, lantas mendekat dan membetulkan dasi pria itu. "Memasang dasi saja tidak rapi," ucap Evangeline. "Sengaja!" balas Devan. Evangeline mengernyitkan dahi mendengar kata Devan. "Apanya sengaja, hah?" Wanita itu memukul dada Devan. "Sengaja, biar kamu memberi perhatian lalu merapikan," ujar Devan yang kemudian mengecup pipi Evangeline. "Dasar!" gerutu Evangeline seraya tersenyum kecil. Mereka pun pergi ke rumah Jordan, agar tidak terlambat. - - Pesta untuk Angel sederhana
Setelah hari ulangtahun Angel kecil. Devan dan Evangeline akan bersiap pergi ke Philadelphia untuk melakukan perjalanan bisnis. Keduanya juga berencana liburan selama beberapa hari di sana."Kamu beneran tidak apa-apa ikut ke sana?" tanya Devan yang tiba-tiba ragu kalau Evangeline ikut.Evangeline yang tengah mengecek barang yang dibawa langsung menoleh, tersenyum kecil ke arah pria yang sudah menjadi belahan jiwanya itu."Ada kamu, kenapa aku harus ragu?" Evengeline mendekat, sebelum akhirnya merangkulkan kedua lengan di leher Devan.Devan memegang pinggang Evangeline, menatap manik mata istri yang terlihat bersinar indah."Aku hanya takut kamu tidak nyaman," ujar Devan.Evangeline lagi-lagi mengulas senyum, hingga akhirnya menyentuhkan kedua kening mereka."Aku akan selalu merasa nyaman jika ada kamu di sisiku," balas Evangeline yang kemudian menyentuhkan permukaan bibir mereka.Devan membalas ciuman Evangeline, melumat dan m