Milea menatap Jordan yang masih bercerita, jemarinya mengusap buliran kristal bening yang luruh di wajah sang suami. Hanya tidak menyangka jika perjuangan cinta suami dengan mendiang istri sangat memilukan meski sempat diiringi kebahagiaan.
"Pertama kali aku melihat Angel, matanya saat itu masih terpejam, jemarinya begitu mungil. Aku tidak menyangka bisa mendapatkan putri secantik itu," ucap Jordan mengakhiri cerita.
"Ya, dia sangat manis dan lucu. Aku saja sangat bangga mendapat putri tiri seperti dia, hingga membuatku merasa kalau dia bukan anak tiri tapi anak kandungku," ujar Milea masih terus menyeka air mata Jordan. "Lalu, bagaimana dia meninggal?" tanya Milea yang ingin mengetahui semuanya.
Jordan menarik napas panjang dan menghela perlahan, seakan sedang menahan sesuatu yang menekan rongga dada.
"Di-dia mengalami pendarahan karena komplikasi sesaat setelah melahirkan, bahkan dokter tidak bisa menolongnya," jawab Jordan.
Jordan terisak, mengi
Evangeline membawa cangkir berisi kopi untuk Devan lantas meletakkan ke meja. Evangeline pun duduk di sebelah Devan yang sedang fokus dengan pekerjaannya."Mau aku bantu?" tanya Evangeline, jemarinya menyisir rambut Devan."Tidak usah, tidurlah sudah malam," jawab Devan yang kemudian mengecup sekilas pipi Evangeline sebelum akhirnya kembali fokus pada berkas di tangannya.Evangeline mengulas senyum, menatap wajah Devan yang sedang begitu serius membaca berkas. Hingga dirinya teringat akan perbincangannya dengan Milea dan hendak membahasnya dengan Devan."Van, boleh aku tanya sesuatu," ucap Evangeline, dengan manjanya wanita itu menyandarkan dagu ke pundak Devan."Tanya apa?" Devan tidak menoleh pada Evangeline, hanya melirik sekilas ketika istri menyandar padanya."Apa kamu merasa iri pada Radhika?" tanya Evangeline sedikit takut tapi penasaran.Devan menghentikan pergerakan tangannya, lantas menoleh pada Evangeline hingga membuat wan
Jordan menemui Evangeline dam Devan setelah sebelumnya pergi ke rumah Sonia. Bukannya diberi tahu ke mana Milea, Sonia malah marah-marah dan menyalahkan Jordan yang sudah membuat Milea kesal. Pagi tadi Milea menjemput Angel untuk mengantar ke sekolah, lalu meminta izin pada Sonia untuk mengajak Angel bersamanya beberapa malam. Sonia awalnya terkejut dan penasaran kenapa Milea tiba-tiba mau membawa Angel, hingga istri Jordan itu menangis dan mengatakan sedang marah kepada Jordan yang sudah mabuk dan tidak mempedulikannya."Aku harus gimana? Bantuin, Milea benar-benar marah padaku," pinta Jordan memelas. Jordan sempat datang ke rumah orangtua Milea, tapi Naya mengatakan kalau Milea tidak mau ketemu sama siapa pun, bahkan tidak mau menemui Jordan.Evangeline dan Devan duduk di sofa yang berhadapan dengan Jordan di ruang kerja Devan, lantas keduanya saling tatap sebelum akhirnya menatap Jordan."Apa kamu tahu kalau Milea sebenarnya sedang merasa tidak percaya diri?"
Milea menceritakan kejadian malam tadi, ketika dirinya sedang menunggu Jordan pulang sampai ketiduran."Halo." Milea begitu terkejut ketika mendengar suara dari seberang panggilan, hingga kemudian tampak terburu-buru mengambil kunci mobil.Milea pergi ke sebuah klub malam, kepalanya terasa mendidih ketika mendengar kalau Jordan mabuk berat. Lebih kesal lagi ketika mendengar suara perempuan dari seberang panggilan tadi."Awas saja kamu, Jordan! Jika benar-berani main perempuan, aku cincang kamu!" umpat Milea yang sedang berjalan cepat masuk ke klub malam.Milea mengedarkan pandangan, karena cahaya yang remang membuat Milea kesusahan mencari di mana sang suami. Hingga ketika menoleh ke arah bar, Milea melihat Jordan yang menyandarkan kepala di meja bar, dengan cepat wanita itu menyusul untuk melihat keadaan suami."Anda istri tuan ini?" tanya seorang wanita berpakain seksi yang duduk di kursi sebelah Jordan."Ya!" jawab Milea ketus, memberi ta
"Aduh!" Jordan memekik ketika Devan memukul kepalanya, pria itu menatap wajah Devan yang terlihat begitu marah.Setelah menemui dan membujuk Milea meski tidak berhasil, Evangeline menemui Jordan dan Devan yang menunggu di sebuah kafe. Bukannya Jordan tak ingin ikut ke rumah Milea, tapi ancaman sang istri kepada satpam rumah, membuat Jordan memilih bersabar menunggu Milea sendiri yang mau menemuinya. 'Ingat, jangan sampai Jordan menginjakkan kaki di sini, atau aku lompat dari balkon kamar.' Itu adalah ancaman Milea yang membuat Jordan mengurungkan niat untuk memaksa bertempu.Evangeline menceritakan keluh kesah Milea, hingga membuat Devan marah dan menyesal telah membantu Jordan karena mantan adik iparnya itu yang salah. Jordan sendiri merasa menyesal, bukan maksud hatinya seperti itu, hingga dirinya benar-benar bingung harus bagaimana menghadapi dan meminta maaf pada Milea."Makanya, jangan mabuk saat pikiran kalut, terlebih ketika masalahnya tentang cinta. Kala
Jordan membawa Milea pulang, apa pun yang terjadi ingin agar bisa bicara dan masalah mereka selesai. Jordan terlalu merasa bersalah, terlebih sadar kalau selama ini Milea sangat mencintainya, bagaimana bisa dirinya bisa terkesan membandingkan Milea dengan Diana. Jelas sangat tidak akan sama."Jordan!" teriak Milea karena pria itu masih membopongnya dengan cara dipikul ke atas pundak—terlalu.Para pelayan rumah terbengong melihat majikannya pulang dan membawa sang istri dengan cara seperti itu, terlebih karena Milea terus berteriak dan memukul punggung Jordan."Apa, Mil? Aku mau kita bicara," sahut Jordan tanpa dosa."Nggak! Aku masih marah denganmu!" tolak Milea mencoba meronta."Mil, kalau kamu gerak terus, nanti kita jatuh bersamaan," ucap Jordan ketika menaiki anak tangga.Sadar akan posisi di mana mereka sekarang, membuat Milea memilih diam sesaat. Jordan tersenyum kecil ketika Milea diam, sehingga dirinya bisa membawa sang istri m
Danny menggerutu berulang kali, semenjak Evangeline balik ke kantor, kini jiwanya yang jomblo harus merana. Bagaimana tidak? Devan tidak tahu tempat ketika merayu Evangeline, membuat Danny sampai-sampai harus mengalah pergi dari ruangan dari pada harus melihat kemesraan atasan dan sekretaris itu."Pak, izin keluar!" Pamit Danny dengan suara lantang, bahkan pemuda itu sudah berdiri dan bersiap pergi.Hal ini dilakukan karena Devan terus menatap pada Evangeline yang sedang meminta tandatangan, sangat berlebihan bagi Danny ketika Devan mengumbar rasa cintaya di kantor-menyiksa jomblo."Eh, mau ke mana?" tanya Devan ketika melihat yang berjalan menuju pintu meski dirinya belum memberi izin."Membujuk jiwa jomblo saya biar tidak meronta, Pak. Jangan sampai saya khilaf melakukan one night stand dengan gadis sembarangan, hanya karena tidak tahan dengan kemesraan kalian," jawab Danny cepat tanpa menoleh ke arah Devan dan langsung keluar dari ruangan.Devan
"Jadi, kamu sudah balik rumah? Baguslah!" Evangeline bertemu Milea.Milea menghubungi Evangeline sehari setelah diculik oleh Jordan, berniat memberitahu tentang kabar baik yang datang pada keluarganya."Ya, itu juga karena Jordan yang menculikku dulu. Kalau tidak, mungkin aku akan pulang setelah Ica ultah," ujar Milea.Evangeline menyesap kopi yang dipesan seraya mendengarkan penjelasan Milea, lantas kembali menatap wajah teman yang terlihat begitu bahagia."Kalian ini ada-ada aja, masa ya pakai acara culik menculik," seloroh Evangeline dengan tawa kecil.Milea ikut tertawa kecil, lantas menatap Evangeline penuh kebahagiaan."Angel, aku sedang mengandung," ucap Milea tiba-tiba.Evangeline yang sedang mengunyah kentang goreng langsung tersedak hingga terbatuk, kemudian memilih menelan potongan kentang yang masih kasar."Serius?" tanya Evangeline dengan rasa tidak percaya tapi bahagia.Milea mengangguk kecil dengan seutas
Siang itu, Evangeline minta izin pada Devan untuk pergi ke luar, dirinya hendak mencarikan kado buat Angel kecil.Evangeline berjalan di sebuah pusat perbelanjaan. Matanya sedang mencari sesuatu yang bagus untuk dihadiahkan. Hingga Evangeline melihat toko aksesoris anak-anak, dan berniat ke sana. Ketika Evangeline hendak melangkah masuk ke toko, seorang wanita paruh baya menabrak dirinya, membuat barang bawaan wanita paruh baya itu jatuh."Maaf, Nyonya." Evangeline ikut berjongkok, memunguti barang belanjaan wanita tadi yang ternyata isinya kebanyakan adalah kaleng bir.Wanita tadi menatap Evangeline yang tengah sibuk memungut barang bawaannya, lalu mengalihkan tatapan ketika Evangeline berbalik menatap padanya."Maaf, saya tidak sengaja menabrak," ucap Evangeline sekali lagi, mengulas senyum seraya menyodorkan belanjaan wanita itu."Tidak apa, terima kasih sudah membantu." Wanita itu memberi tatapan berbeda kepada Evangeline.Evangeline sed